rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Tuesday, 7 April 2015

Predator Sekolah 3: Para Murid Bengal


Pagi hari tepatnya jam 06.30 di suatu sekolah menengah atas yang dipimpin oleh pak Risman Kusbiantoro si kepala sekolah mesum sudah terjadi kesibukan. Para staff dan guru-guru di sekolah tersebut sedang sibuk membereskan ruang rapat. Ya, hari ini kabarnya mereka akan mengadakan rapat dengan orang tua siswa perihal biaya anggaran pengadaan fasilitas belajar di sekolah tersebut. Murid-murid tidak diliburkan, akan tetapi mereka dibebaskan dari pelajaran hari itu.
Jam 07.00 sekolah mulai tampak ramai. Para orang tua siswa sudah mulai berdatangan. Pak Risman menyambut mereka didepan ruang rapat yang telah disiapkan didampingi oleh semua guru dan staff sekolah tersebut. Beliau menyalami semua orang tua murid sekolah tersebut dengan ramah, walaupun pikiran mesum masih saja terlintas ketika mendapati beberapa orang tua murid yang berparas cantik dan berbody sexy. Tak terkecuali ketika ia menyalami bu Melisa, salah satu orang tua siswa disekolah tersebut. Bu Melisa yang kesehariannya bekerja di bagian accounting salah satu perusahaan swasta tampil sangat sexy hari itu dengan balutan busana khas perempuan karir. Menggunakan rok pendek berwarna biru cerah yang menggantung di atas lutut menampilkan kemulusan setengah dari pahanya. Sementara kemeja lengan panjang bu Melisa yang berwarna putih nampak sangat tipis, sehingga BH hitam yang ia pakai untuk menutup payudaranya yang membulat menggoda nampak menerawang.
"Saya Melisa pak, orang tuanya Vita..kelas tiga" ucap bu Melisa ketika ia menyalami pak Risman. 
"Oh bu Melisa, saya Risman..kepala sekolah di sini, senang bertemu ibu.." jawab pak Risman dengan senyum ramah dan tak ketinggalan mata yang mencuri-curi pandang terhadap body mulus dan sexy bu Melisa. 
"Aduhhh...ko burung saya jadi ngaceng ya, mana tangannya halus..cocok banget buat ngocokin kontol saya nih" itulah yang ada dibenak pak Risman saat ia menyalami bu Melisa.
Jam 08.00 rapatpun dimulai. Didahului dengan sambutan dan berbagai macam pemaparan dari kepala sekolah. 

Sementara ketika rapat tengah berlangsung, terlihat di salah satu tempat di sekolah itu beberapa orang siswa tengah berkumpul. Mereka berkumpul di pinggir ruangan kepramukaan yang terletak di ujung paling belakang sekolah tersebut. Nampak sekali siswa-siswa bengal tersebut sedang melakukan hal yang sebenarnya tidak layak dilakukan oleh pelajar seusia mereka. Mereka sedang asik mengobrol dengan rokok yang terselip di jari-jari mereka, dan sesekali merekapun tampak menenggak minuman keras yang mereka masukan ke dalam botol air mineral. Aldo, Firman, Reska dan Noval, serta tak ketinggalan juga Rizal si Murid bengal beruntung yang saat itu sedang asik bermabuk-mabukan.
"Eh...do, lu di sekolah ini paling pengen ngentotin siapa?" tanya Rizal kepada Aldo sambil menghisap rokoknya.
"Bu Indah bro...secara dia khan baru kawin pasti memeknya masih sempit" jawab Aldo yang ditimpali dengan gelak tawa teman-temannya. "Kalau lu Val?" Kembali Rizal bertanya, kali ini terhadap Noval.
"Kalau gua sih kayanya bu Ernita..haha...lu liat kan pantatnya men? Gile deh kalau tuh pantat bahenol ngelindes kontol gua" jawab Noval sambil menerawang membayangkan dirinya tengah bersetubuh dengan bu Ernita, dan kembali gelak tawa terdengar di sana.
Firman yang sedari tadi tampak diam hanya membayangkan obrolan-obrolan keempat temannya itu sambil sesekali menenggak minuman dan menghisap rokoknya. 
"Lu nanya-nanya terus Zal..kalau lu sendiri siapa guru yang paling pengen lu entot?" tanya Reska sambil menjitak kepala Rizal temannya. 
"Hehe..kalau gua sih udah pernah entotin bu Ernita, bu Linda sama bu Astri..tinggal bu Indah bro" ungkap Rizal sambil membetulkan posisi kemaluannya yang terasa sudah berdiri akibat obrolan itu. 
Mendengar jawaban Rizal tersebut, sontak gelak tawa terdengar dari keempat temannya, mereka berpikir jika Rizal hanya membual. "yee..kalian pada gak percaya ya" ungkap Rizal kepada teman-temannya.
"Ngimpi lu bro...paling cuma ngayal sambil coli..haha.." Firman yang dari tadi diam menimpali. 
"Nih gua punya videonya bu Ernita lagi dientot pak Risman sama bu Astri lagi dientot mang Yono sama pak Risman sambil nyepong kontol gua.." sahut Rizal sambil mengeluarkan handphone dari tasnya. 
Serempak keempat temannya mengerubungi Rizal. Sambil asik minum-minum mereka menonton rekaman tersebut. Sedang asik-asiknya, kelima siswa bengal tersebut dikagetkan oleh kedatangan bu Indah yang saat itu tengah berkeliling di sekolah tersebut. Mereka tak sempat menyembunyikan minuman-minuman serta rokok yang tengah mereka nikmati.

