Tuesday, 30 September 2014
USTADZAH DILA 2 : USTADZ YON
;
;
;
;
;
;
Hari itu aku (ustad yon) berangkat mengajar pagi-pagi ke sekolah. Habis mau bagaimana lagi, tempat tinggalku agak jauh dari tempatku mengajar.
O,ya aku mengajar di SD di kota KA.
Sekolah ini termasuk unggulan, namun bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya. Setiap pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari.
Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-rata tidak ada yang berumur lebih dari 30 tahun.
Sedangkan aku sendiri termasuk guru senior karena yang pertama masuk sejak pertama kali sekolah ini didirikan (disamping umurku juga yang mendekati 35-an).
Jam 6 pagi aku sudah berada di ruangan guru. Disitu baru nampak beberapa pengajar yang sudah hadir bersamaan. Diantara mereka ada yang amat menarik perhatianku dari semenjak ia pertama kali bergabung bersama staf pengajar di sekolah ini.
Namanya Padila biasa dipanggil oleh lingkungan sekolah Ustazah Dila. Selain mengajar, dila juga menjadi pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru 2 tahun berdiri jadinya minim SDM.
Bagiku dia termasuk kategori perempuan yang manis, umurnya terpaut 16 tahun lebih muda dariku. Tingginya dibawah beberapa senti dariku dengan berat badan yang ideal. Perempuan itu selalu berpenampilan rapi dengan secarik kain jilbab menghiasi kepalanya.
Dia baru mulai mengajar sekitar 2 bulan yang lalu. Pagi itu Dila datang memakai baju lengan panjang berwarna biru muda dipadu dengan rok panjang sewarna pula sedangkan jilbab yang dikenakanannya berwarna putih bermotifkan bunga, amat serasi.
Sejujurnya, yang membuat aku begitu tertarik padanya diluar wajahnya yang manis menggemaskan itu tidak lain karena bentuk tubuhnya yang aduhai mengundang birahiku.
Pakaian yang dikenakannya selalu terlihat agak ketat entah disengaja atau tidak.
Dan walaupun jilbab yang dikenakannya panjang selengan namun ukuran payudaranya yang montok selalu tersembul dari balik baju dan jilbabnya.
Belum lagi kalau memperhatikan saat ia berjalan, pantatnya yang montok itu selalu bergoyang naik turun membuat selalu tidak konsen.
Akibat sering membayangkan Dila jadinya aku sering berfantasi sedang menyetubuhinya dalam keadaan dia telanjang namun tetap mengenakan jilbabnya. Tentu merupakan hal yang menarik apabila wanita berjilbab namun tidak berbusana.
Selama ini aku hanya bisa mengkhayal Dila yang berjilbab telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi sering merasa horny.
Sampai-sampai aku bertekad untuk bisa melancarkan hasrat terpendam yang begitu menyiksa ini.
Pukul 1 siang dan bel pulang berbunyi dan aku masih berada di lingkungan sekolah ini sampai sore karena memang hari itu aku punya jadwal untuk mengajar les tambahan untuk anak kelas 2. mulai jam 2 siang hingga 4 sore.
Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua murid les pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah untuk membereskan perlengkapan mengajarku.
Sore hari itu sekolah yang tadinya ramai kini menjadi sepi. Aku berjalan menuju ruang guru untuk beres-beres pulang dan kulihat nampak tas kepunyaan Dila masih ada di ruangan. Nampaknya guru lainnya sudah pulang sedangkan dia masih di sekolah.
Aku penasaran mencari tahu keberadaan perempuan cantik itu . Tapi sebelumnya aku ingin sekali cuci muka melepas kepenatan selama mengajar tadi. Segera aku menuju kamar mandi dekat ruang guru.
Di sana hanya ada 2 kamar mandi satu untuk pria satu untuk wanita. Namun dindingnya tidak membatasi dengan sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding yang membatasi kamar mandi itu.
Perlahan kubuka pintu kamar mandi khusus guru pria dan belum lagi kututup pintunya aku mendengar suara desahan pelan dari kamar mandi sebelah. Terkesima dengan suara yang aku dengar, segera kuberjingkat-jingkat menaiki bak mandi untuk mengintip ke kamar mandi sebelah.
Saat mengintip aku terkejut bukan kepalang karena ternyata di sana kulihat Dila, guru berjilbab yang mempunyai wajah manis nan menggemaskan itu sedang berjongkok tanpa mengenakan rok panjangnya.
Terlihat roknya berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia memandangi gambar di ponselnya. Aku menduga dia tengah menonton blue film, karena terlihat dia tidak bias mengendalikan diri dan menggosok-gosok vaginanya.
Tak kusangka walaupun berjilbab, Dila terlihat sangat birahi.
