Tuesday, 30 September 2014
muslihat kakek dewo 2
;
;
;
;
;
1
JILBAB SEKSI-AULIA W (10)
Dewo membuka tas yang ia bawa dari Malaysia, dia sedang mencari kaset film porno yang dia beli dari negeri jiran tersebut. Dia berniat akan memperlihatkan permainan seks panas yang ada di kaset tersebut dimana si perempuan dientot di mulut, vagina, dan anusnya, sampai disuruh menelan sperma di mulut yang bercampur dengan kotorannya sendiri. Anehnya si perempuan sangat menikmati permainan tersebut.
Dewo kemudian menemui Nyai Siti dan bertanya, ”Apa Nyai pernah melihat film porno?”
”Belum,” jawab Nyai Siti.
JILBAB SEKSI-AULIA W (1)
Dewo pun segera meminta Nyai Siti untuk memutar kaset yang ada di tangannya. ”Nyai nonton dulu ya, saya tinggal beli rokok di warung.” ucapnya. Dewo pergi ke warung yang agak jauh dari rumah Kyai Kholil. Ia sengaja melakukannya agar Nyai Siti puas menonton filmnya. Hampir setengah jam, baru Dewo kembali. Saat itu Nyai Siti sudah sangat bergairah sekali, tapi dia masih sungkan menunjukkannya pada Dewo. Layar di TV menunjukkan adegan seorang cewek yang dientot di anus kemudian menelan sperma si pria.
Dewo yang telah mencampurkan obat perangsang dosis tinggi ke dalam minuman kaleng dibawanya, segera mendekati istri Kyai Kholil itu. ”Nggak haus, Nyai. Ini, ada sedikit minuman. Silahkan.” Dewo memberikannya pada Nyai Siti.
Dengan wajah semburat merah akibat menahan gairah, Nyai Siti menerimanya. ”Terima kasih, Mas Dewo.” dan segera meminumnya tanpa curiga sama sekali. Dewo tersenyum melihatnya.
Lima menit kemudian, efeknya mulai merasuk. Gairah Nyai Siti jadi makin membara, dan karena saking bernafsunya hingga ia tanpa sungkan lagi membuka celana Dewo yang duduk di sebelahnya. ”Mas Dewo, tolong bantu aku.” bisiknya serak.
JILBAB SEKSI-AULIA W (2)
Melihat tingkah istri Kyai Kholil itu, senyum Dewo semakin terkembang lebar. ”Tentu saja, Nyai.” sahutnya sambil mengecup pipi Nyai Siti dan menyuruh wanita cantik itu agar menghisap penisnya.
Sekitar lima belas menit Nyai Siti menyepong kontol si Dewo, dia kemudian meminta Dewo untuk segera mengentotnya begitu ia sudah benar-benar tak tahan. ”Mas, ayo masukkan kontol besarmu ke memekku.” pinta Nyai Siti tanpa malu.
Dewo yang merasa di atas angin, menyahut santai. “Aku mau ngentot kamu, Nyai, tapi aku minta dulu untuk memperawani anusmu.”
”Jaangan… sakit…!” Nyai Siti menggeleng.
”Kalo nggak mau, aku nggak akan ngentot kamu lagi.” ancam si Dewo.
Nyai Siti terdiam.
”Gimana, Nyai, mau apa enggak aku memperawani anusmu?”
JILBAB SEKSI-AULIA W (3)
Nyai Siti tetap diam. Ia tampak bingung, antara pengen dientot dan takut sakit, karena selama pernikahan dengan Kyai Kholil, ia belum pernah ditusuk di anus. Gaya bercinta Kyai Kholil sangat monoton, hanya posisi misionaris dengan Nyai Siti di bawah dan Kyai Kholil di atas. Itupun hanya berlangsung beberapa saat, paling lama lima menit sudah keluar. Nyai Siti tidak pernah puas dengan persetubuhan mereka, tapi sebagai istri yang baik, ia tabu untuk mengeluhkannya. Dan sekarang, setelah bertemu dengan Dewo, sisi liarnya sebagai seorang wanita muncul keluar. Gaya bercinta Dewo yang cenderung kasar tapi sangat memuaskan sungguh sangat dirindukannya. Nyai Siti tidak sanggup untuk berpisah dengan laki-laki itu. Jadi, sambil menghela nafas berat, iapun berkata…
”Baik, aku mau. Tapi setelah kuberikan keperawanan anusku, nanti entot memekku ya?” pintanya.
”Hahaha…” Dewo tertawa puas. ”Iya, nanti akan aku entot memekmu,” jawabnya menyanggupi.
Nyai Siti menunduk malu, merasa kalau harga dirinya sudah tidak ada lagi. Tapi mau bagaimana lagi, memang begitulah adanya. Jadi saat Dewo berkata sambil tertawa, ”Sekarang nungging di lantai!” dia tidak menolak sama sekali.
Nyai Siti pun segera membungkukkan badan dan kemudian menungging di lantai. Ia mengangkat baju gamisnya sampai ke pinggang dan memelorotkan celana dalamnya sampai ke lutut. Jilbabnya tetap ia biarkan melingkar menutupi kepala. Dewo yang melihat lubang anus Nyai Siti mengintip malu-malu dari belahan pantatnya, menjadi tidak sabar lagi untuk segera memasukinya. Setelah diludahi sedikit, ia pun segera membenamkan kontolnya dalam-dalam. Tak peduli pada Nyai Siti yang menjerit kesakitan
”Aaaaaaaduhhhh… ssssakittttttt,” rengek Nyai Siti.
“Diam kamu, Lonte! Katanya mau dientot, sebentar lagi kamu tidak merasakan sakit lagi.” kata Dewo kejam.
Dengan sedikit agak kesulitan, akhirnya kontol Dewo pun berhasil menjebol anus Nyai Siti yang masih perawan. Dan kemudian, tanpa menunggu lama, mulai memompanya maju-mundur dengan cepat. Dewo melihat kontolnya memerah karena darah yang keluar dari anus Nyai Siti. Ia tersenyum gembira.
JILBAB SEKSI-AULIA W (4)
Setelah beberapa menit, betul seperti yang dikatakan Dewo, Nyai Siti mulai merasakan kenikmatan yang bercampur dengan rasa sakit pada lubang anusnya. ”Ooh… enak, Mas… sakittt… tapi enak, Mas… aduh!” rintihnya.
”Sakit apa enak, Nyai Siti lonteku… perekku… gundikku…” tanya Dewo sambil meremas-remas kuat bokong Nyai Siti yang membulat indah. Ia tidak sungkan untuk mengeluarkan kata-kata kotor karena merasa Nyai Siti sudah tidak berharga lagi. Wanita itu sudah jadi budak seksnya.
”Enak, Mas Dewo. Terusss… lakukan sesukamu…” jawab Nyai Siti suka.
Sambil terus menggenjot penisnya, tak lupa tangan Dewo menyusup masuk ke dalam gamis Nyai Siti dan kemudian meremas serta memilin susu Nyai Siti yang masih tertutup dengan beha.
Tak lama kemudian Nyai Siti berteriak. ”Aaaaaaa… aku keluar, Mas Dewo… remas susuku yang kuat!” Nyai Siti mendapatkan orgasmenya yang pertama saat dientot di anus.
Dewo menggeram. ”Iya, tahan Lonteku sayang. Aku masih belum.” dia terus menggenjot pinggulnya, tak peduli dengan vagina Nyai Siti yang berkedut kencang saat menyemburkan cairan cintanya ke lantai.
Diremas-remasnya payudara Nyai Siti semakin kuat saat dua puluh menit kemudian Dewo tidak mampu lagi untuk menahan hasrat birahinya. Padahal saat itu Nyai Siti yang sedang ia sodomi, hampir mendapatkan orgasmenya yang kedua. “Nyai, aku mau keluar…!” bisik Dewo dengan penis menusuk semakin dalam.
”Aku juga, Mas Dewo… kamu memang hebat! Aaaaaaah…” selesai berkata, tubuh Nyai Siti kembali bergetar. Ia kembali orgasme. Cairan bening kembali memancar dari liang vaginanya yang sama sekali tidak dipakai oleh Dewo.
Dewo yang juga sudah hampir mencapai klimaks, segera mengeluarkan kontolnya dari anus Nyai Siti, kemudian menggulingkan tubuh wanita cantik itu hingga telentang. Dia kemudian menduduki dada Nyai Siti. Tangan kanannya mengocok kontolnya dengan cepat, sedangkan tangan kirinya mengangkat sedikit kepala Nyai Siti yang terbungkus jilbab. “Ini, Nyai, air mani kesukaanmu… telan! Buka mulutmu!” perintah Dewo.
JILBAB SEKSI-AULIA W (5)
Tanpa rasa jijik, mengabaikan bau kotoran dari kontol Dewo, Nyai Siti segera membuka mulutnya. ”Aaaaahhhhhh…”
”Terima ini, Nyai!” sedikit mendelik, Dewo menyemburkan air maninya ke mulut Nyai Siti. Ia mengarahkannya tepat ke kerongkongan istri Kyai Kholil itu hingga Nyai Siti bisa menelannya dengan mudah. Seperti orang kehausan, Nyai Siti menenggak semuanya. Tak lupa juga ia membersihkan kontol Dewo yang penuh dengan sperma dan darahnya sendiri dengan menjilatinya penuh nafsu. Kelelahan tapi puas, Dewo kemudian rebah di samping tubuh Nyai Siti.
Nyai Siti yang sudah gila dengan kontol Dewo, ikut menggeser tubuhnya. Ia seperti tidak rela kehilangan kontol laki-laki tua itu. Dengan lembut ia memandangi kontol Dewo sambil mulutnya mulai menjilat lagi, sesekali ia juga menciumi ujung kontol Dewo yang tumpul. Akibatnya kontol Dewo jadi mengeras kembali akibat perbuatannya itu.
Dewo hanya tersenyum kecil menerimanya dan berkata, ”Teruskan, Lonteku yang binal, sepong kontolku sesukamu. Apa kamu menyukainya?” tanya dewo dengan tangan meremas-remas payudara Nyai Siti yang membulat indah.
Nyai Siti memandang sebentar wajah Dewo, dan sambil tersenyum malu-malu ia mengangguk.
”Nyai, apakah aku boleh meminta sesuatu darimu?” tanya Dewo, dipilinnya kedua puting Nyai Siti yang berada dalam genggaman tangannya kuat-kuat.
”Ehmm,” merintih sebentar, Nyai Siti kemudian menjawab. ”Mintalah, pasti akan aku penuhi, Mas Dewo. Bahkan jiwa dan ragaku hanya untukmu, untuk kontolmu.” yakinnya.
Dewo mengangguk puas. ”Kalau begitu, aku minta perawan anak dan adikmu… gimana, Nyai?” tanyanya. ”Aku kasihan dengan tempekmu yang tidak mampu lagi menahan genjotan kontolku, dan aku janji akan memberikan kepuasan kepadamu, setiap hari.” tambah Dewo.
Tanpa berpikir panjang, Nyai Siti mengangguk. ”Baik, Pangeran Kontol,” hanya itu jawaban singkat darinya.
JILBAB SEKSI-AULIA W (6)
Dewo tertawa penuh kemenangan. Dengan kasar ia menjambak jilbab Nyai Siti dan berkata, ”Terima kasih, Lonte budak nafsuku. Nah sekarang, aku pengen ngentot mulutmu, dan akan kuberikan mani kesukaanmu.”
Dewo kemudian menggenjot kontolnya di mulut Nyai Siti, sampai muka istri Kyai Kholil itu memerah, bahkan tersedak. Tapi Dewo tidak menghiraukannya, malah ia memasukkan kontolnya semakin dalam, sampai mentok di tenggorokan Nyai Siti. Tidak bisa menolak, dengan pasrah Nyai Siti menerimanya. Meski nafasnya sedikit sesak, ia nikmati hujaman kontol panjang Dewo di mulutnya sampai laki-laki itu klimaks. Dewo menekan kontolnya dalam-dalam ke tenggorokan Nyai Siti saat spermanya menyembur keluar.
”Aahhhhh… aku keluar, Nyai.” rintih laki-laki tua itu. ”Ini lonteku, terima maniku!” racau Dewo tidak karuan.
Nyai Siti segera meneguk dan menelan semuanya sebelum terkapar lemas di lantai. Ia kelelahan, sangat kelelahan. Dewo menyeringai kejam dan mengecup bibir manis Nyai Siti. ”Mandi yuk?” ajaknya. Dibopongnya tubuh Nyai Siti dan diantarnya menuju kamar mandi.
Di dalam, Dewo segera menelanjangi tubuh wanita cantik itu. Nyai Siti hanya pasrah saja menerimanya. Ia sudah terlalu lemas untuk memprotes. Lagian, ia juga suka dengan acara mandi bareng Dewo. Biasanya acara mandi mereka akan diakhiri dengan persetubuhan pamungkas yang hangat dan panas.
Tapi baru saja Dewo membuka kran bak mandi, terdengar suara ketukan di pintu depan. ”Assalamu’alaikum…” itu suara Kyai Kholil. Dewo dan Nyai Siti yang sedang berpelukan langsung terdiam, tubuh mereka membeku. Dewo mengumpat dalam hati karena kesenangannya terganggu, begitu juga dengan Nyai Siti. Tapi sebelum Kyai Kholil memergoki mereka, Nyai Siti sudah cepat menyusun rencana. Dengan hanya berbalut handuk, ia keluar menemui sang suami.
”Tumben Abi pulang cepat?” sapanya ramah.
Kyai Kholil sedikit mendelik melihat dandangan sang istri. ”Kok cuma pake handuk?” tanyanya pada Nyai Siti.
Nyai Siti segera menjawab, ”Habis nguras kamar mandi.” didekatinya laki-laki itu dan ia salami tangannya.
”Aku mau ke kamar mandi, cuci muka.” kata Kyai Kholil mengagetkan.
JILBAB SEKSI-AULIA W (7)
”Jangan!” Nyai Siti berseru cepat, sedikit mencurigakan. ”Em, maksudku… aku belum selesai, kamar mandi masih kosong.” kata Nyai Siti berbohong. Bahaya kalau sampai Kyai Kholil memergoki Dewo yang sedang ngumpet di kamar mandi dengan tubuh telanjang.
”Oh, begitu.” Kyai Kholil mengangguk. ”Ya sudah, selesaikan dulu. Aku tunggu di kamar. Tubuhku capek.”
Nyai Siti tersenyum, ”Tidak lama kok. Nanti habis ini Abi aku pijat.”
Kyai Kholil berbalik dan segera melangkah ke kamar. Begitu sang suami menutup pintu, Nyai Siti cepat melesat ke kamar mandi. Memeknya terasa sudah gatel banget akibat penundaan barusan. Ia sudah tak sabar untuk disetubuhi oleh Dewo yang sudah menunggu dengan penis mengacung tegak di kamar mandi.
“Dimana suamimu?” tanya Dewo saat Nyai Siti kembali masuk, segera dipeluknya tubuh sintal perempuan cantik itu.
Nyai Siti menggelayut manja di pundak Dewo dan berbisik. ”Sudah kusingkirkan ke kamar. Ayo mandi barenga.” ajaknya pada Dewo.
