rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Tuesday, 30 September 2014

muslihat kakek dewo 2

; ; ; ; ; 1 JILBAB SEKSI-AULIA W (10) Dewo membuka tas yang ia bawa dari Malaysia, dia sedang mencari kaset film porno yang dia beli dari negeri jiran tersebut. Dia berniat akan memperlihatkan permainan seks panas yang ada di kaset tersebut dimana si perempuan dientot di mulut, vagina, dan anusnya, sampai disuruh menelan sperma di mulut yang bercampur dengan kotorannya sendiri. Anehnya si perempuan sangat menikmati permainan tersebut. Dewo kemudian menemui Nyai Siti dan bertanya, ”Apa Nyai pernah melihat film porno?” ”Belum,” jawab Nyai Siti. JILBAB SEKSI-AULIA W (1) Dewo pun segera meminta Nyai Siti untuk memutar kaset yang ada di tangannya. ”Nyai nonton dulu ya, saya tinggal beli rokok di warung.” ucapnya. Dewo pergi ke warung yang agak jauh dari rumah Kyai Kholil. Ia sengaja melakukannya agar Nyai Siti puas menonton filmnya. Hampir setengah jam, baru Dewo kembali. Saat itu Nyai Siti sudah sangat bergairah sekali, tapi dia masih sungkan menunjukkannya pada Dewo. Layar di TV menunjukkan adegan seorang cewek yang dientot di anus kemudian menelan sperma si pria. Dewo yang telah mencampurkan obat perangsang dosis tinggi ke dalam minuman kaleng dibawanya, segera mendekati istri Kyai Kholil itu. ”Nggak haus, Nyai. Ini, ada sedikit minuman. Silahkan.” Dewo memberikannya pada Nyai Siti. Dengan wajah semburat merah akibat menahan gairah, Nyai Siti menerimanya. ”Terima kasih, Mas Dewo.” dan segera meminumnya tanpa curiga sama sekali. Dewo tersenyum melihatnya. Lima menit kemudian, efeknya mulai merasuk. Gairah Nyai Siti jadi makin membara, dan karena saking bernafsunya hingga ia tanpa sungkan lagi membuka celana Dewo yang duduk di sebelahnya. ”Mas Dewo, tolong bantu aku.” bisiknya serak. JILBAB SEKSI-AULIA W (2) Melihat tingkah istri Kyai Kholil itu, senyum Dewo semakin terkembang lebar. ”Tentu saja, Nyai.” sahutnya sambil mengecup pipi Nyai Siti dan menyuruh wanita cantik itu agar menghisap penisnya. Sekitar lima belas menit Nyai Siti menyepong kontol si Dewo, dia kemudian meminta Dewo untuk segera mengentotnya begitu ia sudah benar-benar tak tahan. ”Mas, ayo masukkan kontol besarmu ke memekku.” pinta Nyai Siti tanpa malu. Dewo yang merasa di atas angin, menyahut santai. “Aku mau ngentot kamu, Nyai, tapi aku minta dulu untuk memperawani anusmu.” ”Jaangan… sakit…!” Nyai Siti menggeleng. ”Kalo nggak mau, aku nggak akan ngentot kamu lagi.” ancam si Dewo. Nyai Siti terdiam. ”Gimana, Nyai, mau apa enggak aku memperawani anusmu?” JILBAB SEKSI-AULIA W (3) Nyai Siti tetap diam. Ia tampak bingung, antara pengen dientot dan takut sakit, karena selama pernikahan dengan Kyai Kholil, ia belum pernah ditusuk di anus. Gaya bercinta Kyai Kholil sangat monoton, hanya posisi misionaris dengan Nyai Siti di bawah dan Kyai Kholil di atas. Itupun hanya berlangsung beberapa saat, paling lama lima menit sudah keluar. Nyai Siti tidak pernah puas dengan persetubuhan mereka, tapi sebagai istri yang baik, ia tabu untuk mengeluhkannya. Dan sekarang, setelah bertemu dengan