Sementara itu di toilet sekolah yang terletak paling ujung nampak pemandangan yang sangat menggugah hasrat. Dimana seorang laki-laki muda dengan masih menggunakan seragam SMA tengah meringis-ringis menahan kenikmatan. Celana seragam abu-abunya telah melorot sampai mata kaki, dan dibawahnya terlihat seorang guru cantik berkacamata tengah berjongkok mengulum kemaluan laki-laki tersebut yang lumayan besar untuk anak seusianya.
"Heeeehhhh...bu Ernita, sepongan ibu enak bangettt" ucap anak laki-laki itu sambil meringis menahan nikmat.
Ya, ternyata yang tengah mengulum kemaluan itu adalah bu Ernita sang guru bahasa Inggris yang alim namun kini sudah ketagihan kemaluan laki-laki, dan anak laki-laki yang beruntung itu tak lain dan tak bukan adalah Rizal Ferianto anak kelas 2 di SMA tersebut yang tadi pagi memergoki bu Ernita tengah berasyik masyuk dengan pak Risman di ruang kepala sekolah. Rupanya Rizal telah berhasil membuat bu Ernita bertekuk lutut dengan bermodalkan foto-foto mesumnya bersama kepala sekolah tadi pagi.
"Oh bu Ernita...ibu doyan kontol ya" tanya Rizal terhadap guru bahasa Inggrisnya tersebut tak sopan.
Mendengar pertanyaan tersebut bu Ernita semakin memperhebat kulumannya. Lidahnya yang lembut ia sapukan pada lubang kencing muridnya, ia sedot lubang kencing tersebut hingga membuat muridnya tak bisa menahan kenikmatan dan memuntahkan spermanya di mulut bu Ernita yang dengan lahap melumat dan menelan sperma milik anak laki-laki itu.
"Hmmm...nikmat sekali sperma anak ini..bisa jadi obat awet muda nih hihi" pikir bu Ernita dengan tersenyum geli.
"Bu, nanti lagi ya" ucap Rizal ketika selesai merapikan kembali pakaiannya bertepatan dengan bunyi bel tanda waktu istirahat telah habis.
Bu Ernita hanya tersenyum menanggapi ucapan muridnya itu dan dengan hati-hati keluar dari toilet tersebut. Ketika bu Ernita tengah berjalan menuju kelas HP-nya bergetar tanda ada pesan masuk, lalu dia membuka pesan tersebut yang ternyata dari pak Risman.
"Bu Ernita saya tunggu sepulang sekolah di ruangan saya, ada kejutan buat ibu" itulah pesan yang diterima bu Ernita dari pak Risman.
Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat. Bel tanda bubaran sekolah telah berbunyi. Di ruang guru tampak bu Astri sedang merenung.
"Belum pulang bu?" Seseorang mengagetkan lamunan bu Astri.
"Eh bu Ernita..iya bu bentar lagi" jawabnya,
"bu Ernita sendiri kenapa belum pulang?" Bu Astri balik bertanya.
"Saya belum bisa pulang bu..pak Risman manggil saya" jawab bu Ernita dengan senyum penuh arti.
Akhirnya kedua guru cantik itu terlibat perbincangan yang sangat serius mengenai perlakuan pak Risman terhadap mereka berdua. Bu Ernita menceritakan bagaimana awalnya dia merasa jijik terhadap laki-laki itu namun pada akhirnya takluk pada kenikmatan dan keperkasaan pak Risman, bahkan kini ia mulai ketagihan kemaluan pria. Bu Ernita mengakui kini ia tak keberatan melayani pria manapun asalkan ia mendapat kepuasan.
Mendengarkan cerita bu Ernita, darah mulai berdesir di tubuh bu Astri, kemaluannya mulai basah, nafsunya mulai naik. Ia menjadi penasaran akan rasa dari kemaluan pak Risman yang diceritakan bu Ernita, apalagi sampai sekarang bu Astri tidak pernah merasakan kenikmatan dari persetubuhannya dengan suaminya yang menurutnya loyo.
"Bu Ernita, boleh saya ikut?" Ungkap bu Astri memohon pada bu Ernita karena sudah mulai tak tahan menahan nafsunya.
"Dengan senang hati bu" dengan senyum riang bu Ernita menjawab permintaan rekan gurunya tersebut dan menggandeng tangan bu Astri untuk bergegas menuju ruangan pak Risman.
Ketika mulai melangkah keluar ruang guru, disana sudah nampak Rizal tengah menunggu bu Ernita. Agak kaget juga mereka melihat Rizal yang cengengesan. Namun pikiran bu Ernita bekerja dengan cepat. Ia dengan berbisik-bisik kepada bu Astri menceritakan kejadian tadi di jam istirahat di toilet bersama muridnya itu. Ide untuk melakukan hal gila pun terbersit dipikiran bu Ernita yang ia ungkapkan kepada bu Astri. Lalu keduanya tersenyum saling memandang dan mengangguk bersamaan. Bu Ernita menggandeng tangan Rizal yang tentu saja hanya bisa mengikuti langkah terburu-buru kedua gurunya tersebut tanpa tahu maksud dari apa yang mereka bicarakan. Sesampai di depan ruang kepala sekolah, bu Ernita masuk terlebih dahulu. Alangkah kagetnya ia karena di ruangan tersebut pak Risman tidak sendiri, disana telah hadir mang Yono. Namun bu Ernita berusaha untuk tenang menghadapi dua predator yang akan memangsa tubuh semoknya ini. Pak Risman mulai menghampiri bu Ernita, akan tetapi langkahnya terhenti.
