rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Tuesday, 30 September 2014

OSPEK

; ; ; ; ; Pagi ini aku seperti biasa berangkat ke kampus tempatku mengajar, karena pada hari ini aku ada kuliah untuk mahasiswa baru semester satu. Di dalam perjalanan aku banyak melihat mahasiswa, mahasiswa cantik berjilbab berseliweran di trotoar jalan raya. Aku memang sangat menyukai gadis-gadis cantik, apa lagi mereka yang berjilbab namun dengan dandanan seksi, pakaian ketat dan celana ketat. Bagiku gadis-gadis berjilbab yang seksi terlihat lebih feminin dan menantang. Sehingga sering kali jika berpapasan dengan gadis berjilbab cantik penis ku langsung mengeras, kadang aku terbayang sampai di rumah dan dilanjutkan dengan onani, begitulah sampai terjadi nya pesta sex dengan mahasiswi-mahasiswiku yang cantik (baca pesta sex dengan gadis berjilbab), sehingga sedikit banyak hasratku tersalurkan. Tetapi sudah lebih 3 bulan pengalaman tersebut belum juga terulang. Kupikir memang masih belum ada kesempatan. RANI Kembali ke cerita, ku lihat mahasiswa-mahasiswi baru dikumpulkan oleh para seniornya dilapangan, memberi pengarahan ospek, ospek dikampusku dilakukan 1 kali seminggu, sehingga kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Di antara para senior kulihat Rani ada disana memberi pengarahan, dia melirik ke arahku sambil tersenyum. Aku memang belum sempat lagi ketemu Rani, karena sangat sibuk dalam rapat dosen2 dan menyusun bahan untuk mengajar. Dan Rani pun sibuk dalam panitia ospek, masih teringat pengalaman ku bersama Rani membuatku terangsang. Aku mengajar sekitar pukul 10.20, aku mulai dengan perkenalan dengan mahasiswa-mahasiswaku. Aku memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian aku meminta mereka memperkenalkan diri. Dari 28 orang mahasiswa-mahasiswi di kelas itu, ada 4 orang mahasiswi yang menurutku di atas standar, mereka adalah Dina, Putri, Ami, dan Yani. Semuanya berjilbab tentunya. Mereka memiliki tinggi yang 160an, sehingga terlihat tubuh mereka yang semampai. Ditambah gaya pakaian mereka yang agak sedikit ketat dan modis ( celana jins hipster dipadu pakaian muslim yang agak ketat ala mahasiswa). Kemudian setelah acara perkenalan. Aku mulai membuka laptop ku untuk menyampaikan silabus mata kuliah yang ku ajarkan. Mereka mulai mencatati apa yang ku tampilkan. Tak terasa waktu berjalan cepat, sudah satu setengah jam aku di kelas, dan waktu ku habis. Aku menutup perkuliahan. Dan keluar dari ruangan untuk kembali keruanganku. Setibanya diruanganku, aku dikejutkan oleh Rani, dia sudah menunggu didalam ruanganku sambil membaca majalah. “eh Rani, sampai kaget bapak, ada apa nih ran?” RANI “oh, nggak ada pak, kangen aja sama bapak, apalagi si adik bapak yang gede itu….hihihi” rani menggodaku. “gimana pak mahasiswi2 barunya? Cantik-cantik kan?” rani mulai mendekatiku sambil berjongkok didepanku, sebelumnya ia telah mengunci ruanganku. Ia kemudian membuka celanaku, kemudian memelorotkan celana dalamku. “duh, kangennya sama si ndut ini”, katanya sambil mengelus kepala penisku. Aku kelonjongan keenakan .“ooohhh, ran…” rani mulai menjilat kepala penisku, sambil mengocoknya dengan tangannya. “Wah, cepet banget besarnya pak, dah lama nggak rani manjain nih si ndut nya…” Rani kemudian mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya. Kemudian rani mengeluarkan skill menyepongnya yang membikinku kelonjotan keenakan, “ooohhh rani enak sekali”. Sekitar 10 menitan rani “berkaraoke” dengan penisku, aku mulai merasa ada yang mendesak didalam tubuhku, sepertinya aku akan orgasme, menyadari penisku sudah berdenyut-denyut, Rani kemudian dengan cepat menghentikan aktivitasnya, untuk mencegah aku orgasme, karna sepertinya ia tidak mau