Dewo, sisi liarnya sebagai seorang wanita muncul keluar. Gaya bercinta Dewo yang cenderung kasar tapi sangat memuaskan sungguh sangat dirindukannya. Nyai Siti tidak sanggup untuk berpisah dengan laki-laki itu. Jadi, sambil menghela nafas berat, iapun berkata… ”Baik, aku mau. Tapi setelah kuberikan keperawanan anusku, nanti entot memekku ya?” pintanya. ”Hahaha…” Dewo tertawa puas. ”Iya, nanti akan aku entot memekmu,” jawabnya menyanggupi. Nyai Siti menunduk malu, merasa kalau harga dirinya sudah tidak ada lagi. Tapi mau bagaimana lagi, memang begitulah adanya. Jadi saat Dewo berkata sambil tertawa, ”Sekarang nungging di lantai!” dia tidak menolak sama sekali. Nyai Siti pun segera membungkukkan badan dan kemudian menungging di lantai. Ia mengangkat baju gamisnya sampai ke pinggang dan memelorotkan celana dalamnya sampai ke lutut. Jilbabnya tetap ia biarkan melingkar menutupi kepala. Dewo yang melihat lubang anus Nyai Siti mengintip malu-malu dari belahan pantatnya, menjadi tidak sabar lagi untuk segera memasukinya. Setelah diludahi sedikit, ia pun segera membenamkan kontolnya dalam-dalam. Tak peduli pada Nyai Siti yang menjerit kesakitan ”Aaaaaaaduhhhh… ssssakittttttt,” rengek Nyai Siti. “Diam kamu, Lonte! Katanya mau dientot, sebentar lagi kamu tidak merasakan sakit lagi.” kata Dewo kejam. Dengan sedikit agak kesulitan, akhirnya kontol Dewo pun berhasil menjebol anus Nyai Siti yang masih perawan. Dan kemudian, tanpa menunggu lama, mulai memompanya maju-mundur dengan cepat. Dewo melihat kontolnya memerah karena darah yang keluar dari anus Nyai Siti. Ia tersenyum gembira. JILBAB SEKSI-AULIA W (4) Setelah beberapa menit, betul seperti yang dikatakan Dewo, Nyai Siti mulai merasakan kenikmatan yang bercampur dengan rasa sakit pada lubang anusnya. ”Ooh… enak, Mas… sakittt… tapi enak, Mas… aduh!” rintihnya. ”Sakit apa enak, Nyai Siti lonteku… perekku… gundikku…” tanya Dewo sambil meremas-remas kuat bokong Nyai Siti yang membulat indah. Ia tidak sungkan untuk mengeluarkan kata-kata kotor karena merasa Nyai Siti sudah tidak berharga lagi. Wanita itu sudah jadi budak seksnya. ”Enak, Mas Dewo. Terusss… lakukan sesukamu…” jawab Nyai Siti suka. Sambil terus menggenjot penisnya, tak lupa tangan Dewo menyusup masuk ke dalam gamis Nyai Siti dan kemudian meremas serta memilin susu Nyai Siti yang masih tertutup dengan beha. Tak lama kemudian Nyai Siti berteriak. ”Aaaaaaa… aku keluar, Mas Dewo… remas susuku yang kuat!” Nyai Siti mendapatkan orgasmenya yang pertama saat dientot di anus. Dewo menggeram. ”Iya, tahan Lonteku sayang. Aku masih belum.” dia terus menggenjot pinggulnya, tak peduli dengan vagina Nyai Siti yang berkedut kencang saat menyemburkan cairan cintanya ke lantai. Diremas-remasnya payudara Nyai Siti semakin kuat saat dua puluh menit kemudian Dewo tidak mampu lagi untuk menahan hasrat birahinya. Padahal saat itu Nyai Siti yang sedang ia sodomi, hampir mendapatkan orgasmenya yang kedua. “Nyai, aku mau keluar…!” bisik Dewo dengan penis menusuk semakin dalam. ”Aku juga, Mas Dewo… kamu memang hebat! Aaaaaaah…” selesai berkata, tubuh Nyai Siti kembali