"Tunggu pak..bukan cuma bapak yang punya kejutan buat saya...tapi saya juga punya kejutan untuk bapak".
Dengan senyum nakal dan kerling mata binal bu Ernita membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan kedua orang yang tengah menunggu di luar ruangan tersebut untuk masuk. Alangkah kagetnya pak Risman dan mang Yono ketika melihat kedua orang itu masuk. Bu Astri tampak berjalan dengan anggun dan senyum malu-malu, sementara Rizal cuma cengangas-cengenges sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Bu Astri yang sudah terpancing nafsunya oleh cerita bu Ernita langsung menghampiri pak Risman. Tangan kirinya merangkul leher pak Risman dan tangan kanannya mulai mengelus-ngelus kemaluan pak Risman yang mulai membengkak di dalam celana kerjanya. Lalu dengan senyum menantang ia pun berbisik,
"bisa kita mulai sekarang pak Risman?".
Dengan senyum memuakan pak Risman mengangguk dan membawa wanita itu ke sofa yang berada di tengah-tengah ruangan. Beberapa saat kemudian mereka sudah terlibat percumbuan hebat di atas sofa. Tak segan-segan pak Risman memagut bibir ranum wanita cantik berambut pendek itu, bahkan tangannya pun tak henti-hentinya bergerilya di tubuh sintal bu Astri. Remasan-remasan di payudara kiri dan kanan tak terelakan. Bahkan entah siapa yang memulai duluan kini mereka malah sudah saling menelanjangi. Bersamaan dengan itu bu Ernita lebih memilih daun mudanya untuk dicumbui. Ia memagut bibir sang murid dengan ganasnya dan penuh nafsu. Rizal yang tak mau kalah langsung meremas bokong gurunya itu dengan keras. Apalagi ketika ia melihat guru favoritnya yakni bu Astri sudah bertelanjang bulat bersama pak Risman, rasa cemburunya mulai timbul dan ia lampiaskan rasa itu terhadap bu Ernita yang nampak senang digumuli muridnya. Melihat kejadian itu mang Yono malah melongo tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sampai ketika bu Ernita dengan binal memanggilnya.
"Mang Yoonoo...ko malah nonton..sini dong".
Seperti kerbau dicucuk hidung mang Yono menghampiri bu Ernita yang tengah asik mencumbu Rizal dalam posisi berdiri. Ia langsung memeluk tubuh bu Ernita dari belakang, tangannya merayap ke depan dan meremas payudara bu Ernita yang melenguh keenakan. Sementara itu di atas sofa bu Astri tengah mengangkang, vaginanya yang putih bersih tengah dijilati pak Risman. Lenguhan, desahan dan erangan nikmat keluar dari mulutnya yang menganga setiap kali pak Risman menyedot vagina merahnya. Hingga akhirnya gelombang orgasmenya pun tiba. Cairan putih kental menyembur dari kemaluan bu Astri hingga mulut kepala sekolahnya itupun belepotan oleh cairan itu. Di tempat yang tak jauh dari situ bu Ernita tengah mengerang di atas tubuh Rizal yang terlentang di lantai. Matanya mendelik-delik, mulutnya dipenuhi kemaluan besar mang Yono. Dengan lenguhan panjang orgasmenya pun tiba. Tubuhnya melengkung bak busur panah, badannya bergetar. Mang Yono tak ingin membuang waktu, ia langsung mengambil posisi di belakang bu Ernita, mencengkram pantanya dan meludahi lubang anus bu Ernita. Sadar akan hal itu bu Ernita bukannya menghindar, ia malah menggunakan tangannya sendiri untuk menunjukan lubang anusnya kepada mang Yono.
"Inih mang...oooh...ayoh kontolllin anus saya" racau bu Ernita menggoda.
Diiringi lenguhan memilukan akhirnya kemaluan mang Yono amblas di lubang anus bu Ernita. Dengan tak memberi kesempatan mang Yono langsung menggenjot keluar masuk kemaluan besarnya dengan ganas sehingga bu Ernita hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa mengeluarkan suara. Sementara itu, semenjak jebolnya anus bu Ernita oleh kemaluan mang Yono, Rizal merasa vagina bu Ernita semakin menggigit yang membuat dirinya tak kuat untuk tak menyemburkan spermanya.
Mang Yono |
Setelah orgasme Rizal mereda, mang Yono menggirng bu Ernita menuju sofa, dimana terdapat bu Astri yang tengah didoggy pak Risman. Akhirnya mereka seperti berlomba menghantam pantat lawan mainnya dimana yang satu mencoblos vagina, dan yang satunya mencoblos anus.
"Oooh..bu..er..nih..tah..ohhh..enak..kontol..p ak Risss..man..ennak..haaah" racau terputus-putus bu Astri seolah ingin memamerkan kenikmatan yang ia dapat dari kemaluan yang bersarang di vaginanya terhadap temannya sesama pengajar itu, namun bu Ernita tak bergeming mendengar racauan bu Astri.
Matanya terpejam, mulutnya menganga seolah-olah tengah meresapi kebrutalan mang Yono menghujamkan kemaluannya di anus perawan miliknya. Hingga beberapa menit kemudian bu Ernita berkelojotan. Dari vaginanya mengucur cairan orgasme yang sangat banyak. Mang Yono pun menghentikan genjotannya. Bu Ernita ambruk di atas sofa ketika mang Yono mencabut kemaluan dari anusnya. Ia sangat lemas tak bertenaga, tulang-tulangnya seperti dilolosi. Hanya deru nafas yang terdengar memburu dari bibirnya.
"Bu Ernita yang binal sudah K.O pak" Ucap mang Yono kepada pak Risman dan mereka pun tertawa terbahak-bahak menjijikan. Mendengar ucapan itu bu Ernita tampak menyunggingkan bibirnya walaupun dengan mata terpejam dia bangga bisa mendapatkan kepuasan dari persetubuhan itu.
Bu Astri yang melihat bu Ernita tak berdaya mulai iri dengan keadaan temannya itu. Ia juga menginginkan hal yang sama yakni mendapatkan kepuasan yang maksimal. Lalu dengan nada menggoda dia menoleh ke arah mang Yono,
"mang...entot Astri juga dong".
Mang Yono yang kaget langsung berpandangan dengan pak Risman dan tertawa.
"Hahahaha...Emangnya bu Astri mau dikontolin juga boolnya?" tanya mang Yono yang dijawab bu Astri dengan anggukan sambil menggigit ujung jari telunjuk tangan kirinya pertanda dia sangat menginginkannya.
Lalu pak Risman mengatur posisi mereka bertiga, mang Yono kini ditunggangi bu Astri yang merelakan vagina legitnya melahap kemaluan mang Yono. Ketika pak Risman berusaha memasukan kemaluannya ke dalam lubang anus bu Astri, maka tak terelakan lagi jeritan, lenguhan bahkan tangisan pilu tanda kesakitan membahana di ruangan itu. Namun selang beberapa menit semuanya sekan berubah 360 derajat. Kini bu Astri tampak menikmati kedua lubangnya dinikmati dua pria berkemaluan besar. Bahkan ketika Rizal menghampirinya ia tak segan untuk menikmati kemaluan murid laki-lakinya itu dengan mulutnya. Persetubuhan itu terus berlanjut, bu Astri akhirnya menjadi korban kedua kepala sekolah mesum itu. Mereka baru menghentikan persetubuhan itu setelah bu Astri pingsan kelelahan. Namun walaupun dalam keadaan pingsan, senyum kepuasan nampak tersungging dari bibir bu Astri.
Pak Risman Kusbiantoro |
"Tinggal melanjutkan apa yang sudah aku mulai" pikirnya. Kini rencana untuk menaklukan guru-guru yang lain mulai dia pikirkan, "siapa selanjutnya" itulah yang terlintas dalam benaknya saat itu. "bu Linda atau bu Indah?".
Keduanya sama-sama menggiurkan untuk dijamah. Senjata di selangkangannya mulai mengeras tanda birahinya sudah naik ketika memikirkan guru-guru perempuan nan cantik dan sexy di sekolah yang dia pimpin itu. Lalu dia mulai melihat-lihat jadwal mengajar para guru yang tampil di layar komputer di meja kerjanya.
"Hmmm...tampaknya aku harus menuntaskan hajatku dulu" sambil tersenyum kepala sekolah itu mengambil blackberry dari saku celananya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.
"Drrt...drrt.." Handphone bu Astri bergetar tanda ada pesan yang masuk. Setelah ia membaca pesan itu ia kelihatan tersenyum penuh arti. "Baik anak-anak, sekian dulu pelajaran dari ibu hari ini...jangan lupa PR kalian besok dikumpulkan di meja ibu ya" ucap bu Astri yang saat itu menyudahi jam pelajarannya dan dijawab serempak oleh semua murid di kelas itu. Bu Astri lalu meninggalkan kelas tersebut dan menuju ruang guru.
"Huh...dasar kepala sekolah mesum,tau aja kalau aku ada jam kosong" begitulah yang ada dipikiran bu Astri saat itu.
Ruang guru nampak lengang ketika bu Astri datang, hanya ada beberapa guru di sana termasuk bu Linda yang saat itu tengah mengoreksi hasil ulangan murid-muridnya.
"Eh bu Astri,selamat pagi...cantik bener bu" sapa bu Linda basa-basi. Tapi memang hari itu bu Astri nampak cantik sekali dengan seragam batik berwarna biru dan rok selutut warna biru tua yang selaras dengan baju yang ia pakai.
"Ah bu Linda bisa aja" sahut bu Astri dengan senyum khas yang menghias wajahnya.
"Loh...mau kemana lagi bu?" Sahut bu Linda yang melihat bu Astri akan keluar ruangan tersebut setelah terlebih dahulu menyimpan tas dan buku-buku yang ia bawa.
"Eh..ini..anu bu mau ke ruangan pak Risman..tadi dia manggil saya katanya ada yang mau dibicarakan" jawab bu Astri tergagap menjawab pertanyaan bu Linda.
"Oooh.." Jawab bu Linda singkat sambil mengernyitkan dahinya. Terlintas kecurigaan dipikiran bu Linda, " ada apa ya ko akhir-akhir ini pak Risman sering sekali memanggil bu Ernita sama bu Astri?"
