rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Thursday, 2 October 2014

Muslihat Kakek Dewo 5

;; ; ; ; ;; Sudah hampir empat bulan Dewo melampiaskan nafsu bejatnya kepada Wiwik, Rohmah dan Nyai Siti, ditambah lagi Kyai Kholil yang semakin jarang berada di rumah, jadilah dia semakin leluasa melakukan perbuatannya. Sama seperti pagi itu, Dewo baru membuka matanya saat mendengar suara Wiwik yang sedang menyapu di pekarangan belakang rumah, dekat dengan kamarnya. Dia menggeliat, terlihat Rohmah masih tertidur miring sambil mengulum kontol Dewo, persis seperti bayi yang asyik menyusu pada ibunya. Tubuhnya yang mulus masih telanjang, memek dan anusnya terlihat bengkak akibat sodokan Dewo yang bertubi-tubi tadi malam. Tidak ingin membangunkan gadis itu, Dewo menarik pelan batang penisnya. Plupp…!!! Terdengar suara ketika kontol Dewo terlepas dari mulut Rohmah. Dia segera beranjak dari tempat tidurnya dan meraih sarung kumal untuk dipakai menutupi tubuhnya yang telanjang. Dengan hanya memakai sarung dan bertelanjang dada, Dewo keluar dari kamar. Dengan pelan dia melangkah menghampiri Wiwik yang masih sibuk menyapu membelakanginya, sama sekali tidak menyadari kehadirannya. ”Hallo, lonteku..!!!” Dengan setengah berbisik, Dewo menyapa gadis itu. Tangannya dengan cepat menggapai dan meraba-raba payudara Wiwik yang mulai tumbuh besar. Meski tertutup jilbab lebar dan baju pandang, Dewo dengan jelas bisa merasakan kelembutan dan keempukannya yang mulus menggoda. Wiwik menoleh dan tersenyum, ”Oh, cinta…” dengan sedikit mendesah ia membalas sapaan Dewo dan membiarkan laki-laki tua terus menggerayangi buah dadanya. Wiwik bahkan sudah akan membuka kancing bajunya saat Dewo melanjutkan berkata, “Aku mau kencing nih…” Tanpa disuruh, Wiwik kemudian mengikuti Dewo ke belakang. Mereka berhenti di bawah pohon sawo besar di belakang rumah. Dewo segera menyibakkan sarungnya ke atas dan memberikan kontolnya yang masih setengah ngaceng pada Wiwik. Adik Nyai Siti itu sudah jongkok di depannya dengan mulut terbuka, siap menerimanya. Kemudian, cuuurrrr…!!! Pelan-pelan Dewo melepaskan air kencingnya ke mulut Wiwik, dan seperti kehausan, Wiwik meneguk dan menelan semuanya. Bahkan beberapa kali ia menggunakan air kencing Dewo untuk mencuci mukanya hingga sedikit membasahi jilbab dan baju panjangnya. Tapi Wiwik tampak tak perduli, bahkan ia terlihat sangat menyukai dan menikmatinya. Selesai kencing, Dewo menyuruh gadis itu agar membersihkan kontolnya. Wiwik segera mengulum dan menghisapnya. Dengan telaten ia menjilati sisa-sisa air seni yang masih menetes-netes dari kontol Dewo. Setelah bersih, baru dia berhenti dan kemudian melanjutkan kembali kegiatan menyapunya. Sementara Dewo dengan penuh kepuasan beranjak kembali ke rumah, langkah kakinya enteng menuju ke dapur rumah Nyai Siti. Setiap pagi ia sudah disiapkan kopi dan sebungkus rokok kretek kegemarannya. Terkadang oleh Nyai Siti sendiri, juga Rohmah anaknya, ataupun Wiwik. Tergantung siapa yang bangun pagi terlebih dulu, pasti menyiapkan kopi untuk si Dewo. Di dapur terlihat Nyai Siti sudah hampir selesai memasak, Dewo dengan santai duduk di meja makan dengan menggeser kursinya dari bawah meja. Sruuuput... bunyi Dewo menyeruput kopinya, dan kemudian menyalakan sebatang rokok. Asap keluar dari mulut dan hidungnya, sedangkan Nyai Siti tetap dengan aktivitas memasaknya. ”Nyai Siti lonteku… sedang memasak hidangan apa pagi ini?” tanya Dewo kurang ajar. Sambil tersenyum dan menoleh ketika dipanggil lonte, Nyai Siti menjawab, ”Masak lodeh kangkung, Tuan cintaku...” ”Sudah selesai apa belum?” tanya Dewo lagi. ”Belum, Abang cintaku... tinggal nunggu sampai masak kurang lebih 15 menit…” jawab Nyai Siti. ”Sambil nunggu masak, gimana kalau kamu masuk ke dalam sarungku. Kontolku ingin disepong sama mulutmu, Nyai.” tawar Dewo. ”Baik, Pangeranku yang Perkasa,” jawab Nyai Siti tanpa bisa menolak. Tidak menunggu lagi, wanita itupun mendekat dan memasukkan kepalanya ke dalam sarung Dewo. Sama seperti yang dilakukan oleh Wiwik dan Rohmah, ia dengan penuh nafsu dan sangat bergairah mulai mengoral dan memainkan kontol si Dewo. Sungguh sebuah sensasi tersendiri ketika seorang wanita berjilbab yang seksi lagi cantik jelita berada di dalam sarung sambil memainkan kontolnya. Dewo mengerang menikmatinya, ”Arghhh… terus, Nyai… lonteku… gundikku…!!!” rintihnya. Ia memegangi kepala Nyai Siti yang terbungkus oleh kain sarungnya, dan kemudian dia berdiri sambil melakukan penetrasi ke dalam mulut istri Kyai Kholil itu. Dewo melakukannya dengan kasar dan brutal sampai membuat Nyai Siti hampir tidak bisa bernafas. Dia mengentot mulut Nyai Siti dengan gerakan cepat, dan terus begitu hingga saat akan mencapai klimaks, Dewo dengan sekuat tenaga memasukkan kontolnya hingga mentok ke tenggorokan perempuan cantik itu. ”Aarggghhh….!!! Ini kuberikan kau maduku, lonteku…!!!” teriak Dewo keenakan, lalu srrreerrrr… cruuut… crtuuut… air maninya menembak kencang beberapa kali ke dalam kerongkongan Nyai Siti. Karena sudah menancap begitu dalam, hingga tanpa perlu menelan, pejuh Dewo sudah meluncur masuk ke dalam tenggorokan Nyai Siti. Untuk beberapa Dewo membiarkan kontolnya tetap menancap di mulut Nyai Siti, ia menahannya sebentar hingga benda itu melemas dan tidak tegang lagi. Baru kemudian Dewo melepaskan kontolnya sambil membuka kain sarungnya. Terlihat muka Nyai Siti memerah di bawah sana, namun wanita itu nampak senang bisa melayani kontol Dewo dengan mulutnya. Istri Kyai Kholil itu berdiri dan kemudian berkata kepada Dewo, ”Terima kasih, Tuanku, sudah bersedia menggunakan mulutku untuk dientot sama kontolmu.” Dewo hanya tersenyum dan duduk kembali di kursi sambil meminum sisa kopinya yang mulai mendingin. Nyai Siti membenahi jilbab dan bajunya sebentar sebelum kembali melanjutkan acara memasaknya. Dengan cepat ia mengangkat masakannya yang sudah matang dan kemudian menghidangkannya di meja makan. ”Tuan Dewo mau makan nasi atau mau mandi dulu?” tanya Nyai Siti saat Dewo merangkul dan mulai menggerayangi tubuh sintalnya. ”Sebentar, lonteku, aku masih mau merokok dan menikmati tubuhmu dulu,” jawab Dewo sambil memenceti payudara Nyai Siti yang bulat besar dengan kedua tangannya. Nyai Siti membiarkannya, dengan pasrah ia menerima apapun perlakuan Dewo, termasuk saat laki-laki itu membuka kancing baju gamisnya dan mulai menyusu di kedua puting payudaranya yang mungil kemerahan. Dewo menghisapnya dengan rakus dan kencang, bagai bayi besar yang kehausan ia bergantian menghisap puting Nyai Siti dengan mulutnya yang bau asap tembakau. Dijilatinya puting yang masih nampak indah itu sambil sesekali menggigitinya gemas kalau Nyai Siti tidak mau merintih dan mendesis keenakan. Beberapa saat mereka berada dalam posisi seperti itu hingga kontol Dewo yang tadinya lemah lunglai kini mulai bangkit kembali. Dewo segera menyuruh Nyai Siti untuk mengulumnya agar benda itu bisa tambah keras dan menegang sempurna. Dengan patuh Nyai Siti melakukannya. Wiwik yang melihat dari pekarangan belakang sebenarnya ingin ikut, tapi tanpa dipanggil oleh Dewo, ia tidak berani untuk mendekat. Sementara itu di kamar Dewo, Rohmah terlihat mulai terbangun. Huuuuahhhhhh...!!! gadis itu membuka matanya dan menguap sambil mencoba meregangkan tubuhnya yang telanjang. Beberapa cupangan tampak membekas di lehernya yang jenjang dan putih mulus. Sedangkan payudaranya yang mungil dan baru tumbuh terlihat memerah seperti bekas jari yang meremas dengan kuat sekali. Bahkan pantatnya juga memerah akibat dipukul tangan kasar Dewo saat mengentot anus dan memeknya. Rohmah hanya tersenyum puas saat mengingat semuanya, saat ia melayani Dewo seorang diri tadi malam. Memang sangat sakit dan melelahkan, tapi hasilnya setimpal. Ia mencapai klimaks tujuh kali, sementara Dewo cuma dua kali orgasme. Tersenyum penuh kepuasan, Rohmah beranjak dari tempat tidur. Dengan hanya memakai handuk ia keluar dari kamar. Langkahnya sedikit terhenti saat melihat Uminya yang asyik dientot oleh Dewo di dapur. Nyai Siti tersenyum melihat kedatangan anaknya, bajunya sudah awut-awutan, dengan kontol Dewo keluar masuk dengan cepat dari arah belakang tubuhnya. ”Sudah bangun kamu, lonte cilikku.” sapa Dewo sambil meremas-remas bokong besar Nyai Siti, penuh nafsu ia terus menusukkan kontolnya ke memek perempuan cantik itu. Rohmah tersenyum dan menghampiri mereka, ia diam saja saat Dewo merenggut handuknya hingga terlepas. ”Buat apa pakai ginian.” hardik Dewo. Ia lalu menyuruh Rohmah agar mamanggil Wiwik supaya lekas bergabung bersama mereka. Pagi ini, Dewo ingin membuka hari dengan menyetubuhi mereka bertiga secara bergantian. Kini ketiganya sudah berkumpul di ruang dapur, menunggu Dewo yang sebentar lagi akan menggunakan tubuh mereka. Dewo memeluk ketiga wanita itu dan dengan bergiliran menciumi bibir mereka. “Siapa dulu yang akan menemaniku?” tanyanya menantang. Wiwik yang pertama menjawab, “Terserah tuan siapa yang akan dipilih, kami hanya menunggu giliran saja, karena kami tahu bahwa kontol Tuan sangat perkasa,” jawab adik Nyai Siti itu. Dewo tersenyum mendengar jawaban Wiwik. ”Karena kamu yang bicara duluan, sekarang ayo temani aku ke dalam kamarmu, Lonteku. Untuk kalian berdua, tunggulah aku di kamar masing-masing.” Rohmah dan Nyai Siti cepat mengangguk tanda mengerti. Wiwik kemudian menggandeng tangan Dewo dengan mesra menuju kamarnya. Sesampainya di dalam, Dewo segera memeluk Wiwik dari belakang sambil berbisik, “Aku akan ngentot kamu dengan romantis, Lonteku.” Wiwik hanya tersenyum mendengarnya. Tangan Dewo mulai beraksi dengan meremas buah dadanya sambil menciumi leher dan tengkuknya. Wiwik hanya pasrah menerima semua itu. Malah tanpa disuruh, ia segera membuka semua pakaian Dewo sampai laki-laki tua itu telanjang bulat. Wiwik kemudian memagut bibir Dewo sambil melingkarkan tangannya di lehernya, dan dengan perlahan ia mencium serta menjilati leher Dewo sampai turun ke dada, dan seperti bayi yang kehausan, Wiwik menyedot puting Dewo berulang kali sambil meremas-remas dadanya. Setelah puas bermain di bagian dada, ciuman Wiwik terus berlanjut ke selangkangan Dewo dan dengan sepenuh hati ia mulai menjilat, mengulum, dan menghisap kontol panjang Dewo, bahkan pelirnya pun ia sedot-sedot. Semakin lama ulah Wiwik menjadi semakin jorok, ia meminta Dewo agar rebah telentang sambil mengangkat kedua kakinya. Dewo yang tahu apa yang diinginkan oleh Wiwik, segera mengangkat kakinya ke atas dan dipegangnya dengan tangan. Di bawah, Wiwik mulai beraksi, lidahnya menyapu anus Dewo dari atas ke bawah, bahkan dengan nakalnya dia memasukkan lidahnya untuk menyedot dan menghisap lubang hitam itu. Bahkan ia menekan-nekan hidungnya di lubang anus Dewo. Setelah puas, Wiwik kemudian naik ke atas ranjang dan berkata, ”Silahkan memakai tubuhku, Paman Dewo.” Dewo pun beraksi, kontolnya yang sudah ngaceng berat sudah tidak sabar untuk melakukan penetrasi ke dalam vagina sempit Wiwik. Dia segera menyingkap kain jarit dan melepas celana dalam Wiwik. Tanpa basa-basi, Dewo langsung menghujamkan kontolnya menembus vagina sempit gadis itu. ”Ahhhh…” desah Wiwik antara sakit dan suka. Tidak sampai lima menit, ia sudah mencapai orgasmenya yang pertama akibat genjotan Dewo. Sekitar 10 menit digenjot tanpa henti, memek Wiwik nampak membengkak parah dan memerah, bahkan ada sedikit darah karena tergesek kontol Dewo yang keras dan panjang. Dewo sendiri masih belum orgasme, malah dia meminta Wiwik untuk menyepong lagi kontolnya, dan kemudian menembusi anus gadis itu tanpa ampun. Wiwik mendesah, mengerang antara sakit dan nikmat. Sepuluh menit Dewo menyodominya, laki-laki itu baru mencabut kontolnya dan kemudian menduduki buah dadanya yang masih setengah terbuka berbalut kebaya. Dewo melipat kakinya dan tangannya meraih kepala wiwik. Dia ingin orgasme di mulut Wiwik dengan melakukan deep throat. Tidak sampai lima menit, laki-laki itupun muncrat di dalam tenggorokan Wiwik. Kenikmatan yang diberikan oleh Dewo membuat badan Wiwik remuk redam, tapi ia menyukainya. Tak lama Wiwik pun tertidur karena kecapekan melayani nafsu bejat Dewo. Dewo yang masih punya tanggungan kemudian keluar dari kamar Wiwik dengan tubuh tetap telanjang, dia langsung menuju kamar si Rohmah. Sesampainya disana, Rohmah dengan ganas langsung memagut bibirnya. Tidak lama kemudian, gadis yang baru beranjak dewasa itu langsung menyepong kontolnya. Setelah kontol Dewo mengeras, Rohmah dengan genitnya langsung naik ke atas ranjang dan menungging dengan jarit diangkat sampai ke pinggang, solah-olah meminta kontol Dewo untuk masuk ke dalam anus dan vaginanya. Melihat aksi Rohmah, Dewo pun tanpa ampun mengentotnya di anus dan vagina, dan terakhir di mulut, sampai Rohmah kecapekan dan kemudian tertidur pulas menyusul Wiwik. Melihat Rohmah sudah tidak sanggup lagi dientot, Dewo dengan santainya meninggalkan gadis itu untuk beranjak menuju kamar Nyai Siti, gundik tersayangnya. Sesampainya di kamar wanita cantik itu, Dewo mendapati Nyai Siti sedang duduk di atas ranjang menunggu kedatangannya. Untuk yang terakhir ini Dewo berniat melakukan seks dengan romantis. Dia mendatangi Nyai Siti, kemudian mencium keningnya dan mengajak pemanasan terlebih dahulu. Mulut Dewo memagut bibir Nyai Siti sambil tangannya melepas kancing kebaya Nyai Siti satu demi satu. Kemudian dia melonggarkan BH Nyai Siti, ia sengaja tidak melepas semuanya agar nampak sensual baginya. Dewo melanjutkan dengan mengangkat jarit Nyai Siti ke atas sampai pinggang, ia sedikit terkejut saat mendapati Nyai Siti yang ternyata tidak memakai celana dalam. Tersenyum penuh kepuasan melihat kenakalan lontenya, Dewo kemudian merangkak naik ke atas buah dada Nyai Siti yang bulat besar dan mendudukinya sambil tangannya mengangkat kepala Nyai Siti dan menyodorkan kontolnya. Nyai Siti pun dengan penuh nafsu mulai menyepong kontolnya. Dewo merintih menikmatinya. Sementara batangnya diemut, ia leluasa bermain-main dengan gundukan payudara Nyai Siti. Dewo meremas dan memencetinya sambil berulang kali memilin putingnya yang mungil kemerahan. Setelah dirasa cukup, Dewo kemudian turun dari dada Nyai Siti dan kemudian mengangkat kaki wanita cantik itu ke pundaknya, dengan begitu memek Nyai Siti yang sudah basah dan menganga lebar bisa terlihat jelas di depan kontolnya. Dewo segera memasukinya. ”Ahh… enak… terus, Mas Dewo… genjot aku sesukamu… kontolmu enak… akan kulakukan apapun demi kontolmu…!!!” erangan dan racauan Nyai Siti membuat Dewo semakin bersemangat menggenjot istri Kyai Kholil itu. Berbagai macam gaya mereka lakukan bersama, mulai konvensional, menungging, menyamping, bahkan women on top. Persetubuhan mereka baru diakhiri setelah Dewo menggenjot anus dan mulut Nyai Siti, serta berejakulasi di tenggorokan perempuan cantik berjilbab itu. Hampir tiga jam mereka melakukan persetubuhan. Dewo yang kelelahan tidur terlentang, sedangkan Nyai Siti tertidur di selangkangan Dewo dengan mulut masih mengulum kontol laki-laki tua itu, seperti bayi yang lagi menyusu pada ibunya. Begitulah, kini Dewo sudah biasa menggunakan tubuh ketiga wanita tersebut untuk dijadikan budak seksnya. Bahkan kini fantasi Dewo semakin liar, dia akan menggunakan ketiga wanita tersebut untuk mendapatkan semua wanita muda yang sudah bersuami atau masih perawan untuk diserahkan kepadanya untuk dientot. Dengan bantuan kharisma dan nama besar Nyai Siti, Dewo yakin bisa melakukannya.

No comments:

Post a Comment