bergetar. Ia kembali orgasme. Cairan bening kembali memancar dari liang vaginanya yang sama sekali tidak dipakai oleh Dewo. Dewo yang juga sudah hampir mencapai klimaks, segera mengeluarkan kontolnya dari anus Nyai Siti, kemudian menggulingkan tubuh wanita cantik itu hingga telentang. Dia kemudian menduduki dada Nyai Siti. Tangan kanannya mengocok kontolnya dengan cepat, sedangkan tangan kirinya mengangkat sedikit kepala Nyai Siti yang terbungkus jilbab. “Ini, Nyai, air mani kesukaanmu… telan! Buka mulutmu!” perintah Dewo. JILBAB SEKSI-AULIA W (5) Tanpa rasa jijik, mengabaikan bau kotoran dari kontol Dewo, Nyai Siti segera membuka mulutnya. ”Aaaaahhhhhh…” ”Terima ini, Nyai!” sedikit mendelik, Dewo menyemburkan air maninya ke mulut Nyai Siti. Ia mengarahkannya tepat ke kerongkongan istri Kyai Kholil itu hingga Nyai Siti bisa menelannya dengan mudah. Seperti orang kehausan, Nyai Siti menenggak semuanya. Tak lupa juga ia membersihkan kontol Dewo yang penuh dengan sperma dan darahnya sendiri dengan menjilatinya penuh nafsu. Kelelahan tapi puas, Dewo kemudian rebah di samping tubuh Nyai Siti. Nyai Siti yang sudah gila dengan kontol Dewo, ikut menggeser tubuhnya. Ia seperti tidak rela kehilangan kontol laki-laki tua itu. Dengan lembut ia memandangi kontol Dewo sambil mulutnya mulai menjilat lagi, sesekali ia juga menciumi ujung kontol Dewo yang tumpul. Akibatnya kontol Dewo jadi mengeras kembali akibat perbuatannya itu. Dewo hanya tersenyum kecil menerimanya dan berkata, ”Teruskan, Lonteku yang binal, sepong kontolku sesukamu. Apa kamu menyukainya?” tanya dewo dengan tangan meremas-remas payudara Nyai Siti yang membulat indah. Nyai Siti memandang sebentar wajah Dewo, dan sambil tersenyum malu-malu ia mengangguk. ”Nyai, apakah aku boleh meminta sesuatu darimu?” tanya Dewo, dipilinnya kedua puting Nyai Siti yang berada dalam genggaman tangannya kuat-kuat. ”Ehmm,” merintih sebentar, Nyai Siti kemudian menjawab. ”Mintalah, pasti akan aku penuhi, Mas Dewo. Bahkan jiwa dan ragaku hanya untukmu, untuk kontolmu.” yakinnya. Dewo mengangguk puas. ”Kalau begitu, aku minta perawan anak dan adikmu… gimana, Nyai?” tanyanya. ”Aku kasihan dengan tempekmu yang tidak mampu lagi menahan genjotan kontolku, dan aku janji akan memberikan kepuasan kepadamu, setiap hari.” tambah Dewo. Tanpa berpikir panjang, Nyai Siti mengangguk. ”Baik, Pangeran Kontol,” hanya itu jawaban singkat darinya. JILBAB SEKSI-AULIA W (6) Dewo tertawa penuh kemenangan. Dengan kasar ia menjambak jilbab Nyai Siti dan berkata, ”Terima kasih, Lonte budak nafsuku. Nah sekarang, aku pengen ngentot mulutmu, dan akan kuberikan mani kesukaanmu.” Dewo kemudian menggenjot kontolnya di mulut Nyai Siti, sampai muka istri Kyai Kholil itu memerah, bahkan tersedak. Tapi Dewo tidak menghiraukannya, malah ia memasukkan kontolnya semakin dalam, sampai mentok di tenggorokan Nyai Siti. Tidak bisa menolak, dengan pasrah Nyai Siti menerimanya. Meski nafasnya sedikit sesak, ia nikmati hujaman kontol panjang Dewo di mulutnya sampai laki-laki itu klimaks. Dewo menekan kontolnya dalam-dalam ke tenggorokan Nyai Siti saat spermanya menyembur keluar. ”Aahhhhh… aku keluar, Nyai.” rintih laki-laki tua itu. ”Ini lonteku, terima maniku!” racau Dewo tidak karuan. Nyai Siti segera meneguk dan menelan semuanya sebelum terkapar lemas di lantai. Ia kelelahan, sangat kelelahan. Dewo menyeringai kejam dan mengecup bibir manis Nyai Siti. ”Mandi yuk?” ajaknya. Dibopongnya tubuh Nyai Siti dan diantarnya menuju kamar mandi. Di dalam, Dewo segera menelanjangi tubuh wanita cantik itu. Nyai Siti hanya pasrah saja menerimanya. Ia sudah terlalu lemas untuk memprotes. Lagian, ia juga suka dengan acara mandi bareng Dewo. Biasanya acara mandi mereka akan diakhiri dengan persetubuhan pamungkas yang hangat dan panas. Tapi baru saja Dewo membuka kran bak mandi, terdengar suara ketukan di pintu depan. ”Assalamu’alaikum…” itu suara Kyai Kholil. Dewo dan Nyai Siti yang sedang berpelukan langsung terdiam, tubuh mereka membeku. Dewo mengumpat dalam hati karena kesenangannya terganggu, begitu juga dengan Nyai Siti. Tapi sebelum Kyai Kholil memergoki mereka, Nyai Siti sudah cepat menyusun rencana. Dengan hanya berbalut handuk, ia keluar menemui sang suami. ”Tumben Abi pulang cepat?” sapanya ramah. Kyai Kholil sedikit mendelik melihat dandangan sang istri. ”Kok cuma pake handuk?” tanyanya pada Nyai Siti. Nyai Siti segera menjawab, ”Habis nguras kamar mandi.” didekatinya laki-laki itu dan ia salami tangannya. ”Aku mau ke kamar mandi, cuci muka.” kata Kyai Kholil mengagetkan. JILBAB SEKSI-AULIA W (7) ”Jangan!” Nyai Siti berseru cepat, sedikit mencurigakan. ”Em, maksudku… aku belum selesai, kamar mandi masih kosong.” kata Nyai Siti berbohong. Bahaya kalau sampai Kyai Kholil memergoki Dewo yang sedang ngumpet di kamar mandi dengan tubuh telanjang. ”Oh, begitu.” Kyai Kholil mengangguk. ”Ya sudah, selesaikan dulu. Aku tunggu di kamar. Tubuhku capek.” Nyai Siti tersenyum, ”Tidak lama kok. Nanti habis ini Abi aku pijat.” Kyai Kholil berbalik dan segera melangkah ke kamar. Begitu sang suami menutup pintu, Nyai Siti cepat melesat ke kamar mandi. Memeknya terasa sudah gatel banget akibat penundaan barusan. Ia sudah tak sabar untuk disetubuhi oleh Dewo yang sudah menunggu dengan penis mengacung tegak di kamar mandi. “Dimana suamimu?” tanya Dewo saat Nyai Siti kembali masuk, segera dipeluknya tubuh sintal perempuan cantik itu. Nyai Siti menggelayut manja di pundak Dewo dan berbisik. ”Sudah kusingkirkan ke kamar. Ayo mandi barenga.” ajaknya pada Dewo. Berikutnya, mereka mandi bersama dengan saling membantu menyabuni dan menyirami tubuh masing-masing. Nyai Siti mendesah memperhatikan bentuk tubuh Dewo yang masih tegap dan gempal di usia tuanya, termasuk juga ukuran kontol laki-laki itu yang cukup besar, hampir dua kali lipat kontol Kyai Kholil. Bagi Nyai Siti, semakin besar ukurannya semakin nikmat, ia sudah membuktikannya sendiri. Jadi dengan sayang ia menggenggam dan mempermainkan batang kontol Dewo hingga benda itu mekar mengembang lebih besar lagi. “Kok dari tadi masih keras aja, Mas Dewo, padahal sudah dua kali keluar?” kata Nyai Siti dengan nada khas ibu-ibu yang doyan kontol, sudah tidak terlihat