cepat-cepat menyudahi permainan ini. Kemudian dengan cepat rani membuka celana jins hipsternya. Dan mendorongku ke sofa, hingga kini aku dalam posisi terlentang di sofa. Rani kemudian naik mengangkangi pinggangku, “pak, rani udah nggak tahan lagi, rani masukin ya pak”, “i…iya ran, cepetan..” aku ingin cepat merasakan kehangatan himpitan dan jepitan vagina Rani lagi. Kemudian rani mengarahkan batang penisku yang sudah mengeras sempurna ke liang kenikmatannya yang sudah basah, tanpa kesulitan penisku masuk dalam liang surgawi itu dan terjepit didalamnya. “ooohhh raniiii, enak sekali….” racauku. Rani yang sudah tidak dapat menahan gejolak nafsunya, langsung menggoyangkan pantatnya dengan kecepatan tinggi, sehingga penisku yang tadinya hampir orgasme, terkocok dengan cepat. RANI 5 menitan rani menggenjot dengan cepat, aku mulai merasakan lagi akan orgasme, “ raaan bapak mau keluaaarrr” merasakan penisku berdenyut dalam vaginanya, rani langsung mengeluarkan penisku dari vaginanya, kemudian ia menekan leher penisku kuat-kuat dengan ibu jarinya, seketika orgasmeku langsung meledak ”ooooohhhh raniii, nikmat sekaliii…”, tetapi spermaku tidak menyembur, sehingga penisku tidak loyo karna belum memuntahkan isinya “ apa yang kamu lakukan Ran?” “Hehe ada deh….jurus rahasia Rani”. Orgasmeku sudah reda, ia kembali menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi jilbabnya berkibar-kibar saking cepatnya, Rani sepertinya mengejar orgasmenya. Sekitar 10 menit Rani menggenjot penisku dengan cepat, tubuhnyapun mengejang dan melengkung kebelakang, ia mengeluh “oooohhhh paakkk…..” terasa vaginanya membetot penisku dengan sangat kuat, seperti memeras memaksa spermaku untuk ikut keluar, tetapi apa yang dilakukan rani tadi membuat penisku lebih mampu menahan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh himpitan dan jepitan vagina rani. “sekarang giliran bapak ran” aku membalikkan tubuh rani, sehingga membentuk gaya doggie. Aku berpegangan pada payudaranya yang menyembul karna bajunnya ku buka sampai payudaranya, aku kemudian menggenjot vaginanya dengan cepat, aku ingin mengejar orgasmeku juga. 10 menit kemudian, rani kembali mengejang, “bapaaakkk ampuuunnn….enaaakkkk sekali pakk”, terasa begitu kuat cengkeraman vaginanya pada penisku, akupun tak tahan lagi, dan menggenjotnya sekuatnya hingga penisku terbenam dalam rahimnya, “RANIIIII BAPAK KELUARRRRRRRRR”crot-crooooottt. RANI Sekitar 10 kali semprotan spermaku dalam vagina rani, sehingga vaginanya pun tidak dapat menampung spermaku sehingga meluber keluar. Maklum sudah 3 bulan lebih spermaku tidak ku keluarkan, aku tidak pernah onani lagi sejak kejadian pertama kali itu. Aku kemudian terduduk di sofa ruanganku. Rani tertelungkup di sebelasku, spermaku masih meleleh dari vaginanya, bercampur dengan cairan orgasmenya sendiri. “makasih rani, dah lama banget nggak keluar ran” aku meremas pantatnya. “wah bapak hebat banget, rani capek banget pak”. “Iya ran, bapak sering minum obat kuat, tapi dah lama nggak main lagi sama kamu, makanya nembaknya banyak banget”. “ iya pak, untung nggak dimulut nembaknya, bisa kotor baju dan jilbab rani, kan masih ada kuliah nanti”. “ ngomong-ngomong seperti kata rani tadi, cantik-cantik nggak mahasiswi barunya pak?” tanya rani. “iya ran, terutama si dina, putri, ami dan Yani, mereka cantik dan seksi banget rani, kenapa ran?” tanyaku lagi. “oooohhhh gitu….nggak deh pak Cuma nanya aja” katanya sambil tersenyum nakal padaku entah apa maksudnya. “oke pak rani ada kuliah 10 menit lagi nih, dah dulu ya” rani kemudian memakai celananya dan merapikan kembali bajunya. Kemudian rani kembali berjongkok lagi didepan selangkanganku yang masih telanjang, “kamu baik baik ya ndut….” katanya sambil