rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Sunday, 27 December 2015

Lenny dan Office Boy yang Beruntung 3



"Ccckkk, cckkkk.. yahuud banget badannya si nyonya, bagi-bagi dong rejekinya, Sal." Fuad menegur Faisal yang masih memeluk tubuh Lenny dengan kedua lengannya.
"Iya, ngeliatin lu ngentot gitu bikin gue jadi ngebet, nyonya amoy gini montok perlu di-service kita sekaligus kan?" ujar Rizak menimpali konconya.
Amat terkejut Lenny mendengar suara dua lelaki asing, apalagi ketika ia menengadah sedikit dan melihat dua lelaki bertubuh kasar hitam telah telanjang di depan sofa dengan penis mengacung tegak.
"Sal, tolongin dong! Ayo keluar semua, atau saya panggilin polisi. Kalian kan harus pasang carport, bukannya masuk ke rumah. Sal, bilangin mereka ntar dilapor suami saya supaya kalian nggak dibayar." Lenny sangat panik berusaha mencari dasternya yang terletak acak-acakan di sofa tempat pergulatan mereka sebelumnya, namun tentu saja daster itu pun tak akan mampu menutupi tubuh montoknya.

"Ssst... jangan takut, bu, mereka nggak akan nyakitin ibu. Mereka cuma mau ngajak senang-senang, dijamin puas bu. Tadi kan permainan kita baru mulai, tanggung bener bu. Kita rame-rame aja yuk," Faisal kini telah duduk di sofa berusaha menenangkan Lenny yang gemetaran bersembunyi di belakang tubuhnya, dasternya dilekatkan di hadapan tubuhnya.
"Iya lah, bu, udah kepalang basah mandi aja sekalian. Tadi kan ibu baru setengah dipuasin Faisal. Bagus banget gambar-gambarnya, bu, udah kami masukkan ke hape-nya Faisal, lumayan jadi obat tidur." Rizak membantu menimpali Faisal, padahal itu hanya gertak sambal karena mereka tidak merekam atau mengambil foto, namun tentu saja ucapan Rizak itu membuat hati Lenny ciut merasa terancam. Tak dibayangkan betapa malunya jika semua perselingkuhannya dengan Faisal tersebar.
"Kan ibu udah biasa ngewe ama Faisal, ntar jadi ketagihan kalo maen bertigaan. Ngikut aja permainan kita bertiga, bu, ntar kita bikinin karport paling bagus dan paling kuat. Kita janji nih, betul nggak, Zak?" Fuad menambahkan lagi sambil menyeringai penuh arti bergantian ke arah Rizak dan juga Faisal.
Lenny hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya penuh keraguan,pikirannya amat mumet untuk mencari jalan keluar dari dilema yang dihadapinya. Sendirian tentu saja ia tak akan mampu melawan tenaga tiga lelaki, dan kelihatannya memang semua telah diatur dan direncanakan oleh Faisal, bahkan kemungkinan besar juga oleh suaminya yang telah beberapa kali mengusulkannya 'duo & trio'.
Jantungnya berdegup makin cepat dan tubuhnya semakin bergetar menggigil, kedua daun telinga dan pipinya terasa memanas dan tampak merona memerah. Yang tak diduganya sama sekali dirasakannya celah kewanitaannya juga semakin terasa panas dan membasah, apakah itu akibat meningkatnya rasa takut atau karena terangsang atau campuran dari keduanya.
Bahkan kini disadarinya bahwa ada cairan lendir yang agak kental mengalir kebawah sepanjang pahanya - cairan itu pun menambah rasa aneh semacam nyaman dan bahkan gatal. Semuanya itu agaknya terungkap di ekspresi wajah Lenny yang terlihat ayu keragu-raguan, sehingga kedua pejantan yang berada disitu semakin berani mendekati sofa.
"Ayolah, bu, saya bantuin supaya nggak menggigil kaya kedinginan gitu. Sini rebahan supaya kami  bisa bantu pijitin, sebentar lagi ibu jadi tenang dan puas ngerasain servis barengan." ujar Rizak yang bersama dengan Fuad telah berada dikiri kanan Lenny dan merebahkannya perlahan-lahan di sofa.
Keduanya masih merasakan betapa Lenny berusaha melawan dan menentang, namun hanya dalam waktu satu menit istri yang molek montok itu telah ditelentangkan. Faisal kini berada di belakang kepala Lenny sambil memegang kedua pergelangannya, Fuad menciumi bibir Lenny dengan rakusnya, sambil meremas-remas bukit kembar dadanya.  Rizak mengusap-usap betis paha kiri Lenny, sedangkan jari-jari kaki kanan Lenny dilahap masuk ke mulutnya, kemudian celah-celah jarinya dijilati penuh nafsu.
Serangan bertubi-tubi itu tentu saja semakin membakar hasrat kewanitaan Lenny yang sejak semalam telah menantikan kepuasan yang tak diterimanya dari Lukman, sedangkan kepuasan yang diberikan Faisal beberapa saat itu masih jauh dari tuntas dan masih mendambakan kelanjutannya. Kini dialaminya keroyokan yang sama sekali tak diduga akan dialami sedemikian cepat, kesadarannya untuk menolak sudah terlalu dipengaruhi dan ditumbangkan oleh Faisal sebagai perintis jalan dari multiple swinger ini. Lenny hanya dapat mendengus dan melenguh ketika hormon birahi kini mengalahkan akal sehatnya.
"Ooooooooohh, pak.. saya mau diapain lagi? Bang Faisal, toloooong! Aaaaaiiiihh, geli... mmmmmpppppfhhh,"
Lenny berusaha meronta lemah melepaskan kedua pergelangan tangannya yang dicekal dan ditekan ke sofa oleh Faisal. Kakinya yang jenjang berusaha menendang menghentak karena sangat kegelian diusap pahanya, juga terutama kulit peka diantara celah jari-jari kakinya digelitik tak hentinya oleh lidah Rizak. Geliatan dan rontaan binal Lenny bagaikan cacing masuk abu panas, semakin memacu kegemasan kedua pejantan. Mereka terus-menerus menjelajahi setiap sentimeter badan mulus montok putih itu, buah dada dengan puting tinggi mencuat, pinggang dan perut datar dengan cekungan pusar, paha betis mulus bagaikan padi Cianjur - semuanya kini tak hanya putih namun mulai penuh bercak remasan, kecupan, cupangan dan gigitan.
Posisi mereka telah berganti kembali : sementara Faisal tetap memegangi kedua pergelangan Lenny di atas kepalanya, maka mulut Fuad merajalela di ketiak licin, diciumi dan dijilat-jilat amat rakus. Setelah itu kedua puting Lenny menjadi sasaran : dimasukkan ke dalam mulutnya dan digigit-gigit gemas.
Kedua paha mulus Lenny kini telah menjepit kepala Rizak yang tenggelam di selangkangannya, usaha sebelumnya untuk menutup merapatkan selangkangannya hanya sia-sia karena kedua tangan Rizak terlalu kuat dan menekan paha itu kesamping. Setelah mulut Rizak melekat di bukit Venus berbulu halus itu maka tangannya berganti kegiatan dan mulai meremas-remas bongkahan pantat yang padat.
Karena kedua pahanya telah dilepaskan dan tak lagi ditekan ke samping oleh tangan Rizak maka kini Lenny sanggup menjepit sekuatnya karena menahan geli gelitikan lidah kasar masuk celah vaginanya.
"Oooooohhh... ampun... geli!! Lepasin, ooooooaaaauuuw... bang Faisal,tolongin.. saya udah nggak kuat, nggak tahan gelinya." Lenny menjerit-jerit.
"Hmm, nyonya amoy bodinya mulus amat. Enak nggak dikerubutin, neng? Sekarang abang pengen diserpis nyepong kaya si Faisal tadi, nih nyobain gimana rasanya barang abang."
Fuad yang selama ini menggarap bagian atas tubuh Lenny menyodorkan penisnya ke arah mulut Lenny yang terbuka lebar. Lenny berusaha mengelak dan menoleh ke samping namun kalah cepat dan kepala jamur yang disunat milik Fuad menerobos masuk ke dalam mulutnya membuat Lenny batuk tersedak.
"Hhhhuuueek.. mmmmpppfffh.." berulang-ulang Lenny berusaha untuk menahan rasa ingin muntah karena berbeda dengan Faisal yang masih agak halus memaksanya, maka Fuad amat kasar memasukkan tongkolnya,  rupanya memang Fuad mempunyai sifat agak sadis.
"Tenang, bu, rileks.. nikmati aja, kita nggak mau nyakitin, cuma mau pelesiran." bisik Faisal di telinga Lenny berusaha menghibur nyonya majikannya yang kini dijadikan mangsa oleh kedua sopir perusahaan yang perkasa.
Kedua pergelangan tangan Lenny tetap dicekal Faisal dengan erat di atas kepala dan ditekan ke sofa, sehingga tak ada kemungkinan untuk melawan. Menghadapi tenaga ketiga lelaki kesurupan itu Lenny akhirnya menyadari tak akan mungkin untuk menang, apalagi lidah Rizak semakin dalam menyelinap di celah memeknya. Karena itu Lenny tak lagi berusaha mati-matian melawan naluri kewanitaan yang mengharapkan dilanjutkannya kenikmatan yang telah dimulai oleh Faisal namun masih belum tuntas.
Lenny berusaha mengendalikan nafasnya dan menyesuaikan diri dengan gerakan maju mundur penis Fuad di mulutnya. Usahanya itu memang sebagian berhasil dengan bertambahnya ludah di mulutnya sehingga kejantananan Fuad pun semakin licin, namun karena rudal daging itu semakin memanjang dan melebar maka sendi rahang Lenny terasa pegal karena dipaksa membuka semaksimal mungkin. Pegal di sendi rahangnya terlupakan sementara oleh Lenny karena kegiatan Rizak di selangkangannya.
"Slurrrrrp.. weleh-weleh, becek amat memeknya, bu.. yihuuu, keluar banyak madu amoy, sepet asem tapi ada manisnya juga. Sluuurrrp.. sluuuurrp.. katanya bagus buat nambah syahwat lelaki ya,"
Rizak sangat getol dan asyik menjilati bagian dalam dinding vagina Lenny sambil mengendus aroma khas cairan kemaluan wanita yang sedang mabuk birahi. Jilatan Rizak merantau pula ke arah lipatan atas bibir kemaluan Lenny untuk mencari kelentit yang semakin menegang pula bagaikan penis kecil.
"Eeeeesssshh.. udah, geli... geli, bang, saya nyerah.. ooooooh.."
Hanya beberapa detik Lenny sempat mengeluh mendesah karena mulutnya segera disumpal kembali oleh penis Fuad. Pahanya semakin tak karuan membuka menutup, melurus dan menekuk, menghentak dan berusaha menendang ke sana-sini menahan kegelian tak terkira. Bahkan pantatnya yang montok pun berusaha menggeser ke kiri ke kanan menahan rasa panas, gatal dan geli tak terkira di selangkangannya. Gerakan pantat Lenny ditafsirkan sebagai berhasilnya rangsangan di memeknya, dan hal ini justru membuat Rizak bersemangat menghisap, menjilat dan menggigit sang kelentit. 
Semua geliatan dan geseran pinggul Lenny ke arah manapun hanya sia-sia saja karena bibir Rizak yang tebal dower itu bagaikan magnet kini melekat di klitoris yang makin merah dan peka. Jilatan dan gewelan Rizak mengapungkan Lenny semakin tinggi, semakin meningkat dan mendekati puncak birahi sang tubuh dewasanya yang penuh hormon kewanitaannya sehingga cepat tercapai !
"Auuuuwww.. oooooooohhhh.. ampuun, geli.. ooooohhh.. iya terus.. gelibang, saya keluar mau pipis lagi, aaaaaahhhhh..." Lenny mengejang bagaikan penderita penyakit ayan ketika arus badai gelombang orgasme menghempaskannya kepantai kepuasan, disertai pinggulnya melengkung ke atas sementara mulut Rizak tetap melekat di bukit Venusnya.
Hanya jari-jari kaki Lenny yang menekuk kaku ke dalam masih melekat dengan sofa dan dengan bagian bawah tubuhnya mengapung. Maka mudahlah kini Rizak meremas bongkahan pantat Lenny serta diletakkannya kedua lutut Lenny yang menekuk itu di atas pundaknya. Penuh kepuasan Rizak menatap celah kewanitaan Lenny yang setengah terbuka serta basah mengkilat oleh cairan pelumas tercampur liurnya, dengan dinding menggetar dan berdenyut-denyut secara ritmis. Penisnya telah menegang penuh bagaikan pentungan kasti kini dipegangnya dengan tangan kanan lalu diletakkan di tengah lembah surgawi Lenny, sedangkan telunjuk, jari tengah serta ibu jarinya menguakkan bibir kemaluan Lenny ke samping, perlahan tapi pasti Rizak mulai menekan dan mendorong masuk.
"Auuuuuww.. pelan-pelan, bang, masuknya. Nyeri, bang, jangakasar-kasar...ooooohhh.." di saat bersamaan Fuad dengan sadis menyodok kerongkongan Lenny.
"Busyet, sempit amat sih nih memek amoy. Udah dilumasin tetep aja peret, uuuuhh... enaknya, bu." Rizak menekan mendorong sambil sedikit memutar ganti arah sehingga akhirnya amblaslah seluruh batang kemaluannya di lorong surgawi Lenny. Hampir seluruhnya batang rudal itu masuk ke dalam vagina Lenny ketika dirasakannya telah menyentuh mulut rahim, setelah itu mulailah Rizak dengan penuh semangat memompa mangsanya tanpa memperdulikan rintihan sakit Lenny.
"Enak tenan euy, wuiiih.. bisa abis tenaga duluan nih sebelum pasang karport. Tapi ibu sekarang diserpis dulu ya, nggak apa lah saya dua kali kerja bakti, uuuuuuuh.. sempitnya nih lobang, bisa ngurut dan mijit lagi. Iyah, terus  gitubu, pijitin barang saya biar keluar sarinya." Rizak berceloteh ketika memompa maju mundur selama setengah jam dan Lenny terlihat semakin lemas.
Gantian dong, Zak , jangan elu aja, gue sekarang mau ngejos juga." demikian gerutu Fuad melihat adegan persetubuhan Lenny dan Rizak, sedangkan kemaluannya sudah begitu membesar memanjang sehingga hanya sepertiga sanggup disepong oleh Lenny yang agaknya telah benar-benar menyerah.
"Oke-oke.. iya deh nyonya amoy muda ini gue kasih jus asli simpenan pelir pusaka, biar seger lagi dan lamaan ngelayanin kita semua," Rizak mencabut penisnya tiba-tiba dari vagina Lenny sehingga berbunyi plop dan kini merebahkan dirinya untuk langsung minta disepong oleh Lenny.
Lenny yang telah mulai lemas karena telah dua kali orgasme itu merasakan tubuhnya diangkat oleh Faisal dan Fuad, kemudian disuruh berlutut dalam posisi nungging menyepong Rizak yang terlentang.
"Ayu, bu, nyang bener ya nyepongnya. Tadi kelihatan ibu pinter banget ngelonin barangnya Faisal, sekarang giliran saya dong. Kocok pelan-pelan, turun naik, sambil dikulum dijilat. Iya begitu... terus, bu, ooooohhh enaknya... sini saya bantuin pegangin kepala ibu, jadi lebih lancar keluar masuknya. Iya manteb, bu, bentar lagi nyampe nih."
Rizak memegangi kepala Lenny yang diturun-naikkan sambil dicekal rambutnya agar waktu ejakulasi Lenny tak dapat mengelak harus minum mani kentalnya. Percuma saja Lenny meronta dan penis Rizak tetap menancap di mulutnya.
"Auughhh... sssshhhhh.. eeeergghh.." Lenny kembali harus mengadaptasi mulut dan kerongkongannya karena kembali dipaksa untuk mengulum menghisap penis berikutnya. Meskipun penis Rizak kecilan dibandingkan dengan milik Fuad namun tetap saja menyesakkan sekali di mulut Lenny yang mungil, apalagi Rizak selalu menekan kepalanya ke tengah selangkangannya.
 Sementara itu Fuad berdiri di belakang tubuh Lenny sambil mengusap mengelus-elus bongkahan pantat bahenol dan mengarahkan kejantanannya ke lubang vagina yang tampak mengkilat memerah.
Karena ukuran penis Fuad lebih besar daripada milik Rizak maka walaupun masih licin dilumasi cairan kewanitaan dan ludah namun Fuad harus sedikit memaksakan kepala jamurnya menyelip diantara bibir vagina, selain itu harus dibantu kedua tangan Fuad yang merenggangkan bongkahan pantat Lenny. Penisnya yang amat besar berurat-urat dan agak bengkok ke atas itu menyelinap.
"Ooohhh, memang laen bener ya memek gedongan dibanding perek murahan, mesti ganti lagi persneling supaya masuk. Iya enakbu, sempitnya..."
Fuad menggeram dan mendorong pinggulnya ke depan sehingga akhirnya kepala penisnya terbenam di lembah surgawi, setelah itu Fuad memakai taktik dorong tarik dorong tarik sehingga pada suatu saat rahim Lenny dapat dibenturnya. Setelah itu tanpa memperdulikan permohonan Lenny yang sambil tersedak-sedak oleh penis Rizak memohon tak terlalu kasar, karena setiap benturan di rahimnya terasa sangat ngilu.
"Hehehe, mulai keenakan ya, bu, ngilu tapi enak kan dijedug-jedug ama daging lumpang Madura campuran Arab? Kapan lagi ibu ngalamin serpis sekaligus tanpa bayar,"
Fuad memegang pinggul lipat paha Lenny lalu ditariknya dengan mendadak berbarengan dengan gerakan sendiri ke depan sehingga rahim Lenny terhunjam dengan sangat kasar, menyebabkannya melenguh merintih sakit kengiluan.
Pinggang, pinggul dan bongkahan pantat Lenny yang bohay sekarang penuh bercak merah karena remasan tangan Faisal, Rizak dan Fuad. Badannya mengkilat mandi peluhnya sendiri yang tercampur pula keringat kedua lelaki yang sedang menggarapnya. Tenaganya semakin lama semakin terkuras melayani kedua lelaki kasar itu, sementara Faisal telah bersiap pula ikut bertarung di arena sofa itu.
Namun pada saat ini kedua sopir direksi yang sedang asyik itu tak mau memberikannya kesempatan : mereka ingin menghabiskan dahulu pergumulan mereka dengan menyumbangkan benih kelaki-lakian yang semakin mendidih akan keluar dari biji-biji pelir mereka. Sambil memberikan tanda, kedua lelaki pejantan itu meningkatkan kecepatan sanggama mereka : Rizak memaksa kepala Lenny naik turun di batangnya yang sedang dikulum sehingga terdengar bunyi kecipak, sedangkan Fuad menggenjot vagina Lenny dari belakang sehingga pantatnya beradu dengan paha berbulunya dan berbunyi khas pula. Sekitar sepuluh menit mereka berdua mendengus-dengus bagaikan kuda berpacu dan berakhir dengan suara jantan menggeram bersama.
"Duuh, enak tenan. Iyabu, sekarang udah banjir. Telan, hirup, bu.. aaahhhhh.."
Jari-jari Rizak mencekal rambut Vonny dan menekan kepalanya ke bawah sangat kuat sehingga untuk beberapa saat Lenny gelagapan. Untunglah Lenny memang sering berenang dan terutama pandai menyelam , sehingga menahan nafas selama dua menit bukanlah hal terlalu sulit.
Ccccrooooott.. croooooot.. Rizak menyemburkan air mani hangatnya ke dalam kerongkongan Lenny yang mau tak mau harus ditelannya, terasa sangat kental dan sepat agak asin. Karena banyaknya sperma Rizak maka terlihat ada beberapa tetes keluar dari sudut mulut Lenny. 
Pada saat bersamaan Fuad menghantam rahim Lenny sedemikian kasar dan buas, menyebabkannya memekik dan menggeliat karena bagaimanapun mulut rahim sangat peka dipenuhi jutaan ujung syaraf.
"Ahhhhhhhhh.. aaauuuuuuuuwww.. pelan-pelan dong, pak, jangan kasar begitu..ngilu kan, auuuuuw!!" Lenny menggelepar-gelepar dan meliukkan tubuhnya yang tetap dipegang dengan ketat oleh Fuad.
Geliatan tubuh Lenny bahkan semakin menambah semangatnya untuk memompa maju mundur karena vagina sempit itu dirasakannya seolah mengkerut memijit-mijit penisnya, entah karena ingin melawan atau menolak. Tak pernah dibayangkan dan diimpikan Fuad bahwa ia akan sempat menikmati tubuh seorang amoy, sekaligus seorang nyonya kelas atas dan istri pemimpin perusahaan tempat kerjanya.
Faisal yang selama ini menyaksikan dari samping merasakan si ujangnya mulai kembali bangun dan mengeras menyaksikan nyonya cantik istri majikannya di kantor dikerjain oleh dua orang lelaki kasar. Pikiran mesumnya kini telah mengusainya sedemikian rupa sehingga telah dibayangkannya sesuatu hal yang selama ini pun tak pernah dilakukan, walaupun ia telah beberapa kali swinger dengan Lenny.
"Ayo kita gantian lagi main barengan, gue belom ngerasain gimana memek nyonya gedongan, akur kan semua?" tanya Rizak yang menarik penisnya dari mulut Lenny namun tetap merebahkan diri dan memberikan tanda bahwa si nyonya dapat menungganginya dalam posisi woman on top yang rupanya memang sangat disenanginya.
Fuad agak menggerutu karena sebenarnya belum puas memompa Lenny dari belakang, namun setelah dilihatnya wajah yang kuyu kelelahan dan mulut mungil yang merekah maka timbullah keinginannya untuk banjir di dalam rongga mulut Lenny seperti yang beberapa menit lalu dilakukan oleh temannya, Rizak.
Oleh karena itu Fuad dan Faisal membantu mengangkat tubuh Lenny dan perlahan-lahan diletakkan di atas tubuh Rizak yang terlentang dengan kemaluan mengacung ke atas bagaikan tugu Monas. Lenny yang sudah lemas itu tak sanggup melawan dan membiarkan tubuhnya dipermainkan, diangkat, lalu perlahan namun pasti diturunkan ke bawah dengan vaginanya ditancapkan di penis Rizak yang tegak.
Blees, bleeess, senti demi senti Lenny merasakan vaginanya dibelah dari bawah oleh pentungan daging Rizak. Walaupun telah cukup licin dengan lendir madunya serta banyaknya ludah Faisal tadi namun tetap dirasakannya celah kewanitaannya kini penuh sesak. Lenny memejamkan mata dan mengharapkan bahwa semuanya hanya mimpi belaka, namun di balik itu ada pula kepuasan karena hasrat libidonya semalam tak dipenuhi oleh Lukman. Setelah itu maka dirinya pun seolah digoda oleh Faisal yang hanya memuaskannya dengan rangsangan oral, namun kini digarap tiga lelaki sekaligus.
Tak hanya puas dengan menancapkan lembing dagingnya dari bawah, Rizak kini bergantian meremas kedua buah dada Lenny yang menggantung di depan matanya, sekaligus digigit putingnya dengan gemas, lalu dikenyotnya sekuat tenaga bagaikan bayi ingin memaksakan ingin menyusu.
"Aauuuww.. sakit. Jangan, pak, sakit.. ngilu.. jangan digigit lagi, aaaah..aaaauww!!" Lenny hanya dapat mengeluh mendesah, namun beberapa detik kemudian mulutnya yang terbuka lebar telah dijejali oleh penis Fuad yang menyodok kasar menyentuh langit-langitnya.
"Iya, gitu pinter. Ayo disepong, dijilat, dikulum yang lama.. ntar diminum nih air mazi buatan arab, pasti ketagihan sama sari korma, oooooohh... enaknya! Iya terus,amoy cantik." Fuad merem melek merasakan barangnya bagaikan memasuki sarung beledu hangat dan lembab.
"Oorrrgh.. gghhhhhkkk.. sssshhhhhh.." hanya itu yang keluar dari tenggorokan Lenny.
Mendadak terasa Lenny ada dua tangan mengusap-usap kulit pinggulnya, usapan itu kini tercampur dengan remasan lembut, kemudian tangan itu mencekal kedua bongkahan pantat dan dipaksa merekah ke samping. Secara naluriah Lenny menyadari apa yang mungkin akan dialami berikutnya, dan... siapa lagi kalau bukan Faisal yang tengah mempermainkan pantatnya, dan apa niatnya?
Oooh, pasti dia ingin.... tak mau, aku tak mauLukman, suaminya, saja tak pernah diizinkannya untuk nyeleweng ke arah situLenny kini panik dan berusaha berontak melepaskan diri.
Selama ini Lenny belum rela 'kegadisannya' yang terakhir itu direnggut oleh suaminya sendiri, selalu ia menolak dengan seribu satu alasan. Lenny selalu menjanjikan Lukman suaminya bahwa ia baru akan bersedia mempersembahkan keperawanan pantatnya jika mereka telah menikah cukup lama.
Ia selalu berhasil menunda desakan suaminya dan Lenny merasa sangat bangga karena masih ada mahkota keduanya yang belum pernah direnggut oleh suaminya, namun saat ini... dalam cengkeraman tiga lelaki... ia akan kehilangan mahkota keduanya itu , dan yang akan merenggutnya adalah bukan Lukman suaminya, tapi si office-boy yang selama ini telah swinger beberapa kali.
"Uuuugggh.. aauauuuuwwww.. sialakamu, Sal.. sakit, tolong ampuni aku..aaaahh!!" lolongan memilukan Lenny memenuhi ruangan saat Faisal sambil tersenyum sadis dan mulai menekan penisnya ke tengah lubang anus Lenny yang masih mengkerut menolak sekuatnya kepala penis Faisal.
Lenny berusaha bangun dari posisinya namun segera dipeluk sekuat tenaga oleh Rizak yang berada di bawah, sehingga kini ia hanya berusaha mencakar sejadinya ke arah belakang. Namun Faisal bertekad untuk memasuki lubang kecil yang sejak lama dipikirkannya mungkin memang belum pernah ditembus oleh Lukman. Faisal meludahi kepala penisnya beberapa kali, kemudian dicobanya kembali menjebol lubang paling intim nyonya majikannya.
Bebarapa kali gagal meleset ke samping, namun setelah Rizak membantunya dari bawah dengan mengalihkan pelukan dari pinggang ramping ke bongkahan pantat wanita mangsanya. Dengan bantuan kedua tangan Rizak yang biasa kerja sambilan itu maka lingkar otot pelindung anus Lenny perlahan-lahan terpengkang kesamping dan akibatnya terlihat anus merah itu agak membuka, percuma saja Lenny bertahan mati-matian... dan kesempatan ini tak disia-siakan Faisal, kepala penisnya menyelinap melewati otot lingkar.
Bleeess!!!
"Aaaaaaahhh.. aduuh!! S-sakit, ampuun.. oooooh, saya tak kuat.. oooohhhh..kasihani saya! Uuuuuuuuhh.. sakit, bang, ampuun... udaah,"
Akhirnya Lenny hanya dapat merintih dan terisak-isak menyerahkan dirinya penuh kepasrahan dalam permainan ketiga lelaki. Penuh penyesalan di benaknya mengingat bahwa betapa sering suaminya Lukman mengajak untuk mencari variasi ketika ML - antara lain juga ke lubang alternatif itu. Betapa bodohnya ia selalu menolak, namun kini semuanya ibarat nasi telah menjadi bubur, keperawanankedua dan terakhir itu telah direnggut dan dinikmati sepenuhnya oleh si office-boy.
Ketiga lelaki pegawai suaminya kini menggarap tubuhnya habis-habisan, dan mereka tak hanya mencari kenikmatan mereka sendiri namun memaksanya untuk mengalami orgasme berkali-kali. Bagaikan sedang berlomba berpacuan di arena, Faisal - Fuad dan Rizak memasuki ketiga lubang di tubuh Lenny, menyeretnya ke gelombang tsunami yang semalam tak diberikan oleh suaminya sendiri, dan mulailah ketiganya menggarapnya habis-habisan, sampai akhirnya...
"Aaaaaah... iya terus, ssssshhhhhh... masukin ke dalam.. oooohh.. aaaauuuw,sakiit.. oooohhh.. sakiit enak,"
Lenny melihat jutaan bintang di depan matanya, wajahnya menengadah mencerminkan rasa sakit dan nikmat tak terkira. Lubang hidungnya kembang kempis, mulutnya yang mungil membuka, dari tenggorokannya terdengar rintihan amat memilukan. Rintihan mana juga terselang-seling desahan seorang wanita dewasa yang menyerah pasrah di dalam badai kenikmatan, di dalam badai mana akhirnya Lenny menangis terisak-isak di pelukan tiga lelaki. Dia menjerit, meratap memohon permainan dihentikan, sekaligus ingin terus diperkosa dan disodomi.
Ketiga lelaki itu saling berpandangan penuh kepuasan dan menghantamkan-menghunjamkan senjata masing-masing sebelum hampir bersamaan mereka menyemburkan lahar mereka ke tubuh Lenny yang demikian basah kuyup tercampur keringat mereka. Pada saat mana mata Lenny telah terbalik ke atas, tubuhnya lemas lunglai tak sanggup lagi menerima kemesraan ganas ketiga pejantan dan... pingsan.
Faisal menggendong tubuh Lenny yang padat bahenol itu, diletakkannya hati-hati di ranjang kamar tidur mewah, ditutupnya dengan selimut, dinyalakannya ACsebelum ditutupnya pintu.
Ketika Lukman pulang, ditemukannya istrinya masih tertidur lelap dalam keadaan telanjang di ranjang. Lukman melepaskan bajunya sendiri sehingga ia pun bugil, dipeluknya istrinya penuh kemesraan. Lenny hanya melenguh, menangis tersedu-sedu dan memeluk Lukman erat-erat.
Ketika akhirnya Lenny bangun maka Lukman mengajaknya untuk mandi bersama di bath-tub, dalam genangan air hangat itu Lukman tak banyak bertanya namun mengajak istrinya untuk ML, dan... Ternyata Lenny sama sekali telah berubah, transformasi menjadi istri binal karena ia melayani Lukman penuh gairah, bahkan seolah-olah peristiwa perkosaan gangbang sebelum itu tak pernah terjadi. 
Setelah itu kehidupan pernikahan pasangan muda ini sama sekali tak terpengaruh negatif, Lenny pun dimana ada kesempatan tak segan-segan melayani bukan hanya Lukman tapi juga si ketiga pejantan.

TAMAT

No comments:

Post a Comment