Berikutnya, mereka mandi bersama dengan saling membantu menyabuni dan menyirami tubuh masing-masing. Nyai Siti mendesah memperhatikan bentuk tubuh Dewo yang masih tegap dan gempal di usia tuanya, termasuk juga ukuran kontol laki-laki itu yang cukup besar, hampir dua kali lipat kontol Kyai Kholil. Bagi Nyai Siti, semakin besar ukurannya semakin nikmat, ia sudah membuktikannya sendiri. Jadi dengan sayang ia menggenggam dan mempermainkan batang kontol Dewo hingga benda itu mekar mengembang lebih besar lagi.
“Kok dari tadi masih keras aja, Mas Dewo, padahal sudah dua kali keluar?” kata Nyai Siti dengan nada khas ibu-ibu yang doyan kontol, sudah tidak terlihat lagi kesan lugu dan alim dalam suaranya.
Dewo hanya tersenyum geli, “Iya, itu tandanya sudah pengen ngentot Nyai lagi.”
Nyai Siti menggenggam dan mengocoknya lembut. “Tapi di memek ya, kan belum dari tadi. Mas Dewo sudah janji lho,” tagihnya.
“Iya, aku juga pengen ngerasain memekmu, Lonteku sayang!” kata Dewo. Tangannya terulur untuk meremas-remas payudara Nyai Siti yang terasa licin dalam genggamannya.
JILBAB SEKSI-AULIA W (8)
Nyai Siti yang sudah begitu bergairah hanya bisa meringis-ringis kegelian menerima pijitan Dewo pada bulatan payudaranya, sementara ia sendiri menjulurkan tangan untuk meremas-remas kontol Dewo yang sudah mengeras tajam, ”Cepat masukin, Mas Dewo. Aku sudah tak tahan.” pinta Nyai Siti memelas.
Tersenyum, Dewo segera menyuruh Nyai Siti berbaring di lantai dengan kedua kaki dibuka lebar-lebar. Tampak memek basah Nyai Siti terkuak dengan begitu jelasnya. Ia menciuminya sebentar sebelum akhirnya mulai menembus menggunakan batang penisnya.
”Hoghh,” rintih Nyai Siti saat kontol panjang Dewo mulai menusuk lubang memeknya. Terasa sedikit ketat dan perih karena begitu besarnya benda itu. Tapi Nyai Siti menyukainya karena memang inilah yang ia cari. Sedikit mengetatkan rangkulannya ke tubuh Dewo, ia meminta laki-laki itu agar meneruskan aksinya. ”Tusuk terus, Mas Dewo. Terus. Ya… begitu!” rintih Nyai Siti.
Dengan keras Dewo menghunjamkan kontolnya, dan begitu sudah masuk, langsung menggoyangnya cepat. Nyai Siti yang sudah hafal dengan gaya permainan Dewo, melolong-lolong penuh kenikmatan. ”Ughh… terus, Mas Dewo… ahh, nikmat sekali. Terus!”
Begitu nikmatnya permainan Dewo hingga tak butuh waktu lama, Nyai Siti sudah mengerang membuka kembali orgasmenya. Dan berikutnya saling susul menyusul hingga total empat kali ia mencapai puncak. Sementara Dewo tampak masih enjoy saja. Ia tersenyum menikmati jepitan hanhat memek Nyai Siti. Tangannya melingkar di payudara perempuan cantik itu dan terus meremas-remas lembut disana sepanjang permainan. Di orgasme Nyai Siti yang kelima, barulah Dewo memuntahkan spermanya. Dengan cepat ia menarik keluar batang kontolnya dan mengarahkannya ke mulut Nyai Siti.
Nyai Siti yang sudah hafal dengan hobi Dewo, segera membuka mulutnya dan menerima semprotan pejuh Dewo dengan senang hati. ”Terima ini, Lonteku cantik!” geram Dewo saat air maninya menyembur keluar. Dibungkamnya mulut Nyai Siti dengan batang penisnya hingga istri Kyai Kholil itu menelan semua spermanya. Setelah bersih, barulah ia melepaskan.
”Hh… hh…” Nyai Siti bernafas tersengal-sengal, tapi dia sangat puas.
“Gimana, enak kan kontolku?” tanya Dewo menguji apa yang barusan dialami oleh Nyai Siti.
“Bukan puas lagi, Mas. Tapi sangat puas. Aku mabok sama kontolmu.” jawab Nyai Siti mengakui apa yang didapatnya.
”Masih mau lagi?”
JILBAB SEKSI-AULIA W (9)
Nyai Siti mengangguk.
”Penuhi saja janjimu, dengan begitu aku bakal memuaskan Nyai tiap hari.” kata Dewo.
”Keperawanan anak dan adikku?” tebak Nyai Siti.
Dewo mengangguk dan tertawa pelan.
Nyai Siti terdiam. Sanggupkah dia menukar anak dan adiknya dengan kontol Dewo?
muslihat kakek dewo 1
;
;
;
;
Di jalanan desa di sebuah pegunungan selatan Jawa Timur, tampak seorang laki-laki berusia lanjut sedang berjalan dengan gontai. Dilihat dari perawakan dan keriput di kulitnya, usianya kurang lebih mendekati 60 tahun. Tapi meski begitu, bentuk fisiknya masih terlihat kuat, seperti layaknya lelaki yang berusia 35 tahun. Maklum, sehari-hari dia bekerja sebagai kuli bangunan. Pekerjaannya yang berat membuat kondisi fisiknya tetap terjaga dengan bugar. Menjadi kuli bangunan tidak dilakukannya di negeri sendiri, tapi di Malaysia. Dia menjadi TKI disana. Kini, setelah 30 tahun berada di Malaysia, dia pulang untuk melihat kampung halamannya.
jilbaber ketat merangsang-monica (1)
Terpancar raut wajah lelah di muka lelaki bernama Dewo itu. Sudah dari tadi dia mencari rumah orang tuanya di desa Wonosari, tapi masih belum ketemu juga. Suasana kampungnya memang tidak banyak berubah, hanya jumlah rumahnya saja yang sedikit bertambah. Dulu hanya ada sekitar dua puluh rumah, sekarang mungkin tidak lebih dari 60 rumah. Maklum, desa Wonosari merupakan daerah terpencil di pegunungan. Penerangan listrik pun belum masuk ke desa tersebut.
Sudah hampir tiga jam Dewo mencari rumah orang tuanya. Ketika sudah ketemu dan didatangi, ternyata bukan kedua orang tuanya yang menemui, melainkan seorang berbaju muslim yang sepertinya adalah seorang Kyai. Rumah itu sudah berpindah tangan. ”Mungkinkah Kyai itu adalah anak pungut orang tuanya dulu?” Dewo berkata dalam hati.
“Mencari siapa, Pak?” tanya Kholil kepada Dewo.
Dengan tergagap Dewo menjawab, “Apakah benar ini rumah Pak Markum?”
Kholil terkejut ketika Dewo menanyakan Markum, bapak angkatnya. ”Bapak siapa?” tanya Kholil balik.
”Saya adalah anaknya yang telah lama pergi merantau.” jawab Dewo terus terang.
Betapa terkejutnya Kholil mendengar jawaban itu. Markum, bapaknya, memang pernah berkata kalau dirinya mempunyai anak. Tapi karena kenakalannya, anak itu diusir pergi. Dan sampai Markum dan istrinya meninggal, anak itu tidak pernah kembali ke rumah.
Kholil segera mempersilahkan Dewo untuk masuk ke dalam, dia kemudian memanggil istrinya. ”Nyai, ada tamu. Tolong si Rohmah dan adikmu diajak sekalian.”
Tak lama kemudian, Nyai Siti, istri Kholil, keluar diiringi oleh dua orang gadis muda yang terlihat malu-malu.
”Nyai, ini ada tamu. Pak Dewo ini adalah anak dari bapak angkat kita. Pak Dewo ini sudah sekian lama merantau dan sekarang pulang ke desa ini untuk mencari Pak Markum.”
Mendengar apa yang dikatakan Kyai Kholil, betapa terkejutnya mereka, karena tidak menyangka akan bertemu kembali dengan anak Pak Markum yang asli. Akhirnya keluarga itu dengan hormat menjamu Dewo.
Nyai Siti berumur 35 tahun, wajahnya mirip artis Titi Kamal. Sedangkan anaknya yang bernama Rohmah berusia 16 tahun, wajahnya mirip dengan artis Zaskia Adya Mecca. Adik Nyai Siti yang bernama Wiwik, seperti Ike Nurjanah. Ketiganya cantik, dengan pakaian jubah dan kerudung panjang yang menutup sampai ke dada. Maklum, Kyai Kholil adalah sosok yang disegani di kampung. Sehari-hari ia bertindak sebagai pemuka agama.
Rasa sungkan keluarga Kyai Kholil kepada Dewo makin bertambah besar ketika Dewo memberikan oleh-oleh dari Malaysia berupa baju dan perhiasan yang sedianya akan diberikan kepada orang tuanya. Apalagi ketika Dewo berkata bahwa uang tabungan selama dia bekerja dapat digunakan untuk kebutuhan hidup keluarga Kyai Kholil. Dewo cuma meminta satu hal, ia ingin menghabiskan hari tuanya di rumah ini. Begitu besar keinginannya itu hingga dia bahkan tidak keberatan kalau Kyai Kholil menyuruhnya untuk menggarap ladang yang sebenarnya masih milik orang tuanya.
Akhirnya, tanpa banyak halangan berarti, Dewo pun tinggal bersama dengan keluarga Kyai Kholil. Dia menempati kamar belakang yang terpisah dengan rumah induk yang jaraknya sekitar 10 meter. Hampir dua bulan Dewo tinggal di rumah Kyai Kholil, dan warga sekitar sudah tahu keberadaannya. Cuma warga tidak banyak yang tahu tentang masa lalu Dewo yang kelam, yang suka memperkosa wanita dan menggoda istri orang. Bahkan Dewo tidak segan untuk membunuh lelaki yang merebut para wanita incarannya. Warga cuma tahu tahu kalau Dewo adalah anak Pak Markum yang ingin menghabiskan sisa hidupnya di desa ini.
Padahal Dewo yang sekarang masih seperti yang dulu. Di Malaysia, dia suka bermain perempuan, bahkan setiap hari. Dan begitu tinggal di desa Wonosari, sudah hampir dua bulan ini ia tidak bisa menyalurkan hasrat seksualnya. Betapa tersiksanya laki-laki tua itu. Sempat terlintas di pikirannya untuk menyetubuhi istri Kyai Kholil yang cantik. Maka demi memuluskan ambisinya itu, iapun segera mengatur rencana agar bisa mendapatkan tubuh molek Nyai Siti, kalau bisa beserta anak dan adiknya juga.
jilbaber ketat merangsang-monica (2)
Sebagai seorang Kyai, terkadang Kyai Kholil dalam satu bulan bisa empat sampai lima kali meninggalkan rumah. Kalau dihitung, praktis hanya seminggu ia berada di rumah. Sama seperti saat itu, ketika Kyai Kholil sedang ada pertemuan antar Kyai di kota lain selama empat hari. Kesempatan ini segera dimanfaatkan oleh Dewo untuk menjalankan rencananya. Sebelum berangkat, Kyai Kholil berpesan kepada Dewo agar menjaga keluarganya, dan Dewo pun menyanggupi, meski dengan senyum iblis tersungging di bibir.
Malam itu hujan turun deras sekali. Jam delapan malam, anak dan adik Nyai Siti sudah lelap tertidur. Tidak ada penerangan listrik membuat mereka malas melek sampai malam. Nyai Siti yang hendak ke belakang bertemu dengan Dewo yang sedang duduk di teras belakang sambil merokok. ”Eh, Pak Dewo… belum tidur, Pak?” sapa wanita cantik itu.
”Belum, Bu,” jawab Dewo.
Sekembali dari kamar mandi, Nyai Siti kemudian bertanya kepada Dewo. ”Pak, saya buatkan teh panas ya, biar nggak kedinginan,”
”Ah, nggak usah repot, Bu.” jawab Dewo pura-pura.
”Ah, nggak papa, Pak Dewo,” jawab Nyai Siti. Tak berapa lama kemudian, wanita itu sudah kembali dengan dua gelas teh panas berada di tangan. Dewo mulai berpikir, ”Aku harus bisa merasakan tubuh Nyai Siti!” tekadnya dalam hati. ”Pak Dewo, ayo diminum. Kok malah ngelamun sih?” pertanyaan Nyai Siti membuyarkan pikiran kotornya.
”Ya, Bu, terima kasih.” Selesai meminum teh panas, Dewo bertanya kepada nyai Siti, ”Semuanya sudah tidur, Bu?”
”Iya, Pak. Hujan-hujan begini anak sama adikku pada males bangun.” jawab Nyai Siti tanpa curiga.
”Wah, kesempatan nih!” pikir Dewo. ”Bu, kalo boleh minta tolong, saya minta minyak kayu putih jika ada,” pintanya.
”Oh, ada, Pak. Sebentar saya ambilkan,” jawab Nyai Siti.
Saat wanita itu masuk ke dalam rumah untuk mengambil minyak kayu putih, Dewo diam-diam memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Nyai Siti.
”Ini, Pak, minyak kayu putihnya. Dibawa aja, nanti saya bisa beli lagi.” Nyai Siti memberikan botol kecil yang ada di tangannya pada Dewo.
”Terima kasih, Bu.” Dewo menerimanya dengan senang hati.
jilbaber ketat merangsang-monica (3)
Sambil ngobrol-ngobrol kembali, Nyai Siti tanpa rasa curiga sedikitpun, mulai meminum teh panasnya yang telah diberi obat perangsang oleh Dewo. Tidak butuh waktu lama, obat itupun mulai bekerja. Nyai Siti merasa gairah dalam tubuhnya tiba-tiba menggebu. Ia mulai berkeringat dan bernafas agak berat. Dewo yang mengetahui bahwa Nyai Siti sudah berada dalam pengaruh obatnya, segera menggeser duduknya lebih dekat dengan istri Kyai Kholil itu dan berkata, ”Bu, kok hujannya lain ya? Lebih dingin udaranya.” pancingnya.
”Iya, Pak.” jawab Nyai Siti dengan suara parau.
Dengan sengaja Dewo meletakan tangannya di paha wanita cantik itu. Melihat tindakan si Dewo, seharusnya Nyai Siti marah. Tapi ia sudah hilang akal, pengaruh obat perangsang telah meruntuhkan kesadarannya. Yang ada dia malah diam saja, bahkan Nyai Siti seperti menikmati elusan tangan Dewo di atas kulit pahanya yang putih mulus. Melihat itu, Dewo pun jadi semakin berani. Ia segera merangkul tubuh montok Nyai Siti dan mencium bibirnya.
”Ehm, Pak!” desah Nyai Siti saat Dewo mulai melumat bibirnya dengan rakus.
Merasa tidak ada penolakan, tangan Dewo dengan cepat mulai menyingkap jubah Nyai Siti, ia mengangkat kain panjang itu hingga ke pinggang. Paha Nyai Siti yang putih dan mulus segera terlihat dengan jelas, tampak begitu menyilaukan di malam yang gelap dan dingin itu. Tak tahan memandanginya lama-lama, Dewo pun dengan penuh nafsu langsung menunduk dan menciuminya. “Ah… geli, pak Dewo!” pekik Nyai Siti dengan tubuh menggelinjang, tapi sama sekali tidak keberatan.
Merasa mendapat angin segar, Dewo pun semakin berani. Sambil mengusap-usap paha mulus Nyai Siti, ciumannya mulai bergerak ke arah selangkangan wanita cantik itu. Ia ciumi vagina Nyai Siti dari luar celana dalamnya, sambil sesekali ia menekan hidungnya pada vagina yang harum dan empuk itu.
”Aghhh… Pak!” Nyai Siti mendesah hebat, seolah sangat menikmatinya.
Tapi rangsangan yang diberikan Dewo tidak berhenti sampai disitu, sambil terus mengendus selangkangan Nyai Siti, dia menjulurkan tangannya dari bawah jubah dan memasukkannya ke balik BH. Diusap dan dipegangnya puting Nyai Siti yang terasa mulai tegak membesar. Ia pijit dan pilin-pilin ringan benda mungil itu hingga tak berapa lama kemudian, tiba-tiba Nyai Siti menjepit kepalanya dan mendesah hebat, ”Shshshsshh… aghgahahh!” tubuh montoknya menggelinjang, dan Dewo merasakan hidung dan mulutnya tiba-tiba basah oleh cairan kewanitaan. Begitu banyaknya hingga menembus sampai luar celana dalam.
”Pak Dewo, belum pernah kurasakan yang seperti ini, bahkan dari suamiku, dia tidak pernah menciumi vaginaku seperti ini.” kata Nyai Siti dengan mata setengah terpejam, keenakan.
jilbaber ketat merangsang-monica (4)
Dewo pun langsung tahu arah pembicaraan ini, ia segera menggandeng tangan Nyai Siti dan diajaknya untuk masuk ke dalam kamar yang selama ini ditempatinya. Nyai Siti seperti hilang kesadaran, dengan patuh mengikuti. Sesampainya di dalam, Dewo langsung melucuti bajunya. Terjuntai lah batang kontolnya yang belum ngaceng sepenuhnya, besar seperti pisang Ambon dan panjang seperti tongkat satpam.
Melihat kontol yang luar biasa itu, Nyai Siti melongo. Inilah kontol terbesar dan terpanjang yang pernah ia saksikan seumur hidupnya. Belum sempat hilang rasa herannya, tubuh Nyai Siti sudah didorong oleh Dewo hingga jatuh ke atas ranjang. Dewo yang masih ingin mempermainkan Nyai Siti, kemudian mencium bibir wanita cantik itu. Ia juga mengelus-elus seluruh bagian tubuh Nyai Siti, terutama payudaranya yang bulat membusung. Dewo sangat suka sekali dengan benda itu. Terasa sangat empuk dan kenyal sekali dalam genggaman tangannya.
Sambil terus melumat, dia mulai melepas kancing depan baju Nyai Siti satu demi satu sampai terbuka seluruhnya. Tidak hanya itu, ia juga melepas kait BH Nyai Siti, tapi tidak ia tarik, BH itu tetap dibiarkannya disitu. Kalau ingin memegang payudara Nyai Siti, ia cukup menyingkapkannya ke atas, dan terpampanglah benda putih mulus itu.
Nyai Siti semakin terbelalak menyaksikan kontol Dewo yang semakin membesar dan memanjang. Seperti layaknya penis kuda, sekarang kontol itu sudah hampir 25 centi panjangnya. Diameternya juga sangat luar biasa, telapak tangan Nyai Siti tidak bisa mencakup semuanya saat mencoba menggenggamnya. Tersenyum bangga, Dewo dengan kasar melepas celana dalam Nyai Siti, satu-satunya penutup yang masih tersisa di tubuh montok wanita cantik itu. Jilbab Nyai Siti yang bermotif kembang-kembang tidak ia lepas, Dewo merasa benda itu tidak begitu mengganggu aktivitasnya, bahkan semakin menambah gairahnya.
Nyai Siti memandangnya sayu saat mereka saling bertatapan. Dewo melihat wanita itu sepertinya senang dengan apa yang ia lakukan. Dia jadi lebih berani mengusap-usap dada Nyai Siti yang kenyal menegang dengan puting yang terasa semakin mengeras tajam. Dewo mendekatkan mulutnya untuk mencium puting mungil itu. Erangan halus keluar dari mulut Nyai Siti saat Dewo mulai mengecup dan menghisapnya secara perlahan, bergantian kiri dan kanan. Ia terus melakukannya hingga puting yang memerah itu semakin mengeras dan menegak. Nyai Siti tampak semakin gelisah, nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambut Dewo yang sedang tenggelam di celah buah dadanya, mulutnya mendesah-desah, “Ssshh… sshh… aghhh… Pak Dewo!”
jilbaber ketat merangsang-monica (5)
Dewo menurunkan ciumannya. Lidahnya kini bermain-main di pusar Nyai Siti, menggelitik lembut disana, sambil tangannya mulai mengusap-usap paha Nyai Siti yang putih dan mulus. ”Pak Dewo, ughh…” istri Kyai Kholil itu memanggil saat tangan nakal Dewo mulai menyentuh daerah kemaluannya. Dewo mengusap-usap perlahan rambut halus yang tumbuh disana sebelum akhirnya lidahnya terjulur dan mulai menjilatinya.
Bau kemaluan Nyai Siti merangsang sekali, wangi dan harum, sama sekali tidak amis, dengan satu bau khas yang sukar untuk diceritakan. Dewo membuka lebar-lebar paha wanita cantik itu untuk mencari biji klitorisnya. Ia sibak bibir vagina yang telah basah itu. Saat sudah menemukannya, kembali ia julurkan lidah untuk menghisap dan menggigitnya.
”Eghhh… Pak Dewo!” Nyai Siti mendesah kegelian. Liang kemaluannya tampak semakin basah dan memerah. Baunya juga menjadi semakin kuat. Membuat Dewo jadi semakin terangsang. Dilihatnya cairan berwarna putih sudah keluar dari lubang sempit itu. Ini tanda bagi Dewo untuk segera beralih ke tahap selanjutnya.
Diperhatikannya tubuh molek Nyai Siti yang berbaring telentang atas di ranjang. Terutama buah dadanya yang membusung indah, yang seperti minta untuk disentuh dan diemut. Putingnya yang mungil kemerahan terlihat basah karena air liur Dewo. Perut Nyai Siti tampak cukup rata dan langsing, hanya ada sedikit lipatan lemak disana. Kakinya yang terbuka lebar membuat Dewo bisa menyaksikan dengan jelas lubang kemaluannya yang basah dan menganga lebar, siap untuk dimasuki.
Jadi, sambil tersenyum mesum, Dewo pun segera menindih tubuh Nyai Siti. Didekapnya istri Kyai Kholil itu dan dipeluknya dengan gemas sambil melumat mesra bibir ranumnya. Tangan Dewo meraba seluruh tubuh Nyai Siti yang mulus dan halus. Sambil memegang puting susunya, Dewo meremas-remas buah dada Nyai Siti yang padat dan kenyal. Ia memijit dan mengusap-usapnya hingga nafsu Nyai Siti makin terangsang hebat. Nyai Siti membalas dengan menggenggam penis Dewo erat-erat lalu diusap-usapnya penuh rasa sayang.
jilbaber ketat merangsang-monica (6)
Dewo membuka lebar-lebar paha Nyai Siti untuk mencari liang vaginanya. Setelah ketemu, tanpa memberitahu sebelumnya, dia langsung melesakkan kontolnya menembus lubang sempit itu. ”Aaugh… ahhh…” Nyai Siti menjerit tertahan, tubuhnya menggelinjang seperti kesakitan karena memeknya terasa penuh oleh kontol Dewo yang besar dan panjang.
”Pelan-pelan, Pak Dewo!” Nyai Siti berbicara dengan nafas sesak. Mulutnya meringis seperti orang sedang menahan kencing.
Dewo segera memeluk tubuh molek Nyai Siti dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, ia menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut benda bulat itu. Mulutnya mengecup-ngecup sambil lidahnya memainkan putingnya. Lalu Dewo bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan?”
Nyai Siti membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang begitu menggairahkan. Dewo pun menekan penisnya ke dalam. Kemudian ditariknya ke belakang perlahan-lahan. Ditekan lagi. Ditarik lagi. Begitu terus selama beberapa saat hingga kemaluan sempit Nyai Siti berubah menjadi sedikit lebih lebar, baru Dewo mempercepat hentakannya. Kini dengan lancar kontolnya keluar masuk di memek sempit Nyai Siti. Terasa hangatnya sungguh sangat menggairahkan.
”Ehss… ahmm… ughh…” Nyai Siti mendesah dan mengerang seiring dengan genjotan pinggul Dewo yang semakin cepat dan kencang. Bahkan punggungnya sampai terangkat-angkat untuk menyambut tusukan laki-laki tua itu.
Tak ingin kalah, sekuat tenaga Dewo terus memaju-mundurkan pinggulnya. Sambil menggoyang, ia juga terus meremas-remas payudara Nyai Siti yang bulat dan membusung indah. Sampai akhirnya ia merasakan badan Nyai Siti mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk tubuh Dewo erat-erat. Satu keluhan berat keluar dari mulutnya. ”Arghhh… aku keluar, Pak Dewoooo…!” setengah berteriak, wanita itu orgasme. Vaginanya yang sempit menyemburkan cairan kental yang banyak sekali.
Merasa nikmat, bukannya berhenti, Dewo malah menggoyang pinggulnya semakin kuat. Kasur tempat mereka bersetubuh sampai berdecit-decit dibuatnya. Denyutan di kemaluan Nyai Siti kembali terasa, seakan ingin melumat penis Dewo yang tertanam di dalamnya. Dan tak lama, wanita itu kembali orgasme.
”Pak Dewoo… aku keluar lagi.” erang Nyai Siti, ingin dikasihani.
jilbaber ketat merangsang-monica (7)
Tapi bukan Dewo namanya kalau bakal menyerah dalam waktu singkat. Ia terus mempercepat goyangannya, tak peduli meski memek Nyai Siti kembali berdenyut-denyut kencang, tanda kalau cairan cintanya akan muncrat lagi. Denyutan yang semakin keras membuat penis Dewo semakin menegang keras. Nyai Siti mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya, dan…
”Oughhh… Pak Dewo!” ia pun orgasme untuk yang ketiga kalinya.
Goyangan Dewo menjadi semakin kencang. Kemaluan Nyai Siti yang basah terasa semakin keras menjepit batang penisnya. Dirangkulnya tubuh istri Kyai Kholil itu kuat-kuat. Nyai Siti diam saja, malah ia bersandar pada tubuh kurus Dewo. Nyai Siti sudah lunglai tak bertenaga. Tiga kali orgasme membuatnya bagai lemas tak bertulang. Sementara itu, Dewo terus menggoyang hingga tak lama tubuh montok Nyai Siti kembali terguncang-guncang. Nyai Siti membiarkan saja perlakuan itu. Ia sudah tidak kuat untuk membalas. Orgasme demi orgasme yang kembali ia raih membuatnya makin lemas dan terpuruk. Ia pasrah tubuhnya yang masih terbungkus jilbab dan jubah dikerjai oleh Dewo.
”Pak Dewo kok kuat sekali sih… sudah sembilan kali aku keluar, tapi Pak Dewo tetep aja kuat?” tanya Nyai Siti dengan suara lirih.
Dewo mencabut penisnya dan bertanya, ”Nyai bisa bantu saya?”
Merasa tidak enak hati karena sudah diberi kenikmatan bersetubuh yang bertubi-tubi, Nyai Siti tidak sanggup untuk menolak. Ia pun mengangguk dan menyanggupi. ”Apa yang bisa kulakukan untukmu, Pak?” tanyanya lirih.
Sambil meremas-remas payudara bulat Nyai Siti, Dewo kemudian berdiri di pinggir ranjang, sedangkan Nyai Siti duduk di depannya. Dia menyorongkan kontolnya kepada wanita cantik itu. ”Nyai, tolong sepong kontolku,” pintanya, sedikit memaksa.
Awalnya Nyai Siti tidak mau. Ia merasa jijik melakukan hal seperti itu. ”Ini kan kotor, Pak.” tolaknya halus.
Namun Dewo terus memaksa, hingga akhirnya mau tidak mau Nyai Siti terpaksa melakukannya. Pertama memang kaku, ia cuma menjilati ujungnya saja. Tapi itupun sudah cukup membuat Dewo merem melek keenakan. Semakin lama, hisapan Nyai Siti semakin terasa nikmat. Wanita itu kini sudah mulai berani memasukkan penis Dewo ke dalam mulutnya. Namun baru separuh yang masuk, Nyai Siti sudah tersedak. Wanita itu terbatuk-batuk dan segera meludahkan penis Dewo kembali.
”Gede banget burungmu, Pak.” keluh Nyai Siti.
Tidak peduli, sambil memegang kepala Nyai Siti yang masih terbungkus jilbab, Dewo meminta istri Kyai Kholil itu agar kembali melahap penisnya. Tidak sanggup untuk menolak, Nyai Siti pun kembali menjilatinya. Mata Dewo terpejam-pejam ketika lidah basah Nyai Siti mulai melumat kepala penisnya dengan lembut. Kontol itu dikulum Nyai Siti sebisanya, yang penting bisa membuat Dewo mengerang dan merintih penuh nikmat.
jilbaber ketat merangsang-monica (8)
Tidak tahan diperlakukan seperti itu, dalam keadaan sangat bergairah, akhirnya Dewo sampai ke puncak. Air maninya muncrat ke dalam mulut Nyai Siti, hampir setengah gelas. Tubuh tua Dewo bergetar kencang saat cairan itu menyembur keluar.
”Umph… humphhh!” Nyai Siti berusaha membuangnya, namun karena Dewo menjejalkan penisnya dalam-dalam, terpaksa sebagian sperma Dewo tertelan olehnya. Terengah-engah, ia memandangi Dewo yang tersenyum penuh kemenangan.
”Bagaimana rasanya, Nyai?” tanya Dewo menggoda.
Bukannya marah, Nyai Siti malah ikut tersenyum dan mengangguk. ”Lumayan, sperma Pak Dewo enak juga.” Ia merasakan ada yang berubah pada dirinya setelah menelan sperma laki-laki tua itu, sisi liar yang selama ini tersembunyi dalam dirinya seperti terbangkitkan. Selama ini Nyai Siti belum pernah ngeseks dengan suaminya sampai sembilan kali orgasme seperti yang telah dilakukannya dengan Dewo barusan. Dan ternyata, hal itu sangat nikmat sekali. Nyai Siti menyukainya. Ia ketagihan dibuatnya.
Maka itu, begitu Dewo bertanya, ”Gimana, Nyai, enak nggak kawin denganku?” Nyai Siti segera membalas. ”Enak sekali, Pak Dewo. Ayo kita ulangi lagi.” Gila, seorang istri Kyai bisa berkata seperti ini. Memang, nafsu sanggup membuat seseorang kehilangan akal. Apalagi saat melihat kontol Dewo yang ngaceng lagi, makin senanglah wanita setengah baya itu.
”Sekarang lepas semuanya ya, Nyai… jilbab, BH dan jubahmu,” pinta Dewo.
Tanpa perlu diperintah dua kali, Nyai Siti menuruti keinginan laki-laki tua itu. Dengan cepat pakaiannya luruh ke lantai hingga ia sama-sama bugil seperti Dewo. Kali ini Nyai Siti tidak sungkan lagi melayani Dewo. Tanpa rasa malu, ia memeluk Dewo dan kemudian melumat bibirnya. Sambil terus berpagutan, sesekali lidah Nyai Siti terjulur untuk mencari sisa-sisa ludah Dewo. Setelah itu ciumannya turun ke dada Dewo untuk mempermainkan putingnya. Nyai Siti menghisap dan menjilatinya seperti yang tadi dilakukan Dewo pada putingnya.
”Ehm…” melenguh keenakan, Dewo menikmatinya dengan hati puas. Niatnya untuk menguasai Nyai Siti, kini terlaksana sudah. Bahkan lebih daripada dugaannya. Tanpa sengaja, Dewo telah mengubah istri Kyai Kholil yang alim dan pendiam itu menjadi wanita nakal yang haus akan belaian birahi. Terbukti dari ulah Nyai Siti yang tanpa diminta, mulai mengulum dan mengocok kontol besar Dewo, padahal tadi di awal-awal dia sangat jijik melakukannya. Sekarang malah kelihatan sangat menikmati. Nyai Siti terus menghisapnya sambil sesekali mencucup kedua telurnya, membuat Dewo merem melem keenakan menerimanya.
jilbaber ketat merangsang-monica (9)
Setelah kontol Dewo tegang sepenuhnya, Nyai Siti pun kemudian menaikinya, dan blesh…! Kontol itu dengan telak masuk ke lubang vaginanya. Setelah berdiam diri sejenak, Nyai Siti mulai bergerak naik turun. Ia menggenjot pinggulnya di atas batang kontol Dewo, menjadikan batang coklat panjang itu sebagai tumpuannya. Nyai Siti terus melakukannya sampai ia mendapatkan orgasme secara berulang, sama seperti saat persetubuhan pertama tadi.
Dewo yang belum orgasme kemudian meminta Nyai Siti untuk tidur telentang dengan bersandar pada bantal yang ditumpuk. Dewo menduduki dada Nyai Siti sambil memasukkan kontol besarnya ke mulut wanita cantik itu. Nyai Siti kelabakan mendapatkan sodokan kontol Dewo, tapi dia sama sekali tidak menolak. Dewo yang keenakan, terus menggenjotkan kontolnya dengan penuh nafsu. Begitu cepatnya gesekan antara mulut Nyai Siti dengan batang penisnya, sampai membuat mulut Nyai Siti terasa nyeri. Rasa sakit itu baru mereda saat tak lama kemudian kontol Dewo ejakulasi menyemburkan semua isinya. Nyai Siti menampungnya dengan lahap dan lekas menelan semuanya. Kali ini, ia tidak ingin ada sperma Dewo yang terbuang percuma. Terlalu sayang kalau hal itu sampai terjadi.
Kelelahan setelah bertarung semalaman membuat keduanya akhirnya tertidur lelap sampai pagi. Saat bangun, badan Nyai Siti terasa pegal semua, bibirnya juga terasa sedikit perih. Namun semua itu terbayar lunas dengan kepuasan birahinya semalam. Sebelum pergi dari kamar Dewo, Nyai Siti masih sempat mempermainkan kontol laki-laki tua itu. Dia menghisap dan menjilati batang serta buah zakarnya. Bau kontol Dewo akibat persetubuhan semalam masih terasa, tapi menjadi harum di hidung Nyai Siti yang gila seks.
Dewo hanya mendesah dan menggeliat senang dengan perlakuan istri Kyai Kholil itu. Ia pun bangkit. Diputarnya tubuh montok Nyai Siti dan kemudian didudukinya buah dada Nyai Siti yang bulat besar. Dewo menggenjot kontolnya di mulut perempuan cantik itu sampai mengeluarkan spermanya, dan langsung ditelan oleh Nyai Siti dengan penuh nafsu. Mulai detik itu, resmilah sudah Nyai Siti menjadi budak seks kakek Dewo.
jilbaber ketat merangsang-monica (10)
Hari-hari berikutnya, Nyai Siti yang sudah ketagihan dengan kontol panjang kakek Dewo, dengan tidak malu-malu lagi meminta kepada laki-laki tua itu untuk menyetubuhinya. Disaat sang anak dan adiknya tidak ada di rumah, mereka melakukannya. Bahkan pernah sehabis pulang dari ladang, Dewo yang hanya mengenakan celana kolor kusam, dengan bertelanjang dada, begitu sampai di rumah, langsung dihujani ciuman oleh Nyai Siti. Seperti orang kehausan, Nyai Siti mencari dan menghisap keringat Dewo. Dan mereka pun bersetubuh di sisa hari itu.
OSPEK
;
;
;
;
;
Pagi ini aku seperti biasa berangkat ke kampus tempatku mengajar, karena pada hari ini aku ada kuliah untuk mahasiswa baru semester satu. Di dalam perjalanan aku banyak melihat mahasiswa, mahasiswa cantik berjilbab berseliweran di trotoar jalan raya. Aku memang sangat menyukai gadis-gadis cantik, apa lagi mereka yang berjilbab namun dengan dandanan seksi, pakaian ketat dan celana ketat. Bagiku gadis-gadis berjilbab yang seksi terlihat lebih feminin dan menantang. Sehingga sering kali jika berpapasan dengan gadis berjilbab cantik penis ku langsung mengeras, kadang aku terbayang sampai di rumah dan dilanjutkan dengan onani, begitulah sampai terjadi nya pesta sex dengan mahasiswi-mahasiswiku yang cantik (baca pesta sex dengan gadis berjilbab), sehingga sedikit banyak hasratku tersalurkan. Tetapi sudah lebih 3 bulan pengalaman tersebut belum juga terulang. Kupikir memang masih belum ada kesempatan.
RANI
Kembali ke cerita, ku lihat mahasiswa-mahasiswi baru dikumpulkan oleh para seniornya dilapangan, memberi pengarahan ospek, ospek dikampusku dilakukan 1 kali seminggu, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Di antara para senior kulihat Rani ada disana memberi pengarahan, dia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku memang belum sempat lagi ketemu Rani, karena sangat sibuk dalam rapat dosen2 dan menyusun bahan untuk mengajar. Dan Rani pun sibuk dalam panitia ospek, masih teringat pengalaman ku bersama Rani membuatku terangsang.
Aku mengajar sekitar pukul 10.20, aku mulai dengan perkenalan dengan mahasiswa-mahasiswaku. Aku memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian aku meminta mereka memperkenalkan diri. Dari 28 orang mahasiswa-mahasiswi di kelas itu, ada 4 orang mahasiswi yang menurutku di atas standar, mereka adalah Dina, Putri, Ami, dan Yani. Semuanya berjilbab tentunya. Mereka memiliki tinggi yang 160an, sehingga terlihat tubuh mereka yang semampai. Ditambah gaya pakaian mereka yang agak sedikit ketat dan modis ( celana jins hipster dipadu pakaian muslim yang agak ketat ala mahasiswa). Kemudian setelah acara perkenalan. Aku mulai membuka laptop ku untuk menyampaikan silabus mata kuliah yang ku ajarkan. Mereka mulai mencatati apa yang ku tampilkan.
Tak terasa waktu berjalan cepat, sudah satu setengah jam aku di kelas, dan waktu ku habis. Aku menutup perkuliahan. Dan keluar dari ruangan untuk kembali keruanganku. Setibanya diruanganku, aku dikejutkan oleh Rani, dia sudah menunggu didalam ruanganku sambil membaca majalah.
“eh Rani, sampai kaget bapak, ada apa nih ran?”
RANI
“oh, nggak ada pak, kangen aja sama bapak, apalagi si adik bapak yang gede itu….hihihi” rani menggodaku. “gimana pak mahasiswi2 barunya? Cantik-cantik kan?” rani mulai mendekatiku sambil berjongkok didepanku, sebelumnya ia telah mengunci ruanganku. Ia kemudian membuka celanaku, kemudian memelorotkan celana dalamku. “duh, kangennya sama si ndut ini”, katanya sambil mengelus kepala penisku. Aku kelonjongan keenakan .“ooohhh, ran…” rani mulai menjilat kepala penisku, sambil mengocoknya dengan tangannya. “Wah, cepet banget besarnya pak, dah lama nggak rani manjain nih si ndut nya…” Rani kemudian mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya. Kemudian rani mengeluarkan skill menyepongnya yang membikinku kelonjotan keenakan, “ooohhh rani enak sekali”. Sekitar 10 menitan rani “berkaraoke” dengan penisku, aku mulai merasa ada yang mendesak didalam tubuhku, sepertinya aku akan orgasme, menyadari penisku sudah berdenyut-denyut, Rani kemudian dengan cepat menghentikan aktivitasnya, untuk mencegah aku orgasme, karna sepertinya ia tidak mau cepat-cepat menyudahi permainan ini. Kemudian dengan cepat rani membuka celana jins hipsternya. Dan mendorongku ke sofa, hingga kini aku dalam posisi terlentang di sofa. Rani kemudian naik mengangkangi pinggangku, “pak, rani udah nggak tahan lagi, rani masukin ya pak”,
“i…iya ran, cepetan..” aku ingin cepat merasakan kehangatan himpitan dan jepitan vagina Rani lagi. Kemudian rani mengarahkan batang penisku yang sudah mengeras sempurna ke liang kenikmatannya yang sudah basah, tanpa kesulitan penisku masuk dalam liang surgawi itu dan terjepit didalamnya. “ooohhh raniiii, enak sekali….” racauku. Rani yang sudah tidak dapat menahan gejolak nafsunya, langsung menggoyangkan pantatnya dengan kecepatan tinggi, sehingga penisku yang tadinya hampir orgasme, terkocok dengan cepat.
RANI
5 menitan rani menggenjot dengan cepat, aku mulai merasakan lagi akan orgasme, “ raaan bapak mau keluaaarrr” merasakan penisku berdenyut dalam vaginanya, rani langsung mengeluarkan penisku dari vaginanya, kemudian ia menekan leher penisku kuat-kuat dengan ibu jarinya, seketika orgasmeku langsung meledak ”ooooohhhh raniii, nikmat sekaliii…”, tetapi spermaku tidak menyembur, sehingga penisku tidak loyo karna belum memuntahkan isinya “ apa yang kamu lakukan Ran?” “Hehe ada deh….jurus rahasia Rani”. Orgasmeku sudah reda, ia kembali menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi jilbabnya berkibar-kibar saking cepatnya, Rani sepertinya mengejar orgasmenya. Sekitar 10 menit Rani menggenjot penisku dengan cepat, tubuhnyapun mengejang dan melengkung kebelakang, ia mengeluh “oooohhhh paakkk…..” terasa vaginanya membetot penisku dengan sangat kuat, seperti memeras memaksa spermaku untuk ikut keluar, tetapi apa yang dilakukan rani tadi membuat penisku lebih mampu menahan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh himpitan dan jepitan vagina rani. “sekarang giliran bapak ran” aku membalikkan tubuh rani, sehingga membentuk gaya doggie. Aku berpegangan pada payudaranya yang menyembul karna bajunnya ku buka sampai payudaranya, aku kemudian menggenjot vaginanya dengan cepat, aku ingin mengejar orgasmeku juga. 10 menit kemudian, rani kembali mengejang, “bapaaakkk ampuuunnn….enaaakkkk sekali pakk”, terasa begitu kuat cengkeraman vaginanya pada penisku, akupun tak tahan lagi, dan menggenjotnya sekuatnya hingga penisku terbenam dalam rahimnya, “RANIIIII BAPAK KELUARRRRRRRRR”crot-crooooottt.
RANI
Sekitar 10 kali semprotan spermaku dalam vagina rani, sehingga vaginanya pun tidak dapat menampung spermaku sehingga meluber keluar. Maklum sudah 3 bulan lebih spermaku tidak ku keluarkan, aku tidak pernah onani lagi sejak kejadian pertama kali itu. Aku kemudian terduduk di sofa ruanganku. Rani tertelungkup di sebelasku, spermaku masih meleleh dari vaginanya, bercampur dengan cairan orgasmenya sendiri. “makasih rani, dah lama banget nggak keluar ran” aku meremas pantatnya. “wah bapak hebat banget, rani capek banget pak”. “Iya ran, bapak sering minum obat kuat, tapi dah lama nggak main lagi sama kamu, makanya nembaknya banyak banget”. “ iya pak, untung nggak dimulut nembaknya, bisa kotor baju dan jilbab rani, kan masih ada kuliah nanti”. “ ngomong-ngomong seperti kata rani tadi, cantik-cantik nggak mahasiswi barunya pak?” tanya rani. “iya ran, terutama si dina, putri, ami dan Yani, mereka cantik dan seksi banget rani, kenapa ran?” tanyaku lagi. “oooohhhh gitu….nggak deh pak Cuma nanya aja” katanya sambil tersenyum nakal padaku entah apa maksudnya. “oke pak rani ada kuliah 10 menit lagi nih, dah dulu ya” rani kemudian memakai celananya dan merapikan kembali bajunya. Kemudian rani kembali berjongkok lagi didepan selangkanganku yang masih telanjang, “kamu baik baik ya ndut….” katanya sambil mengecup dan menjilat kepala penisku. Kemudian rani kembali memasukkannya dalam mulutnya dan menghisapnya kuat-kuat.
“ooohhhh raaannnnn enakkkkk” racauku. Kemudian kontolku kembali mengeras sempurna. Rani tersenyum nakal. Ia kemudian mengocok kontolku dengan tangannya dengan cepat. Sehinga tidak sampai 5 menit aku sudah mau keluar lagi. “ooohhhh raaaannnn…..bapak keluar lagi, awas kena bajumu ran……ookkkkhh”, dengan sigap rani mengeluarkan saputangan bunga-bunganya, langsung menyelimuti penisku dengan saputangannya itu. Sehingga spermaku membasahi saputangannya. “ooohhh enak rani”. “hihi” rani tertawa centil. Kemudian menyeka sisa-sisa spermaku dengan saputangannya sampai bersih….kemudian ia meninggalkan ruanganku tanpa berkata lagi…..”makasih ran” kataku sembari rani membuka pintu, ia tersenyum sambil mengerlingku…..dan meninggalkan ruanganku….ku lelah sekali setelah mengajar 2 mata kuliah ditambah lagi melayani rani tadi siang diruanganku. Setelah selesai mengajar sekitar pukul 4 sore aku ingin segera pulang untuk beristirahat. Mungkin kelelahan ku ini bertambah-tambah karena tadi malam juga kurang tidur, karna aku ngobrol ria dengan pacarku di telepon hingga larut malam. Sekitar setengah jam aku mengendarai motorku, dijalanpun dihadang kemacetan, hingga kelelahanku bertambah-tambah.
Sesampai dirumah, aku pun langsung melepas sepatu, baju, dan celana panjangku, kuhamburkan sembarangan hingga berserakan di lantai. Aku memang tinggal sendirian, dirumah kontrakanku yang seperti bedengan. Dengan 1 kamar, dapur dan kamar mandi serta ruang tamu. Letaknyapun agak kebelakang dari kompleks tempat tinggalku, otomatis suasana sekita sepi dan tenang, karena tidak banyak rumah disekitarku. Aku pun langsung merebah diri di kasur kesayanganku. Dan tak sampai setengah jam akupun terlelap.
Entah berapa lama aku terlelap tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Akupun cepat-cepat membereskan pakaianku yang berserakan diruang tamu, dan melemparnya kekamar mandi. Dengan keadaan masih setengah sadar, aku membukakan pintu, yang kukira itu adalah temanku. Setelah dibuka aku dikejutkan oleh kehadiran sesosok gadis berjilbab yang cantik jelita,
“hai pak, lagi tidur ya, capek ya pak, sampe belum pake celana tuh Cuma kolor aja, hihi” rani langsung menyapaku begitu pintu kubuka.