mengecup dan menjilat kepala penisku. Kemudian rani kembali memasukkannya dalam mulutnya dan menghisapnya kuat-kuat. “ooohhhh raaannnnn enakkkkk” racauku. Kemudian kontolku kembali mengeras sempurna. Rani tersenyum nakal. Ia kemudian mengocok kontolku dengan tangannya dengan cepat. Sehinga tidak sampai 5 menit aku sudah mau keluar lagi. “ooohhhh raaaannnn…..bapak keluar lagi, awas kena bajumu ran……ookkkkhh”, dengan sigap rani mengeluarkan saputangan bunga-bunganya, langsung menyelimuti penisku dengan saputangannya itu. Sehingga spermaku membasahi saputangannya. “ooohhh enak rani”. “hihi” rani tertawa centil. Kemudian menyeka sisa-sisa spermaku dengan saputangannya sampai bersih….kemudian ia meninggalkan ruanganku tanpa berkata lagi…..”makasih ran” kataku sembari rani membuka pintu, ia tersenyum sambil mengerlingku…..dan meninggalkan ruanganku….ku lelah sekali setelah mengajar 2 mata kuliah ditambah lagi melayani rani tadi siang diruanganku. Setelah selesai mengajar sekitar pukul 4 sore aku ingin segera pulang untuk beristirahat. Mungkin kelelahan ku ini bertambah-tambah karena tadi malam juga kurang tidur, karna aku ngobrol ria dengan pacarku di telepon hingga larut malam. Sekitar setengah jam aku mengendarai motorku, dijalanpun dihadang kemacetan, hingga kelelahanku bertambah-tambah. Sesampai dirumah, aku pun langsung melepas sepatu, baju, dan celana panjangku, kuhamburkan sembarangan hingga berserakan di lantai. Aku memang tinggal sendirian, dirumah kontrakanku yang seperti bedengan. Dengan 1 kamar, dapur dan kamar mandi serta ruang tamu. Letaknyapun agak kebelakang dari kompleks tempat tinggalku, otomatis suasana sekita sepi dan tenang, karena tidak banyak rumah disekitarku. Aku pun langsung merebah diri di kasur kesayanganku. Dan tak sampai setengah jam akupun terlelap. Entah berapa lama aku terlelap tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Akupun cepat-cepat membereskan pakaianku yang berserakan diruang tamu, dan melemparnya kekamar mandi. Dengan keadaan masih setengah sadar, aku membukakan pintu, yang kukira itu adalah temanku. Setelah dibuka aku dikejutkan oleh kehadiran sesosok gadis berjilbab yang cantik jelita, “hai pak, lagi tidur ya, capek ya pak, sampe belum pake celana tuh Cuma kolor aja, hihi” rani langsung menyapaku begitu pintu kubuka. “eh rani, maaf ran, bapak buru2 tadi bapak kedalam dulu pake cel….” “nggak apa2 kok pak, nggak usah pake celana, nanti juga dibuka lagi, hihi” potong rani “kalian berempat, sini dong…” AMI “iiya kak rani…” muncul empat orang gadis cantik berjilbab, tak lain adalah, dina, putri, ami dan yani. Akupun terkejut dengan kehadiran mereka yang tak kusadari dari tadi, karena mereka berdiri dibelakang dinding rumahku. Kemudian ranipun masuk kedalam disusul keempat mahasiswi tadi. Rani kemudian langsung mengunci pintu rumahku. Kemudian Rani langsung menarik tanganku kekamarku. Ia mendorongku hingga aku terduduk di kasurku. “gimana pak, pasti bapak Horny banget liat mereka kan” tanpa bisa ku jawab, rani langsung memelorotkan celana kolorku. Menyembullah penisku yang telah mengeras sedari tadi rani muncul. “kalian berempat kesini….” rani menyuruh keempat yuniornya masuk kekamarku. “ini tugas yang kakak maksud tadi, putri, coba kamu pegang ini” lalu dengan muka memerah putri memegang penisku dengan tangannya yang putih, terlihat kontras dengan warna penisku yang hitam legam. “uuuhhhh…..sshhhh” akupun melenguh ketika putri meremas penisku. “ayo put, kocok” putri lalu mengocok penisku dengan tangannya. “ooohhhh…” racauku. “Ami bantu putri…kalian mainkan kontol bapak itu dengan mulut dan lidah kalian ya, anggep aja itu lolipop. Yani dan Dina kesini sama kakak” kemudian Ami yang berkulit kuning