rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Monday, 9 June 2014

perkosa bu endang tante jilbab cantik

Cerita dewasa Jilbab Sudah berhari-hari aku memerhatikannya, namanya Bu Endang, seorang istri dari pemilik minimarket yang bertempat tinggal di dekat kampusku. Kulitnya putih, wajahnya halus,berparas cantik, bentuk badannya pun proporsional. Badannya agak berisi meski sudah memiliki satu anak tetapi Body tubuhnya tetap terlihat seksi. Setiap aku pergi ke kampus, dia sedang menyapu di depan pagar depan rumahnya. Rumahnya tidak terlalu besar, namun terkesan mewah. Biasanya Bu Endang memakai baju Long Dress dengan jilbab menghiasi wajah ayunya itu. Baju Long dress yang agak tipis membuat lekuk tubuhnya terlihat samar2, kedua payudara yang tidak terlalu besar kira2 berukuran 34 dan pinggulnya yang indah membuatku terpana melihatnya. Apalagi waktu dia menyapu dengan posisi setengah membungkuk dri belakang terlihat pantatnya yg bulat, padat dan terlihat juga CDnya yg menempel di bongkahan pantatnya. Sungguh membuatku ngiler melihat keelokan tubuh bu Endang. Sepulang dari kuliah, aku melintasi rumahnya lagi sambil berharap bisa melihat Bu Endang lagi. Benar saja, tepat ketika aku melintasi rumahnya, dia sedang membuang sampah di tong sampah besar di depan rumahnya. Kali ini penampilanya sungguh beda dri biasanya, dia memakai T-shirt lengan panjang yg sedikit ketat berwarna putih dengan jilbab yg berwarna putih juga dan bagian bawahnya mengenakan Leging berwarna hitam, bentuk pinggulnya yg lumayan besar serta berbentuk oval nampak kesexian tubuhnya. Sesampainya di kamar kost yang terletak tidak jauh dari rumah Endang, aku mulai membayangkan tubuh indahnya yang terlihat jelas tanpa sehelai benang pun menutupinya. Tiba – tiba sebuah rencana nakal terbersit di benakku, dan aku berniat melancarkannya malam ini juga, karena birahiku sudah tidak tertahankan lagi. Malam pun tiba. Pak Pari, suami dari Bu Endang tidak pulang karena harus mengurusi minimarket barunya di luar kota, aku mendapatkan info dri Bu Wija yg memiliki warung makan di depan rumahnya. Berdasarkan info yg aku dapatkan, ia hanya tinggal bertiga, dan tidak memiliki pembantu di rumahnya. Sebelum melancarkan aksiku, tidak lupa aku menenggak obat kuat, agar aku bisa semalaman menikmati tubuh Bu Nana dan Juga sebotol chloroform untuk membiusnya. Jam 22.30 wib,Aku pun berangkat dari tempat kost menuju rumah Bu Endang yang berjarak kurang lebih 300 meter. Dari jauh ku lihat warung bu Wija juga sdh tutup dan suasana jalanan terlihat sepi lengkang krna pas malam jumat legi. Sesampainya di depan rumah Bu Endang, aku langsung memanjat pagar rumahnya yang tidak terlalu tinggi. Suasana malam yang sepi membuatku leluasa untuk melancarkan aksiku. Di halaman depan, aku langsung mengendap-endap ke bagian belakang rumahnya. Dari jendela belakang kulihat Bu Endang sedang membuat susu untuk anaknya,kali ia tidak mengenakan jilbab terlihat rambutnya yg pendek yg panjangnya hanya seleher menghiasi kepalanya dan Ia mengenakan mini dress berwrna pink dri kejauhan terlihat bodynya sungguh sangat mempesona, pahanya putih mulus dan payudaranya yg lumayan besar menggunung serta menonjol di bagian depan tubuhnya. Apa yg ku saksikan tambah membuat napsu birahi semakin kuat meracuni jiwaku. Sesudah itu ia langsung ke kamar tidur untuk memberikan susu itu kepada anaknya. Akupun mencari jalan agar bisa masuk ke rumahnya dan akhirnya ku temukan pintu belakang yg terletak disisi sebelah kananku tidak terkunci,sepertinya Bu Endang kelupaan atau memang belom dikunci. Aku pun langsung menyelinap masuk. Aku mengambil serbet yang ada di dapur dan menuangkan chloroform ke serbet itu dan Berdiri di samping Kulkas krna posisinya terlihat ada ruang kosong untuku bersembunyi sementara waktu. Beberapa menit kemudian,ku dengar langkah kaki yg menuju ke arahku bersembunyi, saat ku intip ternyata Bu Endang masuk ke dapur lagi, akupun langsung menyergapnya dan menutupkan serbet ke wajahnya. Sekitar semenit ia meronta, namun setelah itu badannya lemas tidak berdaya dan matanya tertutup. Akupun menggendong tubuhnya menuju ke kamar tidur yg pintunya terbuka dan tidak salah lagi itu kamar tidur bu Endang. Perlahan-lahan,aku rebahkan tubuhnya yg mulus itu di atas ranjang yg mewah terbuat dri besi berwrna hitam kemerahan. Kupandangi tubuhnya yang berbalut mini dress dan