Bu Astri |
Jam menunjukan pukul 09.00 saat bu Astri mengetuk ruang kepala sekolah. Tak lama kemudian pintu ruangan itu dibuka, dari dalam nampak seorang laki-laki buncit dengan baju kemeja yang kancingnya sudah terbuka semuanya tersenyum menjijikan.
"Oh bu Astri...mari masuk cantik..baru aja kita mau mulai" ucap laki-laki itu mempersilahkan bu Astri. Nampak di dalam ruangan itu bu Ernita tengah duduk di atas sofa dengan menumpangkan kaki kiri di atas kaki kanannya menunjukan keindahan pahanya yang jenjang dan mulus. Dagunya ditopang tangan kanannya yang bersandar di sandaran sofa tersebut. Bu Ernita tampak melambaikan tangan menyapa bu Astri yang baru saja datang.
"Hai bu Astri...mari sini bu...pak Risman dari tadi katanya gak sabar nunggu ibu" ucap bu Ernita dengan senyum genit dan mata melirik pak Risman.
"Ah..bu Ernita ini bisa aja..kan udah ada ibu yang goyangannya lebih mantap dari saya" jawab bu Astri dengan kerling mata yang tak kalah genitnya dari bu Ernita.
"Gak tau ni bu, kepala sekolah kita ini maunya aneh-aneh deh" lanjut bu Ernita sambil memajukan bibir ranumnya yang disambut oleh gelak tawa pak Risman yang menjijikan.
"Tapi biarpun aneh kalian doyan kan sama kontol saya" tanya pak Risman kepada keduanya yang dijawab dengan anggukan serempak keduanya. "Abisnya kontol bapak gede sih...memek saya jadi nyutnyutan.." Ucap bu Astri dengan tawa renyahnya.
"Iya pak...ni di memek saya aja masih berasa" timpal bu Ernita sambil mengelus-ngelus vaginanya dari belakang dengan tangan kirinya.
Terdengar sekali percakapan mereka bertiga sudah menjurus ke hal-hal yang tidak lazim dilakukan oleh guru dan kepala sekolah, dan tanpa mereka sadari diluar ruangan itu tampak seseorang sedang mengintip dan menguping percakapan mereka. Rupanya bu Linda yang mencurigai ada hal yang ganjil di ruangan kepala sekolah tersebut tadi mengikuti bu Astri. Tengah asik-asiknya mengintip terasa ada yang menepuk pundak bu Linda. Dengan kaget ia menoleh ke arah orang yang menepuk pundaknya. "Uhhh...kamu Rizal...hampir saja jantung ibu copot" ucap bu Linda dengan suara pelan takut terdengar oleh orang-orang yang tengah berada di dalam ruangan kepala sekolah tersebut. Dengan meletakan jari telunjuk di depan bibirnya, Rizal menggandeng tangan guru bahasa Indonesianya itu mengajak ke belakang ruang kepala sekolah tersebut.
"Nah..ibu kalau mau ngintip dari sini aja bu lebih jelas" ucap Rizal kepada bu Linda menunjukan tempat ia mengintip bu Ernita kemarin sehingga pada akhirnya ia pun mendapat kesempatan menikmati tubuh bu Ernita dan bu Astri.
Sebenarnya Rizal sendiri takut kalau rahasianya terbongkar. Namun demi melihat pantat aduhai bu Linda dan harum tubuh guru bahasa Indonesianya itu dia sedikit berjudi. Siapa tahu dia juga bisa menikmati tubuh bu Linda yang dia ketahui sudah menjanda.
"Bu Linda kan doyan kontol...apalagi kalau gue kasih nonton langsung kayak gini pasti dia terangsang" pikir murid bengal itu.
Namun saat itu bu Linda yang juga penasaran ingin mengintip apa yang terjadi dalam ruangan kepala sekolah itu tampak risih dengan kehadiran muridnya.
"Kamu kan harusnya ada di kelas...jam pelajaran siapa sekarang?" tanya bu Linda masih dengan suara berbisik takut terdengar orang-orang di dalam ruangan.
Rizal yang ditanya malah cengengesan dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Udah bu kalau mau ngintip ya barengan" jawab murid itu enteng.
Bu Linda sangat kesal sekali dengan murid bengal ini.
"Awas ya, mata pelajaran saya kamu gak akan saya kasih nilai karena ketahuan sekarang bolos" ancam bu Linda dengan mata melotot.
"Bu..jam sekarang saya harusnya belajar bahasa Inggris sama bu Ernita..tuh gurunya ada didalem" kembali Rizal menjawab sambil menunjuk ke arah ruangan tersebut.
"Ya sudahlah..." Jawab bu Linda kesal lalu memalingkan mukanya ke celah jendela yang berada di belakang ruangan kepala sekolah tersebut yang ditunjukan muridnya sebagai tempat yang bagus untuk mengintip.
Di dalam ruangan kepala sekolah tersebut tampak pemandangan erotis tengah terjadi. Pak Risman si kepala sekolah mesum sedang diapit dua guru cantik nan sexy yang nampak manja dalam pelukannya. Bu Ernita tampak sedang memagut bibir kepala sekolah itu dengan penuh hasrat yang menggebu, sementara bu Astri tengah sibuk menciumi dada sampai leher dan telinga kepala sekolah tersebut. Tangannya pun tak ketinggalan. Keduanya tampak kompak dimana tangan bu Astri tengah mengocok pelan batang kemaluan pak Risman yang telah memelorotkan celana berikut celana dalamnya sampai mata kaki, sementara tangan bu Ernita tampak memijit-mijit biji kemaluan kepala sekolah itu dengan penuh hasrat. Benar-benar awal yang gemilang yang dilakukan mereka bertiga dalam memulai persetubuhan, dimana kedua wanita itu tampak saling membantu. Ketika pak Risman beralih memagut bibir tipis bu Astri, tampak bu Ernita menjilati dada dan leher kepala sekolah tersebut. Sampai pada suatu ketika entah siapa yang memulai bibir bu Astri dan bu Ernita bertemu di depan wajah mesum pak Risman. Keduanya saling memagut, memainkan lidah sambil memejamkan mata sampai air liur keduanya menetes-netes dengan tangan-tangan mereka yang tak lepas dari batang kemaluan pak Risman yang semakin membengkak menunjukan otot-otot keperkasaannya.
Desah kenikmatan ketiganya terdengar di ruangan kepala sekolah tersebut yang dalam tiga hari ini selalu beraroma mesum. Nampak kedua wanita ini kini berlomba saling menelanjangi satu sama lain, hingga yang tersisa dari keduanya hanya sepatu berhak tinggi yang menambah kesan sexy di kaki-kaki jenjang kedua guru sexy ini. Bu Astri menarik ikat rambut Bu Ernita sehingga rambut hitam wanita berkacamata itu kini tergerai hingga sedada, menambah kesan seksi dan liar. Pak Risman hanya bisa tersenyum dan melongo disuguhi tontonan kebinalan dari kedua anak buahnya itu. Seperti sudah direncanakan keduanya kali ini tampak meremas-remas bongkahan payudara mereka masing-masing dengan wajah binal penuh birahi di depan kepala pak Risman si kepala sekolah mesum yang beruntung.
"Bapak...pagi ini udah minum cucu belum" tanya bu Ernita genit yang ditimpali tawa genit bu Astri.
Lalu bu Astri menyodorkan puting payudaranya ke depan bibir sang kepala sekolah. "Nih pak diminum dulu nenennya biar kuat ngentotin kita berdua" ucap bu Astri yang langsung tidak disia-siakan pak Risman.
Pak Risman menyedot puting payudara yang disodorkan bu Astri sambil tangan kanannya juga ikut meremas payudara bu Astri yang satunya, sementara tangan kirinya asik meremas-remas pantat bu Ernita dan sesekali jari manisnya ia tusukan di vagina guru bahasa Inggris tersebut dari arah belakang. Selang beberapa menit gantian payudara bu Ernita yang jadi sasaran kepala sekolah mesum itu dan pantat bu Astri yang kini jadi sasaran tangan kanannya. Lenguhan kedua guru sexy tersebut semakin meramaikan suasana pagi itu di ruangan pak Risman sang kepala sekolah. Sungguh tak bisa dipercaya, sekolah yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu malah mereka jadikan tempat menuntut kepuasan dalam mengadu hasrat. Setelah beberapa menit berganti-ganti pak Risman menikmati payudara kedua anak buahnya kini pemandangan mulai berubah. Bu Ernita tengah bersimpuh di lantai, bibir ranumnya yang dihiasi lipstick tipis tengah memagut kemaluan besar berotot atasannya sambil sesekali menjilat dan mengemut bijinya. Sementara bu Astri tengah berdiri di sofa tersebut, kaki jenjangnya mengangkangi tubuh pak Risman yang dia paksa membenamkan kepalanya untuk menjilati vagina tembem miliknya.
"Uuuh...yahhh...jilat disitu pak...yahhh..emut itilnya pak..ahhh" racau bu Astri sambil pantatnya bergoyang di atas wajah pak Risman dan mata terpejam dengan tangan yang terus meremas payudaranya sendiri.
Selang 5 menit tampak bu Astri berkelojotan, kepalanya mendongak ke atas, matanya mendelik hingga menampakan putihnya saja, mulutnya menganga dan dari vaginanya menyembur cairan kenikmatan pertanda orgasme pertamanya pagi itu telah ia dapatkan.
"Aaaahhh..paaak Risss..man..saya dappp..pet..ahhh" racau bu Astri ketika orgasmenya tiba.
Setelah menuntaskan orgasme pertamanya bu Astri beranjak dari wajah pak Risman yang kini belepotan cairan kenikmatan yang menyembur dari vagina bu Astri. Ia menungging di sofa dan ikut membantu bu Ernita yang masih asik menikmati batang kemaluan pak Risman dengan lidah dan bibirnya. Kembali kekompakan tampak pada keduanya, bu Ernita dan bu Astri saling bergantian memanjakan kemaluan besar milik kepala sekolahnya yang diselingi dengan ciuman kedua bibir ranum mereka.
Pak Risman hanya bisa mengerang-ngerang menahan kenikmatan sambil matanya melekat pada kedua wanita yang sedang memanjakan kemaluannya. "Ahhhh...sudah ibu-ibu...ayo sekarang siapa yang mau duluan memeknya saya coblos" tanya pak Risman yang takut kemaluannya keburu menyembur akibat lumatan-lumatan kedua guru sexy tersebut.
Mendengar pertanyaan pak Risman, Bu Ernita lalu beranjak. Ia lalu tiduran di atas sofa sambil mengangkangkan kedua kakinya menunjukan vagina yang merekah sambil mengelus-elusnya di hadapan kepala sekolahnya.