Kuabadikan masturbasi guru berjilbab tersebut dalam ponsel kameraku. Dila tidak sampai mengerang, mungkin dia takut ketahuan apabila terdengar orang lain. Melihat ia sedang bermasturbasi membuat gairah birahi mulai menguasai pikiranku.
Tak dinyana, kesempatan untuk melampiaskan hasratku padanya telah muncul dengan sendirinya. Kira-kira 15 menit setelah Dila guru berjilbab yang “alim” itu baru keluar dari kamar mandi.
Sekali lagi kulihat-lihat rekaman video dan foto hasil jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita manis berjilbab dengan tangan yang sedang asyik memainkan jemarinya di vaginanya. Kakinya terlihat putih dan mulus sekali. Ini menjadikan birahiku semakin meluap-luap.
Segera aku bergegas menuju ruangan guru seraya menghampirinya yang sedang duduk. Kemudian dengan tanpa basa-basi kuelus-elus kepalanya yang berjilbab putih dengan motif bunganya. Dengan gerak refleks guru berjilbab itu terlompat dari duduknya.
“Astaga! Kurang ajar! Apaan sih maksud Ustad Yon!”, hardik Dila yang terkaget-kaget dengan kelakuanku terhadapnya tadi dengan wajah memerah karena marah.
Tanpa banyak omong kutunjukkan fotonya saat bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat shock.
“Dengar sayang, kalo kamu sampai berani menolak melayaniku, foto dan video ini akan kusebar luaskan”, ancamku seraya mendekatinya lalu mengelus-elus jilbabnya.
Dia hanya bisa terdiam tanpa kata-kata. Sekilas kemudian kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku menuju ruang UKS. Sesampainya di sana pintu kukunci.
“Dila meskipun kamu pakai jilbab ternyata libidonya tinggi juga yah?”, kataku sembari tersenyum penuh kemenangan. Guru cantik berjilbab itu hanya bisa diam tertunduk sambil duduk di kursi. Air matanya hampir keluar.
Kudekati ia seraya menjamah dan mengelus kepalanya yang berjilbab.
“Sudahlah sayang kamu tidak usah banyak tingkah. Yang penting kamu tinggal ikut saja apa mauku semuanya pasti beres.
Yakinlah kamu akan segera tahu apa bedanya main sendirian dengan main berpasangan”, ucapku lagi seraya menurunkan ritsluiting celanaku. Melihat hal itu wajah Dila semakin tertunduk.
Aku hanya bisa tertawa kecil melihat ia serasa tidak berdaya. Setelah celanaku melorot seluruhnya kebawah segera kuperintah Dila untuk menurunkan celana dalamku seraya memintanya untuk mulai mengoral penisku.
Mulanya ia berontak namun karena ancamanku yang akan menyebarkan gambar dan video yang memalukan itu akhirnya dengan sangat terpaksa dia menurutiku karena takut gambarnya tersebar. Dari tempatnya duduk, sambil berdiri kuusap-usap kepalanya yang berjilbab itu saat mulut Dila perlahan mulai memainkan penisku. Air matanya terlihat menetes membasahi jilbabnya. Namun aku hanya tersenyum lebar penuh kemenangan sambil mengusap-usap jilbabnya.
“Sshh…mmmhh…ennak sekallii sayaangg..”, desahku saat penisku keluar masuk mulutnya.
“Mmmh…slurp…cupp..”, desah suara dan bunyi yang dari mulut guru berjilbab itu menahan birahi yang nampaknya mulai merasuki dirinya.
Ya, sepertinya ia mulai terangsang karena saat ia sedang mengoralku tanganku yang satu lagi asik meremas-remas payudara montok miliknya dari luar busananya.
Sekitar 10 menit kemudian kurasakan gejolak yang tidak tertahankan di ujung penisku. Nampaknya aku tak mampu lagi menahan lebih lama dan, “Croot…croott”, spermaku keluar dengan deras.
Karena kaget Dila melepas hisapannya sehingga spermaku tidak hanya menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya. Kulihat jilbabnya yang bermotif bunga kini bertambah dengan bercak-bercak spermaku. Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia melepas semua bajunya namun tetap mamakai jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajuku.
Fantasiku melihat Dila yang berjilbab namun tidak berbusana akhirnya terpenuhi” kataku dalam hati. Kulihat dugaanku tidak salah, Dila terlihat menantang walau telanjang tanpa melepas jilbabnya. Dadanya montok seolah minta untuk diemut.
Segera kuraih dada kanannya dan kukulum dengan rakus.
“Ohh…ah..ah…ah..”, walau kupaksa ternyata Dila terdengar amat menikmatinya.
Kulihat wajahnya di balik jilbab ketika sedang horny, hal itu segera membuat penisku kembali tegang.
Lalu kubaringkan Dila di ranjang yang berada dalam ruangan UKS dan kuserbu mulut guru berjilbab itu dengan nafsunya. Sembari menciuminya tangan kananku meremas buah dada montok miliknya itu sedangkan tanganku yang kiri mulai mengelus dan memainkan vaginanya.