lagi kesan lugu dan alim dalam suaranya. Dewo hanya tersenyum geli, “Iya, itu tandanya sudah pengen ngentot Nyai lagi.” Nyai Siti menggenggam dan mengocoknya lembut. “Tapi di memek ya, kan belum dari tadi. Mas Dewo sudah janji lho,” tagihnya. “Iya, aku juga pengen ngerasain memekmu, Lonteku sayang!” kata Dewo. Tangannya terulur untuk meremas-remas payudara Nyai Siti yang terasa licin dalam genggamannya. JILBAB SEKSI-AULIA W (8) Nyai Siti yang sudah begitu bergairah hanya bisa meringis-ringis kegelian menerima pijitan Dewo pada bulatan payudaranya, sementara ia sendiri menjulurkan tangan untuk meremas-remas kontol Dewo yang sudah mengeras tajam, ”Cepat masukin, Mas Dewo. Aku sudah tak tahan.” pinta Nyai Siti memelas. Tersenyum, Dewo segera menyuruh Nyai Siti berbaring di lantai dengan kedua kaki dibuka lebar-lebar. Tampak memek basah Nyai Siti terkuak dengan begitu jelasnya. Ia menciuminya sebentar sebelum akhirnya mulai menembus menggunakan batang penisnya. ”Hoghh,” rintih Nyai Siti saat kontol panjang Dewo mulai menusuk lubang memeknya. Terasa sedikit ketat dan perih karena begitu besarnya benda itu. Tapi Nyai Siti menyukainya karena memang inilah yang ia cari. Sedikit mengetatkan rangkulannya ke tubuh Dewo, ia meminta laki-laki itu agar meneruskan aksinya. ”Tusuk terus, Mas Dewo. Terus. Ya… begitu!” rintih Nyai Siti. Dengan keras Dewo menghunjamkan kontolnya, dan begitu sudah masuk, langsung menggoyangnya cepat. Nyai Siti yang sudah hafal dengan gaya permainan Dewo, melolong-lolong penuh kenikmatan. ”Ughh… terus, Mas Dewo… ahh, nikmat sekali. Terus!” Begitu nikmatnya permainan Dewo hingga tak butuh waktu lama, Nyai Siti sudah mengerang membuka kembali orgasmenya. Dan berikutnya saling susul menyusul hingga total empat kali ia mencapai puncak. Sementara Dewo tampak masih enjoy saja. Ia tersenyum menikmati jepitan hanhat memek Nyai Siti. Tangannya melingkar di payudara perempuan cantik itu dan terus meremas-remas lembut disana sepanjang permainan. Di orgasme Nyai Siti yang kelima, barulah Dewo memuntahkan spermanya. Dengan cepat ia menarik keluar batang kontolnya dan mengarahkannya ke mulut Nyai Siti. Nyai Siti yang sudah hafal dengan hobi Dewo, segera membuka mulutnya dan menerima semprotan pejuh Dewo dengan senang hati. ”Terima ini, Lonteku cantik!” geram Dewo saat air maninya menyembur keluar. Dibungkamnya mulut Nyai Siti dengan batang penisnya hingga istri Kyai Kholil itu menelan semua spermanya. Setelah bersih, barulah ia melepaskan. ”Hh… hh…” Nyai Siti bernafas tersengal-sengal, tapi dia sangat puas. “Gimana, enak kan kontolku?” tanya Dewo menguji apa yang barusan dialami oleh Nyai Siti. “Bukan puas lagi, Mas. Tapi sangat puas. Aku mabok sama kontolmu.” jawab Nyai Siti mengakui apa yang didapatnya. ”Masih mau lagi?” JILBAB SEKSI-AULIA W (9) Nyai Siti mengangguk. ”Penuhi saja janjimu, dengan begitu aku bakal memuaskan Nyai tiap hari.” kata Dewo. ”Keperawanan anak dan adikku?” tebak Nyai Siti. Dewo mengangguk dan tertawa pelan. Nyai Siti terdiam. Sanggupkah dia menukar anak dan adiknya dengan kontol Dewo?

No comments:

Post a Comment