“eh rani, maaf ran, bapak buru2 tadi bapak kedalam dulu pake cel….”
“nggak apa2 kok pak, nggak usah pake celana, nanti juga dibuka lagi, hihi” potong rani
“kalian berempat, sini dong…”
AMI
“iiya kak rani…” muncul empat orang gadis cantik berjilbab, tak lain adalah, dina, putri, ami dan yani. Akupun terkejut dengan kehadiran mereka yang tak kusadari dari tadi, karena mereka berdiri dibelakang dinding rumahku.
Kemudian ranipun masuk kedalam disusul keempat mahasiswi tadi. Rani kemudian langsung mengunci pintu rumahku. Kemudian Rani langsung menarik tanganku kekamarku. Ia mendorongku hingga aku terduduk di kasurku. “gimana pak, pasti bapak Horny banget liat mereka kan” tanpa bisa ku jawab, rani langsung memelorotkan celana kolorku. Menyembullah penisku yang telah mengeras sedari tadi rani muncul.
“kalian berempat kesini….” rani menyuruh keempat yuniornya masuk kekamarku.
“ini tugas yang kakak maksud tadi, putri, coba kamu pegang ini” lalu dengan muka memerah putri memegang penisku dengan tangannya yang putih, terlihat kontras dengan warna penisku yang hitam legam. “uuuhhhh…..sshhhh” akupun melenguh ketika putri meremas penisku. “ayo put, kocok” putri lalu mengocok penisku dengan tangannya. “ooohhhh…” racauku. “Ami bantu putri…kalian mainkan kontol bapak itu dengan mulut dan lidah kalian ya, anggep aja itu lolipop. Yani dan Dina kesini sama kakak” kemudian Ami yang berkulit kuning langsat dan memakai celana jins hipster ketat memakai jilbab pink terang, mendekati putri yang sedang mengerjai penisku, ia kemudian menjilat kepala penisku, sehingga aku bergetar dibuatnya. Lalu putri bertanya pada Ami,
AMI
“mi pernah liat yang beginian nggak?”
“pernah , punya pacarku, tapi nggak sebesar ini put”
“trus ini nanti di apain?” putri bertanya lagi sambil terus mengocok penisku tak beraturan, kemulusan tangannya membuatku kelonjotan.
“ini nanti dimasuki ke memek kamu, rasanya enak banget put, aku aja ketagihan sama pacarku, pengena ngerasain yang begini besar gimana rasanya…” jawab ami, sepertinya putri baru kali ini melihat penis, dan belum tahu soal sex. Aku jadi makin Horny membayangkan vagina perawan putri dimasuki oleh penisku.
“yang bener mi, muat apa ini dimasuki ke memek.
PUTRI
“oke, aku liatin ke kamu ya…” lalu ami dengan cepat membuka celana dan menaikkan bajunya sampai ke payudara. Menyembullah payudara ami yang cukup besar, sekitar 34 ukurannya, bentuknya juga bulat dengan puting berwarna cherry. Kemudian ami mendorongku hingga terlentang dikasur, dengan cepat mengangkangi penisku dengan menghadapkan punggungnya ke mukaku, sedangkan wajahnya menghadap putri, untuk mencontohkan. Kemudian Ami mengarahkan penisku ke liang vaginanya yang sudah basah, rupanya ami sudah sangat terangsang dari tadi. Penisku rupanya agak kebesaran bagi vaginanya, ami agak kesulitan memasukkan penisku sehingga menyuruh putri membantunya melumasi penisku dengan mengulum dan meludahinya. Putri kemudian membantu mengarahkan penisku ke liang vagina ami, sedangkan ami berkonsentrasi menurunkan pantatnya. “Ooooohhhh….” racauku, kepala penisku sudah masuk dan di capit oleh bibir vagina Ami. Ami kemudian menurunkan pantatnya pelan-pelan.
“OOOOHHHH PPUTTT Gede Bangeeettt…” racau ami ketika penisku amblas semuanya masuk kedalam liang kenikmatannya. “enak banget ya mi?” tanya putri dengan muka yang memerah karena sudah terangsang.”enak banget puttt….ssshhhh…nnnaahahhh kalloo sudah masuuukkk nanti kamu pppoompa kayakk ginii” kemudian ami mulai menggenjot penisku langsung dengan kecepatan tinggi. “OOOhhh ssshhhh” plok-plok begitulah bunyi persetubuhan dua alat kelamin antara dosen dan mahasiswinya. Ami terus menggenjot penisku dengan cepat, sepertinya ia akan orgasme sebentar lagi. Dan benar ternyata 5 menit kemudian tubuh ami mengejang diatas penisku. Tubuhnya melengkung sambil meremas payudaranya sendiri.
PUTRI
“ooohhh puttt enak banget” terasa ada cairan hangat yang menyirami penisku beberapa kali. Setelah orgasmenya reda ami mencabut penisku dari vaginanya. ‘plop’ bunyi saat kedua alat kelamin kami berpisah saking sempitnya vagina ami. “wah pak hebat sekali kontol bapak, dah kayak gitu masih aja keras kayak nggak terjadi apa-apa dan belum nembak juga lagi” puji ami pada penisku. “iya kan temen-temen kamu belum kebagian mi..” jawabku sambil tersenyum. Ami kemudian menyeka penisku dengan jilbabnya. Kemudian mengecup kepala penisku. “ ayo put, dicoba, enak banget lho” keta ami kepada putri
Sementara di ruang tamu, rani sedang asyik melakukan pemanasan pada dua yuniornya yang paling cantik dan paling seksi. Yaitu dina dan yani. Mereka berdua ini mempunyai tubuh sempurna dengan payudara cukup besar untuk ukuran mahasiswa. Dan dengan dandanan yang seksi pula, baju ketat plus jins ketat.ditambah lagi tinggi mereka berdua yang proporsional sekitar 168 cm, dengan kulit putih bersih. Dina punya tahi lalat di pipinya menambah manis wajahnya. Sedangkan yani memakai kacamata sehingga wajahnya terlihat ‘innocent’. Ditambah pula mereka berdua mengenakan jilbab menambah cantik menampilan mereka. Rani mungkinmenyiapkan mereka sebagai hidangan utama bagiku.
Kembali pada aktivitasku bersama putri dan ami, ami mulai memanasi putri, ia membuka rok putri dengan menyingkapnya keatas, dan membuka celana dalam putri, serta menyingkap baju putri hingga payudaranya. Payudara putri berukuran normal, sekitar 32 an. 10 menit ami bergumul dengan putri, kemudian menyudahinya dengan orgasme putri. Ami kemudian mempersilahkan ku untuk mencoba putri “silakan pak, kayaknya putri dah Horny berat tu pak” aku yang sudah terangsang sejak tadi, langsung menaiki tubuh putri dan langsung mengarahkan kepala penisku ke liang surga putri yang masih perawan, “ssshhhhttt…oohhhh” kepala penis ku telah terjepit di bibir vagina putri yang sangat sempit. Kemudian aku mendorong pelan-pelan penisku membelah liang vagina putri,sampai menyentuh sesuatu yang lunak didalam sana, ya itu mungkin selaput perawan putri. Aku sedikit iba melihat putri, kuurungkan niatku memasukkan penisku seluruhnya kedalam vagina putri. Aku kemudian memompa vagina putri sampai batas selaput daranya tadi saja. Sesekali penisku terlepas dari jepitan vagina putri karena hanya kepalanya saja yang masuk. Putri menggelinjang keenakan saat aku terus memompa dengan kecepatan tinggi. “ooohhh ssshhh miiiii memang bener enakk….”. “ini sih belum seberapa put, pak sonny belum masukin kontolnya semuanya kedalam memek kamu, kalo dah semua baru kerasa enak yang sebenarnya” bisik ami pada putri yang tengah dilanda kenikmatan. “ooohhh pak….masukin semua pakkk…shhh” putri meracau memohonku untuk memerawaninya lebih jauh. “bapak nggak tega put, cukup segini aja” aku terus memompa vagina putri dengan kepala penis ku, makin lama vagina putri makin licin, makin berdenyut dan makin kuat membetot dan menyedot kepala penisku. Hingga aku tak lagi dapat mengendalikan diri dari kenikmatan vagina putri, tanpa sadar aku menghujamkan seluruh penisku kedalam vagina putri sekuat-kuatnya, “ ouuuuu….sakiiitttt paaakkkk….amiiii sakiittt” jerit putri, “sabar put bentar lagi ilang kok sakitnya” bisik putri sambil mengecup bibir putri untuk mengurangi rasa sakitnya. Aku yang sudah dilanda kenikmatan tidak peduli lagi dengan jeritan putri. Aku tetap menggenjot vagina putri dengan kecepatan tinggi, karena aku merasa akan orgasme sebentar lagi.Tak lama kemudian tubuh putri mengejang ditengah pompaanku yang dengan kecepatan tinggi, ia orgasme, sehingga jepitan dan pijatan dinding vaginanya pada penisku semakin kuat, membuatku tak tahan lagi dan segera ingin menyusul putri.
Aku kemudian memompa dengan sangat cepat sekitar 5 kali pompaan keras aku merasa akan segera meledak, dengan cepat mencabut penisku dari liang kenikmatan putri, dan segera mengarahkannya ke wajah putri dan ami yang masih mengenakan jilbabnya dengan rapi. “OOOOHHHHH BAPAK KELUARRRRR…” erang ku dan ‘crot crot crot crot….’ sekitar 7 kali semprotan mani ku membasahi wajah dan jilbab mereka berdua. Aku tak mengeluarkan spermaku dalam rahim putri karena takut ia hamil, kecuali ia yang meminta tapi itu tidak mungkin, karena ini baru pengalaman pertamanya melakukan hubungan sex. Mereka berdua kemudian saling membersihkan wajah mereka dengan ciuman dan jilatan. Lalu berlanjut membersihkan penisku dengan mulut mereka. Lalu menyeka penisku dengan jilbab mereka. Aku sangat puas dengan mereka berdua, penisku sudah loyo setelah memuntahkan isinya ke wajah dua mahasiswiku yang cantik dan berjilbab. Aku tertidur terlentang di kasurku, meresapi kenikmatan yang baru kurasakan. Tetapi ini belum lagi ronde utama yang akan segera terjadi. Rani kemudian muncul didepan pintu kamarku, “wah, si ndut udah loyo aja pak, enak banget si ami sama putri ya pak?”
“iya nih rani, dina dan yani mana?” tanyaku.
“wah, kontol bapak dah loyo gitu, gimana dong…” tanya rani menggodaku.
Kemudian ia mendekatiku, dan memegang penisku yang sudah loyo, rani kemudian mengambil botol seperti balsem, kemudian mengoleskannya ke penisku hingga merata, ia juga menyuruhku meminum sebuah pil “apa ini ran” “udah pak minum aja, mau lagi kan? Adik2 rani yang paling seksi dah nunggu lho…hihi” aku kemudian menenggak pil itu, kemudian badanku kembali terasa segar, penisku terasa hangat dan mulai mengeras kembali, rani kemudian menggoda penisku dengan mengocoknya cepat-cepat selama 5 menit tanpa henti,
“ooohh raaaannnn…stooppp bapak mau keluar lagi….” rani tak memeperdulikan eranganku, ia mengocok penisku semakin cepat hingga orgasmeku kembali meledak. Kemudian rani dengan sigap menekan leher penisku sehingga spermaku tidak jadi muncrat hanya orgasmenya saja yang kurasakan. Rani kemudian mengulangi perbuatannya sampai lima kali dengan mulut tangan dan vaginanya bergantian, hingga aku kewalahan menahan orgasme. Rani tertawa centil “nah ini baru siap,pasti si ndut nembaknya banyak ntar, ohya ntar nembaknya didalam aja ya pak, biar tahu rasa mereka berdua, berpakaian terlalu seksi di kampus” bisik rani kepadaku…..
Setelah selesai, rani kemudian menyingkir dariku, dia kemudian menarik tangan ami dan putri untuk segera keluar dari kamarku. Rani kemudian membawa kedua yuniornya masuk ke kamarku. Aku setengah terkesiap melihat dina dan yani sangat seksi dengan balutan jilbab mereka dan tubuh setengah telanjang dengan celana jins yang terbuka kancingnya. “Kalian manjain kontol bapak itu ya..” kata rani kepada dina dan yani sambil menepuk dan mendorong pundak mereka sambil kemudian menutup pintu kamarku. Aku yang melihat mereka berdua, menjadi sangat Horny, terlebih lagi rani berpesan untuk ejakulasi didalam vagina mereka berdua. Aku bertanya-tanya apakah nantinya tidak apa-apa melakukan itu. Tapi sudahlah, yang penting nikmatilah saja dulu hadiah dari rani ini, pikirku.
DINA
Kemudian dina dan yani mendekat ke arahku, “ayo yani dina, bapak dah nggak tahan nih” kataku, lalu tanpa berkata lagi, dengan wajah yang sudah memerah dan Horny berat, yani lalu segera menggenggam penisku dan memasukkannya ke mulutnya, “ooohhh yani, enak sekali….” kemudian dina mengulum bibirku penuh nafsu, ia kemudian menggigit-gigit dan menjilat puting susuku, kemudian jilatannya turun hingga ia ikut bersama yani mengerjai penisku dengan mulutnya. Yani sedang asyik dengan batangan penisku, ia menghisapnya seperti anak kecil diberi lolypop, dan dina pun sedang asyik mengulum buah zakarku. Aku dikerjai dua gadis cantik berjilbab, tidak dapat berbuat apa-apa selain mengerang kenikmatan.
Setelah 5 menitan mereka berdua mengerjai penisku, lalu dengan inisiatif sendiri, dina lalu naik ke ranjang dan mengangkangi penisku, lalu yani menghentikan aktivitasnya dan mengarahkan penisku ke liang vagina dina, “pak dina masukin ya..” lalu dina menurunkan pantatnya sehingga penisku membelah celah kenikmatannya yang sempit itu. Baru sampai kepala penisku yang masuk, aku sudah merasakan jepitan nikmat vagina dina yang basah, kuat sekali jepitannya seakan menghisap penisku untuk segera masuk seluruhnya. Entah kenapa dina berlama-lama dengan hanya memasukkan kepala penisku saja kedalam vaginanya. Aku yang tidak sabaran segera mendorong penisku keatas, “ouhhh sakit pak…” “kamu masih perawan dina?” tanyaku “iiya pak, tapi enak pak kalo segini…oouhh” lalu dina menggoyang pantatnya dengan hanya seperempat batangan penisku yang masuk kedalam liang vaginanya. “ya sudah, sampai disitu aja masukinnya ya din” tanpa menjawab, dina terus menggoyang pantatnya diatas penisku, makin lama makin cepat, terasa gerakan dina semakin cepat dan semakin liar, sehingga kibaran jilbabnya semakin memperlihatkan kecantikan wajahnya, aku tidak menghentak pantatku keatas, takut selaput perawannya sobek, jadi aku membiarkannya bergoyang sendiri, sambil meremas-remas dan menjilat payudaranya yang lumayan besar itu, sekitar 34 B.