"Oh..jadi kalian seperti ini ya kalau sedang bebas pelajaran" bentak bu Indah dengan wajah galak terhadap lima orang siswa tersebut sambil melipatkan tangan di dadanya yang membusung.
Tampak sekali raut ketakutan dari kelima orang siswa yang ketahuan sedang menenggak minuman keras itu. Mereka hanya bisa menunduk ketakutan. 
"Baik...bawa minuman-minuman itu ke ruang konseling buat barang bukti..biar kalian dikeluarkan dari sekolah ini" kembali bibir ranum bu Indah berucap dengan geram terhadap kelima siswa bengalnya itu.
Namun pikiran Noval yang dipengaruhi minuman keras malah menerawang ke hal lain melihat bu Indah yang sedang marah waktu itu. Ia malah terangsang melihat tubuh bu Indah dalam balutan seragam mengajarnya yang berwarna abu-abu, rok selututnya yang ketat menonjolkan pantatnya yang walaupun tidak sebesar bu Ernita atau bu Linda tapi tetap menggoda kelelakiannya, apalagi dengan rambut panjang yang disanggul rapi menambah aura kecantikan elegannya, serta sepatu hak tinggi yang menambah sexy guru muda tersebut. Ternyata apa yang ada dipikiran Noval sama dengan keempat temannya. Seperti sudah dikomando, kelimanya secara bersamaan menghampiri bu Indah yang tengah berdiri berkacak pinggang tak jauh dari kelima muridnya. Bu Indah yang tidak menyadari apa yang akan dilakukan murid-muridnya tampak tenang. Hingga ia dikagetkan oleh remasan tangan dipantatnya, yang ternyata itu dilakukan oleh Reska. 
"Hey...kurang ajj..aaah" ucap bu Indah terpotong karena ia kembli dikagetkan oleh Firman yang meremas payudaranya. Tubuh bu Indah kini mulai dikerubungi oleh kelima siswa-siswa bengal itu. 
"Ap..apa yang kalian lakukan..ahhh..kurang ajar" maki bu Indah terpotong, karena kini tubuhnya tengah dijamah kelima siswanya. 
"Ini akibatnya kalau ibu gangguin kami..." Ucap Firman sambil matanya melotot terhadap bu Indah dan dengan tangan meremas-remas payudara gurunya tersebut berebutan dengan teman-temannya.
"Bro..bawa masuk ke ruang pramuka aja.." Ucap Noval kepada teman-temannya. Lalu tubuh bu Indah yang meronta-ronta mereka seret dengan paksa memasuki ruangan ruangan tersebut.
Ruangan itu memang terletak terpisah dan lumayan jauh dari bangunan yang lain, hingga teriakan bu Indah sekencang apapun tak akan terdengar oleh orang-orang yang tengah berada di areal sekolah tersebut. Di dalam ruangan tersebut bu Indah mereka letakan terlentang di atas meja yang tak terpakai. Firman dan Reska memegangi kedua tangan bu Indah yang meronta, tangan mereka berdua pun tak tinggal diam dengan meremas kedua payudara membusung bu Indah. Sementara itu Rizal dan Aldo meraba-raba kedua paha mulus Bu Indah yang tersingkap karena meronta. Rizal kini bahkan melepas rok yang dipakai Bu Indah sehingga kedua kakinya hanya tinggal memakai sepatu hitam berhak tinggi, celana dalam putih berenda tipis menutupi wilayah segitiga emasnya yang menggiurkan. 