"Ayo pak..ini memeknya udah pengen dienjot" ucap bu Ernita genit.
Pak Risman langsung berlutut mengarahkan kemaluan besarnya ke lubang legit vagina bu Ernita dengan kedua tangan menopang tubuhnya di kedua sisi kepala guru bahasa Inggris tersebut. Bu Ernita tak tinggal diam. Tangan kanannya menggapai kemaluan besar pak Risman dan membantu mengarahkan kemaluan itu ke lubang vaginanya yang ia rekahkan dengan jari-jari tangan kirinya, dan
"Aaaaah..Ahhh..uhhh" desahan kenikmatan bu Ernita terdengar seiring kemaluan pak Risman yang memasuki vaginanya dengan perlahan.
Setelah semua kemaluannya tertanam di vagina bu Ernita, pak Risman tanpa berlama-lama langsung menggenjot dengan tempo cepat. Maka tak terelakan lagi kini desahan langsung berubah menjadi erangan. "Oughhh..iyah..iyah..arrrghhh" erang bu Ernita menikmati genjotan ganas pak Risman sambil memejamkan mata dan tangan yang meremas-remas payudara sendiri.
"Enak kan bu kontol sayah..heh" tanya pak Risman sambil mempercepat genjotannya.
Tubuh bu Ernita semakin terguncang-guncang akibat dahsyatnya genjotan kepala sekolahnya tersebut.
"Ough...ii..yah..kont..hol..bapp..pak en..nak..yahhh" jawab bu Ernita terputus-putus.
Sementara itu di sofa yang satunya lagi tampak pemandangan erotis yang lain. Bu Astri tampak menikmati tontonan di depannya dimana temannya sesama pengajar tengah disetubuhi oleh kepala sekolahnya. Birahinya yang memuncak akibat tontonnan di depan matanya membuatnya tak sadar bermasturbasi. Bu Astri menaikan kakinya keatas sofa dan mengangkang membuat vaginanya tampak merekah menantang. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya telah keluar masuk mencoblos vaginanya sendiri dengan jari jempol tangannya ikut menggosok biji klitorisnya. Sementara tangan kirinya dengan intens meremas bergantian payudara kiri dan kanannya. Bu Astri terlarut dengan tontonnanya hingga teriakan histeris bu Ernita yang mendapatkan orgasme menyadarkannya.
"Aaaarggghhh...yaaaahhh pak...saya muncrat" teriak lirih bu Ernita mendapatkan orgasmenya.
Setelah orgasme bu Ernita mereda, pak Risman mencabut batang kebanggaannya dan menghela nafas panjang. Tapi ketika itu sebuah suara merdu memanggilnya dan ia pun kembali menunjukan senyum menjijikannya.
"Pak Risman...kontolin lubang pantat Astri dong...gattteelll" panggil bu Astri dengan nada genit yang sekarang tengah menungging di atas sofa sambil merekahkan lubang pantatnya.
"Dengan senang hati bu Astri" jawab pak Risman sambil beranjak ke belakang tubuh bu Astri dan mengarahkan batang kemaluan besarnya ke arah lubang pantat bu Astri.
"Ough...yaaahhh...pelan pak...mual" seru bu Astri ketika batang pak Risman menerobos lubang pantatnya.
Namun bukannya menurut pak Risman malah langsung kembali menggenjot lubang itu dengan ganas. Sesekali ia meludahi batang kemaluan dan lubang pantat bu Astri yang terasa sangat sempit.
"Oooh..yeah..bu Astri kalau melacur pasti laku..ahhh" ucap pak Risman tak senonoh sambil menggenjot pantat bu Astri. "Ahhhh...iya..Astri..ma..uh..jadi..pe..la..cur..bi ar da..pet..banyak..kont..thol" jawab bu Astri terpatah-patah.
Keasikan menggenjot bu Astri kepala sekolah itu tak sadar dengan keberadaan bu Ernita. Hingga ia dikejutkan oleh rangkulan bu Ernita di belakangnya yang menggesek-gesekan puting payudara di punggungnya dan dengan bibir yang menciumi belakang daun telinganya sambil berbisik.
"Ayo pak Risman..cepet keluarin..pelacur-pelacur bapak ini sebentar lagi mesti kembali mengajar" bisik bu Ernita sambil menggigit pelan daun telinga kanan pak Risman.
Selang beberapa menit bu Astri mulai kelojotan, tampak orgasmenya mulai menghampiri. Begitupun dengan pak Risman, ia sudah tak mampu lagi menahan kenikmatan dari lubang panas dan sempit pantat bu Astri. Hingga akhirnya pak Risman menancapkan batangnya dalam-dalam di lubang pantat bu Astri dan menyemburkan spermanya di lubang itu yang disusul oleh vagina bu Astri yang juga menyemburkan cairan orgasmenya. Beberapa menit setelah persetubuhan itu tampak ketiga orang tersebut tengah mengistirahatkan dirinya. Pak Risman yang telanjang duduk di sofa dengan wajah senang diapit dua guru sexy yang memeluknya dengan tubuh sudah berkeringat dan rambut agak acak-acakan.