langsat dan memakai celana jins hipster ketat memakai jilbab pink terang, mendekati putri yang sedang mengerjai penisku, ia kemudian menjilat kepala penisku, sehingga aku bergetar dibuatnya. Lalu putri bertanya pada Ami, AMI “mi pernah liat yang beginian nggak?” “pernah , punya pacarku, tapi nggak sebesar ini put” “trus ini nanti di apain?” putri bertanya lagi sambil terus mengocok penisku tak beraturan, kemulusan tangannya membuatku kelonjotan. “ini nanti dimasuki ke memek kamu, rasanya enak banget put, aku aja ketagihan sama pacarku, pengena ngerasain yang begini besar gimana rasanya…” jawab ami, sepertinya putri baru kali ini melihat penis, dan belum tahu soal sex. Aku jadi makin Horny membayangkan vagina perawan putri dimasuki oleh penisku. “yang bener mi, muat apa ini dimasuki ke memek. PUTRI “oke, aku liatin ke kamu ya…” lalu ami dengan cepat membuka celana dan menaikkan bajunya sampai ke payudara. Menyembullah payudara ami yang cukup besar, sekitar 34 ukurannya, bentuknya juga bulat dengan puting berwarna cherry. Kemudian ami mendorongku hingga terlentang dikasur, dengan cepat mengangkangi penisku dengan menghadapkan punggungnya ke mukaku, sedangkan wajahnya menghadap putri, untuk mencontohkan. Kemudian Ami mengarahkan penisku ke liang vaginanya yang sudah basah, rupanya ami sudah sangat terangsang dari tadi. Penisku rupanya agak kebesaran bagi vaginanya, ami agak kesulitan memasukkan penisku sehingga menyuruh putri membantunya melumasi penisku dengan mengulum dan meludahinya. Putri kemudian membantu mengarahkan penisku ke liang vagina ami, sedangkan ami berkonsentrasi menurunkan pantatnya. “Ooooohhhh….” racauku, kepala penisku sudah masuk dan di capit oleh bibir vagina Ami. Ami kemudian menurunkan pantatnya pelan-pelan. “OOOOHHHH PPUTTT Gede Bangeeettt…” racau ami ketika penisku amblas semuanya masuk kedalam liang kenikmatannya. “enak banget ya mi?” tanya putri dengan muka yang memerah karena sudah terangsang.”enak banget puttt….ssshhhh…nnnaahahhh kalloo sudah masuuukkk nanti kamu pppoompa kayakk ginii” kemudian ami mulai menggenjot penisku langsung dengan kecepatan tinggi. “OOOhhh ssshhhh” plok-plok begitulah bunyi persetubuhan dua alat kelamin antara dosen dan mahasiswinya. Ami terus menggenjot penisku dengan cepat, sepertinya ia akan orgasme sebentar lagi. Dan benar ternyata 5 menit kemudian tubuh ami mengejang diatas penisku. Tubuhnya melengkung sambil meremas payudaranya sendiri. PUTRI “ooohhh puttt enak banget” terasa ada cairan hangat yang menyirami penisku beberapa kali. Setelah orgasmenya reda ami mencabut penisku dari vaginanya. ‘plop’ bunyi saat kedua alat kelamin kami berpisah saking sempitnya vagina ami. “wah pak hebat sekali kontol bapak, dah kayak gitu masih aja keras kayak nggak terjadi apa-apa dan belum nembak juga lagi” puji ami pada penisku. “iya kan temen-temen kamu belum kebagian mi..” jawabku sambil tersenyum. Ami kemudian menyeka penisku dengan jilbabnya. Kemudian mengecup kepala penisku. “ ayo put, dicoba, enak banget lho” keta ami kepada putri Sementara di ruang tamu, rani sedang asyik melakukan pemanasan pada dua yuniornya yang paling cantik dan paling seksi. Yaitu dina dan yani. Mereka berdua ini mempunyai tubuh sempurna dengan payudara cukup besar untuk ukuran mahasiswa. Dan dengan dandanan yang seksi pula, baju ketat plus jins ketat.ditambah lagi tinggi mereka berdua yang proporsional sekitar 168 cm, dengan kulit putih bersih. Dina punya tahi lalat di pipinya menambah manis wajahnya. Sedangkan yani memakai kacamata sehingga wajahnya terlihat ‘innocent’. Ditambah pula mereka berdua mengenakan jilbab menambah cantik menampilan mereka. Rani mungkinmenyiapkan mereka sebagai hidangan utama bagiku. Kembali pada