Rizal, Aldo, Firman, Reska & Noval

Noval dengan tergesa-gesa mendekatkan mukanya ke depan selangkangan bu Indah, lalu jari-jari tangan kanannya menyingkap CD putih bu Indah, Lidahnya mulai menyapu belahan vagina bu Indah yang dihiasi bulu tipis menggoda. 
"Auuuhhh...hentikan...bia..dab kalian..ku..rang..ajjjar ahhh" lenguhan dan makian bu Indah terdengar ketika ia merasakan sapuan lidah kasar Noval di vaginanya.
Firman, Reska, Aldo dan Rizal tak mau ketinggalan. Mereka terus berebut tubuh mulus bu Indah dengan meraba, meremas, dan mengelus seluruh bagian tubuh bu Indah yang hanya bisa menjerit-jerit histeris menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tangisan dan lenguhan bu Indah bukannya menghentikan aksi dari kelima siswa bengal tersebut. Kini mereka malah menikmati tangisan mengiba dari guru mereka ini.
Selang 5 menit mereka bergantian menjilati vagina bu Indah yang walaupun menolak tetap saja vaginanya membanjir. Kancing baju seragam bu Indah telah terbuka semuanya. BH putih berenda yang senada dengan CDnya juga telah tersingkap keatas menampakan payudara yang membulat padat nan menggiurkan, yang kini puting-putingnya tengah dikulum oleh Rizal dan Aldo. Kaki jenjangnya yang berhias sepatu hitam berhak tinggi masih meronta-ronta dengan dipegangi Reska dan Noval. Sementara itu Firman menikmati basahnya vagina bu Indah dengan jilatan kasarnya serta tusukan jari telunjuknya yang menusuk lubang anus gurunya tersebut.
"Auuuh...toll..ong..tidakkk...ahhh" bu Indah melenguh ketika merasakan vaginanya berkedut memancarkan cairan orgasme di mulut Firman muridnya, yang dengan lahap menyedot vaginanya. 
Sontak gelak tawa terdengar di ruangan tersebut menyambut orgasme bu Indah di tangan murid-muridnya. Hati bu Indah sangat pedih, ia menangis tersedu meratapi tubuhnya yang mengkhianati dirinya. Ia sangat malu menyadari dirinya orgasme di tangan murid-muridnya. 
"Sudah..hentikan..saya guru kalian" ucap bu Indah sambil menangis, melihat Reska yang kini mempersiapkan kemaluannya yang walaupun tidak besar tapi cukup panjang dan keras di depan vaginanya yang masih tertutup CD putih berenda. 
"Kemarin bu Indah memang guru kami..tapi mulai sekarang ibu akan jadi pelacur kami" ucap Reska sambil tersenyum memuakan dan menyingkap CD putih gurunya, lalu menusukan kemaluannya itu ke vagina bu Indah yang hanya bisa memejamkan mata dan menggigit bibirnya merasakan perih di hatinya dan kenikmatan di lubang vaginanya.

Dilema mulai terjadi dihati bu Indah. Setengah dirinya menikmati perkosaan ini, akan tetapi setengah kesadarannya mengutuk apa yang dilakukan kelima muridnya ini. 
"Ouh...aku menikmati jilatan nafsu anak-anak muda ini di memekku..ouh..tidak..ini tidak boleh..ini tabu" itulah yang terpikirkan oleh bu Indah saat Reska menggenjot vagina legitnya.
Reska tak bertahan lama, ia tak kuasa menahan nikmatnya jepitan vagina bu Indah. Hanya 5 menit ia mampu menggenjot vagina gurunya, ia mencabut kemaluannya dan memuntahkan seperma kental di perut gurunya.
Rizal langsung menggantikan temannya, ia terlihat mengocok pelan kemaluan panjang dan besar miliknya yang kemarin ia gunakan untuk menaklukan 3 orang gurunya. 
"Ini memek guru keempat yang akan saya nikmati" begitulah pikir Rizal sambil memegangi paha bu Indah dan menekan kemaluannya memasuki vagina gurunya. 
Sementara bu Indah seakan tak percaya melihat kemaluan muridnya tersebut. 
"Oh...sungguh besar, kontol suamiku pun tak sebesar itu" pikir bu Indah melihat dengan takjub kemaluan Rizal memasuki vaginanya.
Bu Indah benar-benar merasakan kenikmatan yang sempurna dari kemaluan Rizal yang menggenjot pelan vaginanya. Ia memejamkan mata dan melenguh-lenguh penuh kenikmatan. 
"Auuuuh...yeah..mmmh.." Begitulah lenguh bu Indah kala itu, saat dimana Rizal dengan perkasa menggenjot pelan vagina gurunya yang sempit.
"Ibu haus? Minum ini bu" tiba-tiba Reska mencekoki bu Indah dengan minuman keras yang ia bawa. 
"Uhuk..uhuk..aaahhh..mmmh" bu Indah tersedak akibat minuman yang diberikan Reska muridnya, tetapi ia tak menolak ketika Reska kembali menyodorkan minuman itu.
Beberapa saat kemudian, efek dari minuman keras itu mulai dirasakan bu Indah. Kepalanya terasa ringan, tubuhnya terasa panas. Bu Indah mulai lupa akan statusnya sebagai seorang pengajar. Ia kini merasa birahinya sangat tinggi dan hanya ingin menuntaskannya saat itu. Senyum manis nan menggoda mulai tersungging dibibirnya. 
"Persetan dengan suamiku..aku hanya ingin kontol besar mengisi memekku" itulah yang kini ada dalam pikirannya. 
Efek minuman keras telah merubah bu Indah yang tadi menolak dan mengutuk pelecehan yang dilakukan murid-muridnya terhadap tubuhnya, kini dia malah meminta dan memohon untuk di lecehkan. 