###################
Bu Linda |
"Aku aja yang doyan kontol gak pernah threesome...tapi mereka ini aduuuh" pikir bu Linda tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Adegan demi adegan persetubuhan di dalam ruangan kepala sekolah itu terus ia lihat. Tanpa ia sadari birahinya mulai naik, kakinya mulai tidak bisa diam karena dari vaginanya mulai keluar cairan.
"Uuuh..ko aku malah sange" pikirnya.
Tangan bu Linda tanpa sadar mulai meremasi payudara besarnya yang menggantung, ia lupa kalau saat itu ia tak sendirian. Bu Linda baru sadar setelah terasa ada yang mengelus pantat semoknya.
"Eh Rizal..ngapain kamu? Jangan kurang ajar ya" bu Linda langsung memarahi anak itu.
Namun Rizal menghadapinya dengan tenang ia malah meletakan jari telunjuk tangan kanannya didepan bibirnya sambil tangan kirinya meraih bahu bu Linda guru bahasa Indonesianya dan mendorongnya agar kembali membungkuk untuk mengintip lagi apa yang terjadi di ruang kepala sekolah tersebut.
"Ssssttt...jangan kenceng-kenceng bu..nanti ketauan" ucap rizal terhadap gurunya itu.
Bu Linda hanya menurut apa yang dikatakan muridnya dan kembali mengintip.
"Tuh bu, lihat tuh bu Ernita sama bu Astri binal banget ya..pasti mereka bisa jadi kesayangan pak Risman tuh" bisik Rizal kepada bu Linda. "Wiiih...tuh lihat bu goyangan bu Astri, mantap ya..ibu bisa gak" Rizal berkomentar lagi terhadap apa yang dia dan bu Linda lihat di dalam ruangan itu sambil tangannya kembali mengelus-ngelus bongkahan pantat bu Linda.
Namun kali ini tidak ada penolakan dari bu Linda. Ia malah tampak serius melihat adegan yang terjadi di dalam sana.
"Uh..dasar anak bau kencur..aku goyang baru tau rasa dia" ucap bu Linda dalam hatinya.
Rasa iri yang timbul karena tontonnan dari dalam ruangan membuat birahinya naik. Hingga saat tangan Rizal menyingkap roknya mengelus-elus pahanya hingga terus menyentuh vaginanya dengan jari tengahnya pun bu Linda tak menggubrisnya. Bahkan elusan itu malah menambah naik nafsu birahinya. Melihat tak ada penolakan dari gurunya, Rizal semakin berani. Ia menusuk-nusukan jarinya ke vagina bu Linda yang walaupun masih terhalang celana dalamnya tetap saja mampu membuatnya melenguh nikmat.
"Oooh..Rizal..uuhh..apa yang kamu lakuin sama ibu" tanya bu Linda. Dengan santai Rizal menjawab,
"nikmati aja bu..saya pengen tau..enak mana memek bu Linda, bu Astri atau bu Ernita".
"Ja..jadi kamu juga udah pernah ngentot mereka" tanya bu Linda kaget.
"Gak cuma saya bu..mang Yono juga kemaren ikutan..nih saya ada videonya" terang Rizal memberitahukan apa yang kemarin ia dapat dari bu Ernita dan bu Astri.
"Apah??? Ma..mang Yono" tanya bu Ernita tak percaya kalau rekan-rekannya yang nampak seperti wanita terhormat itu juga mau melayani penjaga sekolah.
"Iya bu..makanya saya juga sekarang pengen entot ibu" jawab Rizal enteng seakan-akan dia bukan tengah berbicara dengan gurunya.
Rizal mulai berani berlaku lebih kurang ajar terhadap bu Linda. Kali ini tangan kanannya menggapai payudara bu Linda yang sebelah kanan yang langsung diremas-remasnya. Sementara tangan kirinya terus menjamah vagina bu Linda dari balik celanannya. Selang beberapa menit Rizal mendekatkan wajahnya ke wajah bu Linda dan mencium pipi bu Linda yang sudah merah merona karena birahi yang meninggi akibat tontonan mesum di dalam ruangan kepala sekolah tersebut. Rizal pun berbisik pada gurunya,
"bu celana dalamnya saya buka ya..saya pengen jilatin memek ibu".
Bu Linda mendengar pertanyaan kurang ajar itu malah tersenyum malu-malu tapi mau.
"Eh..zal..inikan diluar..kalau ada orang lihat gimana" jawab bu Linda.
"Gak bakalan ada orang kesini ko bu..percaya deh" ucap Rizal. "Hmmm..iya deh" jawab bu Linda sambil menganggukan kepalanya yang diiringi senyum yang malu-malu.
"Ya udah ibu nonton mereka ngentot aja..biar saya yang puasin ibu" kembali Rizal memberi perintah kepada gurunya sambil mulai menurunkan celana dalam hitam berenda gurunya itu yang anehnya malah dituruti oleh bu Linda.
"Uhhh...memek yang menggoda" gumam Rizal ketika melihat vagina gurunya yang bersih dari bulu sambil berjongkok dari arah belakang.
Bu Linda tersentak kaget ketika merasakan benda basah dan kasar menyapu lubang vaginanya. Rupanya Rizal sudah mulai menjilati vagina gurunya tersebut, sambil meremasi pantatnya yang semok. Lenguhan-lenguhan tertahan keluar dari mulut bu Linda, apalagi ketika Rizal muridnya merekahkan lubang pantatnya dan menjilati bahkan menyedot-nyedot lubang itu. Dengan tangan kanan menopang tubuhnya pada tembok dan tangan kiri menutup mulutnya, bu Linda hanya bisa merem melek menikmati perlakuan murid bengalnya ini. Belum pernah ada orang yang mau menjilati lubang pantatnya, tapi anak ini benar-benar berani bahkan tak cuma menjilat tapi ia juga menyedot-nyedot lubang itu.
