Beberapa hari setelah peristiwa swinger pertama itu, batin Lenny terasa tak tenang. Perasaan bersalah melanda dirinya akibat terhanyut melayani hasrat seksual Faisal, office-boy kantor suaminya. Padahal awal mula peristiwa itu adalah akibat ulah suaminya sendiri, Lukman, yang mengizinkannya berpakaian minim untuk menggoda si office-boy. Lenny memenuhi permintaan suaminya karena Lukman berhasil meyakinkannya bahwa ia hanya sekedar ingin merasakan sensasi seksual pada saat ada pria lain yang dengan gairah birahi memperhatikan tubuh molek istrinya. Apa mau dikata, ditengah permainan 'sandiwara' mereka berdua menggoda Faisal, suaminya mendadak harus ke kantor untuk mengurus transaksi forex yang penting.
Sampai beberapa minggu setelah peristiwa itu, Lenny masih segan atau belum berani menceritakan kejadian selanjutnya kepada Lukman, yaitu di saat ia malahan terjebak dalam gairah nafsunya sendiri. Saat Lukman memintanya untuk menceritakan apa yang terjadi ketika ia meninggalkan mereka berdua di rumah, maka Lenny semula hanya berani bercerita sampai bagian dimana ia membiarkan office-boy suaminya itu memijat bagian pundak, punggung dan pinggulnya yang montok.
Reaksi spontan suaminya malah sama sekali di luar dugaan Lenny! Lukman sama sekali tak terbakar api cemburu, tapi malahan mendengarkan penuturannya dengan penuh minat dan perhatian.
Lenny sendiri yang justru merasa semakin bersalah sehingga ia malahan berpura-pura merasa tak nyaman dan menolak untuk melanjutkan permainan menyerempet bahaya yang diusulkan suaminya.
Ke arah luar Lukman seolah memaklumi perasaan istrinya, namun sebenarnya di dalam benak dan fantasinya permainan swinger istrinya ini masih jauh dari usai, ini baru permulaan. Lukman telah terjerumus semakin jauh ke dalam fantasi liarnya sendiri. Di sisi lain, Lenny berusaha memendam pergumulan batinnya dan melayani Lukman suaminya semakin mesra di ranjang. Lenny merasa sedikit tenang karena tidak terjadi perubahan sikap dari sang suami terhadap dirinya ketika mereka ML bergelut penuh mesra. Lenny sama sekali tak menyangka kalau kehangatan yang ditunjukkan oleh Lukman adalah hasil dari semakin terpenuhinya fantasi liar suaminya itu. Perempuan cantik ini tidak mengetahui bahwa suaminya ikut menyaksikan dirinya ketika melakukan persetubuhan terlarang bersama si office-boy dari salah satu sudut tersembunyi di rumah mereka.
Hati nurani Lenny akhirnya mengalahkan rasa keraguan dan malunya. Seminggu setelah peristiwa itu Lenny mengakui sejujurnya peristiwa itu kepada suaminya ketika mereka selesai ML di tengah malam minggu. Dengan tubuh keduanya masih mandi keringat dan telanjang bulat, Lukman pun mengakui bahwa peristiwa swinger itu memang telah diaturnya - hal mana sudah diduga keras oleh Lenny, karena Lukman kelihatannya dengan sengaja meninggalkannya berdua bersama Faisal yang mampir di rumah mereka dengan alasan membawa barang titipan kantor.
Setelah itu bahkan Faisal semakin sering mampir ke rumah mereka dan Lenny pun semakin lama semakin terbiasa untuk melayani keinginan Faisal yang memang masih bujangan. Lukman sendiri tidak keberatan istrinya digauli oleh office-boy kantornya, dan bahkan mengetahui dari Faisal bahwa ada beberapa pegawai kantor mereka yang juga naksir dan berkeinginan untuk ikut swinger.
Karena pasangan muda ini termasuk kelompok generasi muda yang mengikuti aluropen-marriage maka Lenny pun tidak begitu melarang Lukman jika jajan, meskipun ada pula rasa sedikit cemburu. Lenny hanya meminta kepada Lukman agar tak sembarangan saja jajan dengan setiap wanita jalang, namun dengan partner yang kurang lebih cukup setara dan terjamin tidak mengidap penyakit kelamin.
Lukman berjanji untuk sangat memilih - seandainya memang ada - serta akan terbuka sebelumnya untuk memperkenalkan wanita yang akan digaulinya. Untuk tujuan mana Lukman mencari pasangan dari kelompok teman atau rekan akrabnya yang telah menikah dan juga open-marriage. Ini lebih aman karena pasangan seperti ini pun memperhatikan sekali segi kesehatan demi pernikahan mereka sendiri.
Namun sampai sekitar tiga bulan agaknya Lukman belum menemukan pasangan lain yang dapat diajak untuk tukar partner, sementara itu Lenny telah terbiasa menerima Faisal sebagai variasi kehidupan seks-nya , dan beberapa orang di kantor yang juga mengincar Lenny semakin penasaran.