Bu Indah

Kini bu Indah tampak mengangkat pinggulnya, ia mengimbangi setiap gerakan Rizal yang memompa pelan vaginanya dengan goyangan pinggul yang ia perlihatkan kepada murid-muridnya. 
"Ouh...yeaahh..nikmati tubuh ibu..zal..ahhh" desahan bu Indah benar-benar menggugah hasrat. 
Diiringi dengan senyum genit dan kerlingan mata binal, bu Indah menyuruh semua muridnya bertelanjang, yang tentu saja ditanggapi oleh semuanya dengan semangat. Bu Indah membagi tugas terhadap murid-muridnya tersebut untuk memberikan kenikmatan pada tubuhnya. Firman dan Noval ia suruh menyusu di payudaranya, sementara Aldo dan Reska Ia nikmati kemaluan keduanya secara bergantian dengan mulutnya. Aroma persetubuhan tercium sangat kental di ruangan tersebut, lenguhan, desahan, erangan penuh kenikmatan terdengar menggairahkan. Hingga kurang lebih 15 menit kemudian lenguhan Reska yang kembali tidak bisa menahan kenikmatan dari kuluman bu Indah membuatnya memuncratkan sperma di mulut gurunya. 
"Oooooh...gile bro...nik..mat bangettt...ahhh" erang Reska ketika mengeluarkan spermanya yang nampak dinikmati oleh bu Indah sampai Reska meringis-ringis karena kepala kemaluannya di sedot bu Indah.
Bu Indah pun sudah mendapat 2 kali orgasme dari genjotan Rizal. Namun anehnya stamina dan nafsu berseetubuhnya tak kunjung padam.
"Ahhh...ampun bu...ohhh..gak kuat..." Lenguh Rizal ketika bu Indah menggoyangkan kembali pinggulnya, sehingga memaksa Rizal menumpahkan spermanya di dalam vagina gurunya. 
Bu Indah menanggapi lenguhan Rizal yang takluk oleh goyangan pinggulnya dengan senyuman yang genit. Setelah Rizal menyelesaikan hajatnya, bu Indah bangkit dari meja tempat ia terlentang menikmati hujaman kemaluan muridnya barusan. Sementara Rizal dan Reska tampak duduk kelelahan. Bu Indah lalu berjalan ke arah matras yang sudah tergelar di ruangan itu. Lalu dengan goyangan erotisnya ia melucuti sisa pakaian yang menutupi tubuhnya lalu membuka ikat rambutnya sehingga rambutnya yang lurus sebahu jatuh ke pundaknya. Dengan jentikan jari dan mata binal ia memanggil Aldo dan menyuruhnya terlentang di matras. Bu Indah lalu menunggangi Aldo muridnya yang mempunyai postur tubuh paling besar di antara kelima muridnya itu, diikuti firman dan Noval yang langsung menyodorkan kemaluannya di depan mulut bu Indah. Persetubuhan hebat itu terjadi hampir 3 jam, dimana tubuh bu Indah digilir oleh lima orang siswanya. Entah berapa kali bu Indah mengalami orgasme, dan entah berapa banyak pula sperma yang tertumpah dari kelima murid bengal itu. Hingga di akhir persetubuhan itu bu Indah tampak meringkuk di atas matras kusam di dalam ruang kepramukaan, dengan mata terpejam dan senyum yang menghiasi bibir manisnya. Sementara kelima siswa bengal itu tampak duduk kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Di tangan mereka tampak rokok-rokok yang menyala sedang mereka hisap. Sesekali Rizal mengabadikan keadaan bu Indah dengan kamera handphonenya. "Hahahaha...nambah lagi ni lonte gua" ucap Rizal dalam hati.