aktivitasku bersama putri dan ami, ami mulai memanasi putri, ia membuka rok putri dengan menyingkapnya keatas, dan membuka celana dalam putri, serta menyingkap baju putri hingga payudaranya. Payudara putri berukuran normal, sekitar 32 an. 10 menit ami bergumul dengan putri, kemudian menyudahinya dengan orgasme putri. Ami kemudian mempersilahkan ku untuk mencoba putri “silakan pak, kayaknya putri dah Horny berat tu pak” aku yang sudah terangsang sejak tadi, langsung menaiki tubuh putri dan langsung mengarahkan kepala penisku ke liang surga putri yang masih perawan, “ssshhhhttt…oohhhh” kepala penis ku telah terjepit di bibir vagina putri yang sangat sempit. Kemudian aku mendorong pelan-pelan penisku membelah liang vagina putri,sampai menyentuh sesuatu yang lunak didalam sana, ya itu mungkin selaput perawan putri. Aku sedikit iba melihat putri, kuurungkan niatku memasukkan penisku seluruhnya kedalam vagina putri. Aku kemudian memompa vagina putri sampai batas selaput daranya tadi saja. Sesekali penisku terlepas dari jepitan vagina putri karena hanya kepalanya saja yang masuk. Putri menggelinjang keenakan saat aku terus memompa dengan kecepatan tinggi. “ooohhh ssshhh miiiii memang bener enakk….”. “ini sih belum seberapa put, pak sonny belum masukin kontolnya semuanya kedalam memek kamu, kalo dah semua baru kerasa enak yang sebenarnya” bisik ami pada putri yang tengah dilanda kenikmatan. “ooohhh pak….masukin semua pakkk…shhh” putri meracau memohonku untuk memerawaninya lebih jauh. “bapak nggak tega put, cukup segini aja” aku terus memompa vagina putri dengan kepala penis ku, makin lama vagina putri makin licin, makin berdenyut dan makin kuat membetot dan menyedot kepala penisku. Hingga aku tak lagi dapat mengendalikan diri dari kenikmatan vagina putri, tanpa sadar aku menghujamkan seluruh penisku kedalam vagina putri sekuat-kuatnya, “ ouuuuu….sakiiitttt paaakkkk….amiiii sakiittt” jerit putri, “sabar put bentar lagi ilang kok sakitnya” bisik putri sambil mengecup bibir putri untuk mengurangi rasa sakitnya. Aku yang sudah dilanda kenikmatan tidak peduli lagi dengan jeritan putri. Aku tetap menggenjot vagina putri dengan kecepatan tinggi, karena aku merasa akan orgasme sebentar lagi.Tak lama kemudian tubuh putri mengejang ditengah pompaanku yang dengan kecepatan tinggi, ia orgasme, sehingga jepitan dan pijatan dinding vaginanya pada penisku semakin kuat, membuatku tak tahan lagi dan segera ingin menyusul putri. Aku kemudian memompa dengan sangat cepat sekitar 5 kali pompaan keras aku merasa akan segera meledak, dengan cepat mencabut penisku dari liang kenikmatan putri, dan segera mengarahkannya ke wajah putri dan ami yang masih mengenakan jilbabnya dengan rapi. “OOOOHHHHH BAPAK KELUARRRRR…” erang ku dan ‘crot crot crot crot….’ sekitar 7 kali semprotan mani ku membasahi wajah dan jilbab mereka berdua. Aku tak mengeluarkan spermaku dalam rahim putri karena takut ia hamil, kecuali ia yang meminta tapi itu tidak mungkin, karena ini baru pengalaman pertamanya melakukan hubungan sex. Mereka berdua kemudian saling membersihkan wajah mereka dengan ciuman dan jilatan. Lalu berlanjut membersihkan penisku dengan mulut mereka. Lalu menyeka penisku dengan jilbab mereka. Aku sangat puas dengan mereka berdua, penisku sudah loyo setelah memuntahkan isinya ke wajah dua mahasiswiku yang cantik dan berjilbab. Aku tertidur terlentang di kasurku, meresapi kenikmatan yang baru kurasakan. Tetapi ini belum lagi ronde utama yang akan segera terjadi. Rani kemudian muncul didepan pintu kamarku, “wah, si ndut udah loyo aja pak, enak banget si ami sama putri ya pak?” “iya nih rani, dina dan yani mana?” tanyaku. “wah, kontol bapak dah loyo gitu, gimana dong…” tanya rani menggodaku. Kemudian