"Oooh nikmat" itulah yang terucap dalam hatinya.
Sambil menjilati lubang pantatnya kini jari tengah tangan Rizal mulai bermain di lubang vagina bu Linda yang sudah basah. Ia kocok lubang itu dengan kencang sampai akhirnya bu Linda orgasme di tangan muridnya sendiri. Bu Linda hanya bisa memejamkan mata saat orgasme itu meluluh lantakan tubuhnya.
"Oooh...Rizzzall..pintar sekali kamu muasin ibu" ucapnya sambil tersenyum menoleh ke arah pantatnya yang mana Rizal muridnya masih asik menjilati cairan orgasmenya.
Rizal |
Setelah puas dengan cairan orgasme gurunya Rizal pun berdiri menghampiri kepala gurunya tersebut dan memelorotkan celananya, lalu mengeluarkan batang kemaluan panjang miliknya. Dengan bangga Rizal menunjukan batang kemaluan panjangnya itu terhadap guru bahasa Indonesianya.
"Bu..lihat ni kontol aku..masukin ke memek ibu ya" tanya Rizal kepada gurunya.
Bu Linda terlihat kaget melihat batang kemaluan Rizal yang panjang dan keras itu, ia tak menyangka kalau muridnya ini punya batang yang bagus untuk dijadikan peliharaan.
"Ko gak bilang-bilang sama ibu kalo kamu punya kontol bagus? Tau kayak gini ibu gak usah repot-repot nyari kontol buat muasin memek ibu" ucap bu Linda sambil menjilati bibir atasnya tanda ia sangat menginginkan batang kemaluan muridnya itu.
Rizal hanya tersenyum lalu menyodorkan kemaluannya kedepan bibir indah yang selalu dihiasi lipstick milik bu Linda. Dengan rakus bu Linda langsung mengulum batang muridnya tersebut. Setelah puas bu Linda melepaskan batang kemaluan muridnya itu dari mulutnya. Lalu dengan mata sayu penuh birahi ia pun meminta Rizal segera menusuk vaginanya dengan batang kemaluan yang ia miliki.
"Ayo zal tusuk memek ibu sama kontol kamu" ucap bu Linda.
Rizal lalu bersiap di pantat bu Linda yang menungging lalu menusukan dengan perlahan batang miliknya kedalam vagina milik guru bahasa Indonesianya. Mata bu Linda mendelik, mulutnya menganga menikmati penetrasi gemilang dari muridnya. Setelah beberapa menit menikmati remasan vagina gurunya di batang kemaluan miliknya, Rizal lalu menggenjot dengan tempo sedang. Dia sangat menikmati bagaimana pantat gurunya itu ikut bergoyang mengiringi genjotannya. Begitupun sebaliknya, bu Linda sangat menikmati gesekan otot kemaluan milik muridnya menggaruk dinding vaginanya.
"Oooh...bu..memek ibu gak kalah legitnya sama memek bu Astri ataupu bu Ernita.." Ungkap Rizal merasakan empotan memek bu Linda.
"Mmmhhh...yah zal...kontol kamu juga ennak..nanti ibu kasih temen ibu yah" balas bu Linda mengomentari batang kemaluan muridnya.
Menit demi menit berlalu. Genjotan Rizal dan goyangan pantat bu Linda makin hebat. Desahan-desahan penuh kenikmatan dari dua orang itupun makin kacau. Bu Linda sudah melupakan niatnya mengintip bu Astri dan bu Ernita yang tengah bersetubuh dengan pak Risman di ruang kepala sekolah tersebut. Kini bu Linda hanya ingin menikmati apa yang ia dapatkan dari muridnya.
"Hmmm..dasar murid nakal..berani entotin gurunya ahhh.." Ucap bu Linda sambil tersenyum menoleh terhadap Rizal muridnya sambil menggoyangkan pantat semoknya.
"Oooh...bu..oh dasar guru lonte..doyan kontol murid..oh.." Balas Rizal terhadap gurunya.
Akhirnya bu Linda mulai diserang orgasme, badannya menegang, kakinya berjinjit, bibir bawahnya ia gigit. Sambil memejamkan mata ia mulai merasakan vaginanya berkedut dan menyemburkan cairan kenikmatan. "Oooh..Rizal..ibu keluar ahhh..ibu dapet..ahhh" desah lirih bu Linda ketika orgasmenya tiba.
Rizal yang merasakan batangnya dipijat dalam vagina gurunya juga merasakan yang sama. Dengan meremas pantat bu Linda ia tancapkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya di lubang vagina bu Linda. Lalu beberapa kedutan di batang kemaluanya mengiringi semburan sperma kental di rahim gurunya. Setelah kenikmatan itu mereda Rizal mencabut batangnya perlahan dan mencium bongkahan pantat bu Linda yang masih menungging meresapi kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari muridnya.
"terimakasih bu.." Ucap Rizal yang dijwab senyum dan kedipan mata genit bu Linda guru bahasa indonesianya.
To be continued...
No comments:
Post a Comment