DINA
Sudah lebih 10 menitan dina bergoyang diatas perutku, sepertinya dina semakin dekat dengan orgasmenya, lalu goyangannya semakin cepat, aku merasakan jepitan vaginanya semakin enak saja, aku mencoba melihat penyatuan alat kelamin kami, rupanya secara tidak sadar, penisku telah masuk seluruhnya ke dalam liang vagina dina, terlihat cairan vaginanya yang meleleh terlihat berwarna kemerahan, bercampur dengan darah perawannya. Tetapi tampaknya dina sudah tidak merasakan sakit lagi, karna sudah dikuasai nafsu birahi. Taklama kemudian dina kemudian meracau “ouuurggghhh….dina nyampeeee pakkk…..ooohhh” tubuh dina melengkung dan ambruk di pangkuanku. “enaakk, pak…” kata dina. “iya din, tapi maaf ya, bapak merawanin kamu..” “nggak apa-apa pak, nggak kerasa kok” jawab dina. Lalu aku bangun dari ranjang dan dina tidur terlentang kelelahan di ranjangku. Yani kemudian menciumi dina yang kelelahan, yani yang sedari tadi hanya memperhatikan persetubuhan kami, rupanya sudah sangat basah.
Ia menciumi dina sambil menindihnya sehingga posisi mereka berdua saling berhimpitan, yani posisi menungging dan dina terlentang. Nafsuku langsung tinggi melihat pose tersebut,aku kemudian menempatkan diri di belakang yani, dan segera mengarahkan batangan penisku ke vagina yani. “yani bapak masukin ya…nggak tahan nih” “pelan-pe…..ooouugghhhh saaaaaaaaakiiiiiit pak…” aku sangat bernafsu, sehingga langsung saja melesakkan penisku seluruhnya ke vagina yani,yang ternyata juga masih perawan. Terbukti aku melihat darah mengalir sedikit di sela-sela jepitan vaginanya. “ooohhhh yaniiii… uueeenaakkkk… sempittthhhh” racauku merasakan jepitan vagina yani untuk pertama kali. Lalu aku mulai menggoyang vagina yani pelan-pelan, kemudian kecepatanku semakin meningkat membuat tubuhnya tersentak-sentak, jilbabnyapun jadi berkibar-kibar saking kuatnya sentakan penisku. Dina dengan seksama memperhatikan kami, kembali Horny dan meremas-remas buah zakarku dari bawah dengan tangannya. Sekarang posisi vagina mereka saling berimpit dan berdekatan. Sehingga dengan mudah dina menstop gerakan pompaan penisku dan mengeluarkannya dari vagina yani kemudian mengarahkannya ke vaginanya sendiri. Aku tidak ambil pusing, jepitan vagina mereka sama enaknya, aku terus saja menggenjot, sementara yani protes kepara dina “ahhh din, kamu curang, kan dah nyampe tadi…” kata yani. 5 menit aku menggenjot dina, “iya deh ini aku kembaliin” kata dina kepada yani sambil mengeluarkan penisku dan mengarahkannya lagi ke vagina yani.
DINA
“oouuuhhh…pakkk…besar sekali punya bapak….yang cepet pak, yani mo nyampeee…” aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, dan 5 menit kemudian terasa vagina yani berdenyut membetot penisku dengan kuat sambil menyiramkan cairan hangat ke penisku, “ouuuuhhhh pakkkk yanii nyampeeeee…..” setelah orgasme yani mereda, aku mengeluarkan penisku dari vagina yani, terlihat penisku berlumur cairan orgasmenya, kemudian aku langsung memasukkannya lagi kedalam liang vagina dina, dan menggenjotnya cepat-cepat, aku ingin menuntaskan permainan ini, dan mendapatkan orgasmeku.
YANI
5 menit aku menggenjot liang surga dina, kemudian aku berpindah lagi ke liang vagina yani, jepitan mereka sama enaknya, tapi aku ingin terus menikmati keduanya, sehingga tiap 5 menit aku berpindah liang vagina. 20 menit aku melakukan itu, terasa penisku akan meledak memuntahkan isinya, aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, beberapa saat kemudian “ oouuughhhh yaniiii bapak keluaaarrrr….” erangku, “diluar pakkk!!!…” jerit yani, tapi aku tak memperdulikannya dan terus membenamkan penisku dalam-dalam…”pak jangaaaannn…..” aku menyemprotkan spermaku dalam vagina yani beberapa kali semprotan, kemudian aku berpindah ke vagina dina dan segera memasukkan penisku dan menyemprotkan sisanya “pak jangaaannnn…..” jerit dina kepadaku, tapi aku terus menyemprotkan spermaku sambil terus menggenjot kuat kuat. “ ouuuhhh enakkkkk……diinnn…yaniii….” kemudian setelah orgasmeku selesai, aku mencabut penisku dari vagina dina, dan menjauh sedikit untuk melihat hasil perbuatanku. Terlihat dari vagina mereka berdua spermaku meluber membasahi ranjangku. Rupanya aku keluar sangat banyak, kalau dihitung di vagina yani tadi ada 7 semprotan, di vagina dina pun ada sekitar 6 atau 7 semprotan kuat spermaku. Aku sangat puas melihatnya. Mereka berdua menangis tersedu, karena hari ini merupakan masa subur mereka. Mereka membayangkan bakal hamil nantinya.
YANI
Kemudian rani masuk kekamarku, dan mendekatiku, sambil melihat keadaan dina dan yani, “wah pak, banyak banget nembaknya, sampai meleleh begitu”
“gara-gara kamu juga tadi ran, bapak nembaknya jadi banyak gitu””tapi gimana tuh ran, bapak nembaknya didalam vagina mereka, nanti kalo hamil gimana?”
“tenang aja pak, rani tadi dah masukin sesuatu dalam vagina mereka, obat anti hamil, cuman mau bikin mereka kapok”
Dina dan yani masih terisak-isak, kemudian masuk ami dan putri mereka bertiga dengan rani kemudian kembali berjongkok dihadapkan penisku, dan mengerjainya,”ini hadiah tambahan pak…hihi” kata rani sambil tertawa centil melihatku kelonjotan. Lalu mereka bertiga terus memanjakan penisku, 10 menit kemudian aku merasa ingin ejakulasi lagi, rani yang merasakan itu menyuruhku untuk ejakulasi di vagina dina dan yani lagi,”pak, nembaknya disana aja” kata rani sambil menunjuk vagina yani dan dina yang saling berhimpit. Aku segera memasukkan penisku ke vagina dina, dan mengocoknya dengan cepat, “pak…jangaaannn lagiii pakkkk….” “ouugghhhh bapak keluarrrr din…..” racauku dan ‘creeerttt creeettt….’ sekitar 5 semprotan ke vagina dina, aku llangsung pindah ke vagina yani, dan menyemprotkan 5 semprotan sisanya….”ooohhhhgggkkkk enakkkk…” racauku, “pak jangannn….”kata yani padaku, tapi aku tak memperdulikannya. Kemudian rani, ami dan putri kembali menghisap penisku, aku pun ber ejakulasi sekali lagi setelah 5 menit. Kali ini aku ber ejakulasi di wajah mereka bertiga. Spermaku tetap banyak keluar, hingga wajah mereka basah kuyup karena spermaku.
YANI
Kemudian aku melanjutkan ronde-ronde berikutnya bersama rani, ami dani putri. Hingga aku kelelahan sampai tidak ada lagi sperma yang keluar dari penisku, karna sudah kering dihisap vagina rani, ami dan putri. Kami melakukannya sampai jam 9 malam. Setelah selesai mereka pun merapikan pakaian mereka, mengganti pakaian dan jilbab mereka yang berlumur spermaku, dan merapikan rumahku kembali. Wajah dina dan yani tertunduk, mereka sepertinya masih memikirkan spermaku yang masuk kedalam vagina mereka tadi. Aku yang masih telanjang kemudian di hadiahi kocokan cepat pada penisku oleh putri dan ami secara bergantian selama 5 menit sebelum mereka pergi, “ awasss bapak keluar…nanti kena…” putri mengeluarkan saputangan bunga-bunganya dan menyelimuti penisku yang akan ejakulasi lagi, dan mengocoknya sampai tak ada lagi sperma yang tersisa. Kemudian dengan tatapan menggodaku mereka berdua menjilat spermaku yang ada di saputangan putri. Kemudian permisi pulang.
Sejak kejadian itu, ami dan putri jadi sering kerumahku meminta jatah, sepertinya mereka berdua ketagihan dengan penisku. Akupun ketagihan dengan vagina mereka. Dina dan yani pun tak pernah lagi memakai pakaian yang terlalu seksi di kampus.
RAME-RAME : FINAL
;
;
;
Pemandangannya pasti heboh sekali. Aku menggandeng seorang gadis cantik, hitam manis, berkacamata dan berjilbab. Tetapi, selain jilbab tak ada lagi sehelai kainpun di tubuhnya.
Henny tampak cemas ketika mendekati sekumpulan lelaki yang tengah merubung istriku. Kelihatannya mereka telah selesai memperkosa mulut Tari tapi belum berhenti mempermainkan alat-alat vitalnya. Henny makin cemas ketika perhatian mereka beralih kepadanya.
Tetapi aku juga cemas kalau-kalau Tari melihatku. Namun, begitu dekat, kulihat wajah Tari memang betul-betul belepotan sperma. Matanya terpejam dan di lekukan kelopak matanya menumpuk banyak sperma. Mulut Tari setengah terbuka dan dari dalam mengalir sperma.
Kusuruh Henny merangsang Tari yang terikat di meja dengan menjilati vaginanya. Para lelaki langsung merubungnya. Sebagian langsung meremas-remas payudaranya yang menggantung. Sebagian lagi menjilati vagina Henny. Sebagian lagi cukup puas menusuk-nusuk vagina Henny dengan jari. Ada juga yang bermain-main dengan klitoris Tari.
TARI
TARI
Kulihat Tari mulai bereaksi. Kepalanya menggeleng-geleng. Keningnya berkerut. Giginya menggigit bibirnya. Kunikmati saat Tari mulai terangsang. Kukeluarkan penisku, kusentuhkan ke pipinya. Lalu, kupegangi kepala Tari dan kupaksa ia mengulum penisku…
Uhhh… gila… Tari mengerang-erang. Aku tahu persis ia terangsang. Ia memang tak pernah bisa bertahan bila vaginanya dijilati. Ditambah lagi, tanganku kini bermain-main dengan kedua putingnya…
Aku ingin mendengar desahan Tari ketika mencapai orgasme. Kulepas penisku dan beralih ke Henny. Kini Henny kuminta menjilati dan mengulum puting Tari. Sementara para lelaki kuminta melanjutkan menjilati vagina Tari.
Dari belakang, kusetubuhi Henny. Vaginanya sudah basah kuyup. Tak terlalu sulit. Henny mengerang. Tapi tak sekeras erangan Tari yang vaginanya dijilati seorang lelaki. Kubiarkan saja para lelaki itu menusukkan jari mereka ke dalam vaginanya. Bahkan, kuberi kode kepada seorang dari mereka agar memasukkan dua jari dalam posisi menekuk, lalu menggaruk-garuk dinding bagian dalam vaginanya.
Betul saja, begitu seorang dari mereka menggaruk bagian belakang klitoris Tari dengan dua jari, Tari langsung terlihat melonjak dan mengerang panjang. Ia tampaknya tak kuasa menahan gairah.
“Ouuhhhh….eengghhh… aaauhhhh….” Tari terus meracau. Kepalanya menggeleng-geleng.
Lelaki yang menjilati klitorisnya sambil menusukkan jari ke dalam vaginanya makin bersemangat. Seorang lelaki lagi malah kini mengulum puting Tari. Itu membuat Tari makin terangsang. Kulihat Bob pun bergabung, memaksa Tari mengoral penisnya.
Erangan Tari makin menjadi-jadi. Kulihat ia menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti rangsangan di vaginanya. Aku jadi makin terangsang. Kupindahkan penisku ke anus Henny. Tak terlalu sulit karena penisku sudah basah kuyup. Tapi tak urung Henny memekik juga. Apalagi aku kemudian menyodominya dengan kasar.
Kulihat Tari mencapai klimaks. Tubuhnya tampak kelojotan. Lelaki yang mempermainkan vaginanya menarik keluar dua jarinya yang betul-betul basah berlendir. Aku tak tahan lagi. Kutumpahkan spermaku ke anus Henny. Aku kemudian beralih ke sisi Bob. Bob membiarkanku memaksa istriku mengulum penisku yang tadi menyodomi Henny.
***
Para lelaki tampak mulai berbaris di belakang Henny untuk menggilirnya. Bob kini malah menempatkan diri di tengah-tengah kaki Tari yang mengangkang. Tanpa minta persetujuanku, ia langsung memperkosa Tari.
Anehnya, aku biarkan saja lelaki gendut itu menyetubuhi istriku. Malah, melihat Tari yang kelelahan setelah diterjang orgasme dan kini disetubuhi lelaki lain, aku justru kembali bergairah. Sambil melihat penis Bob keluar masuk vagina istriku, kurangsang Tari dengan sentuhan pada payudara dan kedua putingnya.
Tari terlihat kembali terangsang. Ia kembali menggeliat-geliat sambil mendesah-desah. Saat Bob menyodok-nyodokkan penisnya dengan gerak cepat, desahan Tari makin menjadi-jadi. Saat itulah timbul keinginanku untuk menyakitinya. Kujepit kuat-kuat kedua putingnya sambil kutarik menjauh.
“Auuhhh… mmmmff…. ouhhh…. aaakkhh…. adduuhhh…. sakkkiiiittt…” rintihan nikmat bercampur kesakitan Tari sungguh membangkitkan gairahku.
Kulihat Bob merengkuh pinggul Tari dan menariknya ke arah dirinya kuat-kuat. Tubuhnya bergetar. Dari mulutnya terdengar suara menggereng.
“Grrrhhhh…. memekmu hebat… Tari…. ggrrhhhh…” kata Bob di sela nafas tersengal-sengal. Perlahan ia menarik keluar penisnya.
Kulihat vagina istriku setengah membuka dan perlahan menutup kembali. Bersamaan dengan itu, dari dalam rongga vaginanya yang kemerahan, mengalir cairan putih kental.
Penisku sudah sangat tegang. Tari memekik ketika kubalikkan tubuhnya dan kubuat posisinya menungging. Sperma Bob tampak mengalir dari celah vaginanya ke kedua belah pahanya yang mulus.
Tari merintih waktu dua jariku kutusukkan ke dalam vaginanya. Rintihannya makin keras waktu dua jariku yang sudah berlumur sperma Bob kutusukkan ke anusnya dan kugerakkan berputar-putar. Kini penisku pun menusuk vagina istriku yang baru saja disirami oleh sperma Bob. Amat licin dan basah, tetapi tetap ‘menggigit’.
Tari merintih-rintih pelan. Lalu, segera saja jadi pekik-pekik kecil saat penisku kupindahkan ke anusnya. Dalam keadaan biasa, Tari tak mungkin mau melayaniku anal sex. Itu sebabnya, ia amat tersiksa dengan perlakuan atas anusnya.
Aku tak peduli ketika beberapa lelaki yang baru saja memperkosa Henny berkerumun di sekelilingku. Kubiarkan saja mereka mempermainkan payudara Tari yang berayun-ayun. Malah, ada yang memaksa Tari mengulum penisnya yang basah kuyup sehabis dipakai menyetubuhi Henny.