ia mendekatiku, dan memegang penisku yang sudah loyo, rani kemudian mengambil botol seperti balsem, kemudian mengoleskannya ke penisku hingga merata, ia juga menyuruhku meminum sebuah pil “apa ini ran” “udah pak minum aja, mau lagi kan? Adik2 rani yang paling seksi dah nunggu lho…hihi” aku kemudian menenggak pil itu, kemudian badanku kembali terasa segar, penisku terasa hangat dan mulai mengeras kembali, rani kemudian menggoda penisku dengan mengocoknya cepat-cepat selama 5 menit tanpa henti, “ooohh raaaannnn…stooppp bapak mau keluar lagi….” rani tak memeperdulikan eranganku, ia mengocok penisku semakin cepat hingga orgasmeku kembali meledak. Kemudian rani dengan sigap menekan leher penisku sehingga spermaku tidak jadi muncrat hanya orgasmenya saja yang kurasakan. Rani kemudian mengulangi perbuatannya sampai lima kali dengan mulut tangan dan vaginanya bergantian, hingga aku kewalahan menahan orgasme. Rani tertawa centil “nah ini baru siap,pasti si ndut nembaknya banyak ntar, ohya ntar nembaknya didalam aja ya pak, biar tahu rasa mereka berdua, berpakaian terlalu seksi di kampus” bisik rani kepadaku….. Setelah selesai, rani kemudian menyingkir dariku, dia kemudian menarik tangan ami dan putri untuk segera keluar dari kamarku. Rani kemudian membawa kedua yuniornya masuk ke kamarku. Aku setengah terkesiap melihat dina dan yani sangat seksi dengan balutan jilbab mereka dan tubuh setengah telanjang dengan celana jins yang terbuka kancingnya. “Kalian manjain kontol bapak itu ya..” kata rani kepada dina dan yani sambil menepuk dan mendorong pundak mereka sambil kemudian menutup pintu kamarku. Aku yang melihat mereka berdua, menjadi sangat Horny, terlebih lagi rani berpesan untuk ejakulasi didalam vagina mereka berdua. Aku bertanya-tanya apakah nantinya tidak apa-apa melakukan itu. Tapi sudahlah, yang penting nikmatilah saja dulu hadiah dari rani ini, pikirku. DINA Kemudian dina dan yani mendekat ke arahku, “ayo yani dina, bapak dah nggak tahan nih” kataku, lalu tanpa berkata lagi, dengan wajah yang sudah memerah dan Horny berat, yani lalu segera menggenggam penisku dan memasukkannya ke mulutnya, “ooohhh yani, enak sekali….” kemudian dina mengulum bibirku penuh nafsu, ia kemudian menggigit-gigit dan menjilat puting susuku, kemudian jilatannya turun hingga ia ikut bersama yani mengerjai penisku dengan mulutnya. Yani sedang asyik dengan batangan penisku, ia menghisapnya seperti anak kecil diberi lolypop, dan dina pun sedang asyik mengulum buah zakarku. Aku dikerjai dua gadis cantik berjilbab, tidak dapat berbuat apa-apa selain mengerang kenikmatan. Setelah 5 menitan mereka berdua mengerjai penisku, lalu dengan inisiatif sendiri, dina lalu naik ke ranjang dan mengangkangi penisku, lalu yani menghentikan aktivitasnya dan mengarahkan penisku ke liang vagina dina, “pak dina masukin ya..” lalu dina menurunkan pantatnya sehingga penisku membelah celah kenikmatannya yang sempit itu. Baru sampai kepala penisku yang masuk, aku sudah merasakan jepitan nikmat vagina dina yang basah, kuat sekali jepitannya seakan menghisap penisku untuk segera masuk seluruhnya. Entah kenapa dina berlama-lama dengan hanya memasukkan kepala penisku saja kedalam vaginanya. Aku yang tidak sabaran segera mendorong penisku keatas, “ouhhh sakit pak…” “kamu masih perawan dina?” tanyaku “iiya pak, tapi enak pak kalo segini…oouhh” lalu dina menggoyang pantatnya dengan hanya seperempat batangan penisku yang masuk kedalam liang vaginanya. “ya sudah, sampai disitu aja masukinnya ya din” tanpa menjawab, dina terus menggoyang pantatnya diatas penisku, makin lama makin cepat, terasa gerakan dina semakin cepat dan semakin liar, sehingga kibaran jilbabnya semakin memperlihatkan kecantikan