Thursday, 29 January 2015
Kegilaan Agnes 1
Hari itu latihan rutin, Agnes dan 10 penari latar prianya sedang melakukan
latihan rutin menjelang sow di tv.
Agnes yang bergairah dan muda, enerjik dan cantik, meliuk-liuk merangsang
birahi, dan ia bukannya tidak tahu itu.
‘Ok guys, take five’ serunya. Dan ditengah istirahat itu Agnes berseru
‘Thank you guys karena sudah Bantu aku…. Sekarang biar aku hibur kalian’.
Sambil itu Agnes memutar house music dan ia mulai menari erotis.
Para penari latarnya ternganga melihat Agnes yang bergerak liar dan mulai
striptease.
Gerakannya benar-benar memancing birahi, tanpa disadari mereka mulai
menggesek penis mereka.
Satu persatu pakaian Agnes terlepas sehingga bugil total di hadapan
mereka, Agnes sama sekali tidak merasa malu bahkan ia semakin berani. Ia
mendekati penarinya yang mulai horny dan menggesekkan tubuhnya di dada
bidang mereka serta menggesek penis mereka.
Lalu ia mundur sedikit dan berkata ‘Do you guys wanna fuck me or what’
Tanpa dikomando lagi para penari melepas pakaian mereka hingga bugil,
mereka serempak menggerayangi tubuh montok Agnes, dan mereka mulai berani
melakukan French kiss karena memang Agnes yang memulainya.
Agnes tanpa jengah menghisapi penis mereka satu persatu dan mengocok penis
lainnya dan ia tanpa segan mengisap sperma yang muntah di mulutnya.
Lalu Agnes merebahkan dirinya, ia mengangkankan kakinya dan berkata ‘who
wanna be the first?’
Maka Andre, penari latarnya yang paling oke maju, ia meletakkan kepalanya
di vagina Agnes yang berbulu halus dan terawat rapih dan dengan rakus
menjilati, mecium dan mengisapinya. Agnes merasakan sensasi yang sangat
tinggi terlebih dengan gerakan erotis yang tadi dilakukannya, ia tidak
tahan lagi dan melenguh keras seiring orgasmenya. Andre lalu mengarahkan
penisnya ke vagina Agnes yang sudah basah dan dengan sekali entak
menerobosnya.
Agnes berteriak tertahan namun segera mneggoyangkan pinggulnya seiring
kenikmatan yang dirasakannya.
Tak lama dirasakannya Andre sudah akan orgasme, ia sengaja menahan pinggul
andre yang keheranan dan akhirnya memuntahkan sperma di dalam rahim Agnes.
‘Don’t worry’ ujar Agnes sambil tersenyum nakal dan ia melirik ke belakan
bahu Andre
Darren segera maju menggantikan Andre, ia mengangkat kaki Agnes ke bahunya
dan menghujamkan penisnya, ia sangat bernafsu karena tak pernah dalam
mimpinya ia menyetubuhi Agnes yang selama ini memang menjadi objek
masturbasinya, hujaman demi hujaman sampai ia tidak kuat lagi dan
menembakkan lahar putihnya di dalam vagina Agnes.
Waren segera menyusul, menunggingkan Agnes dan menghujam vaginanya doggy
style, tangannya meremas payudara Agnes memilin-milin putingnya. Perlakuan
ini membuat Agnes tidak tahan dan kembali orgasme.
Adi yang tidak tahan menunggu giliran menjambak rambut Agnes hingga
terdongak dan melesakkan penisnya ke dalam mulut Agnes hingga ke
tenggorokannya.
Agnes melayani itu semua, ia tidak menahan Adi untuk tidak merejok
penisnya sedalam itu, bahkan Agnes mengeluarkan kemampuan deep throat nya
untuk memuaskan Adi, dan tak lama kemudian mereka ejakulasi bersamaan.
Dony menghampiri Agnes yang masih tetap dalam posisi nungging menantikan
serangan berikutnya. Ia melihat cairan sperma yang mengalir dari
selangkangan Agnes bercampur dengan cairan kewanitaan Agnes sendiri.
Ia mendekati Agnes dan membisikkan sesuatu
Agnes tersenyum liar dan berbisik lirih ‘Go ahead darling, just be gentle,
it’s my first and you had such a long dick’
Kemudian Dony memasukkan kepala pensnya ke vagina Agnes yang sudah sangat
becek, lalu perlahan ia mengarahkan penisnya ke lubang pantat Agnes,
rekan-rekannya terkesima dan perlahan dengan halus penis itu dilesakkan ke
dalam pantat Agnes sampai amblas semuanya.
Agnes sedikit menggelinjang menahan sakit bercampur nikmat, sekarang tidak
ada lagi lubangnya yang perawan but she doesn’t give a damn, aku cuma
ingin sex.
Setelah yakin Agnes sudah siap, secara perlahan namun pasti Dony mengaduk
pantat Agnes yang montok itu,walau masih agak seret, Agnes mulai bisa
menikmati dan mulai bergerak liar membuat dony kewalahan dan akhirnya
orgasme berbarengan dengan Agnes.
Tiga penari lainnya yang sudah tidak tahan maju berbarengan mengeroyaok
Agnes.
Agnes didudukkan di atas penis seorang, disodomi yang lain dan men deep
throath penis ketiga.
Agnes benar-benar kewalahan dibuatnya apalagi mereka melakukan rotasi
sehingga masing masing merasakan nikmatnya vagina, anus dan mulut Agnes,
dan yang membuat mereka makin bernafsu karena Agnes sama sekali tidak
menunjukkan kalau ia jijik bahkan dengan semangat mengisapi penis mereka,
dan tanpa dikomando mereka orgasme ditiga liang kenikmatan Agnes
Dua penari yang tersisia mengangkat Agnes, dan menyadwichnya sambil
berdiri, Agnes yang berbadan montok dan mungil, tergantung di antara
mereka berdua, kakinya tidak menyentuh lantai. Hal ini membuat Agnes makin
melayang karena penis mereka menyodok tempat terdalam di anus dan
vaginanya.
Penari yang menyodomi anus Agnes ingin bertukar tempat namun ditolak,
hampir terjadi keributan bila Agnes tidak melerai dengan berkata ‘jangan
rebutan sayang, lubangku cukup untuk kalian berdua.
Peanri yang dibelakang mulanya ragu, namun kemudian memasukkan penisnya
dengan hati-hati supaya tidak merobek vagina Agnes. Agnes menggelinjang
kenikmatan, ia merasa vaginanya penuh seperti ada baseball batt di
vaginanya, Agnes orgasme dengan hebat menikmati tiap entakan dan sensasi
yang dirasakannya, ia orgasme berkepanjangan sampai akhirnya kedua penari
itu orgasme di dalam rahim Agnes.
Dan mereka mengulanginya lagi dan lagi sampai semuanya kelelahan dan
tertidur Agnes dalam posisi mengangkang terlentang di atas tubuh penari
yang menyodominya, seorang teerkulai dengan penis di vagina Agnes, satu
dimulutnua dan dua tanganya menggengam penis, yang lima lagi sudah
berceceran entah dibagian mana tubuh Agnes.
Dan mereka baru bisa bangun setelah larut malam.
Agnes melihat penarinya yang terpuaskan, puas karena telah meniduri sang
primadona, dan ia juga terpuaskan dengan amat sangat, gairah sexnya
mengalir deras bagai air bah.
Dan dengan kerlingan nakal sebelum mereka berpisah ia berkata
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment