Sudah satu tahun lebih asep berjualan bubur ayam dikomplek itu, yg merupakan kawasan elit diarea Jakarta, cukup laris dagangannya setiap kali ia berkeliling menjajakan bubur ayam dengan gerobak diarea itu, tak sia-sialah dia memberikan “pelican” kepada satpam penjaga komplek setiap kali melintasi gerbang komplek. sebetulnya tidaklah banyak yg asep berikan kepada satpam penjaga komplek itu, hanyalah semangkuk bubur yg diberikannya secara gratis, dan dengan leluasa sang satpam akan mempersilahkannya untuk berdagang kesekeliling komplek.
Sebenarnya tak ada larangan dari pihak otoritas komplek untuk melarang pedagang makanan memasuki area komplek, kecuali pengemis, pengamen dan sales yg tidak jelas, namun dasar satpam disitu saja yg memanfaatkan posisinya untuk memperoleh keuntungan, yah bukankah dinegeri ini memang begitu adanya, terutama para aparat birokrasi, yg kerjanya hanya memanfaatkan aturan dan hukum untuk mendapatkan keuntungan, dan satpam itu hanyalah gambaran kecil saja.
“ Disini tukang dagang gak boleh masuk bang.. saya sih cuma menjalankan tugas aja… tapi kalau situ mau kasih saya sarapan bubur tiap pagi sih, saya akan bicarakan nanti sama boss.. biar ada keringanan.. saya sih enggak maksa nih...”
begitu ujar sang satpam saat dulu pertamakali asep akan mencoba berjualan keliling komplek itu, sudah barang tentu itu hanyalah akal-akalan sang satpam, dengan tanpa pikir panjang asep langsung menyanggupi tawaran sang satpam.
“ Saya sih cuma mau nolong aja nih bang..gak ada maksud apa-apa…” begitu ujarnya lagi, sambil menerima semangkuk penuh bubur ayam lengkap dengan sate ampela ayamnya.
“ Tapi ngomong-ngomong situ ikhlas enggak nih…?” ujarnya lagi, sambil menyantap bubur, yg sudah barang tentu asep menjawabnya ikhlas.
Semenjak itu asep secara rutin memberikan sarapan gratis pada sang satpam, namun pada sore harinya asep tak lagi diharuskan memberikan semangkuk bubur, karna selain berdagang pagi hari, asep juga berdagang pada sore harinya dikomplek itu.
Bubur ayam asep sangat laris, jarang sekali asep pulang dengan dagangan masih tersisa, selalu habis walaupun dua kali dalam satu hari dia jualan berkeliling komplek itu, pagi hari asep berjualan mulai jam 6 pagi, memasuki pukul 8 pagi biasanya dagangan asep telah habis terjual. Dan untuk sore harinya pada pukul 4 sore asep mulai berkeliling, dan tak sampai mahgrib dagangannyapun ludes tak tersisa.
Menurut orang-orang dikomplek, bubur asep memang enak, bersih dan higenis, dan aseppun sebagai penjual memang selalu berpenampilan bersih. Kalau dilihat sosok asep memang tidaklah cocok sebagai seorang pedagang bubur keliling dengan gerobak seperti itu. Wajahnya yg tampan serta posturnya yg atletis lebih pantas sebagai pemain sinetron, namun nasib yg berkata lain, asep hanyalah seorang dari desa yg sekolahpun hanyalah tamat SMP, usia asep kini 25 tahun, berdagang bubur dijakarta dengan meninggalkan istri dan seorang anak yg masih kecil dikampung didaerah jawa-barat, sekitar sebulan sekali asep pulang untuk menyetor hasil jerih payahnya kepada istri tercinta.
Karna penampilan asep itu pulalah banyak pembantu-pembantu rumah tangga dan baby sitter disekitar komplek yg tergila-gila padanya, namun dengan bijak asep selalu berkata bahwa dia telah berkeluarga. Dan bukan hanya para pembantu yg terpikat oleh asep, namun juga ibu-ibu disekitar komplekpun banyak yg terpincut oleh ketampanan asep, walaupun hanya disimpannya didalam hati saja tentunya.
Salah satu lengganan bubur asep yg setia adalah Ibu Hajjah Rina, orang-orang disekitar komplek biasanya memanggilnya bu haji, rina merupakan istri dari seorang petinggi dari sebuah partai berbasis religi, yg pada pemilu 2004 lalu memperoleh suara mayoritas di DKI.
Walaupun usia rina sudah 40 tahun, namun penampilan rina cukup menarik, dengan wajahnya yg cantik, berkulit putih dan selalu berjilbab. Bentuk tubuhnyapun cukup proporsional untuk seorang wanita, walaupun dengan mengenakan pakaian yg menutupi aurat secara penuh, namun orang masih dapat membayangkan bentuk tubuhnya yg aduhai, dengan pantatnya yg besar bak gitar spanyol dan buah dadanya yg juga besar bak jeruk bali.
Rina adalah salah satu dari ibu-ibu dikomplek itu yg secara diam-diam menaruh hati dengan ketampanan asep, namun biasalah sebagai seorang yg telah bersuami dan memiliki posisi terhormat pula, terlebih lagi dengan status hajjah yg disandangnya, berbeda dengan para pembantu dikomplek itu yg cengengas-cengenges dan tebar pesona yg berlebihan kepada asep, sebaliknya rina bisa dengan pandai menyembunyikan perasaannya itu, atau istilahnya ja’im. Walaupun sering juga rina mencuri pandang kepada asep saat rina menunggu asep melayani bubur yg ia beli.
Seperti pada sore itu, seperti biasa rina membawa mangkuk sendiri, dan menanti asep yg dengan cekatan meracik bubur dimangkuk rina, dan seperti biasa pula rina selalu mencuri pandang memperhatikan asep. Dalam hati rina berkata agar asep bisa lebih lama dalam meracik bubur itu, dengan begitu dia juga akan bisa lebih lama menatap wajah asep, yah.. walaupun hanya menatap, itupun dengan mencuri-curi, dan rina akan berpura-pura membuang muka kearah lain saat tatapan asep mengarah kepadanya.
“ Tumben cuma satu mangkok bu haji, biasanya dua…” ujar asep, sambil memberikan mangkuk yg telah tersisi bubur sesuai pesanan rina.
“ Eh, anu.. Iya mang, Nana masih belum pulang sekolah, ada pelajaran tambahan katanya hari ini..” jawab rina gugup, entah mengapa kali ini pikiran rina begitu ngeres, setiap kali asep datang rina memang selalu mencuri pandang pada asep, dan saat itu biasanya rina hanya sekedar mengagumi ketampanan asep, tidak lebih, dan rinapun tidak mengharapkan apa-apa.
Namun tidak untuk sore ini, saat ini rasanya ingin diterkamnya asep, ingin dipeluknya dan ingin aahh.. “ apakah libidoku yg sedang tinggi-tingginya saat ini, dikarnakan siang tadi aku terlalu banyak makan lobster..ah bisa jadi” pikirnya.
Dan entah mengapa sore itu timbul pikiran gila dikepalanya, nafsu birahinya yg begitu memuncak menghilangkan akal sehatnya, terlebih-lebih sudah hampir satu minggu ini suaminya tidak pulang, ada urusan didaerah katanya, sehingga selama itu pula kebutuhan biologis rina yg satu ini belum terpenuhi.
Sebagai seorang wanita rina memang bisa dikatakan termasuk memiliki hasrat dan nafsu yg tinggi, dan hasratnya itu harus dapat tersalurkan, dua atau tiga hari mungkin rina masih bisa tahan, namun ini sudah seminggu suaminya belum juga pulang, dan sialnya lagi tadi siang begitu banyak dia mengkonsumsi udang lobster, makanan yg satu ini memang memiliki kandungan zat tertentu yg dapat memacu libido, itu yg dialami rina saat ini.
“ Mang.. bisa minta tolong enggak..” tanya rina, sambil menoleh kiri kanan kawatir ada yg melihat.
“ Tolong apa bu haji..?” jawab asep
“ Bu haji minta tolong, kayaknya dikamar bu haji ada tikus mati dibawah lemari, tapi bu haji gak berani mau nguburnya jijik.. tolong mang asep kuburin ya mang..” pinta rina
“ Ah, beres lah, itu sih soal kecil bu haji.. mari biar saya urus.. mana tunjukin kamarnya ” ujar asep sambil mencoba masuk kerumah rina.
“ Eh mang.. tunggu dulu, ini gerobaknya dibawa masuk aja sekalian..” ujar rina
“ Ah, biarin aja bu haji, siapa yg mau nyolong gerobak kayak gituan…” jawab asep
“ Eh jangan begitu mang, duitnya mang asep kan ada dilaci itu semua.. sebaiknya dimasukin sekalian aja mang..” pinta rina. Sebenarnya yg dikawatirkan rina sesungguhnya adalah dengan adanya gerobak bubur asep didepan rumahnya orang-orang akan tau kalau asep ada dirumah rina, untuk itu rina berpendapat akan lebih aman apabila gerobak itu disembunyikan saja sekalian didalam rumah, karna ada niat rina untuk “menyekap” asep didalam rumahnya untuk beberapa saat.
Akhirnya sesuai yg diinginkan rina, asep memasukan gerobaknya kedalam garasi mobil rina, walaupun agak terkejut juga asep begitu melihat rina langsung menutup rolling door garasi itu, namun asep tak mengambil pusing seraya diikutinya langkah rina masuk kedalam rumah yg cukup mewah itu, tampak oleh asep diruang utama terlihat pajangan-pajangan dinding yg bernuansa islami, baik itu kaligrapi maupun gambar ka’bah yg cukup besar, disebelah ruang utama yg tampaknya difungsikan sebagai ruang kerja suami rina, terdapat background lambang partai dengan gambar padi yg diapit oleh dua buah bulan sabit, lambang yg sudah tidak asing lagi bagi asep. sementara disudut lainnya terdapat ruangan yg tampaknya difungsikan sebagai mushola.
Asep masih mengikuti langkah rina, tampaknya memang dirumah itu hanya ada rina seorang, karna memang pembantu rumah tangga rina selalu pulang kerumahnya selepas asar, setelah selesai dengan tugas beres-beresnya, dan akan datang kembali kerumah rina seusai subuh, begitu setiap harinya, sehingga praktis sore ini hanya rina sendiri dirumah, karna menurut pengakuan rina, Nabila anak gadisnya semata wayang yg masih duduk di SMU itu, masih ada pelajaran tambahan, sehingga yg biasanya pukul dua siang sudah sampai dirumah, namun kali ini belum.
Akhirnya rina memasuki sebuah kamar, mungkin ini kamar yg dimaksud bu haji itu, pikir asep.
“ Ayo masuk mang.. “ ajak rina untuk mempersilahkan asep masuk
Alangkah terkejutnya asep saat berada dalam kamar tersebut, kontras sekali perbedaannya dengan ruangan-ruangan lainnya dirumah ini, bagaimana tidak, dalam kamar yg luas yg bernuansa eropa modern, terdapat lukisan klasik yg sangat artistik bergambarkan seorang wanita setengah telanjang sedang merangkul seorang pria berpakaian bangsawan eropa kuno, dan diatas meja terdapat beberapa patung wanita setengah telanjang yg cukup antik, dan dibagian lainnya, astaga.. pikir asep, sebuah patung kayu tradisional suku asmat yg menggambarkan seorang pria dengan batang kontol sedemikian besarnya yg membuat asep hanya tersenyum. Dan yg membuat asep lebih terkejut lagi adalah saat melihat bar mini dengan raknya yg berisikan berbagai jenis minuman keras.
“ Ma..mana tikus matinya bu haji..” tanya asep agak gugup melihat tatapan rina yg dirasakannya ganjil.
Bukan jawaban yg diberikan rina, rina hanya tersenyum, senyuman yg misterius menurut asep, namun juga senyum yg menggoda, semakin gugup asep dibuatnya, terlebih disaat rina melepaskan jilbab yg membungkus kepalanya. Ternyata dibalik jilbab rina yg senantiasa membalut kepalanya itu, terurailah rambut rina yg diberi pewarna pirang agak kemerahan, walaupun tidak sepenuhnya dicat berwarna merah memang, masih ada beberapa bagian yg berwarna hitam, sehingga tampak modis.
Asep masih terpana menatap rina, semakin terbelalak dia saat rina membuka baju kurung yg membungkus tubuhnya, sehingga kini rina hanya tinggal mengenakan celana dalam dan BH, bentuk tubuh yg aduhai, pikir asep, dan dibawah pusar itu tampak tato menghiasinya, sebuah tato yg menggambarkan sebuah sayap burung yg sedang membentang, sungguh seksi sekali rina, pikir asep, tak pernah terbayangkan sosok yg berada dibalik baju kurung bu haji yg selama ini asep lihat ternyata seperti ini, mengingatkan asep akan wanita-wanita dalam film porno yg sering dia tonton dirumah petak kontrakannya. Glek.. asep mulai menelan ludah.
“ Kamu suka sama bu haji mang..? “ tanya rina dengan gaya menantang sedemikian rupa, asep tak menjawab, rupanya pikirannya masih belum dapat bekerja dengan normal, konsentrasinya masih tertuju pada kemolekan tubuh rina.
“ Mang aseeeppp…” tanya rina lagi, dengan agak keras namun dengan nada yg menggoda
“ Eh..eh.. i..iya..iya.. apa bu haji…” jawabnya kaget, rina hanya tersenyum, kini rina merasa diatas angin, rina merasa bahwa sepertinya asep sudah begitu terbius dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya, sehingga dia lebih percaya diri.
“ Mang asep suka enggak sama saya…?” tanyanya lembut
“ Su..suka apa bu haji…” tanya asep, semakin gugup
“ Suka ngentot lah.. ngentot sama saya.. sama bu haji… mau enggak..? “ goda rina
“ Sss…sa..saya sih mmm..mau aja bu haji… tt..tapi, tikus matinya mana..? “ ujar asep na’if
“ Ah, mang asep ini.. masih belum ngerti aja, udah lupakan aja tikus matinya, tikusnya udah hidup lagi, udah lari.. hi..hi..hi..” ujar rina genit.
Kini rina merapatkan tubuhnya pada asep, lalu tubuh asep didorong hingga jatuh terduduk diatas ranjang, dengan cepat rina menerkam asep yg terduduk, hingga asep berbaring telentang dengan kedua kakinya masih berada dilantai.
“ Mang asep enggak kesepian? kan, istri mang asep dikampung.. apa enggak kepingin ngentot mang..? ” goda rina sambil tubuhnya berada diatas asep, sehingga buah dada rina yg besar yg masih terbungkus oleh BH tepat berada diatas wajah asep. Kaget juga dia dengan ucapan-ucapan vulgar rina, asep tak pernah menyangka kata-kata seperti itu dapat terlontar dari mulut bu haji yg selama ini dihormatinya sebagai istri seorang tokoh terhormat.
“ Kepingin sih.. tapi saya takut bu… takut ketahuan.. kalo ketahuan bapak bagaimana bu.. bisa cilaka saya..” ujar asep
“ Hi..hi..hi.. tenang aja mang, bapak enggak ada, enggak bakalan pulang hari ini… paling sekarang lagi bersenang-senang sama cewek-cewek ABG simpanannya…” jawab rina
Ternyata memang dibalik kehidupan rina dan suaminya yg terlihat begitu terhormat dan disegani sebagai tokoh yg cukup berpengaruh dari sebuah partai besar, itu semua hanyalah sebuah kamuflase belaka, sama kamuflasenya dengan yg ada dirumah ini, yg pada hampir seluruh bagiannya bernuansa agamis, sehingga mengesankan bahwa penghuninya adalah orang-orang yg taat beribadah dan menjalani hidupnya dengan nuansa agamis. Padahal, jangankan hidup dengan nuansa agamis, sembahyangpun rina dan suaminya tak pernah, kecuali pada saat bersama rekan-rekannya didalam suatu acara, barulah mereka sembahyang, hanya untuk menjaga imej tentunya.
Potret sesungguhnya yg mencerminkan jiwa mereka adalah yg ada dikamar mereka ini, yg bernuansa seks dan minuman keras, itulah yg sebenarnya ada didalam jiwa mereka. Sedangkan yg lainnya hanyalah kamuflase agar suami rina dapat menempati posisi penting didalam partai yg memiliki pendukung cukup besar dikota Jakarta ini, sehingga pada akhirnya suami rina menduduki kursi yg cukup basah dalam posisinya sebagai anggota legislatif digedung DPR.
Dan sudah bukan rahasia lagi bagi rina apabila suaminya itu gemar memelihara gadis-gadis abg sebagai simpanannya, bagi rina itu tidaklah menjadi masalah selama didalam status masih menjadi suaminya, toh selama ini suaminya lancar-lancar saja memberinya nafkah, bahkan bisa dibilang terlalu berlebih, karna memang begitu mudah suaminya memperoleh uang dengan posisinya yg menempati “kursi basah” dilegislatif seperti sekarang ini, bukan hanya ratusan juta yg mengalir dalam rekening banknya, tapi sudah mencapai angka “M”.
“ Eh, mang asep.. mang asep kan masih muda, terus udah pisah sama istri, lalu kalau mang asep lagi kepingin.. bagaimana ngatasinnya mang…?” tanya rina, rina kali ini dapat merasakan bahwa asep tampaknya sudah sedikit tenang, sudah dapat mengontrol dirinya, mungkin karna rina telah mengatakan bahwa suami rina tak akan pulang hari ini. Dan asep kali ini memang sudah “pasrah” dalam artian dia akan ikuti saja alur dari “permainan” ini, toh diapun menyukainya dan membutuhkannya, apalagi selama ini secara diam-diam asep selalu menjadikan rina sebagai obyek hayalan dalam onaninya, asep yg setiap harinya bertemu rina, dan tanpa disadari oleh rina, asep memang mengagumi kecantikan wanita itu, baginya rina adalah sosok yg pas dalam hayal seksualnya, dan sampai saat itupun asep masih belum percaya betul kalau ini bukanlah mimpi. Karna baginya mana mungkin seorang wanita yg menurut asep begitu terhormat seperti rina mau selingkuh dengannya yg hanya seorang tukang bubur dari desa.
“ Kalau saya sih paling-paling onani bu haji…” jawab asep polos
“ Kalau lagi onani yg dihayalin apa mang…? “ tanya rina lagi
“ Paling-paling saya onani sambil nonton film BF di vcd…” jawab asep
“ Ih.. dasar kamu sep, kerjaannya nonton bf aja, nanti dipraktekin sama bu haji ya… gaya-gaya ngesek yg kamu tonton difilm..” ujar rina menggoda.
“ Tapi kalau lagi enggak ada kaset, paling-paling saya ngebayangin cewek…” ujar asep lagi
“ Cewek siapa aja yg sering kamu bayangin mang…? “ tanya rina
“ Wah banyak…” jawab asep
“ Iya, tapi yg paling sering siapa… pasti bintang film ya? Apa pemain sinetron? “ desak rina
“ Ah malu jawabnya…” ujar asep malu-malu
“ Masak malu sih, ayo dong jawab aja…?” tanya rina sedikit penasaran
“ Mmmmm…anu.. yg sering sih bu haji sendiri yg saya hayalin… he..he..he.. jangan marah ya bu haji..” jawab asep cengengesan
“ Ih..dasar kamu mang, serius nih..? kenapa mang asep gak bilang-bilang dari dulu sih.. bu haji kan dari dulu juga udah kepingin banget ngentot sama kamu…” ujar rina manja, hatinya merasa berbunga-bunga oleh ungkapan asep itu, seraya dikecupnya bibir asep dengan rakus yg langsung dibalas oleh asep dengan tak kalah rakusnya.
Setelah puas mereka berciuman, dengan bernafsu rina melepaskan pakaian asep, mula-mula kemajanya, sehingga terpampanglah dada asep yg bidang dengan otot-otot perutnya yg membentuk six-pack, sungguh tipikal tubuh idaman rina, ternyata bentuk tubuh asep lebih macho dari yg dia bayangkan, hingga diciuminya dengan gemas mulai dari leher, dada, hingga keotot perutnya.
Akhirnya ditariknya celana bluejeans asep, sekaligus celana dalamnya ikut tertarik, kali ini tersembulah batang kontol asep yg berdiri tegak, sedikit melotot rina menyaksikan batang kontol asep, baru kali ini dia melihat kontol sebesar ini, kontol suaminya separuhnyapun tak sampai.
Pernah beberapa kali rina berkencan dengan gigolo, diantaranya adalah waktu dia bersama suaminya sedang berlibur keBali, seperti biasa bila berlibur keluar daerah rina akan merubah penampilannya 180 derajat, rina akan tampil bagaikan seorang turis asing, dengan celana jean pendek sehingga memperlihatkan pahanya yg mulus seksi, serta t-shirt singlet yg ketat membuat susunya yg besar tampak menonjol, tentu saja dengan mengenakan kaca mata hitam, dengan penampilan seperti itu siapa yg dapat mengenali dirinya, begitu pula dengan suaminya, biasanya dia akan menggunakan rambut palsu plus kaca mata hitam, sehingga tak ada yg mengenalinya kalau dia adalah seorang anggota legislatif dari sebuah partai besar. Disaat seperti itulah rina merasa hidupnya begitu bebas, bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya, seperti membuat tato dibawah pusarnya itu, waktu itu dia dan suaminya jalan-jalan dipusat pembuatan tato dibali.
“ Abi (ayah) gimana kalau Umi(ibu) pakai tato, kayaknya lucu juga deh..” ujar rina.
“ Ya, terserah kamu kalau kamu suka, aku juga suka kalau ngeliat cewek pakai tato, keliatan seksi gitu…” jawab suami rina.
“ Tato gambar apa bagusnya ya bi..? aku jadi bingung nih..” tanya rina sambil melihat buku contoh-contoh gambar tato.
“ Ini nih mi.. yg gambar sayap ini, kayaknya bagus dibikin diatas memek kamu, melintang sampai dibawah pusar, jadi kesannya seolah-olah memek kamu punya sayap he..he..he..” usul suami rina sambil menunjuk salah satu gambar, yg akhirnya disetujui oleh rina
Di Bali pula rina diberikan kebebasan oleh suaminya untuk berkencan dengan gigolo.
“ Mih.. kamu enggak kepingin kencan sama gigolo..? ” tawar suami rina
“ Ah, yg bener nih bi.. abi enggak apa-apa nih..? ” tanya rina malu-malu
“ Enggak mi.. enggak apa-apa koq, kamu tenang aja.. bebaskan dirimu.. he..he.. “ ujar suami rina
“ Ah.. makasih abi.. abi memang bener-bener suami yg pengertian deh…” ujar rina girang, seraya mengecup suaminya itu.
“ Tapi ingat mi.. cuma di Bali aja lho.. kalau di Jakarta jangan sekali-kali, disana terlalu banyak mata-matanya..” ujar suami rina
“ Beres deh bi.. cuma di Bali aja..” jawab rina, seraya suami rina mengangkat ponselnya, dan tak beberapa lama datanglah seorang pemuda tampan dan macho.
“ Sudah mi.. sekarang kamu ke hotel aja sama jagoanmu ini, aku juga punya acara sendiri dong..” ujar suami rina.
“ Ih.. pasti sama cewek-cewek ABG deh.. iya deh, selamat bersenang-senang ya bi..” ujar rina
Itulah sedikit gambaran kehidupan rina dan suaminya yg menganut seks bebas.
*****
Dan saat rina berhubungan seks dengan gigolo-gigolo itu, tak satupun batang kontolnya ada yg sebesar si tukang bubur ini, luar biasa, pikir rina, diurut-urutnya batang kontol asep dengan lembut seolah-olah baru mendapatkan mainan baru.
“ Gila kamu mang… ini kontol apa singkong.. gede banget..” ujar rina
“ Bu haji enggak suka yah, sama yg gede..? ” tanya asep
“ Ah kamu sep.. bu haji suka sekali, malah seneng banget sep.. jadi enggak sabaran mau dientot sama kontol ini..” ujarnya sambil meremas kontol asep, membuat asep agak meringis merasakan remasan tangan rina.
Tak lama kemudian rina menundukan wajahnya kearah kontol asep, dijilatinya batang kontol asep dengan lembut, mulai dari kepala helm, sampai dengan buah pelirnya tak luput dari sapuan lidah rina, asep meringis-ringis menahan nikmat sambil matanya setengah terpejam, tambah bersemangat rina melihat reaksi yg diberikan asep, dikulumnya batang kontol yg super besar itu, penuh rasanya mulut rina oleh besarnya kontol asep, lalu dikocokannya kepalanya naik turun, agak kesulitan awalnya, namun lama kelamaan rina mulai terbiasa, mulutnya mulai familier dengan besarnya batang kontol asep. Ghlogh…ghlogh..ghlogh… begitu suara yg terdengar dari kuluman mulut rina yg keluar masuk mengocok batang kontol asep.
“ Zzzzzzzzz….aaaaahhhhhh… enak bu haji, terus bu…aaaahhhh…” gumam asep, merasakan nikmatnya kuluman rina.
Gemas dibuatnya rina dengan batang kontol asep yg begitu besar, ingin rasanya dia menelan seluruhnya, hingga dicobanya memasukan seluruh batang kontol asep hingga tandas, agak sulit memang, namun akhirnya tandas lah seluruhnya, dan hanya menyisakan biji pelirnya yg masih berada diluar, dirasakan rina ujung kontol asep menyentuh sampai ketenggorokannya, mungkin lebih rasanya, ditahannya beberapa saat oleh rina, ingin rasanya seluruh batang kontol asep tetap berada didalam mulut dan saluran lehernya, hingga air mata tampak mulai menetes keluar dari mata rina, demikian juga dengan air liurnya yg kental yg membanjiri buah pelir asep.
ffuuuaaahhhh… akhirnya dilepaskannya kuluman batang kontol asep, tampak rina terengah-engah mengambil nafas, namun tidak berapa lama lagi diulanginya lagi untuk mengulum seperti tadi, lalu dilepasnya lagi sekedar untuk mengambil nafas, begitu beberapa kali, hingga membuat asep terkesima dengan aksi yg diberikan rina, karna hal seperti itu belum pernah dilakukan oleh istrinya dikampung, istri asep hanya melayani asep secara wajar saja, artinya tidak banyak fariasi seks yg mereka lakukan, dan aseppun tak pernah meminta atau menuntut macam-macam, dan sampai saat ini asep masih mencintai istrinya itu, istri yg selalu setia dan menerima asep apa adanya.
Sebenarnya tak ada larangan dari pihak otoritas komplek untuk melarang pedagang makanan memasuki area komplek, kecuali pengemis, pengamen dan sales yg tidak jelas, namun dasar satpam disitu saja yg memanfaatkan posisinya untuk memperoleh keuntungan, yah bukankah dinegeri ini memang begitu adanya, terutama para aparat birokrasi, yg kerjanya hanya memanfaatkan aturan dan hukum untuk mendapatkan keuntungan, dan satpam itu hanyalah gambaran kecil saja.
“ Disini tukang dagang gak boleh masuk bang.. saya sih cuma menjalankan tugas aja… tapi kalau situ mau kasih saya sarapan bubur tiap pagi sih, saya akan bicarakan nanti sama boss.. biar ada keringanan.. saya sih enggak maksa nih...”
begitu ujar sang satpam saat dulu pertamakali asep akan mencoba berjualan keliling komplek itu, sudah barang tentu itu hanyalah akal-akalan sang satpam, dengan tanpa pikir panjang asep langsung menyanggupi tawaran sang satpam.
“ Saya sih cuma mau nolong aja nih bang..gak ada maksud apa-apa…” begitu ujarnya lagi, sambil menerima semangkuk penuh bubur ayam lengkap dengan sate ampela ayamnya.
“ Tapi ngomong-ngomong situ ikhlas enggak nih…?” ujarnya lagi, sambil menyantap bubur, yg sudah barang tentu asep menjawabnya ikhlas.
Semenjak itu asep secara rutin memberikan sarapan gratis pada sang satpam, namun pada sore harinya asep tak lagi diharuskan memberikan semangkuk bubur, karna selain berdagang pagi hari, asep juga berdagang pada sore harinya dikomplek itu.
Bubur ayam asep sangat laris, jarang sekali asep pulang dengan dagangan masih tersisa, selalu habis walaupun dua kali dalam satu hari dia jualan berkeliling komplek itu, pagi hari asep berjualan mulai jam 6 pagi, memasuki pukul 8 pagi biasanya dagangan asep telah habis terjual. Dan untuk sore harinya pada pukul 4 sore asep mulai berkeliling, dan tak sampai mahgrib dagangannyapun ludes tak tersisa.
Menurut orang-orang dikomplek, bubur asep memang enak, bersih dan higenis, dan aseppun sebagai penjual memang selalu berpenampilan bersih. Kalau dilihat sosok asep memang tidaklah cocok sebagai seorang pedagang bubur keliling dengan gerobak seperti itu. Wajahnya yg tampan serta posturnya yg atletis lebih pantas sebagai pemain sinetron, namun nasib yg berkata lain, asep hanyalah seorang dari desa yg sekolahpun hanyalah tamat SMP, usia asep kini 25 tahun, berdagang bubur dijakarta dengan meninggalkan istri dan seorang anak yg masih kecil dikampung didaerah jawa-barat, sekitar sebulan sekali asep pulang untuk menyetor hasil jerih payahnya kepada istri tercinta.
Karna penampilan asep itu pulalah banyak pembantu-pembantu rumah tangga dan baby sitter disekitar komplek yg tergila-gila padanya, namun dengan bijak asep selalu berkata bahwa dia telah berkeluarga. Dan bukan hanya para pembantu yg terpikat oleh asep, namun juga ibu-ibu disekitar komplekpun banyak yg terpincut oleh ketampanan asep, walaupun hanya disimpannya didalam hati saja tentunya.
Salah satu lengganan bubur asep yg setia adalah Ibu Hajjah Rina, orang-orang disekitar komplek biasanya memanggilnya bu haji, rina merupakan istri dari seorang petinggi dari sebuah partai berbasis religi, yg pada pemilu 2004 lalu memperoleh suara mayoritas di DKI.
Walaupun usia rina sudah 40 tahun, namun penampilan rina cukup menarik, dengan wajahnya yg cantik, berkulit putih dan selalu berjilbab. Bentuk tubuhnyapun cukup proporsional untuk seorang wanita, walaupun dengan mengenakan pakaian yg menutupi aurat secara penuh, namun orang masih dapat membayangkan bentuk tubuhnya yg aduhai, dengan pantatnya yg besar bak gitar spanyol dan buah dadanya yg juga besar bak jeruk bali.
Rina adalah salah satu dari ibu-ibu dikomplek itu yg secara diam-diam menaruh hati dengan ketampanan asep, namun biasalah sebagai seorang yg telah bersuami dan memiliki posisi terhormat pula, terlebih lagi dengan status hajjah yg disandangnya, berbeda dengan para pembantu dikomplek itu yg cengengas-cengenges dan tebar pesona yg berlebihan kepada asep, sebaliknya rina bisa dengan pandai menyembunyikan perasaannya itu, atau istilahnya ja’im. Walaupun sering juga rina mencuri pandang kepada asep saat rina menunggu asep melayani bubur yg ia beli.
Seperti pada sore itu, seperti biasa rina membawa mangkuk sendiri, dan menanti asep yg dengan cekatan meracik bubur dimangkuk rina, dan seperti biasa pula rina selalu mencuri pandang memperhatikan asep. Dalam hati rina berkata agar asep bisa lebih lama dalam meracik bubur itu, dengan begitu dia juga akan bisa lebih lama menatap wajah asep, yah.. walaupun hanya menatap, itupun dengan mencuri-curi, dan rina akan berpura-pura membuang muka kearah lain saat tatapan asep mengarah kepadanya.
“ Tumben cuma satu mangkok bu haji, biasanya dua…” ujar asep, sambil memberikan mangkuk yg telah tersisi bubur sesuai pesanan rina.
“ Eh, anu.. Iya mang, Nana masih belum pulang sekolah, ada pelajaran tambahan katanya hari ini..” jawab rina gugup, entah mengapa kali ini pikiran rina begitu ngeres, setiap kali asep datang rina memang selalu mencuri pandang pada asep, dan saat itu biasanya rina hanya sekedar mengagumi ketampanan asep, tidak lebih, dan rinapun tidak mengharapkan apa-apa.
Namun tidak untuk sore ini, saat ini rasanya ingin diterkamnya asep, ingin dipeluknya dan ingin aahh.. “ apakah libidoku yg sedang tinggi-tingginya saat ini, dikarnakan siang tadi aku terlalu banyak makan lobster..ah bisa jadi” pikirnya.
Dan entah mengapa sore itu timbul pikiran gila dikepalanya, nafsu birahinya yg begitu memuncak menghilangkan akal sehatnya, terlebih-lebih sudah hampir satu minggu ini suaminya tidak pulang, ada urusan didaerah katanya, sehingga selama itu pula kebutuhan biologis rina yg satu ini belum terpenuhi.
Sebagai seorang wanita rina memang bisa dikatakan termasuk memiliki hasrat dan nafsu yg tinggi, dan hasratnya itu harus dapat tersalurkan, dua atau tiga hari mungkin rina masih bisa tahan, namun ini sudah seminggu suaminya belum juga pulang, dan sialnya lagi tadi siang begitu banyak dia mengkonsumsi udang lobster, makanan yg satu ini memang memiliki kandungan zat tertentu yg dapat memacu libido, itu yg dialami rina saat ini.
“ Mang.. bisa minta tolong enggak..” tanya rina, sambil menoleh kiri kanan kawatir ada yg melihat.
“ Tolong apa bu haji..?” jawab asep
“ Bu haji minta tolong, kayaknya dikamar bu haji ada tikus mati dibawah lemari, tapi bu haji gak berani mau nguburnya jijik.. tolong mang asep kuburin ya mang..” pinta rina
“ Ah, beres lah, itu sih soal kecil bu haji.. mari biar saya urus.. mana tunjukin kamarnya ” ujar asep sambil mencoba masuk kerumah rina.
“ Eh mang.. tunggu dulu, ini gerobaknya dibawa masuk aja sekalian..” ujar rina
“ Ah, biarin aja bu haji, siapa yg mau nyolong gerobak kayak gituan…” jawab asep
“ Eh jangan begitu mang, duitnya mang asep kan ada dilaci itu semua.. sebaiknya dimasukin sekalian aja mang..” pinta rina. Sebenarnya yg dikawatirkan rina sesungguhnya adalah dengan adanya gerobak bubur asep didepan rumahnya orang-orang akan tau kalau asep ada dirumah rina, untuk itu rina berpendapat akan lebih aman apabila gerobak itu disembunyikan saja sekalian didalam rumah, karna ada niat rina untuk “menyekap” asep didalam rumahnya untuk beberapa saat.
Akhirnya sesuai yg diinginkan rina, asep memasukan gerobaknya kedalam garasi mobil rina, walaupun agak terkejut juga asep begitu melihat rina langsung menutup rolling door garasi itu, namun asep tak mengambil pusing seraya diikutinya langkah rina masuk kedalam rumah yg cukup mewah itu, tampak oleh asep diruang utama terlihat pajangan-pajangan dinding yg bernuansa islami, baik itu kaligrapi maupun gambar ka’bah yg cukup besar, disebelah ruang utama yg tampaknya difungsikan sebagai ruang kerja suami rina, terdapat background lambang partai dengan gambar padi yg diapit oleh dua buah bulan sabit, lambang yg sudah tidak asing lagi bagi asep. sementara disudut lainnya terdapat ruangan yg tampaknya difungsikan sebagai mushola.
Asep masih mengikuti langkah rina, tampaknya memang dirumah itu hanya ada rina seorang, karna memang pembantu rumah tangga rina selalu pulang kerumahnya selepas asar, setelah selesai dengan tugas beres-beresnya, dan akan datang kembali kerumah rina seusai subuh, begitu setiap harinya, sehingga praktis sore ini hanya rina sendiri dirumah, karna menurut pengakuan rina, Nabila anak gadisnya semata wayang yg masih duduk di SMU itu, masih ada pelajaran tambahan, sehingga yg biasanya pukul dua siang sudah sampai dirumah, namun kali ini belum.
Akhirnya rina memasuki sebuah kamar, mungkin ini kamar yg dimaksud bu haji itu, pikir asep.
“ Ayo masuk mang.. “ ajak rina untuk mempersilahkan asep masuk
Alangkah terkejutnya asep saat berada dalam kamar tersebut, kontras sekali perbedaannya dengan ruangan-ruangan lainnya dirumah ini, bagaimana tidak, dalam kamar yg luas yg bernuansa eropa modern, terdapat lukisan klasik yg sangat artistik bergambarkan seorang wanita setengah telanjang sedang merangkul seorang pria berpakaian bangsawan eropa kuno, dan diatas meja terdapat beberapa patung wanita setengah telanjang yg cukup antik, dan dibagian lainnya, astaga.. pikir asep, sebuah patung kayu tradisional suku asmat yg menggambarkan seorang pria dengan batang kontol sedemikian besarnya yg membuat asep hanya tersenyum. Dan yg membuat asep lebih terkejut lagi adalah saat melihat bar mini dengan raknya yg berisikan berbagai jenis minuman keras.
“ Ma..mana tikus matinya bu haji..” tanya asep agak gugup melihat tatapan rina yg dirasakannya ganjil.
Bukan jawaban yg diberikan rina, rina hanya tersenyum, senyuman yg misterius menurut asep, namun juga senyum yg menggoda, semakin gugup asep dibuatnya, terlebih disaat rina melepaskan jilbab yg membungkus kepalanya. Ternyata dibalik jilbab rina yg senantiasa membalut kepalanya itu, terurailah rambut rina yg diberi pewarna pirang agak kemerahan, walaupun tidak sepenuhnya dicat berwarna merah memang, masih ada beberapa bagian yg berwarna hitam, sehingga tampak modis.
Asep masih terpana menatap rina, semakin terbelalak dia saat rina membuka baju kurung yg membungkus tubuhnya, sehingga kini rina hanya tinggal mengenakan celana dalam dan BH, bentuk tubuh yg aduhai, pikir asep, dan dibawah pusar itu tampak tato menghiasinya, sebuah tato yg menggambarkan sebuah sayap burung yg sedang membentang, sungguh seksi sekali rina, pikir asep, tak pernah terbayangkan sosok yg berada dibalik baju kurung bu haji yg selama ini asep lihat ternyata seperti ini, mengingatkan asep akan wanita-wanita dalam film porno yg sering dia tonton dirumah petak kontrakannya. Glek.. asep mulai menelan ludah.
“ Kamu suka sama bu haji mang..? “ tanya rina dengan gaya menantang sedemikian rupa, asep tak menjawab, rupanya pikirannya masih belum dapat bekerja dengan normal, konsentrasinya masih tertuju pada kemolekan tubuh rina.
“ Mang aseeeppp…” tanya rina lagi, dengan agak keras namun dengan nada yg menggoda
“ Eh..eh.. i..iya..iya.. apa bu haji…” jawabnya kaget, rina hanya tersenyum, kini rina merasa diatas angin, rina merasa bahwa sepertinya asep sudah begitu terbius dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya, sehingga dia lebih percaya diri.
“ Mang asep suka enggak sama saya…?” tanyanya lembut
“ Su..suka apa bu haji…” tanya asep, semakin gugup
“ Suka ngentot lah.. ngentot sama saya.. sama bu haji… mau enggak..? “ goda rina
“ Sss…sa..saya sih mmm..mau aja bu haji… tt..tapi, tikus matinya mana..? “ ujar asep na’if
“ Ah, mang asep ini.. masih belum ngerti aja, udah lupakan aja tikus matinya, tikusnya udah hidup lagi, udah lari.. hi..hi..hi..” ujar rina genit.
Kini rina merapatkan tubuhnya pada asep, lalu tubuh asep didorong hingga jatuh terduduk diatas ranjang, dengan cepat rina menerkam asep yg terduduk, hingga asep berbaring telentang dengan kedua kakinya masih berada dilantai.
“ Mang asep enggak kesepian? kan, istri mang asep dikampung.. apa enggak kepingin ngentot mang..? ” goda rina sambil tubuhnya berada diatas asep, sehingga buah dada rina yg besar yg masih terbungkus oleh BH tepat berada diatas wajah asep. Kaget juga dia dengan ucapan-ucapan vulgar rina, asep tak pernah menyangka kata-kata seperti itu dapat terlontar dari mulut bu haji yg selama ini dihormatinya sebagai istri seorang tokoh terhormat.
“ Kepingin sih.. tapi saya takut bu… takut ketahuan.. kalo ketahuan bapak bagaimana bu.. bisa cilaka saya..” ujar asep
“ Hi..hi..hi.. tenang aja mang, bapak enggak ada, enggak bakalan pulang hari ini… paling sekarang lagi bersenang-senang sama cewek-cewek ABG simpanannya…” jawab rina
Ternyata memang dibalik kehidupan rina dan suaminya yg terlihat begitu terhormat dan disegani sebagai tokoh yg cukup berpengaruh dari sebuah partai besar, itu semua hanyalah sebuah kamuflase belaka, sama kamuflasenya dengan yg ada dirumah ini, yg pada hampir seluruh bagiannya bernuansa agamis, sehingga mengesankan bahwa penghuninya adalah orang-orang yg taat beribadah dan menjalani hidupnya dengan nuansa agamis. Padahal, jangankan hidup dengan nuansa agamis, sembahyangpun rina dan suaminya tak pernah, kecuali pada saat bersama rekan-rekannya didalam suatu acara, barulah mereka sembahyang, hanya untuk menjaga imej tentunya.
Potret sesungguhnya yg mencerminkan jiwa mereka adalah yg ada dikamar mereka ini, yg bernuansa seks dan minuman keras, itulah yg sebenarnya ada didalam jiwa mereka. Sedangkan yg lainnya hanyalah kamuflase agar suami rina dapat menempati posisi penting didalam partai yg memiliki pendukung cukup besar dikota Jakarta ini, sehingga pada akhirnya suami rina menduduki kursi yg cukup basah dalam posisinya sebagai anggota legislatif digedung DPR.
Dan sudah bukan rahasia lagi bagi rina apabila suaminya itu gemar memelihara gadis-gadis abg sebagai simpanannya, bagi rina itu tidaklah menjadi masalah selama didalam status masih menjadi suaminya, toh selama ini suaminya lancar-lancar saja memberinya nafkah, bahkan bisa dibilang terlalu berlebih, karna memang begitu mudah suaminya memperoleh uang dengan posisinya yg menempati “kursi basah” dilegislatif seperti sekarang ini, bukan hanya ratusan juta yg mengalir dalam rekening banknya, tapi sudah mencapai angka “M”.
“ Eh, mang asep.. mang asep kan masih muda, terus udah pisah sama istri, lalu kalau mang asep lagi kepingin.. bagaimana ngatasinnya mang…?” tanya rina, rina kali ini dapat merasakan bahwa asep tampaknya sudah sedikit tenang, sudah dapat mengontrol dirinya, mungkin karna rina telah mengatakan bahwa suami rina tak akan pulang hari ini. Dan asep kali ini memang sudah “pasrah” dalam artian dia akan ikuti saja alur dari “permainan” ini, toh diapun menyukainya dan membutuhkannya, apalagi selama ini secara diam-diam asep selalu menjadikan rina sebagai obyek hayalan dalam onaninya, asep yg setiap harinya bertemu rina, dan tanpa disadari oleh rina, asep memang mengagumi kecantikan wanita itu, baginya rina adalah sosok yg pas dalam hayal seksualnya, dan sampai saat itupun asep masih belum percaya betul kalau ini bukanlah mimpi. Karna baginya mana mungkin seorang wanita yg menurut asep begitu terhormat seperti rina mau selingkuh dengannya yg hanya seorang tukang bubur dari desa.
“ Kalau saya sih paling-paling onani bu haji…” jawab asep polos
“ Kalau lagi onani yg dihayalin apa mang…? “ tanya rina lagi
“ Paling-paling saya onani sambil nonton film BF di vcd…” jawab asep
“ Ih.. dasar kamu sep, kerjaannya nonton bf aja, nanti dipraktekin sama bu haji ya… gaya-gaya ngesek yg kamu tonton difilm..” ujar rina menggoda.
“ Tapi kalau lagi enggak ada kaset, paling-paling saya ngebayangin cewek…” ujar asep lagi
“ Cewek siapa aja yg sering kamu bayangin mang…? “ tanya rina
“ Wah banyak…” jawab asep
“ Iya, tapi yg paling sering siapa… pasti bintang film ya? Apa pemain sinetron? “ desak rina
“ Ah malu jawabnya…” ujar asep malu-malu
“ Masak malu sih, ayo dong jawab aja…?” tanya rina sedikit penasaran
“ Mmmmm…anu.. yg sering sih bu haji sendiri yg saya hayalin… he..he..he.. jangan marah ya bu haji..” jawab asep cengengesan
“ Ih..dasar kamu mang, serius nih..? kenapa mang asep gak bilang-bilang dari dulu sih.. bu haji kan dari dulu juga udah kepingin banget ngentot sama kamu…” ujar rina manja, hatinya merasa berbunga-bunga oleh ungkapan asep itu, seraya dikecupnya bibir asep dengan rakus yg langsung dibalas oleh asep dengan tak kalah rakusnya.
Setelah puas mereka berciuman, dengan bernafsu rina melepaskan pakaian asep, mula-mula kemajanya, sehingga terpampanglah dada asep yg bidang dengan otot-otot perutnya yg membentuk six-pack, sungguh tipikal tubuh idaman rina, ternyata bentuk tubuh asep lebih macho dari yg dia bayangkan, hingga diciuminya dengan gemas mulai dari leher, dada, hingga keotot perutnya.
Akhirnya ditariknya celana bluejeans asep, sekaligus celana dalamnya ikut tertarik, kali ini tersembulah batang kontol asep yg berdiri tegak, sedikit melotot rina menyaksikan batang kontol asep, baru kali ini dia melihat kontol sebesar ini, kontol suaminya separuhnyapun tak sampai.
Pernah beberapa kali rina berkencan dengan gigolo, diantaranya adalah waktu dia bersama suaminya sedang berlibur keBali, seperti biasa bila berlibur keluar daerah rina akan merubah penampilannya 180 derajat, rina akan tampil bagaikan seorang turis asing, dengan celana jean pendek sehingga memperlihatkan pahanya yg mulus seksi, serta t-shirt singlet yg ketat membuat susunya yg besar tampak menonjol, tentu saja dengan mengenakan kaca mata hitam, dengan penampilan seperti itu siapa yg dapat mengenali dirinya, begitu pula dengan suaminya, biasanya dia akan menggunakan rambut palsu plus kaca mata hitam, sehingga tak ada yg mengenalinya kalau dia adalah seorang anggota legislatif dari sebuah partai besar. Disaat seperti itulah rina merasa hidupnya begitu bebas, bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya, seperti membuat tato dibawah pusarnya itu, waktu itu dia dan suaminya jalan-jalan dipusat pembuatan tato dibali.
“ Abi (ayah) gimana kalau Umi(ibu) pakai tato, kayaknya lucu juga deh..” ujar rina.
“ Ya, terserah kamu kalau kamu suka, aku juga suka kalau ngeliat cewek pakai tato, keliatan seksi gitu…” jawab suami rina.
“ Tato gambar apa bagusnya ya bi..? aku jadi bingung nih..” tanya rina sambil melihat buku contoh-contoh gambar tato.
“ Ini nih mi.. yg gambar sayap ini, kayaknya bagus dibikin diatas memek kamu, melintang sampai dibawah pusar, jadi kesannya seolah-olah memek kamu punya sayap he..he..he..” usul suami rina sambil menunjuk salah satu gambar, yg akhirnya disetujui oleh rina
Di Bali pula rina diberikan kebebasan oleh suaminya untuk berkencan dengan gigolo.
“ Mih.. kamu enggak kepingin kencan sama gigolo..? ” tawar suami rina
“ Ah, yg bener nih bi.. abi enggak apa-apa nih..? ” tanya rina malu-malu
“ Enggak mi.. enggak apa-apa koq, kamu tenang aja.. bebaskan dirimu.. he..he.. “ ujar suami rina
“ Ah.. makasih abi.. abi memang bener-bener suami yg pengertian deh…” ujar rina girang, seraya mengecup suaminya itu.
“ Tapi ingat mi.. cuma di Bali aja lho.. kalau di Jakarta jangan sekali-kali, disana terlalu banyak mata-matanya..” ujar suami rina
“ Beres deh bi.. cuma di Bali aja..” jawab rina, seraya suami rina mengangkat ponselnya, dan tak beberapa lama datanglah seorang pemuda tampan dan macho.
“ Sudah mi.. sekarang kamu ke hotel aja sama jagoanmu ini, aku juga punya acara sendiri dong..” ujar suami rina.
“ Ih.. pasti sama cewek-cewek ABG deh.. iya deh, selamat bersenang-senang ya bi..” ujar rina
Itulah sedikit gambaran kehidupan rina dan suaminya yg menganut seks bebas.
*****
Dan saat rina berhubungan seks dengan gigolo-gigolo itu, tak satupun batang kontolnya ada yg sebesar si tukang bubur ini, luar biasa, pikir rina, diurut-urutnya batang kontol asep dengan lembut seolah-olah baru mendapatkan mainan baru.
“ Gila kamu mang… ini kontol apa singkong.. gede banget..” ujar rina
“ Bu haji enggak suka yah, sama yg gede..? ” tanya asep
“ Ah kamu sep.. bu haji suka sekali, malah seneng banget sep.. jadi enggak sabaran mau dientot sama kontol ini..” ujarnya sambil meremas kontol asep, membuat asep agak meringis merasakan remasan tangan rina.
Tak lama kemudian rina menundukan wajahnya kearah kontol asep, dijilatinya batang kontol asep dengan lembut, mulai dari kepala helm, sampai dengan buah pelirnya tak luput dari sapuan lidah rina, asep meringis-ringis menahan nikmat sambil matanya setengah terpejam, tambah bersemangat rina melihat reaksi yg diberikan asep, dikulumnya batang kontol yg super besar itu, penuh rasanya mulut rina oleh besarnya kontol asep, lalu dikocokannya kepalanya naik turun, agak kesulitan awalnya, namun lama kelamaan rina mulai terbiasa, mulutnya mulai familier dengan besarnya batang kontol asep. Ghlogh…ghlogh..ghlogh… begitu suara yg terdengar dari kuluman mulut rina yg keluar masuk mengocok batang kontol asep.
“ Zzzzzzzzz….aaaaahhhhhh… enak bu haji, terus bu…aaaahhhh…” gumam asep, merasakan nikmatnya kuluman rina.
Gemas dibuatnya rina dengan batang kontol asep yg begitu besar, ingin rasanya dia menelan seluruhnya, hingga dicobanya memasukan seluruh batang kontol asep hingga tandas, agak sulit memang, namun akhirnya tandas lah seluruhnya, dan hanya menyisakan biji pelirnya yg masih berada diluar, dirasakan rina ujung kontol asep menyentuh sampai ketenggorokannya, mungkin lebih rasanya, ditahannya beberapa saat oleh rina, ingin rasanya seluruh batang kontol asep tetap berada didalam mulut dan saluran lehernya, hingga air mata tampak mulai menetes keluar dari mata rina, demikian juga dengan air liurnya yg kental yg membanjiri buah pelir asep.
ffuuuaaahhhh… akhirnya dilepaskannya kuluman batang kontol asep, tampak rina terengah-engah mengambil nafas, namun tidak berapa lama lagi diulanginya lagi untuk mengulum seperti tadi, lalu dilepasnya lagi sekedar untuk mengambil nafas, begitu beberapa kali, hingga membuat asep terkesima dengan aksi yg diberikan rina, karna hal seperti itu belum pernah dilakukan oleh istrinya dikampung, istri asep hanya melayani asep secara wajar saja, artinya tidak banyak fariasi seks yg mereka lakukan, dan aseppun tak pernah meminta atau menuntut macam-macam, dan sampai saat ini asep masih mencintai istrinya itu, istri yg selalu setia dan menerima asep apa adanya.
Tak tahan asep menyaksikan aksi rina yg begitu sensual dimatanya, segera asep bangkit dari posisi berbaringnya, dilumatnya mulut rina yg masih belepotan dengan air liurnya, cukup lama mereka saling berpagutan, dihirupnya oleh asep air ludah kental dimulut rina dan ditelannnya, puas asep mengecup mulut rina, asep melepas BH rina, tersembulah buah dada rina yg besar dan bulat, jauh lebih besar dari buah dada istrinya dikampung, dan langsung dikulumnya pentil susu rina dengan rakus, sambil kedua tangannya meremas-remas buah dada rina yg besar montok dan putih itu, membuat rina mengerang merasakan nikmat permainan lidah dan hisapan asep.
“ Uuuuuuuhhhhh……terusss maaannggg… terus isep tetek bu haji…aaaahhh..” gumam rina.
Hingga beberapa menit asep menikmati tetek rina, kali ini asep mendorong tubuh rina hingga berbaring, seraya asep turun dari ranjang, ditariknya kaki rina hingga menjuntai kelantai, lalu dilepasnya celana dalam rina, dan menyembulah memeknya dihadapan asep, bertambah besar gundukan memeknya dengan posisi seperti itu, ditatapnya sejenak oleh asep, lalu dengan ibu jari tangan kanan dan kirinya, disibaknya, dan fuuuhhh… terkagum asep dibuatnya, memek yg indah pikirnya, berwarna pink kemerahan, teksturnyapun indah dan terlihat bersih dan terawat, segera dijulurkannya lidahnya, kini dengan lincah lidahnya menjilati sekujur memek rina, sambil posisi asep berjongkok dilantai ditepi ranjang.
“ Aaaaaaaaaaaaaaahhhh…wwwuuuuhhhhh…. Enak maaaaannggg… terus jilatin memek saya maaanngg…eeeennaaaakkk…” gumam rina, setengah menjerit, sementara kedua tangannya menjambak-jambak rambut asep.
Semakin gencar asep menjilati sekujur memek rina, sampai dengan dinding-dinding bagian dalamnya lidah asep menggelitik-gelitik, yg membuat rina semakin belingsatan.
Kali ini diangkatnya kaki rina yg menjuntai kelantai, sehingga kaki rina kini naik keatas ranjang, lalu agak diungkit pantat rina oleh asep hingga tampaklah lubang anusnya, dijulurkannya lidah asep kearah titik pusat anus tersebut, seperti yg dilakukan pada memek, kali ini asep menjilati lubang anus, dengan tanpa jijik asep mengelitik-gelitikan lidahnya pada anus rina, betul-betul sensasi luar biasa dirasakan rina, sensasi yg baru kali ini dirasakannya, sampai terpejam matanya menikmati anusnya yg dijilati oleh tukang bubur langganannya itu.
“ Zzzzzzzzzzzzzzzzz… uuuuhhhhh enak betuuullll.. terus mang…terus jilatin lubang dubur bu haji mang…enak maang…” gumam rina, kali ini agak pelan.
Selesai asep mengoral rina, kini asep naik keatas ranjang, diarahkannya batang kontolnya yang sudah tegak mengacung kedalam lubang memek rina, tato sayap burung yg membentang diatas memek membuat penampilan memek rina lebih seksi dimata asep, dan bless.. masuklah batang kontol asep yg super besar itu diiringi dengan lenguhan tertahan, agak sedikit nyeri dirasakan rina, mungkin dikarenakan lubang memeknya belum terbiasa dimasuki oleh batang kontol sebesar itu, dan memeknya terasa penuh.
Dengan perlahan asep memompakan pantatnya naik turun, dirasakan asep begitu sempit memek rina, bagaikan dijepit rasanya batang kontolnya namun juga nikmat.
“ Uuuuhhhhfffff…. Ya ampun mang, kontolmu gede banget, sampai penuh rasanya memek ku ini… tapi asik mang….” Ujar rina, sambil kedua tangannya meremas punggung asep.
“Memek bu haji juga enak, sempit… kontol saya kayak di pijit-pijit bu… enak euy…” jawab asep
Sekitar beberapa menit kemudian goyangan asep bertambah cepat, mungkin disebabkan semakin banyaknya cairan yg keluar melumasi memek rina, disamping juga elastisitas memek rina yg sudah dapat menyesuaikan dengan ukuran batang kontol asep, dan rinapun sudah begitu menikmati hantaman kontol asep, tidak ada lagi sedikitpun rasa nyeri yg dirasakan, berganti dengan rasa nikmat.
“ Maaannggg… goyang lebih kuat mang.. entot bu haji yg keras mang… asik mang..” gumam rina, yg kini benar-benar merasakan nikmatnya hantaman kontol asep, kenikmatan yg belum pernah ia rasakan sebelumnya baik itu dengan gigolo2 di Bali, apalagi oleh suaminya yg barangnya tak seberapa besar itu namun paling doyan sama abg-abg.
Hingga beberapa menit kemudian rina memerintahkan asep untuk menghentikan goyangannya.
“ Mang..mang… stop dulu mang.. tunggu dulu.. sekarang mang asep tiduran telentang ya.. biar saya ngentotin mang asep dari atas…” ujar rina, yg segera diikuti oleh asep.
Rupanya rina ingin sepenuhnya merasakan batang kontol asep dengan dibawah kendalinya, untuk itu dia menginginkan posisi woman in top (WOT) atau posisi wanita diatas, dengan posisi itu dia dapat memegang kendali sehingga dia bisa mengatur goyangan sesuai yg dia inginkan.
Dikangkanginya asep yg berbaring telentang dengan batang kontol berdiri tegak, lalu digenggamnya batang kontol yg super besar itu yg tampak terlihat lebih perkasa karna berkilat-kilat akibat cairan memek rina, diarahkannya ujungnya tepat kearah lubang senggamanya dan bless.. masuklah, seraya rina mulai memompakan tubuhnya naik turun secara berirama, mula-mula lambat, lama-kelamaan bertambah cepat, dan semakin cepat, hingga terdengar bunyi brrroott…brroott…brroott…
Tampak rina meracau histeris dalam mengekspresikan nikmat yg dirasakannya, matanya setengah terpejam, wajahnya menengadah kearah langit-langit sambil kedua tangannya meremas-remas kedua buah susunya yg besar, asep hanya terdiam pasif menikmatan kocokan rina, rina tampak lebih menggairahkan baginya dalam ekspresi seperti itu.
“ aduuhhh… maaaangggg… enak banget sih kontol kamu maaaannggg…. Aaaahh.. hhuh..huh..huh..” racau rina histeris
Hingga beberapa menit kemudian terdengar lenguhan panjang dari mulut rina yg menandakan rina telah sampai pada puncak birahinya.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….. settaaaaaannnnn…enaaaaaakkkkk..” pekikan itu yg keluar dari mulut rina, yg membuat asep tersenyum dengan kalimat “setan” yg diucapkan rina.
Akhirnya rina terdiam, tubuhnya kini dihempaskannya, sehingga menindihi asep yg berada dibawahnya, asep yg masih belum mencapai puncak, segera bangkit sementara batang kontolnya masih berada didalam memek rina, kini rina kembali dalam posisi telentang, sementara asep dari atas kembali menghujami batang kontolnya, kali ini dengan goyangan yg sangat keras, sehingga membuat tubuh rina yg hanya terdiam pasif menjadi terguncang-guncang akibat ganasnya goyangan asep.
Hingga beberapa menit kemudian nafas asep mulai memburu, gerakannya semakin liar, sepertinya asep telah hampir mencapai klimaks, namun secara tiba-tiba rina menahan pinggul asep, sehingga asep berhenti bergerak.
“ Tahan mang, jangan jangan dikeluarin dulu…” ujarnya, seraya rina mendorong tubuh asep hingga terlepaslah kontol asep dari lubang memek rina, sebenarnya cukup kecewa juga asep dengan keputusan rina itu.
“ Kenapa bu haji… saya teh ini udah mau keluar atuh…” protes asep.
Namun rina segera bangun dan mengambil mangkuk diatas meja yg berisikan bubur yg tadi dibelinya dari asep.
“ Maaf ya mang asep… mang asep keluarin air maninya disini aja.. bu haji pingin sekali makan air mani mang asep dicampur sama bubur mang asep ini… pasti tambah sedap deh…” ujar rina sambil memegang mangkuk yg berisikan bubur tepat dibawah batang kontol asep, seraya dengan tangan kirinya rina mengocok batang kontol yg sudah hampir memuntahkan “lahar” itu, dan hanya selang beberapa detik akhirnya asep meraung, yg menandakan dirinya telah mencapai klimaks, croott..croott..croott… tumpahlah air mani asep dengan jumlah yg cukup banyak tertampung didalam mangkuk yg berisi bubur itu.
Beberapa saat kemudian selesailah semburan seperma yg keluar dari kontol asep, kini hanya menyisakan tetesan-tetesan kecil saja yg oleh rina segera dihisapnya kontol asep dengan maksud untuk “memeras” sisa-sisa sperma yg masih tersisa, untuk kemudian diludahkannya kedalam mangkuk yg dipegangnya itu.
Tampak oleh asep bubur ayam yg diraciknya itu, kini pada permukaannya telah terdapat cairan-cairan kental yg cukup banyak, segera rina mengambil sendok dari kulkas yg ada dikamar itu, dan dengan lahap dimakannya bubur ayam “special” itu.
“ Mmmmmm…nikmat mang, bubur ayamnya… ini jauh lebih nikmat dari bubur ayam mang asep yg sebelumnya.. hi..hi..hi…” ujar rina sambil menikmati makan malamnya itu, asep menyaksikan sambil tersenyum-senyum cengengesan, dalam hatinya ia merasa sangat tersanjung dengan bu haji yg telah sudi memakan air maninya itu, dan entah mengapa aseppun menyukai aksi yg ditunjukan oleh rina itu, bagi asep itu terlihat amatlah sensasional.
********
Selesai rina menikmati bubur ayam asep, mereka hanya mengobrol-ngobrol ringan dikamar itu, dengan keduanya masih dalam keadaan telanjang bulat bagaikan sepasang kekasih, dengan asep berbaring telentang diranjang sementara rina merebahkan kepalanya pada dada asep yg bidang.
Hingga beberapa saat kemudian rina melangkah kearah bar mini, diraihnya salah satu dari banyak botol-botol minuman keras yg berjejer pada rak tersebut, sebuah botol besar bertuliskan “chivas regal” diraihnya, lalu dituangkan isinya kedalam dua buah sloki kecil.
“ Ini mang, diminum.. biar anget.. biar tambah hot, hi..hi..hi..” ujar rina sambil menyodorkan salah satu sloki kepada asep.
“ Minuman apa ini bu haji, wiski ya…? “ tanya asep lugu, sambil menciumi aromanya.
“ Udah minum aja mang… asik deh.. “ ujar rina sambil menikmati minuman dislokinya dengan sekali tenggak, yg kemudian diikuti juga oleh asep, namun berbeda dengan rina yg sudah terbiasa dengan minuman-minuman seperti itu, asep terbatuk-batuk begitu cairan beralkohol itu mengaliri kerongkongannya, rina hanya tertawa menyaksikan tingkah asep.
“ Hi…hi…hi…Enggak apa-apa mang.. lama-lama juga biasa…setelah minum ini mang asep akan merasa lebih asik deh.. percaya sama bu haji..” ujar rina.
Benar seperti yg dikatakan rina, hanya beberapa menit setelah itu wajah asep yg putih tampak mulai memerah, walaupun tidak sepenuhnya mabuk, karna memang yg diminumnya tidaklah terlalu banyak, kini perasaan asep menjadi lebih lepas, pengaruh alkohol membuatnya menjadi lebih percaya diri, terlihat dari sikap asep yg kali ini lebih berani kepada rina, atau dapat dikatakan menjadi sedikit kurang ajar, namun itulah yg diinginkan rina, agar asep tidak canggung, sehingga keduanya akan bisa lebih enjoy.
Beberapa saat kemudian rina memain-mainkan batang kontol asep dengan tangannya, lama-kelamaan nafsu rina mulai kembali bangkit seiring dengan batang kontol asep yg juga mulai berdiri tegak setelah dikocok-kocok dengan tangan rina.
Kini rina mulai mengoral batang kontol asep, dikulumnya beberapa saat batang kontol asep.
Hingga kemudian disuruhnya asep untuk menungging.
“ Mang asep sekarang nungging ya…” ujar rina, yg segera dituruti oleh asep
Kini rina menghadap kebongkahan bokong asep, ditatapnya lubang anus asep, lalu disibak dengan kedua ibu jarinya, dihirupnya beberapa saat, sampai akhirnya lidahnya dijulurkannya untuk kemudian dijilatinya lubang anus asep dengan rakus, sebuah sensasi yg belum pernah asep rasakan, sampai merem melek asep dibuatnya, betul-betul sensasi yg membuat asep terlena, hingga dari mulutnya mulai bergumam.
“ Uuuuuuuuuhhhhh… terus bu hajiiiii… terus jilatin dubur saya…. Aaaahhh..” gumam asep, sambil memejamkan matanya.
Rina semakin liar menjilati anus asep, hingga lidahnya berusaha dimasukan kebagian dalam rongga anus asep, digelitik-gelitikannya lidahnya itu, aroma anus yg khas membuat rina semakin bergairah, hingga sesekali seperti seperti disedotnya anus asep, yg membuat asep semakin blingsatan.
Hingga beberapa menit kemudian rina menghentikan aksinya itu.
“ Eh..mang, kita main yg lebih asik yuk… “ ujar rina, sambil mengelus-elus batang kontol asep.
“ Permainan asik apa itu manis ku…” jawab asep, perkataan yg tak mungkin berani asep ucapkan sebelum ia menenggak minumam keras tentunya, namun rina suka dengan perkataan asep itu.
“ Mang asep sekarang ngentot lubang dubur bu haji ya sayang… mang asep udah pernah belum ngentot lubang dubur..? “ ujar rina
“ Belum pernah bu haji.. tapi sering sih saya nonton difilm bf, tapi pingin coba sama bini enggak berani, takut bini enggak mau..” jawab asep.
“ Berarti mang asep kepingin ya..? “ goda rina.
“ Iya sih, sebetulnya kepingin… betul nih bu haji mau..? “ ujar asep
Dan tanpa menjawab pertanyaan asep, rina segera memposisikan dirinya menungging diranjang, sehingga bokongnya yg besar dan putih tampak bulat bagaikan buah tomat, seraya rina mencolok-colok lubang anusnya dengan jari telunjuknya, hingga tambah bernafsu asep melihat posisi rina dalam keadaan seperti itu, baginya dalam posisi seperti itu rina tampak lebih menggoda dan sensual.
“ Ayo mang… tunggu apalagi, tancepin dong kontolnya didubur bu haji… “ goda rina.
Segera asep memposisikan kontolnya kearah anus rina, diludahinya beberapa kali batang kontolnya, untuk pelumasan, begitu yg diperintahkan rina, sehingga asep hanya menuruti saja.
Setelah dirasakannya cukup air ludahnya melumuri batang kontolnya, ditancapkannya kontolnya keanus rina, blesss… masuklah sepertiga bagian kontol asep didalam dubur rina.
“ Uuuuhhhfffffff…. Sakit mang..pelan-pelan…” ujar rina.
Sebetulnya ini bukanlah yg pertama kali rina melakukan anal seks, rina selalu melakukannya saat berhubungan seks dengan suaminya dan juga dengan gigolo-gigolo di bali, tapi dari kesemuanya itu tidak dengan kontol yg sebesar ini, hingga agak sakit duburnya dirasakan saat pertama-kali anusnya dirojok oleh kontol tukang bubur ini.
Asep pun merasakan betapa sempitnya lubang anus rina, dan bagi asep ini adalah anal seks yg pertama, hingga asep masih agak kaku melakukannya, walaupun sebetulnya selama ini ingin sekali asep melakukan anal seks, hal itu dipengaruhi dari tayangan-tayangan film bf yg sering ditonton asep di rumah kontrakannya. mengikuti apa yg dikatakan rina agar asep pelan-pelan saja, aseppun hanya pelan-pelan mendorong batang kontolnya menembus anus rina, hingga akhirnya masuklah seluruh batang kontolnya didalam anus rina, rina merasakan begitu dalam rasanya batang kontol asep menembus anusnya,begitu penuh rasanya.
“ Aaaahhhh…. Iya mang… sekarang goyang mang.. tapi pelan-pelan ya…” ujar rina
Kini asep mulai memompakan pantatnya secara perlahan maju mundur, serasa dijepit batang kontolnya oleh anus rina, suatu sensasi yg tak akan dilupakan oleh asep, untuk yg pertama dalam hidupnya melakukan anal seks, dengan bu haji pula, uuhhh… asep benar-benar merasa tertimpa rejeki nomplok hari ini, tak merasa rugi dia walaupun hari ini asep tidak menghabiskan dagangannya.
“ Uuuuuuhhhh… iya mang…sekarang goyang yg agak kenceng mang… udah mulai enak nih, udah enggak sakit lagi…” pinta rina, yg langsung dituruti oleh asep. Rupanya lubang anus rina kini sudah dapat beradabtasi dengan besarnya kontol asep, sehingga rasa nyeri yg dirasakan rina telah berganti dengan rasa nikmat.
Mulailah kini asep memompakan pantatnya dengan agak keras, nikmat dirasakan oleh asep, digigitnya bibir bawahnya sambil memejamkan matanya, sesekali digeleng-gelengkannya kepalanya seperti berjoget, tersenyum juga rina melihat ekspresi asep yg seperti itu, mengingatkannya pada orang mabuk yg sedang berjoget dangdut.
“ Taarrrrrrriiiiiiiiiiiiiikkkkk…. Maaaaaaaaannnngggg…. Entot terus, lubang pantat bu haji.. yg keras mang…biar mantep..” racau rina, yg segera dituruti oleh asep yg langsung tancap gas mengeluar masukan batang kontolnya didalam anus rina.
“ hhuhhh…hhuhhh…huuhhh…terus mang..entotin dubur bu haji yg kenceng mang.. sodomi bu haji mang.. kamu sodomi bu haji mang…hiiyyaaaaa….” Racau rina semakin histeris
Hingga hampir sepuluh menit mereka melakukan anal seks, hingga rina menyuruh asep untuk menghentikan goyangannya.
“ Stop mang… sekarang entot memek bu haji mang… bu haji udah mau keluar nih…” pinta rina, seraya dia beringsut sehingga batang kontol asep terlepas dari jepitan anus rina.
“ Ayo mang.. sekarang masukin memek bu haji..” perintahnya, kali ini dengan posisi berbaring telentang dengan mengangkangkan kakinya, sehingga lubang memeknya yg basah tampak menganga memperlihatkan jeroannya yg merah merona.
Asep segera menancapkan batang kontolnya kedalam memek rina, tampak kini nafas asep memburu, sepertinya birahi aseppun sudah sampai diubun-ubun.
Dengan keras dan bertenaga penuh asep menghantamkan bokongnya turun naik, begitu tandas batang kontolnya menghujami memek rina, terdengar suaranya sampai begitu riuh jrott..jrott..plok..plokk.., akhirnya terdengar pekikan rina yg cukup keras bertanda dirinya telah mencapai klimaks, hanya selang beberapa detik, hal yg samapun terjadi pada asep, aseppun melenguh dengan tak kalah gaduhnya, sehingga suasana dikamar itu menjadi ramai oleh suara keduanya dan juga oleh suara tumbukan dari alat kelamin meraka.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. aku keluar sep, aaaahhhh…” pekik rina sambil kedua tangannya merangkul pundak asep dengan keras, sementara kedua kakinya yg melingkari pinggul asep semakin keras menjepit.
“ Aaaaaaaaaahhh…. Saya juga keluar.. bu hajiiiiiiiii…. Uuuuuhhhhh…” pekik asep
Tumpahlah seluruh air mania sep didalam lubang memek rina, hingga akhirnya keduanya terdiam untuk beberapa saat dengan kontol asep masih menancep didalam memek rina, dengan mesra rina berkali-kali mengecup bibir asep.
“ Makasih ya mang asep… mang asep bener-bener bikin bu haji bahagia.. bu haji bener-bener puas mang.. belum pernah bu haji sepuas ini… emmmuuuaaahhh..” puji rina kepada asep, yg membuat asep benar-benar tersanjung.
“ Saya juga terima kasih sekali sama bu haji, saya juga puas banget bu haji.. belum pernah saya ngentot enak kayak begini.. bener-bener ketagihan saya..” ujar asep polos
“ Kalau begitu kita sering-sering lagi begini ya sep… emmmuuaahhh..” ujar rina, yg tak bosan-bosannya menciumi bibir asep.
********
Selepas permainan mereka yg kedua tadi, mereka menghabiskan waktu dengan saling bercerita, curhat atau sesekali saling bercanda seperti anak kecil, hingga saling pijit-pijitan secara bergantian. Rina benar-benar merasa nyaman dengan asep saat itu, begitupun dengan asep, sejenak asep lupa dengan anak istrinya dirumah, baginya kini asep telah menemukan “mainan” barunya yg dapat menghiburnya dalam kesepian selama diperantauan. Sepertinya mereka bisa saling mengisi kekosongan yg ada dalam diri mereka, dan saling memenuhi.
Hingga terdengarlah langkah sepatu dari ruang tengah, makin lama makin jelas langkah kaki itu dirasakan rina, sepertinya semakin dekat dan… dari pintu kamar yang tidak mereka tutup tampak seorang gadis remaja dengan seragam sekolah SMU berdiri terkejut, sepertinya gadis itu tak percaya dengan apa yg dilihatnya. Dia adalah Nabilla, putri semata wayang rina, rina biasa memanggilnya nana, gadis kelas 2 SMU berusia sekitar 17 tahun, gadis yg cantik, menuruni kecantikan ibunya.
“ Umi… apa-apaan sih ini… koq umi disini sama sama mang asep…” rajuk nana protes.
Terkejut sekali rina dengan kedatangan anaknya yg tiba-tiba itu, terlebih lagi asep, asep segera menutupi selangkangannya dengan bantal yg ada disitu, namun untuk rina hanya beberapa saat saja ia terkejut, untuk kemudian kembali dapat menguasai keadaan, seraya dihampirinya putrinya itu dengan masih dalam keadaan bugil.
Rina menuntun nana keruang tengah, seraya disuruhnya putrinya itu duduk untuk diajak bicara.
“ Nana.. dengarkan umi, nana kan sekarang sudah dewasa, nana kan tau bahwa sudah seminggu ini abi kamu enggak pulang, dan kamu tentunya juga ngerti dong, bahwa seorang istri itu butuh nafkah batin, bukan cuma materi saja, dan selama ini abi kamu sering sekali meninggalkan umi sendirian dirumah, apakah salah bila umi mencari orang lain yg bisa memberikan nafkah batin bagi umi.. tolong lah kamu mengerti nana, kamu anak umi satu-satunya, siapa lagi yg dapat mengerti perasaan umi selain kamu..” ujar rina
“ Iya, nana ngerti umi… tapi enggak sama tukang bubur juga kali miii….. dia kan setiap hari keliling dikomplek ini, apa nanti umi enggak kawatir kalau dia ngomong sama orang disekitar komplek ini, kan kita juga yg malu..” ujar nana
“ Umi paham na, semuanya sudah umi pikirkan.. dan umi yakin mang asep enggak bakalan ngelakuin seperti yg kamu kawatirkan.. sekali lagi nana, umi mohon pengertian kamu, sebagaimana juga umi bisa ngertiin kamu yg selama ini sering membawa pacar-pacar kamu ke kamar kamu, dan umi bukannya tidak tau apa yg kamu lakukan dikamar bersama pacarmu, umi juga enggak bisa ngelarang kamu, yg cuma umi mau kamu harus pandai-pandai menjaga supaya tidak hamil, agar kita tidak kena malu.. cuma itu, untuk itulah umi sering kasih kamu pil anti hamil biar kamu enggak bunting… dan selama ini umi enggak pernah ngelarang kamu untuk berhubungan seks dengan pacarmu itu ” ujar rina, kali ini dengan air mata yg menetes dipipinya, yg membuat nana sedikit tersentuh hatinya.
“ Iya deh mi… nana ngerti, gak usah nangis gitu kali mi…jelek ah.. nanti mang asepnya enggak naksir lagi sama mami lu..” ujar nana menggoda.
“ hi..hi..hi.. dasar kamu anak nakal…” ujar rina sambil mencubit pipi putrinya itu.
“ Eh, mi.. ngomong-ngomong mang asep tuh ganteng juga ya…? “ ujar nana, dengan senyum penuh arti.
“ Kalau ganteng kenapa..? “ jawab rina, sepertinya rina paham akan maksud dan tujuan pembicaraan anaknya itu.
“ kalau boleh sih, nana pingin juga nyobain mang asep… nyicipin gitu mi..hi..hi..hi…” ujar nana, cengengesan.
“ Nyicipin..? emangnya kue… suka asal kamu ya..” jawab rina
“ Ini juga kalau boleh… kalau enggak sih keterlaluan banget deh…” ujar nana menggoda.
“ Iya boleh..boleh.. dasar anak celamitaaaann… kamu itu enggak ada puas-puasnya ya, setiap bulan gonta-ganti pacar, masukin kekamar dari siang sampai malem, dan teriakan kamu itu oh..yes, oh..yes.. kedengeran sampai luar tau.. dan umi cuma bisa gigit jari..” ujar rina sambil mencubit pipi anaknya itu.
“ Ih, umi bisa aja… suka nguping ya mi, kalau udah bosen ya diputus dong mi, cari yg baru mumpung masih muda, masih banyak yg naksir…hi..hi..hi..” ujar nana.
“ Eh, gimana mi... mang asep begini enggak..? “ tanya nana, sambil mengacungkan ibu jarinya.
“ Wuiihh.. jangan ditanya na, pacar-pacar kamu itu sih, gak ada apa-apanya.. umi yakin deh..” terang rina.
“ Ah, umi sok tau nih…” ujar nana.
“ Eh, kamu belum tau sih, barangnya itu segini nih…” ujar rina sambil mengacungkan tangan kanannya sambil mengepal.
“ Ah, yang bener nih.. jadi penasaran.. “ ujar nana
“ Maaaaaaannnnggg…. Mang asep, sini maaannggg…” teriak rina kearah kamarnya.
“ iya bu haji, tunggu saya pakai baju dulu….” Ujar asep dari dalam kamar rina.
“ Gak usah pakai baju mang.. telanjang aja kayak tadi… bu haji juga masih telanjang nih…” teriak rina lagi.
Beberapa saat kemudian asep muncul, agak salah tingkah asep karena nana yg berada disitu, apalagi dengan keadaannya yg telanjang seperti ini.
“ Eh, ada neng nana.. mang asep jadi malu nih..” ujar asep salah tingkah
“ Woooww… mang asep, kontolnya gede banget… belum ngaceng aja udah segede gitu, gimana ngacengnya mang… “ ujar nana menggoda.
“ Kalau mau liat ngacengnya.. kamu ngacengin dong…” ujar rina kepada nana
“ Sini mang deket nana… biar nana ngacengin kontol mang asep hi..hi..hi..” pinta nana sambil menarik lengan asep.
“ Uuuuuuuhhhhh……terusss maaannggg… terus isep tetek bu haji…aaaahhh..” gumam rina.
Hingga beberapa menit asep menikmati tetek rina, kali ini asep mendorong tubuh rina hingga berbaring, seraya asep turun dari ranjang, ditariknya kaki rina hingga menjuntai kelantai, lalu dilepasnya celana dalam rina, dan menyembulah memeknya dihadapan asep, bertambah besar gundukan memeknya dengan posisi seperti itu, ditatapnya sejenak oleh asep, lalu dengan ibu jari tangan kanan dan kirinya, disibaknya, dan fuuuhhh… terkagum asep dibuatnya, memek yg indah pikirnya, berwarna pink kemerahan, teksturnyapun indah dan terlihat bersih dan terawat, segera dijulurkannya lidahnya, kini dengan lincah lidahnya menjilati sekujur memek rina, sambil posisi asep berjongkok dilantai ditepi ranjang.
“ Aaaaaaaaaaaaaaahhhh…wwwuuuuhhhhh…. Enak maaaaannggg… terus jilatin memek saya maaanngg…eeeennaaaakkk…” gumam rina, setengah menjerit, sementara kedua tangannya menjambak-jambak rambut asep.
Semakin gencar asep menjilati sekujur memek rina, sampai dengan dinding-dinding bagian dalamnya lidah asep menggelitik-gelitik, yg membuat rina semakin belingsatan.
Kali ini diangkatnya kaki rina yg menjuntai kelantai, sehingga kaki rina kini naik keatas ranjang, lalu agak diungkit pantat rina oleh asep hingga tampaklah lubang anusnya, dijulurkannya lidah asep kearah titik pusat anus tersebut, seperti yg dilakukan pada memek, kali ini asep menjilati lubang anus, dengan tanpa jijik asep mengelitik-gelitikan lidahnya pada anus rina, betul-betul sensasi luar biasa dirasakan rina, sensasi yg baru kali ini dirasakannya, sampai terpejam matanya menikmati anusnya yg dijilati oleh tukang bubur langganannya itu.
“ Zzzzzzzzzzzzzzzzz… uuuuhhhhh enak betuuullll.. terus mang…terus jilatin lubang dubur bu haji mang…enak maang…” gumam rina, kali ini agak pelan.
Selesai asep mengoral rina, kini asep naik keatas ranjang, diarahkannya batang kontolnya yang sudah tegak mengacung kedalam lubang memek rina, tato sayap burung yg membentang diatas memek membuat penampilan memek rina lebih seksi dimata asep, dan bless.. masuklah batang kontol asep yg super besar itu diiringi dengan lenguhan tertahan, agak sedikit nyeri dirasakan rina, mungkin dikarenakan lubang memeknya belum terbiasa dimasuki oleh batang kontol sebesar itu, dan memeknya terasa penuh.
Dengan perlahan asep memompakan pantatnya naik turun, dirasakan asep begitu sempit memek rina, bagaikan dijepit rasanya batang kontolnya namun juga nikmat.
“ Uuuuhhhhfffff…. Ya ampun mang, kontolmu gede banget, sampai penuh rasanya memek ku ini… tapi asik mang….” Ujar rina, sambil kedua tangannya meremas punggung asep.
“Memek bu haji juga enak, sempit… kontol saya kayak di pijit-pijit bu… enak euy…” jawab asep
Sekitar beberapa menit kemudian goyangan asep bertambah cepat, mungkin disebabkan semakin banyaknya cairan yg keluar melumasi memek rina, disamping juga elastisitas memek rina yg sudah dapat menyesuaikan dengan ukuran batang kontol asep, dan rinapun sudah begitu menikmati hantaman kontol asep, tidak ada lagi sedikitpun rasa nyeri yg dirasakan, berganti dengan rasa nikmat.
“ Maaannggg… goyang lebih kuat mang.. entot bu haji yg keras mang… asik mang..” gumam rina, yg kini benar-benar merasakan nikmatnya hantaman kontol asep, kenikmatan yg belum pernah ia rasakan sebelumnya baik itu dengan gigolo2 di Bali, apalagi oleh suaminya yg barangnya tak seberapa besar itu namun paling doyan sama abg-abg.
Hingga beberapa menit kemudian rina memerintahkan asep untuk menghentikan goyangannya.
“ Mang..mang… stop dulu mang.. tunggu dulu.. sekarang mang asep tiduran telentang ya.. biar saya ngentotin mang asep dari atas…” ujar rina, yg segera diikuti oleh asep.
Rupanya rina ingin sepenuhnya merasakan batang kontol asep dengan dibawah kendalinya, untuk itu dia menginginkan posisi woman in top (WOT) atau posisi wanita diatas, dengan posisi itu dia dapat memegang kendali sehingga dia bisa mengatur goyangan sesuai yg dia inginkan.
Dikangkanginya asep yg berbaring telentang dengan batang kontol berdiri tegak, lalu digenggamnya batang kontol yg super besar itu yg tampak terlihat lebih perkasa karna berkilat-kilat akibat cairan memek rina, diarahkannya ujungnya tepat kearah lubang senggamanya dan bless.. masuklah, seraya rina mulai memompakan tubuhnya naik turun secara berirama, mula-mula lambat, lama-kelamaan bertambah cepat, dan semakin cepat, hingga terdengar bunyi brrroott…brroott…brroott…
Tampak rina meracau histeris dalam mengekspresikan nikmat yg dirasakannya, matanya setengah terpejam, wajahnya menengadah kearah langit-langit sambil kedua tangannya meremas-remas kedua buah susunya yg besar, asep hanya terdiam pasif menikmatan kocokan rina, rina tampak lebih menggairahkan baginya dalam ekspresi seperti itu.
“ aduuhhh… maaaangggg… enak banget sih kontol kamu maaaannggg…. Aaaahh.. hhuh..huh..huh..” racau rina histeris
Hingga beberapa menit kemudian terdengar lenguhan panjang dari mulut rina yg menandakan rina telah sampai pada puncak birahinya.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….. settaaaaaannnnn…enaaaaaakkkkk..” pekikan itu yg keluar dari mulut rina, yg membuat asep tersenyum dengan kalimat “setan” yg diucapkan rina.
Akhirnya rina terdiam, tubuhnya kini dihempaskannya, sehingga menindihi asep yg berada dibawahnya, asep yg masih belum mencapai puncak, segera bangkit sementara batang kontolnya masih berada didalam memek rina, kini rina kembali dalam posisi telentang, sementara asep dari atas kembali menghujami batang kontolnya, kali ini dengan goyangan yg sangat keras, sehingga membuat tubuh rina yg hanya terdiam pasif menjadi terguncang-guncang akibat ganasnya goyangan asep.
Hingga beberapa menit kemudian nafas asep mulai memburu, gerakannya semakin liar, sepertinya asep telah hampir mencapai klimaks, namun secara tiba-tiba rina menahan pinggul asep, sehingga asep berhenti bergerak.
“ Tahan mang, jangan jangan dikeluarin dulu…” ujarnya, seraya rina mendorong tubuh asep hingga terlepaslah kontol asep dari lubang memek rina, sebenarnya cukup kecewa juga asep dengan keputusan rina itu.
“ Kenapa bu haji… saya teh ini udah mau keluar atuh…” protes asep.
Namun rina segera bangun dan mengambil mangkuk diatas meja yg berisikan bubur yg tadi dibelinya dari asep.
“ Maaf ya mang asep… mang asep keluarin air maninya disini aja.. bu haji pingin sekali makan air mani mang asep dicampur sama bubur mang asep ini… pasti tambah sedap deh…” ujar rina sambil memegang mangkuk yg berisikan bubur tepat dibawah batang kontol asep, seraya dengan tangan kirinya rina mengocok batang kontol yg sudah hampir memuntahkan “lahar” itu, dan hanya selang beberapa detik akhirnya asep meraung, yg menandakan dirinya telah mencapai klimaks, croott..croott..croott… tumpahlah air mani asep dengan jumlah yg cukup banyak tertampung didalam mangkuk yg berisi bubur itu.
Beberapa saat kemudian selesailah semburan seperma yg keluar dari kontol asep, kini hanya menyisakan tetesan-tetesan kecil saja yg oleh rina segera dihisapnya kontol asep dengan maksud untuk “memeras” sisa-sisa sperma yg masih tersisa, untuk kemudian diludahkannya kedalam mangkuk yg dipegangnya itu.
Tampak oleh asep bubur ayam yg diraciknya itu, kini pada permukaannya telah terdapat cairan-cairan kental yg cukup banyak, segera rina mengambil sendok dari kulkas yg ada dikamar itu, dan dengan lahap dimakannya bubur ayam “special” itu.
“ Mmmmmm…nikmat mang, bubur ayamnya… ini jauh lebih nikmat dari bubur ayam mang asep yg sebelumnya.. hi..hi..hi…” ujar rina sambil menikmati makan malamnya itu, asep menyaksikan sambil tersenyum-senyum cengengesan, dalam hatinya ia merasa sangat tersanjung dengan bu haji yg telah sudi memakan air maninya itu, dan entah mengapa aseppun menyukai aksi yg ditunjukan oleh rina itu, bagi asep itu terlihat amatlah sensasional.
********
Selesai rina menikmati bubur ayam asep, mereka hanya mengobrol-ngobrol ringan dikamar itu, dengan keduanya masih dalam keadaan telanjang bulat bagaikan sepasang kekasih, dengan asep berbaring telentang diranjang sementara rina merebahkan kepalanya pada dada asep yg bidang.
Hingga beberapa saat kemudian rina melangkah kearah bar mini, diraihnya salah satu dari banyak botol-botol minuman keras yg berjejer pada rak tersebut, sebuah botol besar bertuliskan “chivas regal” diraihnya, lalu dituangkan isinya kedalam dua buah sloki kecil.
“ Ini mang, diminum.. biar anget.. biar tambah hot, hi..hi..hi..” ujar rina sambil menyodorkan salah satu sloki kepada asep.
“ Minuman apa ini bu haji, wiski ya…? “ tanya asep lugu, sambil menciumi aromanya.
“ Udah minum aja mang… asik deh.. “ ujar rina sambil menikmati minuman dislokinya dengan sekali tenggak, yg kemudian diikuti juga oleh asep, namun berbeda dengan rina yg sudah terbiasa dengan minuman-minuman seperti itu, asep terbatuk-batuk begitu cairan beralkohol itu mengaliri kerongkongannya, rina hanya tertawa menyaksikan tingkah asep.
“ Hi…hi…hi…Enggak apa-apa mang.. lama-lama juga biasa…setelah minum ini mang asep akan merasa lebih asik deh.. percaya sama bu haji..” ujar rina.
Benar seperti yg dikatakan rina, hanya beberapa menit setelah itu wajah asep yg putih tampak mulai memerah, walaupun tidak sepenuhnya mabuk, karna memang yg diminumnya tidaklah terlalu banyak, kini perasaan asep menjadi lebih lepas, pengaruh alkohol membuatnya menjadi lebih percaya diri, terlihat dari sikap asep yg kali ini lebih berani kepada rina, atau dapat dikatakan menjadi sedikit kurang ajar, namun itulah yg diinginkan rina, agar asep tidak canggung, sehingga keduanya akan bisa lebih enjoy.
Beberapa saat kemudian rina memain-mainkan batang kontol asep dengan tangannya, lama-kelamaan nafsu rina mulai kembali bangkit seiring dengan batang kontol asep yg juga mulai berdiri tegak setelah dikocok-kocok dengan tangan rina.
Kini rina mulai mengoral batang kontol asep, dikulumnya beberapa saat batang kontol asep.
Hingga kemudian disuruhnya asep untuk menungging.
“ Mang asep sekarang nungging ya…” ujar rina, yg segera dituruti oleh asep
Kini rina menghadap kebongkahan bokong asep, ditatapnya lubang anus asep, lalu disibak dengan kedua ibu jarinya, dihirupnya beberapa saat, sampai akhirnya lidahnya dijulurkannya untuk kemudian dijilatinya lubang anus asep dengan rakus, sebuah sensasi yg belum pernah asep rasakan, sampai merem melek asep dibuatnya, betul-betul sensasi yg membuat asep terlena, hingga dari mulutnya mulai bergumam.
“ Uuuuuuuuuhhhhh… terus bu hajiiiii… terus jilatin dubur saya…. Aaaahhh..” gumam asep, sambil memejamkan matanya.
Rina semakin liar menjilati anus asep, hingga lidahnya berusaha dimasukan kebagian dalam rongga anus asep, digelitik-gelitikannya lidahnya itu, aroma anus yg khas membuat rina semakin bergairah, hingga sesekali seperti seperti disedotnya anus asep, yg membuat asep semakin blingsatan.
Hingga beberapa menit kemudian rina menghentikan aksinya itu.
“ Eh..mang, kita main yg lebih asik yuk… “ ujar rina, sambil mengelus-elus batang kontol asep.
“ Permainan asik apa itu manis ku…” jawab asep, perkataan yg tak mungkin berani asep ucapkan sebelum ia menenggak minumam keras tentunya, namun rina suka dengan perkataan asep itu.
“ Mang asep sekarang ngentot lubang dubur bu haji ya sayang… mang asep udah pernah belum ngentot lubang dubur..? “ ujar rina
“ Belum pernah bu haji.. tapi sering sih saya nonton difilm bf, tapi pingin coba sama bini enggak berani, takut bini enggak mau..” jawab asep.
“ Berarti mang asep kepingin ya..? “ goda rina.
“ Iya sih, sebetulnya kepingin… betul nih bu haji mau..? “ ujar asep
Dan tanpa menjawab pertanyaan asep, rina segera memposisikan dirinya menungging diranjang, sehingga bokongnya yg besar dan putih tampak bulat bagaikan buah tomat, seraya rina mencolok-colok lubang anusnya dengan jari telunjuknya, hingga tambah bernafsu asep melihat posisi rina dalam keadaan seperti itu, baginya dalam posisi seperti itu rina tampak lebih menggoda dan sensual.
“ Ayo mang… tunggu apalagi, tancepin dong kontolnya didubur bu haji… “ goda rina.
Segera asep memposisikan kontolnya kearah anus rina, diludahinya beberapa kali batang kontolnya, untuk pelumasan, begitu yg diperintahkan rina, sehingga asep hanya menuruti saja.
Setelah dirasakannya cukup air ludahnya melumuri batang kontolnya, ditancapkannya kontolnya keanus rina, blesss… masuklah sepertiga bagian kontol asep didalam dubur rina.
“ Uuuuhhhfffffff…. Sakit mang..pelan-pelan…” ujar rina.
Sebetulnya ini bukanlah yg pertama kali rina melakukan anal seks, rina selalu melakukannya saat berhubungan seks dengan suaminya dan juga dengan gigolo-gigolo di bali, tapi dari kesemuanya itu tidak dengan kontol yg sebesar ini, hingga agak sakit duburnya dirasakan saat pertama-kali anusnya dirojok oleh kontol tukang bubur ini.
Asep pun merasakan betapa sempitnya lubang anus rina, dan bagi asep ini adalah anal seks yg pertama, hingga asep masih agak kaku melakukannya, walaupun sebetulnya selama ini ingin sekali asep melakukan anal seks, hal itu dipengaruhi dari tayangan-tayangan film bf yg sering ditonton asep di rumah kontrakannya. mengikuti apa yg dikatakan rina agar asep pelan-pelan saja, aseppun hanya pelan-pelan mendorong batang kontolnya menembus anus rina, hingga akhirnya masuklah seluruh batang kontolnya didalam anus rina, rina merasakan begitu dalam rasanya batang kontol asep menembus anusnya,begitu penuh rasanya.
“ Aaaahhhh…. Iya mang… sekarang goyang mang.. tapi pelan-pelan ya…” ujar rina
Kini asep mulai memompakan pantatnya secara perlahan maju mundur, serasa dijepit batang kontolnya oleh anus rina, suatu sensasi yg tak akan dilupakan oleh asep, untuk yg pertama dalam hidupnya melakukan anal seks, dengan bu haji pula, uuhhh… asep benar-benar merasa tertimpa rejeki nomplok hari ini, tak merasa rugi dia walaupun hari ini asep tidak menghabiskan dagangannya.
“ Uuuuuuhhhh… iya mang…sekarang goyang yg agak kenceng mang… udah mulai enak nih, udah enggak sakit lagi…” pinta rina, yg langsung dituruti oleh asep. Rupanya lubang anus rina kini sudah dapat beradabtasi dengan besarnya kontol asep, sehingga rasa nyeri yg dirasakan rina telah berganti dengan rasa nikmat.
Mulailah kini asep memompakan pantatnya dengan agak keras, nikmat dirasakan oleh asep, digigitnya bibir bawahnya sambil memejamkan matanya, sesekali digeleng-gelengkannya kepalanya seperti berjoget, tersenyum juga rina melihat ekspresi asep yg seperti itu, mengingatkannya pada orang mabuk yg sedang berjoget dangdut.
“ Taarrrrrrriiiiiiiiiiiiiikkkkk…. Maaaaaaaaannnngggg…. Entot terus, lubang pantat bu haji.. yg keras mang…biar mantep..” racau rina, yg segera dituruti oleh asep yg langsung tancap gas mengeluar masukan batang kontolnya didalam anus rina.
“ hhuhhh…hhuhhh…huuhhh…terus mang..entotin dubur bu haji yg kenceng mang.. sodomi bu haji mang.. kamu sodomi bu haji mang…hiiyyaaaaa….” Racau rina semakin histeris
Hingga hampir sepuluh menit mereka melakukan anal seks, hingga rina menyuruh asep untuk menghentikan goyangannya.
“ Stop mang… sekarang entot memek bu haji mang… bu haji udah mau keluar nih…” pinta rina, seraya dia beringsut sehingga batang kontol asep terlepas dari jepitan anus rina.
“ Ayo mang.. sekarang masukin memek bu haji..” perintahnya, kali ini dengan posisi berbaring telentang dengan mengangkangkan kakinya, sehingga lubang memeknya yg basah tampak menganga memperlihatkan jeroannya yg merah merona.
Asep segera menancapkan batang kontolnya kedalam memek rina, tampak kini nafas asep memburu, sepertinya birahi aseppun sudah sampai diubun-ubun.
Dengan keras dan bertenaga penuh asep menghantamkan bokongnya turun naik, begitu tandas batang kontolnya menghujami memek rina, terdengar suaranya sampai begitu riuh jrott..jrott..plok..plokk.., akhirnya terdengar pekikan rina yg cukup keras bertanda dirinya telah mencapai klimaks, hanya selang beberapa detik, hal yg samapun terjadi pada asep, aseppun melenguh dengan tak kalah gaduhnya, sehingga suasana dikamar itu menjadi ramai oleh suara keduanya dan juga oleh suara tumbukan dari alat kelamin meraka.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. aku keluar sep, aaaahhhh…” pekik rina sambil kedua tangannya merangkul pundak asep dengan keras, sementara kedua kakinya yg melingkari pinggul asep semakin keras menjepit.
“ Aaaaaaaaaahhh…. Saya juga keluar.. bu hajiiiiiiiii…. Uuuuuhhhhh…” pekik asep
Tumpahlah seluruh air mania sep didalam lubang memek rina, hingga akhirnya keduanya terdiam untuk beberapa saat dengan kontol asep masih menancep didalam memek rina, dengan mesra rina berkali-kali mengecup bibir asep.
“ Makasih ya mang asep… mang asep bener-bener bikin bu haji bahagia.. bu haji bener-bener puas mang.. belum pernah bu haji sepuas ini… emmmuuuaaahhh..” puji rina kepada asep, yg membuat asep benar-benar tersanjung.
“ Saya juga terima kasih sekali sama bu haji, saya juga puas banget bu haji.. belum pernah saya ngentot enak kayak begini.. bener-bener ketagihan saya..” ujar asep polos
“ Kalau begitu kita sering-sering lagi begini ya sep… emmmuuaahhh..” ujar rina, yg tak bosan-bosannya menciumi bibir asep.
********
Selepas permainan mereka yg kedua tadi, mereka menghabiskan waktu dengan saling bercerita, curhat atau sesekali saling bercanda seperti anak kecil, hingga saling pijit-pijitan secara bergantian. Rina benar-benar merasa nyaman dengan asep saat itu, begitupun dengan asep, sejenak asep lupa dengan anak istrinya dirumah, baginya kini asep telah menemukan “mainan” barunya yg dapat menghiburnya dalam kesepian selama diperantauan. Sepertinya mereka bisa saling mengisi kekosongan yg ada dalam diri mereka, dan saling memenuhi.
Hingga terdengarlah langkah sepatu dari ruang tengah, makin lama makin jelas langkah kaki itu dirasakan rina, sepertinya semakin dekat dan… dari pintu kamar yang tidak mereka tutup tampak seorang gadis remaja dengan seragam sekolah SMU berdiri terkejut, sepertinya gadis itu tak percaya dengan apa yg dilihatnya. Dia adalah Nabilla, putri semata wayang rina, rina biasa memanggilnya nana, gadis kelas 2 SMU berusia sekitar 17 tahun, gadis yg cantik, menuruni kecantikan ibunya.
“ Umi… apa-apaan sih ini… koq umi disini sama sama mang asep…” rajuk nana protes.
Terkejut sekali rina dengan kedatangan anaknya yg tiba-tiba itu, terlebih lagi asep, asep segera menutupi selangkangannya dengan bantal yg ada disitu, namun untuk rina hanya beberapa saat saja ia terkejut, untuk kemudian kembali dapat menguasai keadaan, seraya dihampirinya putrinya itu dengan masih dalam keadaan bugil.
Rina menuntun nana keruang tengah, seraya disuruhnya putrinya itu duduk untuk diajak bicara.
“ Nana.. dengarkan umi, nana kan sekarang sudah dewasa, nana kan tau bahwa sudah seminggu ini abi kamu enggak pulang, dan kamu tentunya juga ngerti dong, bahwa seorang istri itu butuh nafkah batin, bukan cuma materi saja, dan selama ini abi kamu sering sekali meninggalkan umi sendirian dirumah, apakah salah bila umi mencari orang lain yg bisa memberikan nafkah batin bagi umi.. tolong lah kamu mengerti nana, kamu anak umi satu-satunya, siapa lagi yg dapat mengerti perasaan umi selain kamu..” ujar rina
“ Iya, nana ngerti umi… tapi enggak sama tukang bubur juga kali miii….. dia kan setiap hari keliling dikomplek ini, apa nanti umi enggak kawatir kalau dia ngomong sama orang disekitar komplek ini, kan kita juga yg malu..” ujar nana
“ Umi paham na, semuanya sudah umi pikirkan.. dan umi yakin mang asep enggak bakalan ngelakuin seperti yg kamu kawatirkan.. sekali lagi nana, umi mohon pengertian kamu, sebagaimana juga umi bisa ngertiin kamu yg selama ini sering membawa pacar-pacar kamu ke kamar kamu, dan umi bukannya tidak tau apa yg kamu lakukan dikamar bersama pacarmu, umi juga enggak bisa ngelarang kamu, yg cuma umi mau kamu harus pandai-pandai menjaga supaya tidak hamil, agar kita tidak kena malu.. cuma itu, untuk itulah umi sering kasih kamu pil anti hamil biar kamu enggak bunting… dan selama ini umi enggak pernah ngelarang kamu untuk berhubungan seks dengan pacarmu itu ” ujar rina, kali ini dengan air mata yg menetes dipipinya, yg membuat nana sedikit tersentuh hatinya.
“ Iya deh mi… nana ngerti, gak usah nangis gitu kali mi…jelek ah.. nanti mang asepnya enggak naksir lagi sama mami lu..” ujar nana menggoda.
“ hi..hi..hi.. dasar kamu anak nakal…” ujar rina sambil mencubit pipi putrinya itu.
“ Eh, mi.. ngomong-ngomong mang asep tuh ganteng juga ya…? “ ujar nana, dengan senyum penuh arti.
“ Kalau ganteng kenapa..? “ jawab rina, sepertinya rina paham akan maksud dan tujuan pembicaraan anaknya itu.
“ kalau boleh sih, nana pingin juga nyobain mang asep… nyicipin gitu mi..hi..hi..hi…” ujar nana, cengengesan.
“ Nyicipin..? emangnya kue… suka asal kamu ya..” jawab rina
“ Ini juga kalau boleh… kalau enggak sih keterlaluan banget deh…” ujar nana menggoda.
“ Iya boleh..boleh.. dasar anak celamitaaaann… kamu itu enggak ada puas-puasnya ya, setiap bulan gonta-ganti pacar, masukin kekamar dari siang sampai malem, dan teriakan kamu itu oh..yes, oh..yes.. kedengeran sampai luar tau.. dan umi cuma bisa gigit jari..” ujar rina sambil mencubit pipi anaknya itu.
“ Ih, umi bisa aja… suka nguping ya mi, kalau udah bosen ya diputus dong mi, cari yg baru mumpung masih muda, masih banyak yg naksir…hi..hi..hi..” ujar nana.
“ Eh, gimana mi... mang asep begini enggak..? “ tanya nana, sambil mengacungkan ibu jarinya.
“ Wuiihh.. jangan ditanya na, pacar-pacar kamu itu sih, gak ada apa-apanya.. umi yakin deh..” terang rina.
“ Ah, umi sok tau nih…” ujar nana.
“ Eh, kamu belum tau sih, barangnya itu segini nih…” ujar rina sambil mengacungkan tangan kanannya sambil mengepal.
“ Ah, yang bener nih.. jadi penasaran.. “ ujar nana
“ Maaaaaaannnnggg…. Mang asep, sini maaannggg…” teriak rina kearah kamarnya.
“ iya bu haji, tunggu saya pakai baju dulu….” Ujar asep dari dalam kamar rina.
“ Gak usah pakai baju mang.. telanjang aja kayak tadi… bu haji juga masih telanjang nih…” teriak rina lagi.
Beberapa saat kemudian asep muncul, agak salah tingkah asep karena nana yg berada disitu, apalagi dengan keadaannya yg telanjang seperti ini.
“ Eh, ada neng nana.. mang asep jadi malu nih..” ujar asep salah tingkah
“ Woooww… mang asep, kontolnya gede banget… belum ngaceng aja udah segede gitu, gimana ngacengnya mang… “ ujar nana menggoda.
“ Kalau mau liat ngacengnya.. kamu ngacengin dong…” ujar rina kepada nana
“ Sini mang deket nana… biar nana ngacengin kontol mang asep hi..hi..hi..” pinta nana sambil menarik lengan asep.
Kini asep berdiri dihadapan nana yg duduk disofa, digenggamnya batang kontol asep, dan tanpa basa-basi batang kontol yg masih layu itu dikulumnya, walaupun terbilang masih abg nana sudah sangat mahir sekali mengoral batang kontol, terlihat dari caranya yg begitu piawai, terkagum juga rina melihat aksi anaknya itu, mungkin karna memang jam terbang nana yg sudah cukup banyak, nana memang sudah semenjak smp mulai pacaran, dan mulai saat itu pula dia sudah mulai berhubungan seks, seperti yg dikatakan rina tadi, nana memang sering berganti-ganti pacar, mungkin nana tergolong sebagai gadis yg hyper sex, tak puas dengan hanya satu pasangan saja, selalu ingin mencoba berbagai type lelaki, untuk itulah dia sering bergonta-ganti pasangan.
Bagi gadis secantik nana memang tidaklah sulit mendapatkan pria seperti apapun, dengan tubuh nana yg seksi, kulit putih bersih, buah dada cukup besar, lelaki mana yg tidak tertarik dengan nana, walaupun dikalangan teman-temannya nana telah dicap sebagai play-girl sejati, namun tetap saja banyak lelaki yg mengantri ingin menjadi pacarnya, walaupun yg sebenarnya diinginkan para lelaki itu hanyalah ingin menikmati tubuh nana, begitupun dengan nana, nana juga hanya ingin merasakan kontol dari pacar-pacarnya itu, dan setelah dirasa bosan akan diputusnya.
Hanya beberapa saat nana mengoral kontol asep, kini batang kontol asep telah berdiri tegak, hingga dirasa sulit bagi mulut mungil nana untuk menampung seluruh batang kontol asep dalam mulutnya, rasa-rasanya nana sudah membuka mulutnya dengan begitu lebar, tetapi tetap saja dirasakannya kontol asep begitu penuh mengisi dimulutnya, namun bukanlah nana namanya kalau menyerah begitu saja, percuma teman-teman disekolahnya memberi gelar play-girl sejati, dikocoknya batang kontol asep dengan liar dan cepat, hingga menimbulkan bunyi gemelocok yg cukup keras, air liur kental mulai banyak yg mengalir membasahi dagu nana, sebagian menetes dilantai dan paha asep.
Beberapa menit kemudian nana telah mulai terbiasa dengan besarnya batang kontol asep, mulutnya kini sudah dapat menyesuaikan, bahkan kini nana mencoba memasukan seluruh batang kontol asep, agak sulit memang, namun akhirnya berhasil juga, walaupun dirasakan kerongkongannya tertembus ujung kontol asep, kini kontol asep hanya menyisakan biji pelirnya saja diluar, sungguh luar biasa aksi anak abg ini, pikir rina yg menyaksikan anaknya itu.
Beberapa saat kemudian nana membuka seluruh seragam sekolahnya, dan mencampakannya begitu saja dilantai, kini nana telanjang bulat, hanya menyisakan sepatunya saja yg tidak dilepasnya.
“ Ayo mang… entotin memek nana mang…..nana kepingin ngerasain kontol gede mang asep… ayo mang cepeeeeetttt…” ujar nana tak sabar, sambil duduk disofa dan mengangkangkan kedua kakinya, sehingga memeknya yg hanya ditumbuhi bulu-bulu halus itu mempertontonkan isinya yg merah muda.
Seraya asep berjongkok menghadap kememek nana, asep tak langsung memasukan batang kontolnya kedalam memek nana seperti yg diminta nana, melainkan ditundukannya wajahnya kememek nana, dihirupnya beberapa saat untuk menikmati aromanya, sebelum akhirnya dijilatinya memek yg sudah basah oleh cairan birahi itu.
“ Zzzzzzzzzzz…..aaaaahhhhh… iya mang terus jilatin memek nana mang….aaaahhhh..” racau nana, sambil menjambak-jambak rambut asep.
Setelah puas asep mengoral memek nana, asep bangkit seraya diarahkannya batang kontolnya kelubang memek nana dan blesss… seperti halnya rina, nana pun merasakan nyeri saat pertama kali kontol asep menembus lubang memeknya.
“ Adeehhh..deh..deh..deh… aaaahhhh.. sakit mang..pelan-pelan mang.. adduuhhuuu…” pekik nana.
Asep menuruti apa yg dikatakan nana, dengan lembut didorongnya batang kontolnya memasuki lubang memek nana.
“ Sekarang.. kamu rasakan ya, anak bandel… bagaimana dahsyatnya kontol mang asep.. hi..hi..hi.. “ goda rina yg berada disamping nana.
Namun tidak tega juga rina melihat anak gadisnya meringis kesakitan akibat hantaman kontol asep, seraya ditundukannya wajahnya kekontol asep yg masih tersisa separuh diluar, diludahinya beberapa kali dengan maksud memberikan pelumasan.
Cukup signifikan juga pengaruh air ludah yg diberikan rina, kini batang kontol asep menjadi lebih mudah berpenetrasi dalam memek nana, sementara rasa nyeri yg dirasakan nanapun menjadi sedikit berkurang.
“ Oke mang… lanjut mang, dorong terus…” ujar rina member semangat
Kini asep mulai memompakan batang kontolnya maju mundur, dengan irama yg lambat, namun tak beberapa lama kemudian goyangan asep semakin kencang, dan nanapun kini sudah bisa sepenuhnya menikmati hantaman kontol asep yg super besar itu.
“ zzzzzzz…..aaaaaahhhhh… terus mang, entotin memek nana mang…kontol mang asep enak banget sih, manteeeepppp…” racau nana, sambil memeluk asep.
Tak tahan asep melihat ekspresi gadis abg yg imut itu, hingga dilumatnya bibir nana dengan rakus, yg juga dibalas oleh nana, sehingga mereka berpagutan dengan hot, sambil organ intim mereka masih berpenetrasi, keluar masuk dengan berirama.
Rina yg menyaksikan anaknya berasik masuk kembali bangkit gairahnya, digosok-gosoknya memeknya dengan ibu jari sambil pandangannya tertuju pada asep yg sedang menggarap anak kandungnya itu.
Hingga beberapa menit kemudian terdengarlah erangan panjang nana yg mencapai puncak kenikmatan.
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh…. Nana keluar manggg………” teriaknya, beberapa detik setelah itu nana tampak lemas, tak ada lagi perlawanan yg diberikan.
Melihat putri tunggalnya telah klimaks, rina yg memang nafsunya telah bangkit segera menarik asep.
“ Mang…ayo cepet mang… entot bu haji mang… bu haji udah nafsu berat nih mang…” pinta rina dengan bernafsu.
Asep segera memasukan kontolnya kememek rina, dan langsung memompanya dengan kecepatan penuh, plok…plok..plokk… bunyi yg terdengar begitu riuh.
Dan hanya tak sampai dua menit, rina telah mencapai klimaks diiringi dengan pekikan panjang seperti biasanya.
Asep yg masih belum mencapai orgasme masih terus memompakan batang kontolnya didalam memek rina walaupun rina tak memberikan perlawanan, namun dikarnakan rina sudah tak bergairah lagi, rina menyuruh asep untuk menghentikan aksinya itu.
“ Mang… maaf ya mang…stop dulu mang.. bu haji udah capek nih.. pegel, maaf ya mang..nanti kita lanjutin lagi deh…” pinta rina sambil sedikit mendorong tubuh asep, hingga akhirnya asep melepaskan tancapan batang kontolnya pada memek rina.
Tinggal asep kini yg gigit jari melihat dua wanita lawan mainnya telah “k.o” sementara asep masih belum mencapai klimaks.
“ Udah mang… duduk aja sini sebentar, biar kami ambil nafas dulu…” ujar rina, sambil menarik tangan asep agar duduk disampingnya disofa.
******
Beberapa menit kemudian setelah mereka selesai minum sambil diselingi dengan obrolan ringan.
“ Gimana mang asep.. mang asep masih kebelet ya..? masih kepingin dikeluarin mang..? “ goda rina
“ Iya tuh mi… kasian mang asep, lagi nanggung dia.. hi..hi..hi… abis mang asep kuat banget sih…” ujar nana
“ Iya nih.. saya sebetulnya udah nanggung banget, udah diubun-ubun he…he...he...” ujar asep cengengesan.
“ Iya mang… kebetulan nana pingin nyobain anal seks sama kontol mang asep yg gede itu, pasti asik nih…” ujar nana.
“ Emang kamu pernah anal seks juga na..? “ tanya rina pada anaknya itu.
“ Sering dong mi, tiap nana ngentot sama pacar-pacar nana pasti dengan anal seks juga, kalo enggak begitu, enggak sip mi…enggak lengkap ” jawab nana
“ Dasar kamu, kecil-kecil maniak seks…” ujar rina, yg ditanggapi dengan tawa cengengesan oleh anaknya.
“ Gimana mang asep, sudah siap untuk anal seks..? “ ujar rina kepada asep
“ Saya siap aja dong bu haji… tapi kalau boleh sih, anu… ini juga kalau boleh…” ujar asep salah tingkah dan ragu-ragu.
“ Kalau boleh, kalau boleh apa sih kamu mang… ngomong yg bener dong..yg tegas..” ujar rina
“ Kalau bu haji sama neng nana bersedia, saya ingin bu haji dan neng nana waktu saya entot pantatnya sambil pakai jilbab… itu juga kalau bu haji dan neng nana mau.. kalau enggak mau ya enggak apa-apa…” pinta asep dengan malu-malu sambil menundukan kepalanya.
Kontan mendengar permintaan asep rina dan nana tertawa
“ Hi..hi..hi….mang asep…mang asep… ada-ada aja kamu, oke deh mang asep kita bersedia…” ujar rina
“ Tapi ngomong-ngomong kenapa sih mang asep ingin kita pakai jilbab, kan lebih asik terbuka begini mang…” tanya rina.
“ Mmmm.. anu bu haji.. soalnya selama ini kalau saya onani, yg saya bayangin adalah wajah bu haji yg lagi pakai jilbab itu, karna yg selama ini sering saya lihat bu haji kan selalu pakai jilbab…” jawab asep lugu, yg langsung diikuti oleh tawa rina dan nana.
“ Ah dasar mang asep, kebanyakan ngayal sih… hi..hi..hi…” goda nana.
Akhirnya, seperti yg diinginkan asep rina dan nana mengenakan jilbab, namun dengan tubuh masih telanjang bulat.
“ Gimana mang.. apa kita musti pakai baju kurung juga…? “ tanya rina pada asep
“ Eh, jangan…jangan…bu haji, enggak usah…enggak asik lah.. biarin telanjang aja..” jawab asep
Kini rina dan nana berdiri dengan berpegangan pada tepi meja makan, dengan tubuh agak merunduk, sehingga pantat keduanya seperti menungging memperlihatkan anusnya yg siap dihantam oleh batang kontol asep, dengan jilbab menutupi kepala mereka bagi asep mereka terlihat lebih sensasional, dan yg pasti hayalan asep terpenuhi kini, hayalan sosok bu haji yg selama ini dia bayangkan dalam setiap onaninya.
Dihampirinya kedua wanita yg sudah stand-by dan siap digempur lubang analnya itu, pertama yg dihampiri adalah nana, karna nana sepertinya sudah begitu penasaran ingin merasakan lubang anusnya ditembus batang kontol asep.
“ Ayo mang… tancep lubang pantat nana mang… nana udah gak sabar nih” ujar nana
Sebelum asep menancapkan “senjata”nya kedalam anus nana, rina terlebih dulu mengulum batang kontol asep lalu meludahinya beberapa kali dengan masuk memberikan pelumasan. Setelah dirasa cukup rina membimbing batang kontol asep untuk memasuki lubang anus anaknya itu.
Tak seperti yg dibayangkan rina, ternyata lubang anus nana lebih mudah dimasuki batang kontol asep ketimbang lubang memeknya tadi, sehingga tak butuh waktu yg lama batang kontol asep dengan leluasa berpenetrasi didalam lubang anus anak abg itu.
“ Aaaaaahhhhh…terus mang, asik mang…. Entot terus lobang pantat nana mang…uuuuhhh” racau nana, dengan jilbab masih membungkus kepalanya, begitu pula dengan sepatunya yg masih belum sempat ia lepas semenjak pulang sekolah tadi.
“ Eh, na… lubang anus kamu koq, gampang sekali sih dimasukin kontol asep yg gede itu, sedangkan umi aja tadi lumayan sakit waktu pertama dimasukin…” tanya rina agak heran.
“ Hi…hi..hi… kalau soal anal seks sih, nana paling jagonya mi… semua cowok-cowok ganteng disekolah nana udah pada tau tuh…hi..hi..hi..” jawab nana.
“ Nana…nana… asal kamu ya…” ujar rina
Hingga beberapa menit kemudian, asep beralih kepantat rina, dimasukannya langsung batang kontolnya kedalam anus rina dan langsung digoyangnya maju mundur.
“ Ayo mang… hajar bo-ol umi yg keras mang….ayo mang…” goda nana, sambil menepuk-nepuk pantat asep disaat asep sedang menggarap lubang anus ibunya itu.
“ Taaaarrrrriiiiikkkkk….. maaaaaaaaaannngggg….” Teriak nana lagi. masih dengan menepuki pantat asep.
Hingga beberapa saat kemudian tubuh asep mengejang, goyangan pantatnya semakin tak beraturan dan akhirnya asep berteriak seiring dengan puncak orgasme yg begitu dinikmatinya.
Croottt…croottt…crroottt… beberapa kali air maninya dimuntahkan didalam anus rina, hingga akhirnya dicabutnya batang kontolnya yg langsung disambut oleh hisapan mulut nana yg kini berjongkok , aroma lubang anus bercampur air mania asep menambah gairah nana untuk terus mengoral batang kontol asep.
Setelah puas mengoral kontol asep, nana beralih menghadap kebokong rina, dihadapkan wajahnya tepat pada lubang anus rina, dijilatinya anus ibunya itu.
“ Mi..coba dorong keluar air mani mang asep… biar nana ma’em mi… ngeden mi, biar keluar semua…” ujar nana.
Rina mengikuti apa yg dikatakan anaknya itu, ditunggingkannya pantatnya kearah mulut anaknya yg berjongkok sambil membuka mulutnya, setelah dirasakan lubang anusnya tepat berada didepan mulut anaknya itu, rina agak konsentrasi sebentar, lalu dia mengedan bagaikan seorang yg buang air besar, dan… srrrrooott…keluarlah air mani asep yg tertampung didalam lubang anusnya, semuanya masuk kedalam mulut nana yg terbuka lebar, dengan rakus nana menelannya, begitu terkesima asep menyaksikan kedua wanita itu.
“ mmmmm….sedaaaaaapppp… nyem..nyem..nyemm…muaaahhhh… enaaakkk” ujar nana, menikmati air mani asep, tak puas dengan itu, nana kembali menjilati dubur mamanya, menjilati sisa-sisa sperma asep yg masih melekat.
Sementara rina hanya geleng-geleng kepala dengan aksi ekstrim yg diperagakan darah dagingnya itu, namun dalam hati rina disuatu saat dia ingin juga mencoba yg dilakukan nana.
*******
“ Eh mang asep… laper nih, abis ngentot begini enaknya makan bubur ayam nih…” ujar nana
“ Iya nih mang… bu haji sekalian juga dibikinin mang…” ujar rina
“ Iya deh, tunggu sebentar…” ujar asep seraya melanghkahkan kakinya kearah garasi untuk meracik dua mangkuk bubur ayam.
Selang beberapa saat dua mangkuk bubur ayam telah sedia diatas meja makan, tak sampai lima menit, dua mangkuk bubur ayam hanya menyisakan mangkuk kosong saja, tandas didalam perut rina dan nana.
“ Mang asep enggak makan mang… enggak laper… ? “ tanya rina
“ Ya laper sih bu haji… “ jawab asep polos
“ Oh iya.. bu haji lagi enggak masak nih mang.. maaf ya, enggak ada apa-apa nih, soalnya kalau malam kita biasa makan diluar sih mang…” ujar rina
“ Ah, susah-susah banget sih… makan bubur aja mang…” celetuk nana
“ Eh iya, apa makan bubur aja mang… biar bu haji yg bikinin ya… tapi kamu udah bosen kali ya makan bubur ?” ujar rina.
“ Ya, bosen juga sih bu haji…” jawab asep
“ Tenang mang.. nanti mamang kita kasih bubur yg dijamin mang asep gak bakalan bosen…” ujar nana, seraya nana membisikan sesuatu kepada ibunya, yg diikuti dengan tawa tertahan rina manakala mendengar yg dibisikan anaknya itu.
“ Apaan sih… emangnya bubur apaan…?” tanya asep, bertambah bingung saat dilahatnya nana berbisik-bisik dengan rina.
“ Mang asep tunggu sini ya… bu haji ambil buburnya dulu “ ujar rina, seraya pergi kegarasi.
Beberapa saat kemudian rina muncul dengan semangkuk bubur ditangan, namun yg membuat asep bertanya-tanya adalah bahwa rina dan nana langsung menaiki meja makan, dengan tubuh keduanya yg masih bugil mereka mengangkangkan kedua kakinya sehingga memeknya tampak menganga memperlihatkan isi memeknya yg merah. Dan dengan sendok ditangan keduanya menyendok bubur ayam dari mangkuk, namun bukan untuk dimakannya, melainkan dituangkannya bubur itu pada memek mereka.
“ Ayo mang… dimakan buburnya…dijamin enggak bakalan bosen deh dengan bubur yg ini, bubur ayam special nih…hi…hi…hi…” ujar nana
Tertarik juga asep dengan tantangan wanita-wanita ini, dengan tersenyum-senyum malu dihampirinya mereka.
“ Ayo langsung makan mang…tunggu apa lagi… langsung pakai mulut lho mang…” ujar rina
Asep segera menunduk, disentuh dengan mulutnya bubur yg melekat pada memek rina, lalu mulai dimakannya langsung dengan menggunakan mulutnya, setelah tersisa sedikit, dijilatinya memek rina untuk membersihkan sisa-sia bubur yg masih melekat pada memeknya. Sementara kedua wanita itu tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi asep.
“ Ayo mang.. udah abis tuh bubur yg dimemek umi, sekarang gantian yg ini mang…” ujar nana
Segera asep beralih kememek nana untuk melakukan hal yg sama, sementara asep sibuk memakan bubur dari memek nana, rina kembali membubuhi memeknya dengan bubur untuk kemudian kembali dimakan oleh asep dengan cara yg sama, begitu sebaliknya, disaat asep menikmati bubur dari memek rina, giliran nana yg menaburi bubur pada memeknya.
Benar seperti yg dikatakan nana, bubur yg satu ini memang tak membuat asep bosan, asep merasakan sensasi yg berbeda dengan permainan ini, sensasi yg membuatnya semakin bergairah.
Hingga tak terasa habislah bubur yg berada dimangkuk tanpa sisa.
“ Gimana mang…asik enggak, enggak bosen kan…? “ tanya rina
“ Enggak bu haji, enggak bosen… jadi lebih enak buburnya.. he…he…he… tapi sayangnya enggak pake sambel, kalau pake sambel pasti tambah asik tuh he..he..he..” jawab asep cengengesan
“ Ih, enak aja… asal kamu ya mang… emang sengaja saya gak kasih sambel koq, kalau pakai sambel bisa kepedesan dong memek kita….” Jawab rina
Nana tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataan rina, sedang asep hanya tersenyum-senyum malu.
Tiba-tiba terdengar suara pesawat telpon berdering, dengan langkah yg agak malas rina menghampiri kearah meja telepon.
No comments:
Post a Comment