wajahnya, aku tidak menghentak pantatku keatas, takut selaput perawannya sobek, jadi aku membiarkannya bergoyang sendiri, sambil meremas-remas dan menjilat payudaranya yang lumayan besar itu, sekitar 34 B. DINA Sudah lebih 10 menitan dina bergoyang diatas perutku, sepertinya dina semakin dekat dengan orgasmenya, lalu goyangannya semakin cepat, aku merasakan jepitan vaginanya semakin enak saja, aku mencoba melihat penyatuan alat kelamin kami, rupanya secara tidak sadar, penisku telah masuk seluruhnya ke dalam liang vagina dina, terlihat cairan vaginanya yang meleleh terlihat berwarna kemerahan, bercampur dengan darah perawannya. Tetapi tampaknya dina sudah tidak merasakan sakit lagi, karna sudah dikuasai nafsu birahi. Taklama kemudian dina kemudian meracau “ouuurggghhh….dina nyampeeee pakkk…..ooohhh” tubuh dina melengkung dan ambruk di pangkuanku. “enaakk, pak…” kata dina. “iya din, tapi maaf ya, bapak merawanin kamu..” “nggak apa-apa pak, nggak kerasa kok” jawab dina. Lalu aku bangun dari ranjang dan dina tidur terlentang kelelahan di ranjangku. Yani kemudian menciumi dina yang kelelahan, yani yang sedari tadi hanya memperhatikan persetubuhan kami, rupanya sudah sangat basah. Ia menciumi dina sambil menindihnya sehingga posisi mereka berdua saling berhimpitan, yani posisi menungging dan dina terlentang. Nafsuku langsung tinggi melihat pose tersebut,aku kemudian menempatkan diri di belakang yani, dan segera mengarahkan batangan penisku ke vagina yani. “yani bapak masukin ya…nggak tahan nih” “pelan-pe…..ooouugghhhh saaaaaaaaakiiiiiit pak…” aku sangat bernafsu, sehingga langsung saja melesakkan penisku seluruhnya ke vagina yani,yang ternyata juga masih perawan. Terbukti aku melihat darah mengalir sedikit di sela-sela jepitan vaginanya. “ooohhhh yaniiii… uueeenaakkkk… sempittthhhh” racauku merasakan jepitan vagina yani untuk pertama kali. Lalu aku mulai menggoyang vagina yani pelan-pelan, kemudian kecepatanku semakin meningkat membuat tubuhnya tersentak-sentak, jilbabnyapun jadi berkibar-kibar saking kuatnya sentakan penisku. Dina dengan seksama memperhatikan kami, kembali Horny dan meremas-remas buah zakarku dari bawah dengan tangannya. Sekarang posisi vagina mereka saling berimpit dan berdekatan. Sehingga dengan mudah dina menstop gerakan pompaan penisku dan mengeluarkannya dari vagina yani kemudian mengarahkannya ke vaginanya sendiri. Aku tidak ambil pusing, jepitan vagina mereka sama enaknya, aku terus saja menggenjot, sementara yani protes kepara dina “ahhh din, kamu curang, kan dah nyampe tadi…” kata yani. 5 menit aku menggenjot dina, “iya deh ini aku kembaliin” kata dina kepada yani sambil mengeluarkan penisku dan mengarahkannya lagi ke vagina yani. DINA “oouuuhhh…pakkk…besar sekali punya bapak….yang cepet pak, yani mo nyampeee…” aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, dan 5 menit kemudian terasa vagina yani berdenyut membetot penisku dengan kuat sambil menyiramkan cairan hangat ke penisku, “ouuuuhhhh pakkkk yanii nyampeeeee…..” setelah orgasme yani mereda, aku mengeluarkan penisku dari vagina yani, terlihat penisku berlumur cairan orgasmenya, kemudian aku langsung memasukkannya lagi kedalam liang vagina dina, dan menggenjotnya cepat-cepat, aku ingin menuntaskan permainan ini, dan mendapatkan orgasmeku. YANI 5 menit aku menggenjot liang surga dina, kemudian aku berpindah lagi ke liang vagina yani, jepitan mereka sama enaknya, tapi aku ingin terus menikmati keduanya, sehingga tiap 5 menit aku berpindah liang vagina. 20 menit aku melakukan itu, terasa penisku akan meledak memuntahkan isinya, aku kemudian menggenjot vagina yani dengan cepat, beberapa saat kemudian “ oouuughhhh yaniiii bapak keluaaarrrr….” erangku, “diluar pakkk!!!…” jerit yani, tapi aku tak memperdulikannya dan terus membenamkan penisku dalam-dalam…”pak jangaaaannn…..” aku menyemprotkan spermaku dalam vagina yani beberapa kali semprotan, kemudian aku berpindah ke vagina dina dan segera memasukkan penisku dan menyemprotkan sisanya “pak jangaaannnn…..” jerit dina kepadaku, tapi aku terus menyemprotkan spermaku sambil terus menggenjot kuat kuat. “ ouuuhhh enakkkkk……diinnn…yaniii….” kemudian setelah orgasmeku selesai, aku mencabut penisku dari vagina dina, dan menjauh sedikit untuk melihat hasil perbuatanku. Terlihat dari vagina mereka berdua spermaku meluber membasahi ranjangku. Rupanya aku keluar sangat banyak, kalau dihitung di vagina yani tadi ada 7 semprotan, di vagina dina pun ada sekitar 6 atau 7 semprotan kuat spermaku. Aku sangat puas melihatnya. Mereka berdua menangis tersedu, karena hari ini merupakan masa subur mereka. Mereka membayangkan bakal hamil nantinya. YANI Kemudian rani masuk kekamarku, dan mendekatiku, sambil melihat keadaan dina dan yani, “wah pak, banyak banget nembaknya, sampai meleleh begitu” “gara-gara kamu juga tadi ran, bapak nembaknya jadi banyak gitu””tapi gimana tuh ran, bapak nembaknya didalam vagina mereka, nanti kalo hamil gimana?” “tenang aja pak, rani tadi dah masukin sesuatu dalam vagina mereka, obat anti hamil, cuman mau bikin mereka kapok” Dina dan yani masih terisak-isak, kemudian masuk ami dan putri mereka bertiga dengan rani kemudian kembali berjongkok dihadapkan penisku, dan mengerjainya,”ini hadiah tambahan pak…hihi” kata rani sambil tertawa centil melihatku kelonjotan. Lalu mereka bertiga terus memanjakan penisku, 10 menit kemudian aku merasa ingin ejakulasi lagi, rani yang merasakan itu menyuruhku untuk ejakulasi di vagina dina dan yani lagi,”pak, nembaknya disana aja” kata rani sambil menunjuk vagina yani dan dina yang saling berhimpit. Aku segera memasukkan penisku ke vagina dina, dan mengocoknya dengan cepat, “pak…jangaaannn lagiii pakkkk….” “ouugghhhh bapak keluarrrr din…..” racauku dan ‘creeerttt creeettt….’ sekitar 5 semprotan ke vagina dina, aku llangsung pindah ke vagina yani, dan menyemprotkan 5 semprotan sisanya….”ooohhhhgggkkkk enakkkk…” racauku, “pak jangannn….”kata yani padaku, tapi aku tak memperdulikannya. Kemudian rani, ami dan putri kembali menghisap penisku, aku pun ber ejakulasi sekali lagi setelah 5 menit. Kali ini aku ber ejakulasi di wajah mereka bertiga. Spermaku tetap banyak keluar, hingga wajah mereka basah kuyup karena spermaku. YANI Kemudian aku melanjutkan ronde-ronde berikutnya bersama rani, ami dani putri. Hingga aku kelelahan sampai tidak ada lagi sperma yang keluar dari penisku, karna sudah kering dihisap vagina rani, ami dan putri. Kami melakukannya sampai jam 9 malam. Setelah selesai mereka pun merapikan pakaian mereka, mengganti pakaian dan jilbab mereka yang berlumur spermaku, dan merapikan rumahku kembali. Wajah dina dan yani tertunduk, mereka sepertinya masih memikirkan spermaku yang masuk kedalam vagina mereka tadi. Aku yang masih telanjang kemudian di hadiahi kocokan cepat pada penisku oleh putri dan ami secara bergantian selama 5 menit sebelum mereka pergi, “ awasss bapak keluar…nanti kena…” putri mengeluarkan saputangan bunga-bunganya dan menyelimuti penisku yang akan ejakulasi lagi, dan mengocoknya sampai tak ada lagi sperma yang tersisa. Kemudian dengan tatapan menggodaku mereka berdua menjilat spermaku yang ada di saputangan putri. Kemudian permisi pulang. Sejak kejadian itu, ami dan putri jadi sering kerumahku meminta jatah, sepertinya mereka berdua ketagihan dengan penisku. Akupun ketagihan dengan vagina mereka. Dina dan yani pun tak pernah lagi memakai pakaian yang terlalu seksi di kampus.

No comments:

Post a Comment