################
Bu Ernita
Masih di waktu yang sama ketika rapat sedang berlangsung, di sebuah ruangan disekolah itu nampak seorang wanita cantik dengan masih mengenakan baju khas para pengajar sedang asik menaik turunkan tubuhnya di pangkuan seorang laki-laki paruh baya yang jauh dari kata tampan. Pakaian wanita tersebut telah terbuka semua kancingnya, serta nampak wanita itu tidak memakai BH sehingga payudara putih mulusnya langsung tersaji di hadapan laki-laki paruh baya itu yang dengan rakus menjilati, mengulum bahkan menggigit kecil payudara wanita itu. Sementara celana panjang serta CD keduanya nampak berserakan di lantai ruangan tersebut.
"Oh..iyaahhh..bu Ernita..ayoh lebih kencang buh" ucap laki-laki itu kepada wanita yang tengah asik menunggangi batang kelelakiannya yang hitam berotot. 
"Mmmhh..iyahhh..innih..mangh..oh" balas wanita itu sambil terus menghentak-hentakkan pinggulnya yang semok di atas pangkuan laki-laki paruh baya tersebut yang tampak kewalahan mengimbangi gerakannya. Ya, mereka yang tengah bersetubuh itu tak lain dan tak bukan adalah bu Ernita si guru bahasa inggris yang alim itu, yang kini telah ketagihan rasa batang kemaluan laki-laki. Dan laki-laki yang kini beruntung mendapatkan service bu Ernita adalah mang Yono sang penjaga sekolah mesum yang selalu mupeng melihat lenggak-lenggok tubuh guru-guru muda di sekolah itu. Mereka tengah bersetubuh di ruang UKS yang letaknya tak jauh dari ruang kepala sekolah. Lenguhan-lenguhan bu Ernita menjadi pembangkit semangat Mang Yono dalam mengimbangi gerakan erotis bu Ernita yang semok. Sementara bagi bu Ernita, batang kemaluan mang Yono yang hitam, panjang dan besar serta berotot mampu memberikan rasa persetubuhan yang lain daripada persetubuhan yang biasa ia lakukan dengan suaminya.
"Mangh...saya nyampe mangh...ohhh" ungkap bu Ernita ketika orgasme pertama dipagi itu datang menenggelamkannya dalam kenikmatan. Tubuhnya berkelojotan di atas tubuh mang Yono yang meringis menahan kenikmatan yang ditimbulkan oleh kontraksi dari vagina bu Ernita yang mendapatkan orgasme. 
"Ahhh...bu..konthol mamang..rasanya kayak dikunyah" timpal mang Yono ketika merasakan efek yang ditimbulkan oleh orgasme yang menimpa bu Ernita. Setelah beberapa menit mengistirahatkan tubuhnya mereka kembali melanjutkan persetubuhan itu. Kini bu Ernita tampak pasrah mengangkang di atas kasur yang tersedia di ruang tersebut. Tangan bu Ernita tampak memeluk mesra tubuh kurus mang Yono yang kini tengah asik memagut bibir ranum bu Ernita dengan pinggul yang menghentak kasar memompa kemaluannya keluar masuk vagina guru bahasa inggris tersebut. 

##################
Sementara itu di ruang rapat, tampak semua berjalan dengan lancar. 
Kini yang tengah berbicara adalah pak Kusnadi yang dikenal sebagai wakil dari yayasan. Beliau sedang memaparkan apa saja yang dibutuhkan sekolah tersebut guna memenuhi kelengkapan sarana belajar siswa-siswinya. Saat itu pak Risman bukannya memperhatikan apa yang tengah dibicarakan. Kepala sekolah mesum itu malah sedang menikmati elusan tangan halus bu Astri yang tengah mengelus lembut batang kemaluan pak Risman dari luar celana panjangnya. Meja di depannya membuat kegiatan mesumnya bersama bu Astri terlindung dari perhatian orang-orang di ruangan tersebut. Sedang asik-asiknya bermesum ria di muka umum, pak Risman dikagetkan dengan kedatangan bu Melisa dihadapannya. 
"A..ada apa bu?" Tanya pak Risman kaget melihat kedatangan bu Melisa. "Gini pak, saya ada penawaran untuk sekolah ini..bisa kita bicara sebentar?" Jawab bu Melisa singkat. 
"Oh..iya tentu bu tentu...sebentar saya kasih instruksi dulu anak buah saya" ucap pak Risman semangat.
Setelah meminta izin kepada beberapa pimpinan yayasan dan memberikan perintah kepada bawahannya untuk mencatat hasil rapat tersebut, pak Risman lalu keluar ruangan diikuti bu Melisa. 
"Begini pak, perusahaan saya bisa bekerja sama untuk pengadaan komputer di sekolah ini yang katanya sudah banyak yang rusak" ucap bu Melisa sesaat setelah mereka keluar ruang rapat. "Keuntungannya bisa kita bagi dua, bagaimana menurut pak Risman?" Lanjut bu Melisa memberikan penawaran. 
Tampak pak Risman sesaat seperti sedang berpikir, padahal yang dia pikirkan bukanlah barang yang bu Melisa tawarkan melainkan barang yang ada di balik pakaian yang bu Melisa kenakan.
"Gini bu..kayaknya gak enak kalau kita ngomongin ini disini, gimana kalau kita ke ruangan saya saja" ajak pak Risman kepda bu Melisa dengan tawa yang menunjukan kemesumannya. 
Lalu setelah bu Melisa menyetujui ajakan pak Risman, kepala sekolah itupun menunjukan arah menuju ruangannya. Sambil berjalan pak Risman tidak hentinya melirik tubuh bu Melisa. 
"Hmmm...ini namanya tua-tua kelapa..makin tua makin banyak santannya" pikir pak Risman mengagumi tubuh bu Melisa yang tengah berjalan di sampingnya.
Bu Melisa memang tampil luar biasa menggoda. Tubuhnya masih segar dengan kulit yang masih terlihat kencang di usianya yang menginjak 42 tahun. Pantat yang menungging serta payudara yang tampak membusung sama sekali tidak memperlihatkan kalau dia telah mempunyai anak yang kini telah duduk di kursi SMA kelas 3. Apalagi hari itu, pakaiannya sangat sexy dengan memakai rok ketat di atas lutut dan kemeja putih transparan, serta rambut coklat yang ia kuncir ke belakang memperlihatkan leher yang putih mulus menggoda kelelakian siapa saja yang melihatnya.