Bahkan, aku jadi kian bernafsu mengaduk-aduk anusnya. Rintihan Tari kian lama berubah menjadi jeritan putus asa. Sampai akhirnya, kutumpahkan lagi sperma ke dalam anusnya.
Tari tersungkur, telungkup di lantai. Isakannya terdengar memilukan. Beberapa lelaki masih berkerumun di sekelilingnya. Seorang di antaranya membalikkan tubuhnya dan langsung menempatkan diri di tengah-tengah kakinya yang terentang.
“Hei… ngapain kamu ?” tegur Bob.
“Pengen, bos…” sahut lelaki itu. Penisnya yang tegang terlihat sudah menyentuh vagina Tari.
“Nggak boleh. Cewek ini harus istirahat dulu,” kata Bob sambil menggamit tanganku. “Jangan khawatir, nggak ada yang berani menyetubuhi istrimu tanpa izinku,” bisik Bob kepadaku.
Kulihat, Henny masih digilir sejumlah lelaki. Tari menggeliat-geliat di lantai. Sejumlah lelaki terus saja menjamah tubuhnya.
TARI
TARI
“Bos, teman-teman berani bayar untuk nidurin Mbak Tari,” tiba-tiba seorang anak buah Bob masuk ke ruangan tempat aku dan Bob ngobrol.
Bob menoleh kepadaku. Aku tahu ia minta persetujuan.
“Berapa ?” iseng saja aku tanya.
“Lima puluh ribu satu orang, masing-masing setengah jam,” sahutnya.
“Ah gila lu. Masak cewek secakep itu cuman lu hargain gocap ?” kataku.
“Terus, berapa dong bos ? Nanti saya sampaikan ke teman-teman,” ujarnya.
“Kalau sepuluh kali lipat, mungkin gue pikir-pikir,” kataku lagi, masih sambil iseng. Kupikir, mereka nggak akan berani.
Lelaki itu ngeloyor pergi. Rundingan dulu dengan teman-teman, katanya.
Tak kusangka, 5 menit kemudian, dia balik lagi.
“Bos, kalau 300 tapi 24 jam, teman-teman mau,” ia mengajukan tawaran baru. Sebelumnya sudah kupastikan ke Bob bahwa mereka tak tahu aku adalah suami perempuan yang sedang mereka tawar itu.
“15 orang, jadi 4,5 juta. Itu udah banyak banget, bos,” kata lelaki itu kepadaku.
Aku mulai tergiur. 4,5 juta dalam waktu 24 jam ! Tapi aku masih coba jual mahal.
“Nggak… 500 ribu 24 jam. Itu sudah nggak bisa ditawar,” kataku.
Lelaki itu terlihat kecewa. Ia sudah mau keluar ruangan.
“Tunggu dulu,” kata Bob. “Kalian bisa kumpulkan 4,5 juta ?” katanya. Lelaki itu mengangguk.
“Anda minta 500 ribu kali 15 orang, pak ?” kata Bob, kali ini kepadaku.
Aku makin tergiur. “Ya, 7,5 juta,” sahutku.
Bob terdiam sebentar.
“Ya sudah, yang 200 ribu per orang aku bayarin,” katanya. Lelaki itu sontak tertawa dan menjabat tangan Bob lalu mengabari teman-temannya.
“Pak Bob serius ?” kataku masih sambil bengong.
“Lho, apa saya pernah main-main ?” katanya sambil mengeluarkan buku cek dan menuliskan angka Rp 7,5 juta.
“Yuk, kita lihat 15 kontol ngaduk-ngaduk memek istri bapak,” katanya.
***
Aku masih sulit mempercayai keputusanku menjual istriku untuk acara pesta seks gila itu. Lebih sulit lagi untuk mempercayai kenyataan bahwa aku menikmatinya.
Kini, dari sudut yang tak terlihat, kusaksikan Tari dikerumuni 15 lelaki bugil, digiring ke kolam renang. Ia tampak sangat jengah. Di dalam kolam renang, terdengar berulangkali pekiknya. Jelas itu lantaran organ-organ vitalnya dijamah 15 pasang tangan yang seringkali berebut.
Kulihat, mereka kemudian memandikan Tari di shower terbuka di tepi kolam. Sensasi aneh menjalari tubuhku melihat tubuh telanjang istriku disabuni belasan lelaki.
Seusai mandi, pemandangan aneh terlihat. Tari sudah kembali berpakaian lengkap. Jubah panjang hitam berbunga putih kecil-kecil, jilbab putih lebar dan sepasang kaus kaki krem. Aneh, karena perempuan alim itu berjalan di depan barisan lelaki telanjang.
Tari tampak jengah. Berkali-kali ia terlihat menepis tangan-tangan yang menjawil bokong, payudara atau selangkangannya. Tapi ia juga sudah tahu persis kondisinya. Ia adalah budak mereka. Jika menolak perintah, artinya ia bisa diperlakukan kasar atau bahkan tak bisa pulang lagi ke rumah. Tentu saja ia tak ingin selamanya jadi budak. Ia ingin pulang.
Maka, meski dengan tubuh gemetar, ia tak berusaha melepaskan diri waktu salah seorang dari mereka menariknya mendekat dan memeluknya erat.
Tiba-tiba, lelaki itu mencium bibir Tari dengan bernafsu. Tari meronta-ronta tetapi pelukan lelaki itu begitu erat.
Tari terengah-engah ketika lelaki itu melepaskan bibirnya. Ia memalingkan wajahnya saat lelaki itu tahu-tahu berbaring terlentang di lantai sambil memegangi penisnya yang mengacung.
“Angkat bajumu. Aku mau lihat memekmu,” katanya sambil menunjuk pangkal paha Tari.
Tari memekik ketika bagian bawah jubahnya diangkat sejumlah lelaki yang mengerumuninya sampai ke pinggang. Ternyata di balik itu ia tak mengenakan apapun. Vagina istriku terlihat tanpa rambut, putih kemerahan.
Lagi-lagi Tari memekik. Sebab, lelaki bertubuh besar di belakangnya mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada kedua pahanya. Akibatnya, kini kedua pahanya mengangkang. Sejumlah tanganpun berebut menyentuh pangkal pahanya.
Rupanya lelaki itu kini menurunkan tubuh Tari tepat di atas temannya yang berbaring. Langsung terdengar erangan kesakitan Tari saat penis lelaki yang berbaring di bawahnya menusuk vaginanya.
“Lepaskan…. biar dia sendiri yang memasukkan kontolku ke memeknya,” kata lelaki itu yang sepertinya semacam pimpinan kelompok pekerja itu.
Kulihat Tari menggigit bibirnya, bersusah payah mengepaskan posisinya. Seseorang di belakangnya mengangkat jubahnya sampai ke pinggang, sehingga semua bisa melihat masuknya penis ke vaginanya.
Kelihatan penis lelaki itu sudah masuk sampai pangkalnya. “Ayo, sudah banyak kontol masuk situ kan ? Kamu pasti tahu yang seharusnya kamu lakukan,” kata lelaki itu sambil meremas kedua payudara istriku yang masih tertutup jilbab lebarnya.
Tari terisak-isak. Tapi tak urung, ia mulai menggerakkan pinggulnya berputar-putar. Ia juga menaikturunkan pinggulnya.
Seorang lelaki terlihat menyampirkan jilbabnya ke pundak. Di bagian muka jubah Tari ada ritsleting panjang. Ristleting itu pun ditarik turun, hingga kini bagian dadanya terbuka lebar. Ternyata istriku no bra. Tak bosan-bosannya mereka menjamah, meremas-remasnya. Memilin-milin dan mengulum putingnya.
Tari kini betul-betul jadi permainan mereka. Kedua tangannya dipaksa mengocok dua penis di kanan kirinya. Sementara seorang lelaki memaksanya mengulum penisnya.
Sekitar seperempat jam posisi itu berjalan sampai akhirnya lelaki di bawah Tari mengerang keras. Pinggulnya terangkat tinggi ke atas. Sedang tangannya merengkuh pinggang Tari.
“Hihhhh…. bunting…. ayo bunting !!!” maki lelaki itu saat ia mencapai orgasme. Tiba-tiba saja, ia juga menampar kedua payudara Tari keras-keras berkali-kali sampai terlihat memerah.
Tari mengerang keras. Tetapi mulutnya terbungkam penis. Itupun tak lama, sebab beberapa saat kemudian lelaki itu menggeram. Ditahannya belakang kepala istriku yang berjilbab hingga penisnya terbenam jauh di dalam mulutnya. Pasti ia sedang menumpahkan sperma.
“Ayo telan spermaku…. lonte ! Kamu suka itu kan ?” kata lelaki itu. Dicengkeramnya dagu Tari ketika ia terlihat seperti hendak memuntahkan sperma di mulutnya.
***
Rupanya mereka bukan hanya suka menyetubuhi istriku. Tetapi, seperti bos mereka, juga suka melecehkan korban-korbannya. Anehnya, aku terangsang berat melihat istriku dipermainkan 15 lelaki kasar ini.
Kulihat kini Tari dipaksa berdiri mengangkang sambil mengangkat jubahnya sampai ke pinggang. Jilbabnya tersampir ke belakang. Bagian muka jubahnya terbuka sampai ke perut. Sungguh pemandangan yang mendebarkan. Seorang ibu muda cantik dan alim, memperlihatkan sepasang payudaranya yang putih dan montok. Dari sela bibirnya masih menetes sisa sperma. Sementara dari celah vaginanya menetes-netes cairan yang sama.
“Istrimu memang menggairahkan. Rintihannya justru membangkitkan nafsu…” kata Bob sambil kami menonton Tari yang kini disuruh merangkak seperti anjing.
TARI
TARI
Dari ruangan Bob, kami bisa menyaksikan dan mendengar dengan jelas segala detil peristiwa itu. Tari memang merintih-rintih sepanjang pemerkosaan. Kadang, tersengar seperti rintih dan jerit kesakitan. Kadang seperti perempuan jalang yang mendekati orgasme.
Jerit melengking, aku tahu itu pasti jerit kesakitan, kali ini terdengar lagi. Kulihat seseorang menyerangnya dari belakang. Tari sampi mendongakkan kepalanya. Pasti anusnya yang jadi sasaran. Sebab, reaksinya selalu seperti itu jika ia disodomi. Apalagi, kulihat lelaki yang menyodominya bertubuh tinggi besar.
Betul saja, lelaki itu kemudian mengangkat tubuh Tari dengan bertumpu pada pahanya. Terlihat jelas penisnya melesak ke dalam anus Tari. Sementara vagina Tari yang lebam terlihat merekah.
“Aaaakhh…. auuhhh…. ampuuunn…. sakiiiit… ,” Tari meronta-ronta.
Terlihat seseorang malah menusukkan dua jarinya ke vagina Tari. “Memek Mbak cantik sekaliii….:” katanya sambil mengaduk-aduk vagina Tari.
Mulanya, Tari terdengar merintih-rintih kesakitan. Tetapi, rintihan itu sekejap saja berubah jadi desahan saat lelaki itu mulai menyerang vaginanya dengan mulut.
Lelaki yang menyodomi Tari kemudian berbaring terlentang dengan penisnya masih menancap di anus Tari. Lelaki yang menjilati vagina Tari makin ganas menyerang. Akibatnya desahan Tari berubah menjadi seperti desahan perempuan jalang yang tengah dilanda gairah.
Vagina Tari adalah titik terlemahnya. Ia bisa orgasme hanya dengan jilatan intens di klitorisnya. Makin cepat lagi bila klitoris itu disedot-sedot. Tampaknya itulah yang terjadi saat ini. Tari terlihat menggigit bibirnya, memejamkan mata dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Itulah detik-detik menjelang puncaknya…
“Sssh…hah….ssshh…hah…ssshhh…hahhh !!!” desahan seperti orang kepedasan terdengar jelas dari mulut Tari. Dan tiba-tiba ia terlonjak dan matanya melotot saat dua putingnya dikulum dua lelaki secara bersamaan.
Tubuhnya langsung terlonjak-lonjak diterpa badai orgasme. Belasan lelaki itu tertawa terbahak-bahak melihat istriku yang alim menggeliat-geliat di tengah kepuasannya. Aku tahu, beberapa saat lagi ia akan tampak sangat tersiksa jika telah terlepas dari terpaan orgasme.
Betul saja. Wajahnya terlihat merah padam ketika tubuhnya mulai tenang.
“Tampang aja ustadzah… memeknya perek juga. Nih… gua kasih kontol !” kata lelaki yang tadi menjilati vagina istriku.
Tari langsung menjerit melolong. Kali ini pasti karena kesakitan. Bayangkan, anusnya masih disesaki penis. Kini vaginanya juga.
Istriku pasti sangat tersiksa. Ia tak henti menjerit sepanjang perkosaan ala hotdog itu. Tetapi jeritannya tak lama, sebab lagi-lagi ada yang menyumpal mulutnya dengan penis.
Antara kasihan dan nafsu, aku terus menonton istriku diperkosa belasan lelaki ini. Satu persatu akhirnya menumpahkan sperma ke dalam vagina, anus dan mulutnya. Malah, lelaki terakhir kencing di dalam vagina Tari. Lalu, para lelaki itu memaksa Tari berdiri mengangkang dan cairan kencing lelaki itu mengucur deras dari dalam vagina Tari bercampur sperma mereka. Dan tiba-tiba tubuh Tari pun lunglai, pingsan…
***
Beberapa saat mereka membiarkan Tari tergolek pingsan di lantai. Beberapa di antaranya masih saja ada yang mempermainkan organ-organ vital Tari.
“Bawa cewek itu ke kamar. Bersihin badannya. Biar dia istirahat dulu 3-4 jam,” kata Bob lewat interkom kepada anak buahnya.
Dari salah satu pintu, dua lelaki berkulit hitam, bertubuh tegap dan berambut keriting keluar dan langsung menggotong Tari.
Entah mengapa, aku ingin sekali melihat apa yang akan dilakukan dua lelaki itu terhadap tubuh istriku. Bob sepertinya tahu yang kupikirkan.
“Yuk kita lihat Mbak Tari dimandiin lagi,” katanya.
“Lho, katanya mau disuruh istirahat ?” kataku.
“Ya dimandiin dulu. Baru istirahat. Waktunya baru 3 jam dari bookingan yang 24 jam,” kata Bob.
Kuikuti saja kemana Bob melangkah. Rupanya Tari dibawa ke sebuah ruangan dengan ranjang yang bersih dan besar. Di ranjang sudah tersedia baju panjang Tari yang berwarna unggu kembang-kembang, serta sehelai jilbab lebar berwarna biru tua.
Kulihat dua lelaki tadi menggotong Tari ke kamar mandi. Gila betul. AKu terangsang hebat melihat Tari yang masih pingsan kembali ditelanjangi. Jilbabnya pun dilepas, sehingga rambutnya yang sepinggul terurai lepas.
Dua lelaki itu lalu memandikan Tari. Mereka juga terlihat menikmati tugas itu. Sambil tertawa-tawa mereka mengomentari tubuh istriku.
“Gila…memeknya tebel banget,” kata salah satu dari mereka. Kulihat jarinya mengaduk-aduk vagina istriku.
“Bos… boleh nggak kita ngentot cewek ini…sekali aja…” ujar lelaki itu. Tangannya kini menyabuni payudara istriku. Jelas bukan menyabuni, tapi meremas-remas dan menarik-narik putingnya.