payudaranya berukuran 34 itu menonjol ke depan dri dadanya tanpa terlindungi BH. Terlihat puntingnya di balik mini dress yg Ia kenakan. Kuraba payudara kirinya, terasa kenyal seperti payudara seorang gadis. Tangan kananku memainkan payudara kanannya. Payudara yang kenyal itu membuat penisku langsung menegang, mungkin ini efek dari obat kuat tadi. Setelah puas meremas payudaranya yg kenyal dan berisi,aku pun kemudian melepaskan tali kecil yg melingkar di pundaknya. Saat ku tarik ke bawah terpampanglah kedua payudara putih mulus di depanku, payudara itu ternyata masih kencang dan berbentuk bulat. Puntingnya yg berwrna coklat tua dan besar,menjadikan keanggunan buah dadanya yg terkuak tnpa pelindung itu. Kujilati putting kirinya sambil kumainkan putting kanannya. Putingnya pun mulai mengeras. Puas dengan payudara, aku pun mulai memeloroti mini dressnya dan setelah tidak melekat lagi di tubuhnya, akupun membuangnya ke lantao. Ternyata Bu Nana memakai G-string Pink juga. Dari balik CDnya terlihat bulu-bulu halus dari memeknya. Kedua paha putihnya membuatku semakin tidak tahan. Segera kuputuskan tali CDnya sehingga memeknya yang indah serta ditumbuhi bulu-bulu hitam yg kecil2,sepertinya dia baru saja mencukurnya. Berkali2 aku menelan air ludahku dan jari-jariku mulai meraba memeknya. Kujilati memeknya yang masih rapat dan baunya harum menyeruai hidungku. Kubuka belahan memeknya terlihat klortisnya sebiji kacang berwarna merah muda menyembul diantara belahan memeknya dan dibawahnya nampak lubang kenikmatan yg masih tertutup rapat. Kumain-mainkan klitorisnya, kupilin-pilin dan kujilati kemudian aku gigit hingga klortisnya kini membesar dan tebal. Tidak lama memeknya mulai mengeluarkan cairan brwrna bening dan jariku mulai ku masukan ke lubang memeknya, jariku terasa hangat serta terjepit daging kenyal. Jariku semakin ku tusukan lebih dalam lagi ke lubang memeknya. Setelah puas jariku memainkan lubang memeknya yg sudah sedikit terbuka. Aku pun berdiri sambil memandangi hasil kerjaku. Wanita setengah baya itu terbujur tak berdaya dengan tubuh tanpa terlidungi sehelai benang pun serta ke dua pahanya yg mulus terbuka lebar dan siap untuk aku eksekusi. Aku pun membuka semua pakaianku, penisku yg panjang dan membesar sudah menegang. Kukulum bibir Bu Endang yang mungil kemudian turun hingga kelehernya yg putih. Aku langsung mengarahkan penisku ke memek Bu Endang. Kumasukkan penisku, memek Bu Endang ternyata masih rapat meski sudah basah dengan lendir yg bening. Penisku aku dorong pelan2,meski rasanya sangat sulit memasukinya. Agar semakin mudah memasukinya,aku pun menggoyangkan pantatku naik turun secara pelan-pelan. beberapa saat kemudian, batang penisku sudah terbenam semua ke liang memeknya. Hangat dan Nikmatnya, penisku seperti dipijat-pijat oleh daging kenyal di dalam memek Bu Endang. Kocokan penisku semakin cepat, dan terasa seperti ada cairan berlendir dari memek Bu Endang semakin mempermudah aksiku keluar masuk dri liang senggama. Rasa liang memeknya sungguh membuatku melayang-melayang ke samudra birahinya. Batang penisku seperti di manjakan oleh denyut otot2 dri dalam memeknya yg semakin membuatku lebih agresif dan diimbangi dengan napasku yg tersenggal-senggal keluar dri hidungku yg tepat berada di samping kiri lehernya. lehernya aku ciumi dan aku gigit dgn gigi-giku. Semakin lama aku goyangkan pantatku turun naik hingga aku akan mencapai klimaks,terasa sperma ku mau keluar dri batang penisku, aku semakin kencang mengerakan pantatku naik turun di atas pinggulnya. Seketika itu aku benamkan batang pensiku masuk lebih dalam kelubang memeknya dan “aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhh……” menyemprotlah spermaku ke dalam memeknya. Bu Endang mendesah tetapi kedua matanya masih tertutup rapat,sepertinya Bu Endang sedikit sadar oleh aksi sexku yg brutal itu. Setelah mendesah, Bu Endang tetap tak sadarkan lagi dan tak berdaya. Saat spermaku keluar dri dalam testisku, Rasanya jauh lebih nikmat dri pada saat aku kocok sendiri dgn jari2 tanganku. Badanku lemas dan lututku terasa ngilu dan napasku tetap tersenggal-senggal keluar dri hidungku. Kulihat di Hpku jam sudah menunjukan pukul 2.30 pagi,aku pun mengenakan pakaianku kembali dan takut klo bu Endang tersadarkan diri. aku pun meninggalkan begitu saja tubuh bu Endang di tengah berbaring di atas ranjang.

No comments:

Post a Comment