Di tengah perjalannan menuju ruang kepala sekolah. Mereka berdua dikagetkan oleh suara desahan serta lenguhan dari dalam ruangan UKS yang mereka lewati. Bu Melisa tampak mengernyitkan dahinya sambil menoleh ke arah pak Risman. Ia sangat hafal dengan suara-suara itu. 
"Pak..tampaknya ada yang tidak beres di dalam sana" ucap bu Melisa setengah berbisik kepada pak Risman sambil tangan kanannya menunjuk ruangan asal suara itu keluar. 
Pak Risman mengangguk pelan, hatinya mulai was-was. Ia tau di ruangan tersebut pasti sedang terjadi persetubuhan. 
"Waduh..bisa gawat ini kalau ketahuan..lagian siapa sih yang asik-asikan ngentot di ruangan ini" pikir pak Risman. 
Lalu bu Melisa menghampiri pintu ruangan tersebut, ia mengintip apa yang sedang terjadi di ruangan itu dari lubang kunci. Bukan main kagetnya bu Melisa saat itu. Walaupun terlihat tidak terlalu jelas, namun ia tahu jika didalam tengah terjadi persetubuhan. Ia hanya bisa melihat pantat seorang wanita berseragam guru tengah dipompa oleh laki-laki kurus. Suara wanita itu tampak menikmati apa yang dilakukan laki-laki kurus di belakangnya. Beberapa saat kemudian, tanpa bisa dicegah bu Melisa dengan emosi mengetuk pintu ruangan tersebut. Lalu tak berapa lama seorang laki-laki paruh baya membuka ruangan itu, wajahnya menampakan ketakutan dengan keringat yang masih mebasahi tubuhnya ia keluar dari ruangan tersebut. Tanpa ampun bu Melisa mencaci maki laki-laki tersebut yang tampak gemetar yang beberapa menit kemudian disusul oleh seorang wanita cantik berpakaian seragam pengajar dengan rambut yang belum ditata rapi. 
"Terkutuk kalian...biadab...kalian melakukan tindakan cabul di tempat yang tidak semestinya" maki bu Melisa sambil melayangkan tangannya ke arah wanita yang baru saja keluar dari ruangan tersebut. 
Namun pak Risman dengan cekatan menangkap tangan bu Melisa. "Tenang bu jangan terbawa emosi...kalian berdua ikut ke kantor saya" ucap pak Risman dengan nada galak yang di buat-buat.
Ya, bu Melisa sudah memergoki bu Ernita dan mang Yono yang tadi tengah bersetubuh di ruang UKS. Keempat orang itu kini sudah berada di ruang kepala sekolah, yang tanpa sepengetahuan bu Melisa, pak Risman telah mengunci ruangan itu. Tampak bu Ernita dan mang Yono duduk berdampingan di atas sofa didalam ruangan tersebut. Mang Yono hanya bisa menunduk ketakutan, sementara bu Ernita terlihat datar seakan-akan tak terjadi apa-apa. Pak Risman menyilangkan kedua tangan di depan dadanya dan menggeleng-gelengkan kepala, bersandiwara seakan-akan dia tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Beberapa menit suasana diruangan kepala sekolah tersebut hening. Sebelum bu Melisa angkat bicara dan memaki-maki penuh emosi terhadap bu Ernita dan mang Yono.
"Kamu wanita jalang...tak pantas jadi guru di sekolah ini...dasar pelacur murahan" maki bu Melisa dengan nada yang menunjukan kemarahannya. 

Bu Melisa

Namun tanpa disangka-sangka bu Ernita malah menghampiri bu Melisa yang tengah dilanda emosi. 
"Kalau memang saya pelacur apa urusannya sama ibu? Apa ibu merasa tersaingi untuk mendapatkan kontol-kontol perkasa menjejali memek ibu?" Dengan nada sinis bu Ernita mengucapkan kata-kata itu tepat di depan wajah bu Melisa. 
Mendengar perkataan bu Ernita, tak ayal lagi bu Melisa langsung melayangkan tangannya hendak menampar guru binal itu. Namun lagi-lagi tangannya ditangkap pak Risman, yang kini dengan kurang ajar langsung mendekap tubuh bu Melisa dari belakang. 
"Hey...pak Risman apa-apaan ini" protes bu Melisa sambil meronta-ronta mencoba melepaskan dekapan pak Risman dari tubuhnya. 
Akan tetapi bukannya melepaskan, pak Risman kini malah nampak membenamkan mukanya di leher jenjang bu Melisa. Hidungnya mengendus-ngendus menghisap aroma harum tubuh bu Melisa, bahkan lidahnya mulai berani menjilat leher jenjang itu. 
"Bu Ernita saja bisa nikmatin kontol saya dan mang Yono, kenapa bu Melisa tidak sekalian saja menikmati juga" bisik pak Risman di telinga bu Melisa yang kemudian mengulum telinga wanita itu.
"Anjing kau Risman..lepaskan..tak sudi aku melayanimu kepala sekolah bejat.." teriak bu Melisa sambil terus meronta-ronta. 
Sementara itu mang Yono dan bu Ernita hanya menonton bu Melisa yang meronta meminta untuk dilepaskan dari dekapan pak Risman. Semakin lama rontaan bu Melisa mulai melemah, tenaganya untuk melawan dekapan pak Risman mulai habis. Kini ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Sementara tangan pak Risman mulai bergerilya di tubuh sexy bu Melisa. Tangan-tangan pak Risman mulai secara intens meremas-remas payudaranya yang empuk. Diperlakukan seperti itu bu Melisa hanya bisa menangis, hingga bu Ernita memanggilnya. 
"Bu..lihat sini, ni lihat..ini enaknya jadi pelacur,dapet kontol segede ini tiap hari" ucap bu Ernita yang kala itu tengah berlutut di depan mang Yono yang telah memelorotkan celana berikut celana dalamnya dan memperlihatkan batang kejantanan kebanggaannya di depan bu Ernita.
Bu Melisa terbelalak kaget melihat aksi dari bu Ernita yang menjilati batang kemaluan mang Yono didepan mata kepalanya sendiri. Ia sungguh tak menyangka, guru wanita secantik ini mau melakukan hal yang merendahkan harga dirinya di depan laki-laki paruh baya yang kurus dan dekil serta jauh dari kata tampan. Bahkan wanita itu tampak menikmati pelecehan yang dilakukan laki-laki di depannya. 
"Apa..yang wanita cantik ini lakukan..begitu nikmatkah kontol itu?" Itulah yang ada dipikiran bu Melisa saat melihat bu Ernita tersenyum ketika mang Yono memukul-mukulkan batang kemaluan besarnya di wajah guru bahasa inggris tersebut. 
"Uh..apa..besar..ya, kontol itu memang sangat besar..nikmatkah?" Kembali pertanyaan terbersit dipikiran bu Melisa. 
Dilema terjadi didalam pikirannya, melihat batang kemaluan mang Yono yang hitam, besar dan berotot mengacung keras serta mengkilap akibat air liur bu Ernita yang dari tadi memanjakannya. Apalagi sudah tiga bulan ini bu Melisa tidak melakukan persetubuhan kerena suaminya adalah seorang pelaut. Di tengah-tengah kekalutannya, bu Melisa dikagetkan oleh sesuatu yang memasuki vaginanya. Tanpa sadar kemejanya telah dilucuti oleh pak Risman, begitupula dengan BH hitamnya yang kini terlihat tegeletak di lantai ruangan tersebut. 

Mang Yono
Kini posisinya tengah mengangkang di atas sofa, roknya kini sudah tergulung menggantung di pinggangnya, payudara kanannya tengah dihisap pak Risman dengan rakus, sedangkan payudara kirinya sedang diremas tangan kiri pak Risman yang mendekapnya dari belakang. Sementara itu, vaginanya yang mulai becek sedang ditusuk-tusuk jari tengah pak Risman.
"Aahhh...ough...tidak..bangsattt kamu Risman.." Lenguhan bu Melisa terdengar memilukan ketika jari tengah pak Risman memaksanya mendapatkan orgasme. 
Pak Risman tampak terkekeh menjijikan mendapati jari serta telapak tangannya dilumuri cairan putih kental yang menyembur dari vagina bu Melisa.
"Hehe..katanya gak mau..tapi muncrat juga..enak ya bu" tanya pak Risman melecehkan bu Melisa. 
"Anjing kau Risman..haah..haah.." Jawab bu Melisa terengah-engah.
Mendengar jawaban bu Melisa, kepala sekolah mesum itu kembali mengocokan jari tengah gemuknya di vagina bu Melisa yang kembali melenguh-lenguh. Sesaat kemudian lenguhannya tertahan dikarenakan bu Ernita kini memagu-magut bibirnya. Bu Ernita kini berada di atas sofa dengan posisi menungging. Di belakangnya mang Yono menancapkan batang kemaluan besarnya di vagina guru bahasa inggris tersebut dan langsung mengocoknya dengan kasar. Kenikmatan yang bu Ernita dapatkan dari hujaman batang mang Yono ia lampiaskan terhadap bu Melisa yang kala itu kembali dilanda orgasme. Selang beberapa menit giliran bu Ernita yang mendapatkan orgasme hebat dari genjotan mang Yono. Itu merupakan orgasmenya yang ke 5 di hari itu yang ia dapatkan dari orang yang sama, hingga ia merasa badannya sudah tak bisa lagi dipakai untuk melayani pejantannya. Sebelum ambruk di atas sofa bu Ernita meminta bantuan kepada bu Melisa.
"Tolong saya bu..tolong gantikan saya untuk memuaskan mereka" ucap bu Ernita kepada bu Melisa.
Entah merasa iba dengan bu Ernita, atau memang bu Melisa menginginkan bersetubuh dan menikmati batang-batang besar milik kedua pejantan itu, kini ia tak menolak ketika disuruh pak Risman untuk menunggangi batang kejantanan mang Yono yang kini tengah duduk selonjoran di atas sofa di pinggir bu Ernita yang meringkuk kelelahan. Tampak bu Melisa menengadahkan kepalanya dan dengan mulut terbuka mengeluarkan desahan tertahan ketika mili demi mili batang kejantanan mang Yono yang ia pegang dengan jari-jari lentiknya memasuki vaginanya yang becek dan licin. Selang beberapa menit, sudah mulai terlihat bu Melisa dengan semangat menghentak-hentakan pinggulnya, menyerahkan vaginanya diobrak-abrik batang kejantanan mang Yono. Desahan penuh kenikmatan yang kini dihiasi senyum yang mengembang di bibir merahnya mengiringi suara tumbukan kedua alat kelamin tersebut. Ketika sedang asik menunggangi mang Yono, bu Melisa dikagetkan oleh batang kejantanan yang tak kalah besar dengan batangnya mang Yono yang menyentuh-nyentuh bibirnya. 

Ia menengadah ke atas dan terlihat pak Risman tengah menyeringai menjijikan terhadapnya sambil tangannya mengelus-elus kepalanya. Mengerti dengan keinginan kepala sekolah mesum itu, bu Melisa langsung memperlihatkan kebolehannya menyenangkan laki-laki. Ia mulai menjilati batang kejantanan pak Risman dari biji sampai ujung kepalanya dengan telaten hingga tak ada yang terlewat sedikitpun, lalu setelah itu ia mengulum kepala kejantanan pak Risman dan mengurut lembut batangnya hingga membuat pak Risman melenguh.
"Ouuuh bu..bu Melisa hebat sekali manjain kontol saya...udah kayak pelacur beneran..ahhh" ucap pak Risman ditengah-tengah kenikmatan yang ia dapatkan.
Namun bukannya marah mendapatkan pelecehan tersebut, hati bu Melisa malah merasa senang dengan ucapan pak Risman itu.
"Oh...beginikah yang dirasakan para pelacur itu..haaaah...sangat nikmat" itulah kata-kata yang ada di benak bu Melisa saat itu.
"Terima kasssih pak Risman...saya memang pelacur pak" tanpa sadar kata-kata itu meluncur dari mulut bu Melisa, hingga ia mendapatkan orgasmenya yang hebat.
Setelah orgasme bu Melisa mereda, pak Risman beralih ke belakang bu Melisa. Ia mngorek-ngorek lubang anus milik bu Melisa dengan jarinya serta sesekali meludahinya. Menyadari apa yang akan dilakukan kepala sekolah itu bu Melisa sedikit kaget.
"Oh...pak jangan disitu, sakkkiiit" tolak bu Melisa. Namun pak Risman tak mendengarkan penolakan itu, kali ini ia sudah menempelkan ujung batang kejantanannya di lubang yang mengerucut itu. Perlahan-lahan ia mendorong batang kejantanannya tersebut dengan diiringi lenguhan yang terdengar memilukan. 
Tak memberi waktu untuk menghela nafas, pak Risman langsung menggenjot dengan brutal anus bu Melisa yang terus menjerit-jerit. "Ampuuun..oh..oh..panas..ahhh" ungkap bu Melisa merasakan dinding lubang anusnya seperti terbakar.
Tapi setelah beberapa menit, rasa perih, sakit dan panas itu mulai hilang. Kini yang dirasakan bu Melisa adalah rasa nikmat yang tiada tara yang ia dapat dari kedua batang besar yang menyumpal lubang vagina dan anusnya.
Persetubuhan ketiganya terus berlanjut dengan berganti-ganti gaya maupun posisi. Kini bu Melisa sudah ketagihan batang kemaluan besar mang Yono dan pak Risman, bahkan ia rela melakukan adegan lesbian dengan bu Ernita demi membangkitkan gairah pejantan-pejantannya yang saat itu menonton kebinalannya beradegan lesby bersama bu Ernita dengan batang-batang yang layu di selangkangannya masing-masing. 

to be continued...

No comments:

Post a Comment