rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Monday, 9 June 2014

Aku Diperkosa Satpam

Namaku adalah Bunga Putri Laura, umurku baru saja menginjak 19 tahun, aku memiliki wajah yang dibilang cukup lumayan karena banyak cowok yang melirikku dari yang wajahnya tampan sampai yang wajahnya biasa-biasa saja. Aku sering merawat tubuhku mulai dari menyabuninya dengan sabun khusus, selalu ke spa, fitness, luluran, dan lain-lain sehingga sekarang aku bisa menuai hasil dari kerja kerasku untuk merawat tubuh, kini aku mempunyai kulit yang putih halus, payudara berukuran 34C, dan pantatku yang kencang dan kenyal. Aku memiliki hobi yang aneh sejak kecil, aku suka sekali jika bagian tubuhku terbuka sedikit sehingga para laki-laki melihatku dengan pandangan buas, entah darimana hobiku itu berasal, yang hobiku itu muncul ketika tubuhku sudah mulai berkembang yaitu ketika aku duduk di kelas 2 SMP. Di kampusku juga aku selalu menjadi pusat perhatian, sebetulnya aku tidak menjadi pusat perhatian di kampusku saja, tapi setiap tempat yang kudatangi, para pria langsung melirikku. Aku mempunyai adik perempuan yang bernama Rini. Dia masih duduk di kelas 2 SMP, dia selalu mengikuti gayaku, yah bisa dibilang dia mengidolakanku, maklum namanya juga anak SMP. Suatu hari, Rini sudah selesai ulangan dan hari Sabtu besok dia bagi rapor tengah semester (sistem pendidikan yang sekarang), tapi Sabtu besok kedua orangtuaku ada urusan bisnis jadi terpaksa aku yang disuruh mengambil rapor adikku. “ah,, yah,, males ah,, aku kan mau jalan-jalan besok”. “ntar papa kasih duit deh”. “nah,, kalau itu baru ada pertimbangan, tapi berapa yah?”. “seceng,,”, kata ayahku sambil tersenyum. “yee,, kalo gitu gak jadi”. “cuma be’canda,, ntar papa kasih 200 ribu,, kamu mau gak?”. “ok,, thank’s yah”. Hari Jum’atnya ayah dan ibuku sudah berangkat ke Bandung untuk urusan bisnis, di rumah tinggal aku dan adikku. “kak Bunga, besok kakak jadi kan ke sekolahku?”. “iya,,iya,, bawel,, kenapa sih,, kayaknya kamu seneng banget?”. “aku seneng soalnya aku bisa nunjukkin ke temen-temen kalau kakakku cantik banget”. “muji apa ngeledek nih?”. “ya muji lah,, kakak kan emang cantik”. “yaudah sekarang kamu mau makan apa?”. “mau makan pizza!!!”. “yaudah,, kakak pesen dulu ya”. Lalu aku menelepon salah satu perusahaan pizza yang terkenal. “halo,,”. “selamat sore,, bisa saya bantu?”. “saya mau pesan pizza”. “oh, maaf Anda salah sambung,, kami tidak menjual pizza,, kami toko bangunan”. “oh maaf,,”, betapa malunya aku, salah sambung rupanya. Setelah kupikir-pikir daripada makan di rumah, mendingan makan di luar sekalian, lagipula masih sore ini. “Rin,, makan di luar yuk”. “ayuk, aku juga bosen di rumah”. Aku dan adikku pergi ke kamar masing-masing untuk berganti baju, aku memakai kaos tanpa lengan yang sangat ketat menempel di tubuhku berwarna putih dan untuk bawahannya aku memakai celana jeans berwarna biru. Aku keluar dari kamarku bersamaan dengan adikku yang memakai kaos berlengan dan rok selututnya, yah tipikal pakaian untuk anak seumuran dia. “yuk kak”. “yuk”. Kami menuju garasi, untungnya aku dibelikan mobil ketika aku berulang tahun yang ke 19, bulan kemarin. Kami masuk ke dalam mobil dan aku langsung menghidupkan mobilku dan langsung menjalankannya keluar dari garasi. Setelah sudah di tengah perjalanan kami mengobrol. “kak Bunga, cantik banget sih”. “dari tadi bilang cantik mulu,, jangan-jangan kamu suka ama cewek