Setelah kurang lebih tiga bulan maka Lukman mulai mempunyai fantasy lain yaitu bagaimana kiranya jika Lenny digauli tak hanya oleh satu lelaki asing, namun sekaligus oleh dua atau bahkan tiga lelaki.
Fantasi ini pernah dikemukakannya namun Lenny masih ragu menolak, karena merasa ngeri melayani lebih dari satu orang, takut disakiti alasannya, walaupun terkadang muncul pula rasa ingin tahunya.
Hal ini dimaklumi sepenuhnya oleh Lukman, dan ia tak mau memaksa istrinya, meskipun semakin lama godaan di pikirannya semakin bertambah, apalagi Faisal pun semakin sering menceritakan bahwa dua orang kantor yang amat ngebet karena selalu mendengarkan pengalaman hangat Faisal.
Kedua pegawai kantor yang sangat naksir Lenny itu bernama Rizak, berasal dari Jambi; satunya lagi bernama Fuad mempunyai darah Arab, berasal dari Madura, keduanya adalah sopir dari Direksi.
Karena pendapatan mereka sebagai sopir rupanya tak memadai kebutuhan mereka berdua dengan keluarga masing-masing, maka di waktu senggang di luar jam kantor mereka juga bersedia melakukan segala macam reparasi kecil-kecilan di rumah. Mereka kebetulan sangat trampil bukan hanya untuk dalam soal mesin mobil namun juga misalnya memasang saniter kamar mandi, mesin cuci, alat dapur, selain itu untuk persoalan listrik yang tidak terlalu susah mereka pun cukup mahir. Banyak pegawai kantor tingkat atasan sering memakai tenaga mereka untuk reparasi atau renovasi kecil-kecilan di rumah mereka. Lagipula keduanya memasang tarif harga miring dan hasilnya cukup memuaskan.
Setelah memasuki bulan kelima Faisal sempat menggauli Lenny beberapa kali, ia pun telah menceritakan kepada Lukman bahwa Rizak dan Fuad mempunyai keinginan untuk ikut meramaikan swinger dengan Lenny. Tentu saja Lukman sendiri tidak buta dan menyadari betapa kedua sopir direksi itu selalu memandang istrinya dengan penuh gairah jika Lenny kebetulan datang ke kantor, terutama jika Lenny memakai blus tipis agak terbuka dan rok mini yang menantang.
Lukman mempertimbangkan apakah untuk peristiwa gangbang pertama inisebaiknya Lenny akan diberikannya obat perangsang - mungkin dicampur dengan alkohol, sehingga Lenny mungkin akan sedikit lupa daratan. Meskipun telah sering juga swinger namun jika menghadapi keroyokan tiga pria yang haus seks pasti istrinya akan shock , dan Lukman tak mau istrinya mengalami trauma sehingga mungkin selanjutnya akan sama sekali menolak bukan saja dengan Faisal namun dengannya sendiri. Oleh karena itu Lukman meminta kepada Faisal dan juga kepada Rizak dan Fuad agar sedikit sabar dan menantikan kesempatan baik yang semuanya akan direncanakan dengan seksama dan cukup hati-hati.
Untuk mempersiapkan istrinya mengalami gangbang pertama itu, Lukman berusaha sejauh mungkin 'memanaskan' Lenny dengan sering mengajaknya menonton DVD yang isinya terutama gangbang wanita Asia berbadan kecil mungil dengan beberapa lelaki bule atau pejantan berkulit gelap, kebanyakan Negro ; semuanya berbadan kekar berotot dan penis panjang besar, berbeda dengan ukuran Asia. Pelbagai DVD dengan film semacam itu di jaman cyber modern ini sangat mudah di-download dari websites pelbagai negara di luar Indonesia, misalnya Jepang, Korea, Rusia, Belanda, juga USA. Karena ‘sensor’ pihak berwajib, Indonesia masih jauh ketinggalan, maka halangan sensor itu dengan mudah dapat ditembus oleh kaum awam biasa asal saja tidak terlalu gaptek, lalu direkam ke dalam DVD.
Telah lebih dari dua minggu lamanya Lenny diloloh dengan pelbagai blue-film semacam itu dan persepsi yang semula kelihatan ngeri dan jijik semakin lama menjadi lebih biasa, lebih tenang serta rileks jika melihat amoy Jepang atau Korea kewalahan hampir pingsan digarap ketiga lubangnya oleh lelaki Negro bertubuh raksasa untuk ukuran Indonesia dengan batang kejantanan mereka yang terlihat menyolok sangat di luar proporsi.
Kini hanya tinggal menunggu waktu yang cocok saja : dimana Lenny sedang sendirian di rumah, lalu Faisal sebagaimana biasa mampir untuk memberikan service - dan di saat mereka sedang asyik dengan foreplay maka kedua pejantan lain akan ikut nimbrung meramaikan dan memberikan extra-service.
***
Sebulan lalu Lukman membelikan Toyota Aygasebagai hadiah ulang tahun Lenny yang ke 23, dan karena garasi mereka sudah penuh dengan Nissan Qasqhai milik Lukman, maka Lukman mengusulkan agar di depan garasi mereka dilengkapi dan ditutup atasnya dengan carport. Lenny setuju dengan usul suaminya karena merasa sayang juga kalau mobil barunya berwarna silver metallic itu selalu basah terguyur selama musim hujan. Untuk melaksanakan pembuatan carport itu Lukman mengatakan pada Lenny bahwa mungkin Faisal mengenal buruh pembangunan yang dapat dipercaya membuat karport. Tentu saja Lukman tidak menceritakan bahwa sebetulnya kedua sopir direksi kantornya yang memang telah lama mengincar istrinya itu akan membangun karport dan sekaligus diberikan bonus istimewa.
Setelah bersepakat dengan harga akhir maka pada hari Jum'at tengah hari, ketika tugas kantor selesai, Fuad dan Rizak diajak oleh Lukman ke rumahnya, dan mereka mulai mengukur-ukur berapa besar dan tinggi karport yang akan mereka bangun. Pada kesempatan mana kedua pejantan itu beberapa kali sempat mengintip dari samping dan belakang ketika Lenny berjalan keluar masuk rumah. Turun naik jakun mereka disertai mata melotot ketika menyaksikan betapa yahud goyangan pantat sekal Lenny. Demikian pula betis dan paha putih mulus yang mengintip keluar ketika Lenny turun naik dari mobil barunya, menyebabkan si ujang dan si otong terasa amat sesak di dalam celana dalam mereka.
Lukman menanyakan pada Lenny apakah ia keberatan jika kedua buruh bangunan memulai pekerjaan mereka membangun karport itu di hari Minggu esok hari dan Senin berikutnya karena kebetulan Senin itu pun hari libur nasional. Lukman juga sebetulnya tidak perlu bekerja di kantornya, hanya kebetulan di pagi hari Senin itu ada meeting dengan direksi perusahaan.
Lenny tidak keberatan karena hari Minggu ia ingin berjalan-jalan dan shopping ke sebuah pusat perbelanjaan yang baru dengan Lukman. Oleh karena itu akhirnya disepakati untuk kedua pegawai kantor itu memulai membangun pondasi karport dihari Minggu. Sedangkan hari Senin keesokannya Rizak dan Fuad mengatakan baru datang agak sore karena mereka harus tugas kantor dahulu. Padahal Lukman telah mengatur bahwa kedua sopir itu digantikan tugasnya oleh rekan-rekan sopir lain, sehingga mereka dapat datang di pagi hari.
Di hari Senin yang telah direncanakan itu maka Faisal diberikan tugas sebagai 'perintis' jalan : setelah Lukman berangkat ke kantor untuk 'meeting' maka Faisal akan datang menagih jatahnya setelah selama hampir tiga minggu puasa, sedangkan Fuad dan Rizak diatur baru akan datang jika Faisal sudah sibuk didalam. Kedatangan Faisal pun tak diberitahukan kepada Lenny – seolah-olahsemuanya surprise.
Namun kali ini Faisal harus menahan diri untuk tidak langsung ngejos, melainkan merangsang serta meng-oral Lenny habis-habisan sehingga beberapa kali orgasme. Semalam sebelumnya Lukman pun mengajak Lenny menyaksikan DVD serial berturut-turut dengan pelbagai adegan super hot, dimana isinya kurang lebih sama yaitu para istri yang kelihatan alim setia akhirnya terjebak dan jatuh kedalam genggaman beberapa lelaki berkemampuan dan stamina luar biasa. Tanpa disadari Lenny bagaikan diberikan obat perangsang visual karena sesudah itu Lukman sengaja langsung tidur, padahal diketahuinya dari bunyi yang khas bahwa Lenny di bawah selimut melakukan masturbasi.
Memang setelah menyaksikan pelbagai blue-film DVD itu Lenny mengharapkan akan memperoleh nafkah dari suaminya. Namun karena Lukman dilihatnya beberapa kali melenggut dan mendengkur, maka dengan sedikit kecewa ia mencari solusi lain dengan bermasturbasi. Tak disadarinya bahwa semua tarikan nafas mendesah dan hentakan pahanya di bawah selimut ketika mengalami orgasme tak lolos dari telinga suaminya.
Sekitar jam tujuh pagi setelah minum kopi tubruknya, Lukman telah meninggalkan rumah dengan alasan menghindari kemacetan. Lenny mengantarkan sampai ke pintu rumah dan melihat bahwa kedua buruh pembangunan yang kemarin telah memulai membangun karport memang belum datang. Akibat sudah terlanjur bangun dan sulit untuk tidur kembali maka Lenny memutuskan ke dapur untuk masak air penyeduh teh melati kesukaannya, karena salah satu pembantunya pulang kampung karena ada yang sakit. Sedangkan pembantu yang satunya sedang berada di rumah tante Lenny karena setelah operasi kakinya masih tak dapat melakukan tugas sehari-hari melayani suaminya yang kena stroke.
Tak lama kemudian Lenny dikejutkan oleh bunyi ketokan di pintu pagar depan , dan Lenny curiga bahwa kemungkinan besar Faisal , karena semua tamu atau pengunjung lain biasanya membunyikan bel yang ada di situ. Lenny sebetulnya agak sangsi untuk membuka pintu karena ia sebenarnya merencanakan untuk mandi dan keramas, diharapkannya bahwa Lukman akan tak terlalu lama meeting di kantor. Dengan agak ragu Lenny mengintip dari balik tirai ruang tamu dan dilihatnya memang Faisal yang masih menunggu dengan motornya. Jika dibiarkannya si office-boy terlalu lama berdiri di depan pintu pagar besi, maka mungkin akan menarik perhatian tetangga pula. Oleh karena itu dengan agak ragu Lenny menyambar kunci tergantung dan berjalan ke pekarangan depan menuju pintu pagar besinya.
Agak terenyuh juga sanubari Lenny karena dirasakan bahwa hasrat kewanitaannya semalam tak terpuaskan oleh Lukman. Diingatnya pula bahwa Faisal sudah hampir tiga minggu tidak datang , dan biasanya office-boy itu akan menerkamnya bagaikan harimau kelaparan melihat kijang lemah.
Setelah membuka pintu depan rumah dan juga pintu pagar besi ke jalanan maka Lenny menyambut Faisal dengan senyum manis kemudian berjalan balik masuk. Di ambang pintu barulah Lenny menyadari bahwa ia masih memakai baju daster tipis yang biasa hanya dikenakannya di kamar tidur dan di dalam rumah, tak pernah hingga pintu pagar. Tanpa sadar wajah Lenny memerah malu.
Baju daster itu terbuat dari bahan tipis tembus cahaya sehingga sinar matahari pagi mencetak tubuh montok bahenolnya, bahkan sebagaimana biasanya di bawah daster itu Lenny tak memakai BH. Selain itu Lenny memakai celana dalam V-string super mini yang hanya menutup selangkangannya, kedua bongkah pantatnya sama sekali terbuka, dan di bagian depan pun hanya pas-pasan menutup belahan vaginanya. Penutup aurat super mini itu pun masih agak demak basah di bagian depan karena lendir kegairahan wanitanya yang mengalir keluar akibat masturbasinya semalam dan juga pagi tadi.
Rona merah menerpa pipi Lenny ketika dari sudut matanya ia melihat tatapan Faisal tak berkedip sambil memarkir motornya di bawah kerangka karport yang sedang dibangun. Setelah itu sebagaimana biasanya Faisal melangkah perlahan-lahan memasuki pintu rumah, kali ini matanya terus mengikuti semua goyang gemulai istri boss-nya, mulai dari pinggang sampai ke belahan pantat dan pahanya.
Meskipun Lenny sudah sering melayani Faisal namun kali ini merasa sangat jengah karena pakaiannya yang sangat menantang dan sebetulnya hanya dipakai dalam kesempatan hanya berdua di kamar tidur dengan Lukman suaminya, untuk menukar baju sudah terlambat, ah sudah kepalang mau diapain lagi, masa bodoh lah demikian akhirnya keputusan Lenny sambil melangkah kembali ke arah dapur.
"Bang Faisal udah ngopi belum, saya lagi bikin téh nih jadi bisa sekalian dibuatkan," tanya Lenny.
"Udah, bu, barusan sebelum berangkat di tempat kost. Oh ya, bu, pintu depannya dikunci lagi apa dibiarkan saja, nanti datang pekerja untuk karport nggak,bu?" Faisal pura-pura bertanya, sambil tak hentinya meneguk ludah melihat badan begitu menantang. Selain puting buah dada yang mencuat bagaikan ingin dicubit, juga celana dalam Lenny sedemikian mini sehingga seolah-olah dia telanjang bulat.
Biasanya Faisal mengunci kembali pintu pagar depan itu, namun kali ini Lenny agak ragu-ragu karena kedua pekerja bangunan sebentar lagi akan datang. Jika ia telah sibuk melayani si office-boy maka Lenny segan juga untuk menghentikannya, namun demi keselamatannya maka Lenny meminta agar Faisal kembali ke pintu pagar untuk menguncinya.
"Dikunci aja lah, bang, biarin ntar mereka ngebel," ujar Lenny berjalan amat gemulai keluar dari dapur dan kemudian duduk di sofa ruang tamu.
Faisal tersenyum karena ia hanya berpura-pura menghampiri pagar besi kejalan, sengaja dia adu gembok dengan pintu besi secara keras sehingga seolah-olah si gembok terkunci dan itu didengar oleh Lenny. Padahal kunci gembok itu hanya dicantolkan begitu saja, tapi tetap terbuka sehingga Fuad dan Rizak akan mudah masuk ke dalam rumah, dan akan ikut meramaikan peristiwa gang-bang.
Demikian pula setelah masuk Faisal memutar kunci pintu rumah dua kali secara keras - seolah-olah mengunci dua kali - padahal ia hanya memutar sekali mengunci, sedangkan bunyi kedua adalah ketika kunci itu dibukanya kembali - artinya pintu rumah Lenny pun seperti pagar kini tak terkunci.
Kemudian Faisal berbalik dan berjalan menuju sofa besar dan empuk di ruang tamu, sofa mana sudah sering menjadi saksi bisu swinger Lenny dengan office-boy yang beruntung ini. Dilihatnya Lenny telah berada di sofa itu dengan menekuk paha serta lututnya. Dalam posisi setengah duduk itu maka baju daster yang dalam keadaan berdiri pun memang hanya setinggi atas lutut kini semakin tertarik ke atas, menyajikan sepenuhnya kedua betis langsing dan sebagian besar paha putih mulus Lenny.
Faisal yang telah terbiasa dengan pemandangan menggairahkan itu tak luput menelan liurnya, apalagi ketika Lenny seolah malu berusaha menarik dasternya kebawah sambil menggigit bibir bawahnya. Biasanya Faisal langsung menerkam nyonya istri tuannya itu namun kali ini ia berusaha menahan diri dengan menempatkan diri duduk di belakang Lenny. Tubuh nyonya majikan yang sudah sering dinikmatinya kini agak rebah bersandar tubuhnya dan dengan lembut disingkapnya rambut di belakang leher Lenny lalu kuduk yang putih itu diciumi.
Kedua tangan Faisal menyelinap di bawah ketiak Lenny kemudian diremasnya kedua bukit kembar yang begitu sekal padat namun sekaligus kenyal menyebabkan pekikan geli keluar dari belahan bibir Lenny. Apalagi ketika jari-jari Faisal menemukan puncak buah dadan dan mulai memijit serta memilin terkadang mencubit putingnya yang semakin mengeras di bawah kain daster yang tipis. Lenny merinding kegelian ketika ciuman Faisal menjalar dari belakang leher ke arah telinganya, menghembuskan nafas panasnya di situ lalu menjulurkan lidahnya keliang telinga Lenny.
"Aaaaah.. geli aah. Nakal amat sih! Ooohh... bang, sssssh..." desah Lenny berusaha membalikkan tubuhnya untuk membalas permainan Faisal, namun ditahan oleh pelukan lengan yang kuat, akibatnya Lenny semakin gelisah menghentak-hentakkan kakinya sehingga pahanya makin terpampang ke arah selangkangannya karena dasternya acak-acakan tersingkap ke atas.
"Kenapa, sayang, geli enak ya? Nikmat dicubitin puting susunya ya, mau digigit itunya ya? Ayo bilang dulu sama abang mau diapain, mau digunyeng apa nggak?" Faisal semakin menggoda mangsanya.
"Nggak, nggak mau diapa-apain. Lepasin ah, udahan mainnya, ntar kedengeran ama kuli bangunan." Lenny berusaha menggeliat sambil pura-pura bertahan namun birahinya semakin meningkat. Biasanya Faisal tak begitu lama dengan foreplay namun kali ini justru Lenny yang dibuatnya makin blingsatan.
Sambil tetap menciumi leher dan telinga nyonya majikannya, tangan Faisal kini mulai menjalar di bawah daster tipis, dijelajahinya perut Lenny yang datar, jari-jarinya turun dan menemukan bulu halus di tepi celana dalam string yang begitu kecilnya. Dengan nakal dijepit dan ditarik-tariknya bulu sangat halus itu dengan telunjuk dan jari tengahnya sehingga Lenny semakin gelisah menggelinjang tak karuan.
"Aaaiiiih.. ngapain sih, bang? Cepetan dong kalo mau maen, ntar tuh kuli karport pada datang, malahan suami saya juga keburu balik. Aauuuw... geli ah, nakal amat sih maennya," Lenny terbakar rasa birahi karena Faisal tak juga memasuki taraf berikut untuk memuasi nafsu syahwatnya yang telah meninggi.
"Hmm... kerangsang benget ya, nyonya amoy bahenol? Uuuwaaahh... celana dalemnya kecil amat, bu? Udah demek basah begini... sini saya bantuin lepasin ya, mana wangi lagi." ujar Faisal sambil mencium celana string yang telah dilorotnya kebawah melewati kedua kaki Lenny.
"Udah nggak sabaran ya, bu, biasanya nggak cepat basah kaya gini? Kenapa sih, bu, semalem belum dapet jatah dari suami ya? Ngaku deh, bu, nggak usah malu, kan udah biasa ngewe sama saya." Faisal semakin menggoda dan merangsang nyonya majikannya.
"Nnnnnggghhh.. sssssshhh.." hanya itulah yang keluar dari celah bibir Lenny. Rasa malunya masih berhasil menahannya untuk tak mengakui bahwa ia amat mengharapkan nafkah badaniah dari Lukman semalam, namun tak diperolehnya sehingga terpaksa hanya masturbasi.
Desah dan lenguh nafasnya semakin memburu, kedua mata Lenny setengah tertutup, wajahnya menengadah ke atas, lubang hidungnya kembang kempis menahan emosi kegairahan, bibirnya terbuka mengkilat karena sering digigitnya dan dibasahi oleh lidahnya. Penuh rasa tak sabar Lenny merangkuh kepala Faisal dan mulutnya langsung diciumi oleh si office-boy, kumis baplangnya terasa menggelitik bibir seolah memberikan tanda agar Lenny pasrah menerima juluran lidah Faisal yang kasar dan kasap itu.
"Aaaaahh.. hhhmmmhhh.. geregetan banget sih, bu, udah ngebet nggak tahan lagi mau dientot ya? Iya sini saya bantuin garukin, ininya yang gatel ya, bu?" Faisal mengusap-usap bukit kemaluan Lenny, ujung telunjuknya mengitik mencoel-coel lipatan bibir vagina mencari sang kelentit.
Wajah Lenny semakin merah padam mendengar celoteh Faisal dan sambil mendesah dan melenguh tak teratur ia melepaskan kancing kemeja Faisal, kemudian ditariknya kaos dalam dengan gerakan tak sabar, sebelum jari-jemari lentiknya menarik ikat pinggang dan menurunkan ritsluiting lalu ditariknya celana dalam boxer berwarna hitam sang kekasih pengganti suaminya yang rajin memberikan jatah.
Langsung si ujang milik Faisal muncul keluar dalam keadaan setengah tegang, dan Faisal dengan sengaja melekatkan tubuh bagian bawahnya ke selangkangan wanita muda di bawah tindihannya. Lenny yang sudah mabuk birahi langsung merengkuh batang pentungan yang telah beberapa kali memasuki memeknya, dicobanya untuk menarik batang rudal itu membelah celah kewanitaannya, namun belum juga berhasil masuk karena Faisal dengan sekuat tenaga mempertahankan taktiknya.
Pada saat bersamaan Faisal juga semakin jauh mengembara dengan jari tengah dan telunjuknya di bukit Venus berbulu halus, dicarinya klitoris yang tersembunyi di antara lipatan bibir kemaluan berwarna agak kemerahan, setelah ketemu segera diusap dan dipilin-pilin menyebabkan Lenny menjerit kecil.
"Uuuummmhhh... aaaaeeeemmmmhhh... geli aah, abang nakal! Ooooohhh..." Lenny menggeliat meronta menggelepar karena merasakan kelentitnya bagai kena aliran listrik tinggi.
Rasa malu Lenny telah hilang punah, jari-jarinya turun naik di batang kemaluan Faisal, mengocok dan menggenggam sekuatnya, terkadang kepala jamur yang coklat hitam itu dijepit di antara pahanya.
"Hehehe.. mau dicoblos ya, nyonya manis? Ayo minta dulu, bilang dulu : abang sayang, saya minta dipuasin, minta dijarah, minta dientot ama abang. Ayo minta dulu," sengaja Faisal memasang harga karena ini termasuk siasat untuk mempersiapkan Lenny dikerjai mereka bertiga.
Syarat berikutnya yang harus dipenuhi oleh Lenny agar Faisal bertindak lebih jauh memuaskan kebutuhan birahinya adalah sesuatu yang sampai saat ini belum pernah dilakukan Lenny. Meskipun Faisal setiap kali telah mengoral Lenny dan membawanya ke surga dunia, namun sebaliknya Lenny belum pernah membalas rangsangan sama. Faisal yakin bahwa inilah saatnya untuk mengajak Lenny mengatasi rasa malunya untuk menyepong penis lelaki asing, karena Faisal yakin bahwa wanita manis keturunan yang pada saat ini dalam kekuasaannya pasti telah sering mengoral suaminya, Lukman.
"Abang juga mau nerusin ngejos, tapi si otong minta dimanja dulu nih ama nyonya seperti abangyang juga udah sering ngejilat memek nyonya. Nyonya pasti udah sering kan nyepong suami, jadi adil dong saling gantian," ujar Faisal menyeringai sambil menyodorkan penisnya di hadapan wajah Lenny.
"Ayolah, bu. Pake malu-malu segala, ntar pasti biasa. Nih, bu, coba lihat... kan laen bentuknya dengan yang biasa ibu lihat," desak Faisal kepada nyonya majikannya karena Lenny masih berusaha melengos.
"Pasti akan puas, bu. Ini pisang ambon rasanya laen, bu; gede mateng tapi bukan disekep, ibu sendiri udah becek gitu," Faisal makin berani dan menempelkan kepala penisnya di pipi Lenny, sambil perlahan-lahan dipegangnya kepala Lenny agar menoleh ke arah alat kejantanannya yang hitam itu.
Namun rupanya Lenny masih merasa risih untuk menyepong penis lelaki bukan suaminya sendiri, sehingga ia tetap menolak dan hanya mendesah-desah karena terus menerus dirangsang oleh jari-jari tangan Faisal. Oleh karena itu Faisal memutuskan untuk mengajak nyonya majikannya itu bermain oral dalam posisi '69'. Masa sih kalau dirangsang, dijilati dan digigiti kelentitnya habis-habisan wanita muda dengan nafsu sudah ke-ubun-ubun tak akan mencaplok kemaluan lelaki didepan matanya meski penis itu bukan milik suami sendiri, demikianlah perhitungan Faisal yang semakin menggoda Lenny.
Dengan sigap Faisal merebahkan tubuh Lenny di sofa yang lebar itu dengan punggung Lenny di arahkan ke pintu, karena diduga bahwa setiap saat Fuad dan Rizak akan masuk arena pertarungan. Dengan punggungnya membelakangi pintu maka Lenny yang sedang dirangsang dan mabuk birahi kemungkinan besar tak sadar bahwa dua lelaki pejantan segera masuk dan akan ikut menggagahinya.
Setelah merebahkan tubuh Lenny yang ramping tapi montok itu dalam posisi menyamping, kemudian Faisal pun rebah menyamping dengan wajahnya mendekati selangkangan nyonya majikannya, sedangkan kemaluannya yang mengacung agak bengkok itu kini berhadapan dengan wajah Lenny.
Tanpa menunggu komentar atau bahkan protes dari mangsanya, mulailah Faisal mengendus-endus dan menciumi bukit Venus di hadapannya. Jari-jarinya melebarkan bibir kemaluan Lenny yang telah basah memerah dan lidahnya menyusup ke celah liang surgawi untuk menjilat-jilat. Bagaikan seniman penuh keahlian dan kesabaran, lidah kasar Faisal semakin mencelup ke dalam tengah dinding vagina dan kembali menjalar kesana sini, menyentuh liang kencing Lenny yang sangat mungil, mencari G-spot, dan menyeruak di antara lipatan atas bibir kelamin untuk menemukan sebutir daging kesayangannya.
"Hhhhm... slrrrruuup... wuih, beceknya nih memek ama madu asli, harum manis kaya yang punya. Sluuurrp... mana dia tuh itil nyonya, eeiiit-eiiitt... nah tuh nongol, mau diisep-isep ntar digigit-gigit ya, bu?"
Lidah Faisal menyerbu kelentit kesayangannya sementara kumis baplangnya kini menggelitik dinding vagina Lenny menyebabkannya semakin terangsang. Daya pertahanannya terakhir telah runtuh, tangannya masih menggenggam dan mengocok turun naik penis sang office-boy, sementara kepala rudal berbentuk jamur itu makin membesar melekat di pipinya.
Hangatnya serta kegatalan yang terus menerus menguasai di dalam celah kewanitaan Lenny akhirnya mengalahkan perasaan malunya. Dengan hanya sedikit menolehkan kepalanya Lenny telah menyentuh ujung rudal berbentuk topi baja milik si office-boy, kemudian batang dihiasi pembuluh darah yang melingkar itu dicekal dan mulai dikocok dengan menggerakkan tangannya turun naik semakin cepat.
Setelah kemaluan Faisal dirasakannya semakin menegang dan mengeras maka Lenny kini menjulurkan lidahnya dan mulai menyentuh belahan saluran kencing di tengah kepala rudal besar di genggamannya itu.
“Ooooooh... iyah, enak, bu. Geli nikmat, terus! Nyonya cantik ternyata pinter nyepong, udah biasa nyepongin bapak ya? Duuuh enak,“ Faisal tanpa memperdulikan sekitarnya mulai mendengus melenguh merasakan keenakan karena baru untuk pertama kali batang kemaluannya disentuh dan dijilati oleh simpanannya yang sexy bahenol itu.
Faisal menahan nafasnya dan berusaha sekuatnya menahan birahinya sendiri yang mulai tinggi menggejolak. Gelitik dan godaan ujung lidah bagaikan beledu di kulit kepala jamurnya yang begitu peka, menyebabkan Faisal blingsatan, tubuh bagian bawahnya menggeliat-geliat. Diusahakannya agar lahar panasnya tak segera menyembur keluar karena kenikmatan seperti ini tentu saja ingin sekali dirasakannya selama mungkin.
Selain itu kali ini ia mempunyai tugas dan kewajiban justru sejauh dan selama mungkin merangsang si nyonya rumah agar mengalami puncak surgawi dunia berkali-kali. Harus dibuatnya sejauh mungkin lemas dan pasrah bagaikan kelinci yang tak mampu melawan lagi untuk dapat dipersembahkan kepada dua serigala lainnya yang telah kehausan menantikan saat untuk menggerayangi tubuh sekal bahenol yang sering dibanggakan sendiri oleh Faisal di saat ia membual di kantor tempat kerjanya. Oleh karena itu dengan segala macam upaya Faisal konsentrasi dan mengarahkan lagi kemahirannya untuk membakar nafsu birahi sang nyonya majikan.
“Iyah terus, bu. Masukin yang dalem, ntar keluar yoghurt asli. Ibu kan doyan yoghurt, ooooooh... pijit-pijit tuh pelir, bu, ntar ngecrotnya jadi kenceng.“ tak malu-malu lagi Faisal kini menyuruh nyonya manjikannya memanjakan si otongnya.
Lenny merasa jengah dan rona merah memenuhi pipinya yang putih halus mendengar betapa pujian Faisal terhadap tindakannya, dan ini menambah keberaniannya untuk melanjutkan lagi kegiatan yang biasanya memang sampai saat ini hanya dilakukannya dalam suasan intim dengan suaminya.
Semula masih terlihat ragu namun akhirnya Lenny berusaha membuka mulutnya dan menjepit penis Faisal diantara bibirnya, dibasahi dengan ludahnya lalu perlahan-lahan dimasukkan ke dalam mulutnya. Sementara itu paha putih dan mulus Lenny menjepit sekuat-kuatnya menahan kenakalan jari-jari Faisal yang memijit dan menekan serta mencubit kelentitnya. Air mazi kewanitaannya semakin membasahi dinding vaginanya yang terasa semakin licin dan gatal mengharapkan alat kemaluan segera menikam.
Namun Faisal tak kenal menyerah dalam menjalankan tugasnya sebagai perintis jalan, jari telunjuk dan tengahnya kini menerobos masuk ke dalam vagina nyonya majikannya, sementara ibu jarinya kini menggantikan tugas mengusap-usap dan sekali-kali menyentil daging kecil di antara lipatan bibir bawah Lenny. Jari-jari tangan tangan Faisal yang lain tetap menggenggam dan meremas-remas buah dada Lenny, menjepit kedua puting kiri kanan bergantian yang telah mengeras bagai kerikil.
Lidah kasapnya tak henti-hentinya menyapu kelentit yang semakin menonjol keluar, semakin sensitif peka dan Faisal mengetahui hal ini. Bergantian dengan lidahnya kini giginya ikut menjepit klitoris Lenny, digigit-gigit dengan mesra, digeser-gesernya deretan gigi atas dan bawah ke kiri dan ke kanan sementara klitoris itu tetap dijepit diantara kedua barisan gigi itu, hal ini belum pernah dialami Lenny.
Akibatnya Lenny merasakan rangsangan yang sama seperti kelentitnya itu dijepit dua jari kasar kemudian digewel dan dipilin-pilin, ngilu sakit-sakit, tapi sekaligus nikmat tak dapat diuraikan ribuan kata, Lenny hanya dapat menjepit kepala Faisal diantara kedua paha putih mulusnya, sementara jutaan bintang kecil bagai kunang-kunang beberapa menit kemudian meledak depan matanya.
"Oooooouuummmppph.. ssshhhhhh.. terus, bang! Geli enak, saya nggak tahan mau pipis, aaaaahhhh..." tubuh Lenny menghentak-hentak sambil mulutnya semakin cepat menyepong mengulum menjilat naik turun penis Faisal bagaikan anak kecil asyik makan es krim.
Faisal dan Lenny yang telah dilanda badai nafsu itu sama sekali tak mendengar bunyi pintu terbuka.
Disertai dengan jeritan histeris, tubuh Lenny kaku mengejang mengalami orgasmenya yang pertama dan ini menyebabkan Faisal menyeringai penuh kepuasan karena usahanya berhasil. Dengan kedua mata terpejam dan napas tersengal-sengal Lenny tak menyadari munculnya dua sosok lelaki di pintu depan.
Orgasme Lenny kali ini berlangsung lebih lama dari biasanya karena Faisal tanpa ampun melanjutkan rangsangan lidah dan giginya. Semuanya memang telah diatur dan direncanakan : selama tiga menit Lenny dikuras tenaganya - dan waktu itu lebih dari cukup bagi Fuad serta Rizak melepaskan pakaian serta sepatu mereka dan kini telah berdiri dengan bertolak pinggang sekitar dua meter dari sofa.
No comments:
Post a Comment