“Boleh nggak ?” Bob malah bertanya kepadaku. “Anggap aja bonus..” tambahnya.
Gilanya, aku langsung mengangguk. Nafsuku sudah sampai ubun-ubun, ingin melihat Tari yang sedang pingsan diperkosa dua lelaki item dan keriting itu.
Begitu aku mengangguk, mereka langsung membaringkan Tari di lantai. Seorang di antaranya langsung merenggangkan kaki Tari dan…ia tampak kasar sekali menyetubuhi Tari..
TIba-tiba Tari bangun dan menjerit keras. Kaget, aku cepat keluar kamar, khawatir istriku melihatku. Dari luar kudengar mereka susah payah menguasai Tari. Sampai akhirnya terdengar Tari merintih-rintih lagi.
“Ampun pak… sudah… saya nggak kuat…aduh… aduhhhh… aaaakkhhh….” tiba-tiba terdengar Tari menjerit keras sekali dan setelah itu tak terdengar lagi suaranya.
Kuintip ke kamar mandi. Rupanya Tari pingsan lagi. Kali ini dalam posisi nungging dan si keriting tampaknya menyodomi istriku. Tak lama kemudian ia selesai. Anus Tari tampak menganga sebelum akhirnya perlahan menguncup kembali bersamaan mengalirnya sperma si keriting dari dalamnya.
jilbab maniak seks (10)
Tari tergeletak tak berdaya di lantai, tetapi itu tak mengurungkan niat si keriting satunya untuk menyetubuhinya. Diangkatnya sebelah kaki Tari, lalu dengan posisi menyamping ia menusukkan penisnya ke vagina Tari.
Tari benar-benar tak siuman meski lelaki itu memperkosanya dengan sangat kasar. Bahkan, tangannya yang besar tak henti mencengkeram payudaranya yang lembut. Ketika klimaks, lelaki itu menyemprotkan spermanya ke wajah Tari.
Dari tempat tersembunyi kulihat dua lelaki itu kemudian mengencingi sekujur tubuh istriku. Saat pancuran air kencing mengenai wajahnya, Tari siuman dan langsung menjerit-jerit minta ampun. Tetapi keduanya cuma tertawa-tawa sebelum akhirnya melanjutkan memandikan Tari.
***
Tak lama kemudian kulihat mereka menyeret Tari dan menghandukinya dengan kasar. Tari sampai memekik-mekik waktu handuk dilewatkan bawah selangkangannya dan digerakkan maju mundur.
Tetapi itu belum selesai. Di ranjang, Tari ditelentangkan, dan kakinya direnggangkan.
“Bos bilang, jembutmu harus dicukur…” kata salah satu dari si keriting.
“Aaaawww…” Tari menjerit. Rupanya lelaki itu mencabut beberpa helai rambut kemaluannya.
Cuma sekali. Selepas itu, pisau cukurnya yang bekerja membersihkan vagina Tari. Istriku terus terisak-isak. Apalagi selama mencukur, keduanya terus melecehkannya dengan kata-kata.
Tapi akhirnya mereka menyelesaikan juga tugas enak tersebut.
“Udah ya Mbak…. makasih udah minjemin memeknya,” kata salah satu lelaki sambil menampar vagina Tari lumayan kuat. Tari sampai memekik keras sebelum akhirnya menekuk tubuhnya dan tidur dengan posisi miring.
***
“Tunggu di sini sebentar, Pak,” kata Bob sambil masuk ke kamar.
Dari celah pintu kulihat ia duduk di tepi ranjang. Tari terkejut dan langsung beringsut ke sudut yang berseberangan. Tangannya meraih seprei untuk menutup ketelanjangannya.
“Jangan takut…. saya nggak akan menyakitimu,” kata Bob. “Saya malah mau memberikan pakaianmu,” lanjut Bob sambil menyodorkan baju panjang berwarna unggu kembang-kembang, serta sehelai jilbab lebar berwarna biru tua.
Istriku langsung mengulurkan tangannya untuk mengambil baju itu. Tapi Bob menariknya lagi. “Tunggu dulu, aku mau ngobrol dulu sebentar. Kamu duduk di sebelahku sini,” katanya. “Ayo cepat, habis ini Mbak Tari boleh pakai baju,” lanjutnya.
Tari tampak ragu. Tapi akhirnya ia mau juga duduk di tepi ranjang di sebelah Bob. Kedua tangannya masih menutupi dada dan pangkal pahanya.
“Nggak usah ditutupi gitu…. aku toh sudah lihat semuanya. Aku sudah pernah menghisap putingmu itu, menjilat memekmu. Aku juga sudah masukkan kontolku ke memekmu….. Nggak usah malu-malu lagi,” rayu Bob sambil menarik tangan istriku. Tapi Tari tetap menyilangkan tangan di depan dadanya.
“OK kalau kamu malu. Supaya adil, aku juga telanjang nih….” lanjut Bob. Sialan, lelaki gendut itu membuka bajunya dan kini dia telanjang dan duduk di sebelah Tari. Tari melengos.
“Ayo… daripada megangin tetek gitu, mending pegang kontol gue !” kali ini Bob berpura-pura galak.
Tari tampak pucat. Tangan kanannya ditarik Bob ke arah selangkangannya. Lalu, Bob memaksa Tari menggenggam penisnya yang kecil itu.
“Nah gitu dong…. aku kan jadi leluasa melihat tetekmu yang indah ini,” kata Bob sambil mencubit puting kanan istriku.
“Besar mana kontolku sama kontol suamimu?” tanya Bob. Tari menggigit bibirnya. Tiba-tiba Bob memperkeras jepitannya di puting Tari.
“Aduh… duh…. besar punya suamiku….” sahut Tari sambil meringis.
“Kamu suka yang besar apa kecil ?”
“…. aduh…. sakit…. besar…. besar…..”
Kulihat Bob melirik ke arahku. Tangannya merenggangkan paha Tari.
“Lebarin pahamu…. aku mau lihat memekmu yang gundul itu. Kamu suka dicukur memekmu ya ?” kata Bob sambil mencubiti bibir vagina istriku.
Tari menggigit bibirnya sambil mengangguk……… Kulihat jari Bob menyusuri celah vagina istriku. Bahkan terlihat tangannya mulai bergerak-gerak seperti sedang menusuk vgina istriku dengan jarinya.
“Kamu takut hamil gak? Sperma puluhan cowok sudah masuk ke memekmu ini lho” Sekarang aku lihat tenryata 2 jari Bob sedang menusuk-nusuk vagina istriku. Tari memejamkan mata dan mengangguk.
“Mau aku kasih pil anti hamil ?” Tari mengangguk lagi. Bob kemudian menuntunnya berlutut di hadapannya. Entah apa yang akan dilakukannya. Tetapi terlihat ia mengeluarkan sebutir pil kecil.
Gila, Bob menyelipkan pil itu di lubang penisnya !
“Emut kontolku. Nanti kusemprotkan pil antihamil ini…. ” kata Bob.
Tari mengernyitkan keningnya. Tapi begitu Bob menjepit lagi putingnya dengan keras dan membentaknya, istriku mulai mengulum penis Bob. Sialan, lelaki gendut itu betul-betul menikmati kuluman istriku. Ia terlihat merem melek. Kedua tangannya memegangi belakang kepala Tari. Jari kakinya kulihat menyenggol-nyenggol vagina istriku.
Sampai akhirnya tubuh Bob terlihat tegang. Kedua tangannya tiba-tiba menahan kepala Tari. Rupanya ia betul-betul mendorong penisnya ke kerongkongan Tari. Istriku terlihat meronta-ronta. Tapi sia-sia saja.
Begitu Bob usai menyemprotkan spermanya berikut pil anti hamil di ujung penisnya, Bob menghempaskan tubuh istriku begitu saja di lantai. Lalu, dilemparkannya jubah dan jilbab Tari.
Kulihat istriku menangis terisak-isak sambil menyeka sperma Bob yang berlepotan di bibirnya. Perlahan ia memakai jubahnya, lalu jilbabnya. Bob sambil memakai bajunya kembali memencet tombol di dinding kamar. Seorang lelaki tergopoh masuk.
“Kasih dia minum yang biasa….” kata Bob.
Lelaki itu segera berbalik dan tak lama kemudian membawa sebotol air mineral dan disodorkannya ke istriku yang duduk di tepi ranjang. Sialan, sempat-sempatnya dia menjawil payudara istriku.
“Kamu pengen ngentot dia ?” tanya Bob
“Wah…. jelas pengen bos !”
TARI
TARI
“Kamu lihat dulu memek dia. Siapa tahu habis lihat memek dia kamu jadi nggak nafsu,” kata Bob. “Mbak Tari, kasih dia lihat memek kamu,” lanjutnya.
Tari yang sudah berjubah dan berjilbab terpana mendengar kata-kata Bob. Tapi, ia tak sempat bengong berlama-lama. Si pembantu bos tahu-tahu mendorong tubuhnya hingga terlentang di kasur. Lalu, dengan cepat ia menyingkapkan jubah Tari sampai ke pinggang.
Kulihat paha istriku direnggangkannya. Dan jongos itu bersorak gembira melihat vagina telanjang istriku. Tari terlihat melengos ketika tangan kasar lelaki itu meremas-remas vaginanya. Tapi tak urung ia terpekik juga waktu dua jari lelaki itu menusuk vaginanya. Lalu, menyusul lidah lelaki itu menjilati vaginanya.
Lelaki itu tiba-tiba bangkit dan memelorotkan celananya. Penisnya terlihat mengacung dan mulai menyentuh vagina istriku. Dan tanpa basa-basi lagi pembantu Bob itu mulai menyetubuhi istriku. Tubuh Tari terguncang-guncang. Tapi anehnya dia diam saja. Bob menengok ke arahku dan memanggilku.
“Sini Mas, istrimu sudah kubius. Biar dia istirahat barang 3-4 jam. Tapi biarin si Bejo ini ngentot dia ya. Kasihan, dia belum pernah dapet memek secantik punya istri Mas,” katanya.
Aku mendekat, kulihat mata Tari terpejam. Bejo masih menggenjot tubuh istriku. Penisnya yang lumayan besar kulihat keluar masuk vagina Tari. Bejo juga menyingkap jubah Tari sampai ke dada. Lalu dengan penuh nafsu Bejo meremas-remas kedua payudara istriku. Bahkan, ia seperti menjadikan payudara Tari sebagai tali kendali.
Tari memang terpejam, tapi bisa kulihat keningnya berkerut. Mungkin alam bawah sadarnya merasakan dirinya tengah disetubuhi.
Bejo tahu-tahu menggeram. Lalu, pinggulnya menghentak-hentak ke depan. Suara beradunya pangkal paha Bejo dan pangkal paha istriku saat Bejo menusukkan jauh-jauh penisnya ke dalam vagina istriku membuatku terangsang hebat. Kubiarkan Bejo menumpahkan spermanya ke dalam vagina istriku.
Bejo memeluk erat-erat istriku. Mulutnya menciumi payudaranya dan menyedot-nyedot putingnya. Sementara gerakan di pinggulnya sesekali menyentak dan akhirnya melemah. Perlahan, Bejo kemudian berdiri sambil meremas sekali lagi kedua payudara istriku dan menarik kedua putingnya.
“Wah…. enak banget bos memeknya…..” kata Bejo masih sambil tersengal-sengal.
Dari vagina istriku kulihat menetes sperma Bejo. Kulit vaginanya terlihat putih kemerahan.
“Bersihin memeknya Jo. Masih banyak yang mau pake memeknya,” kata Bob.
Bejo kulihat ke kamar mandi dan keluar membawa segayung air. Terangsang juga aku melihat Bejo mula-mula menguakkan bibir vagina istriku lalu membersihkan bagian dalamnya dengan kain handuk. Bejo juga memasukkan lagi dua jari ke vagina Tari. Sepertinya berusaha mengeluarkan spermanya dari situ. Terakhir, Bejo menyeka vagina istriku dengan lap basah.
Tari masih tetap tertidur lelap…..
“Gimana Mas, mau terus nungguin istri Mas digarap orang banyak ?” tanya Bob kepadaku.
“eh…. ya… aku pulang saja. Besok dia sudah dipulangkan kan ?” sahutku, nggak enak hati. Sudah terima 7,5 juta kok masih seperti nggak rela.
“Ya mas, besok Mbak Tari kita antar pulang,” jawab Bob.
Kusempatkan merapikan kembali jubah Tari, menutupi tubuhnya yang terbuka dari dada ke bawah.
“He he… kok repot-repot Mas. Sebentar lagi juga dibuka lagi sama anak-anak,” kata Bob. Aku juga tertawa getir. Ada sebersit rasa kasihan melihat istriku tertidur. Wajahnya yang cantik terlihat sendu.
Sialnya, Bob tampaknya paham pergulatan batinku. Dia duduk di tepi ranjang, di sebelah Tari yang masih berbaring terlentang tak sadarkan diri dengan kedua kaki menjuntai ke bawah ranjang.
“Istri Mas memang menggairahkan. Dia pantas dihargai Rp 7,5 juta sehari semalam,” katanya sambil membelai paha istriku dari luar busananya. “Saya bisa bantu Mas menjual memek Mbak Tari…. Mas bisa kaya,” lanjut Bob. Tangannya kini meremas-remas pangkal paha istriku. Terlihat sesekali ia menjumput tundun vagina Tari.
“Ah nggak Bos….. aku nggak niat menjual istriku. Sekarang ini pun cuma keputusan selintas aja,” sahutku.
“Ok… itu hakmu. Tapi aku tahu Mas juga terangsang saat melihat istri Mas disetubuhi dan digerayangi banyak lelaki. Betul kan ?” kata Bob. Sialan, dia membuka lagi ritsleting di bagian muka jubah Tari. Lalu, dengan enaknya dia menggenggam kedua payudara istriku. Mulutnya dengan penuh nafsu menciumi payudara Tari dan mengulum kedua putingnya.
TARI
TARI
“Aku pulang deh,” sahutku, berlagak membantah kata-katanya. Padahal, Bob benar. Itulah fantasiku selama ini. Membayangkan istriku yang alim dijamah banyak lelaki, ditelanjangi, dipermainkan tubuhnya, disetubuhi, diperkosa, disiksa….
“Eh, itu di meja ada vcd rekaman waktu saya dan anak-anak main-main sama Mbak Tari di rumah tadi. Ambil aja. Mas pasti suka,” katanya. Bob betul. Aku memang ingin tahu apa yang tadi terjadi di rumah. Sebab, aku tak sempat memasang hidden cam.
“Jangan khawatir Mas. Besok Mbak Tari saya kembalikan. Hari ini saya mau habiskan sperma saya di memek, anus dan mulut istri Mas,” lanjut Bob. Sialan, jarinya sudah masuk lagi ke vagina Tari……
Setelah kejadian itu, suahari Tari dating padaku mengabarkan bahwa diapositif hamil, aku senang luar biasa, aku beri tahu Bob DLL, mereka mengerti dan mengucapkan selamat padaku.
Setelah bulan ke-7 kehamilan istriku, aku kangen sekali, aku telp Tari dirumah
“Halo saying..” sapaku setelah Tari mengangkat telpon.
“Iyah… Halooh sayang… adah apahh??” Jawabnya. Gila… Istriku disetubuhi orang lain lagi…
Subscribe to:
Posts (Atom)