ya,,ihhh”. “yee,, enak aja,, aku cuma kagum aja ama kakak,, gak pake make-up kakak tetep cantik”. “makasih,, tapi kamu juga cantik kok,, buktinya kamu selalu dikejar-kejar cowok di sekolah kamu kan”. “hehe,,,”. Akhirnya kami sampai juga di sebuah restoran pizza, kami turun dari mobil setelah aku memakirkan mobilku dengan lancar. Kami masuk ke dalam restoran. Lalu aku mendekati kasir sementara Rini memilih tempat duduk yang didekat jendela. Setelah aku memesan, aku mendekati adikku yang sedang melihat ke arah jalanan. “heh,, bengong aja,, kesambet setan, baru tau rasa deh”. Kami mengobrol, dan tak lama kemudian pizza yang kami pesan datang juga, kami langsung menyantap pizza yang tersaji di meja kami. Setelah selesai, kami langsung mencuci tangan dan setelah beres-beres, kami keluar dari restoran itu. “terima kasih,,”, sapa pelayan yang menunggu di pintu. Kami langsung naik ke mobil. “Rin,, gimana kalau kita jalan-jalan dulu”. “asik,,yuk ke kak,, kita ke mall,, aku juga pengen beli baju baru nih”. “bentar dulu, mau beli baju, pake duit siapa nih?”. “ya duit kakak dong,, masa pake duitku”. “huu,, untung adek,, kalau gak,, udah kakak jitak”. Kebetulan aku sedang punya banyak duit, dan aku juga sedang bosan di rumah jadi aku pustuskan untuk menyetujui permintaan adikku, dan kami pun pergi ke mall yang tidak jauh dari restoran tadi. Kami menghabiskan sore hingga jam 9 malam di mall itu, biasalah kegiatan cewek, beli baju, anting, kalung, boneka, dan lain-lain. Kami pulang karena kulihat Rini sudah sangat kecape’an. Sedangkan mataku masih terbuka lebar karena sudah terbiasa cape’. Setelah sampai di rumah, aku memakirkan mobilku lalu aku menuntun adikku ke kamarnya, setelah Rini sudah sampai di kamarnya, dia langsung berbaring di ranjangnya. Aku lepaskan sepatunya dan aku tinggalkan dia istirahat. Sementara Rini sudah tertidur lelap, aku masih segar bugar, maklum aku baru merasa ngantuk setelah jam 12 malam. Kulihat jam menunjukkan baru jam 09.30 malam, aku memutuskan untuk menyalakan tv. Ternyata tak ada acara yang bagus, makanya aku langsung mematikan tv. “akh,, acara gak ada yang bagus,, oh iya,, mendingan gue jalan-jalan aje,,”, kataku berbicara sendiri. “apa mendingan gue jalan-jalan di sekitar komplek aje yee”, tambahku sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks saja. Aku pergi ke kamarku untuk mengganti bajuku dengan yang lebih santai yaitu tank top berwarna ungu dan celana pendek, dan karena kupikir sudah malam jadi aku memutuskan untuk tidak memakai bh sehingga putingku tercetak di tank topku. Aku keluar dari kamarku dan menuju keluar, kemudian aku mengunci pintu depan dan gerbang, lalu aku mulai berjalan mengelilingi kompleks di sekitar rumahku yang memang cukup elit. Agak jauh juga aku berjalan-jalan di sekitar kompleks rumahku. Aku sampai di area dekat pos ronda, tapi aku lumayan jauh dari pos ronda itu. Kulihat ada 4 bapak-bapak di dalam pos ronda tersebut. Penyakitku mulai kambuh, terlintas di pikiranku untuk menggoda 4 bapak-bapak itu, lagipula aku sudah lama tidak bersetubuh semenjak aku putus dengan pacarku 3 minggu yang lalu. Aku berjalan mendekati pos ronda yang bisa disebut rumah ronda karena pos rondanya lumayan besar hampir seukuran rumah, namanya juga kompleks elit, jadi pasti pos rondanya juga elit. Aku mulai berjalan mendekati pos ronda itu, dimana bapak-bapak itu sedang menonton tv yang cukup besar.

No comments:

Post a Comment