Sekitar 10 menit kulakukan hal itu. Kemudian kupandangi wajahnya yang cantik masih terbalut jilbab nampak sedang terangsang karena ulahku. Terasa jemariku yang bermain di vaginanya mulai kebasahan akibat cairan kewanitaan yang keluar dari dalam. “Hmm…nampaknya dia benar-benar sudah terangsang” ujarku dalam hati.
Sejurus kemudian kubalik tubuhnya seraya menunggingkan bokongnya yang sekal itu. Lalu kulebarkan kedua paha putih mulus guru berjilbab itu.
Sembari mencengkeram pantatnya dengan tangan kananku, tangan kiriku membimbing penisku menyodok perlahan ke dalam belahan vagina Dila.
“Ouhh…”, desahnya dengan tubuh bergetar kala kupenetrasi liang surgawi miliknya. Perlahan tapi pasti penisku masuk sesenti demi sesenti dan rasanya sempit sekali. Dan akhirnya setelah berjuang beberapa menit penisku bisa menembus dalam-dalam sampai menyentuh dinding rahim miliknya.
“UUhhhh..”, hela nafasku sembari melirik kebawah.
Kulihat batang penisku tidak seluruhnya masuk tersisa sesenti. Dan yang tidak kusangka-sangka ternyata dari situ tidak terlihat adanya darah tanda keperawanan.
“Hmm…Sepertinya Dila sudah tidak lagi perawan”, ujar batinku namun tidak kupedulikan karena yang penting sekarang menuntaskan birahi yang selama ini kupendam padanya habis-habisan.
Perlahan kugenjot tubuh sintal guru berjilbab ini seraya kedua tanganku mencengkram bongkahan pantatnya yang montok. Seperti joki yang memacu kuda.
“Ohhh…nikmat sekali milikmu sayang…”, racauku seraya menggenjot penisku keluar masuk.
“Ouuhhh…uuuhh…ahhhh…ustaaad…yoon…”, balasnya mendesah penuh nikmat.
Dari belakang dapat kulihat jelas kedua tangannya meremas-remas kasur menahan nikmat. Sedangkan kepalanya yang terbungkus jilbab menggeleng ke kanan dan ke kiri dengan wajahnya yang cantik nampak seperti terbuai oleh nikmatnya sodokanku dari belakang.
“Plak…plakk…”, bunyi selangkanganku beradu dengan pantatnya yang sekal ini. Sekitar 15 menit dapat kurasakan penisku sudah tidak dapt lagi menahan gejolak sperma yang akan keluar.
“Sayyanggh…akkkuuu…keluarr…nnih…!”, seruku yang akan klimaks.
“Akkhh…ustaaddd… …”, sahut Dila dengan wajah mendongak keatas yang ternyata juga akan mencapai puncak orgasmenya.
“Ooohhh…”, desahku panjang saat kubenamkan penisku dalam-dalam bersamaan dengan keluarnya spermaku kedalam vaginanya.
Setelah keluar semua. kuambil rok panjang biru milik guru jilbab ini untuk membersihkan penisku dan vaginanya dari cairan yang keluar baik dari milik kami berdua.
Setelah aku merasa kembali mendapatkan tenaga menggenjot Dila, kuminta dia untuk berbaring telentang.
Tanpa membuang waktu segera kuaduk-aduk vaginanya. Dia terlihat sangat menikmati permainanku ini. Puas dengan posisi itu, gantian aku yang telentang, kemudian kuminta dia menggenjot penisku dari atas. Jepitan vaginanya terasa nikmat sekali.
Genjotannya yang liar membuatku tidak bisa bertahan lama. Tujuh menit kemudian aku memuncratkan spermaku di lubang kenikmatan Dila.
Terlihat wajahnya yang manis menunjukkan ekspresi kepuasan. Sehabis itu kami ngobrol sebentar sambil memakai pakaian kami kembali.
Dan dari situ muncul pengakuan kalau dulu Dila pernah nge-seks dengan pacarnya sebelum pakai jilbab.
Sebelum berpisah aku mendapatkan kesepakatan dengan guru berjilbab ini apabila aku berjanji tidak akan pernah menyebarkan foto dan video yang kuambil di kamar mandi tadi, dia bersedia berhubungan seks denganku lagi.
Tentunya lain kali dengan menggunakan pengaman! Setelah memeluk dan melumat bibirnya yang manis itu kami segera keluar sekolah karena takut ketahuan orang lain.
Tak terasa hari hampir gelap kulihat Dila segera menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang penuh sperma dengan helm sepeda motor, mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di jilbabnya.
Akupun segera pulang dengan senyum kepuasan di wajah karena kutahu, mulai besok aku akan menjalani hari dengan penuh gairah birahi!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment