rmlink a { background: none repeat scroll 0 0 #E37F52; border-radius: 4px; color: #FFFFFF !important; font-size: 10pt; font-weight: 700; line-height: 1; padding: 1px 3px 1px; text-transform: uppercase; }

Thursday, 2 October 2014

Muslihat Kakek Dewo 8

; ;; ; ; ; ; ;; Dewo segera mencari Nyai Siti, saat dilihatnya wanita itu sedang berada di dapur, ia segera menghampirinya. ”Nyai, aku perlu bantuanmu.” Dewo berkata. Nyai Siti menoleh dan tersenyum, “Katakan saja mas Dewo, aku selalu siap membantumu.” Ia mengira Dewo menginginkan tubuhnya, tapi ternyata tidak. Nyai Siti jadi sedikit kecewa dibuatnya. Dewo mengutarakan rencananya, sementara Nyai Siti mendengarkan dengan seksama. “Bagaimana, kamu bisa?” tanya Dewo kemudian. Nyai Siti mengangguk. “Itu gampang, bisa diatur. Tapi…” “Nanti ada imbalan untuk Nyai…” Dewo menyeringai. Nyai Siti tersenyum. “Beneran? Janji ya…” Dewo mengangguk. “Akan kuentoti Nyai sampai puas.” bisiknya. Saat itulah Kyai Kholil tiba-tiba keluar dari kamar. Takut dicurigai, Dewo segera berlalu ke belakang, sementara Nyai Siti melangkah menuju suaminya. “Bi, antarkan Umi ke pasar sebentar, ada yang perlu dibeli.” kata Nyai Siti. Tanpa bertanya apa-apa, Kyai Kholil menyanggupinya. Ia sama sekali tidak curiga akan keberadaan Sarah, teman Wiwik, yang tadi berada di ruang tamu, kini sudah tidak kelihatan lagi batang hidungnya. Kemana gerangan gadis cantik itu? Hanya Dewo dan Tuhan yang tahu. *** Sepeninggal Nyai Siti dan Kyai Kholil, Dewo segera kembali masuk ke dalam rumah. Bergegas dia pergi ke kamarnya. Disana, seorang gadis sudah menunggu. “Paman, kok lama sekali sih?” tanya Sarah dengan senyum mesra sok akrab. Dia yang biasanya lugu, kini jadi genit seperti ini. Itu semua karena pelet Dewo yang manjur dan ampuh. Dewo ikut tersenyum dan mengamati tubuhnya, bagian dada gadis itu telah terbuka lebar menonjolkan bongkahan buah dadanya yang mulus sempurna. Tahu kalo Dewo memandangi, Sarah malah memajukan badannya sehingga bongkahan itu semakin tumpah keluar. “Paman suka?” selidik Sarah dengan tersenyum nakal. “Kamu ini, badan kecil tapi susunya gede banget!“ kata Dewo sambil menjilat bibir. “Pegang aja, Paman, nggak apa-apa kok!” kata Sarah dengan menyeringai, kesadaran sudah sepenuhnya lenyap dari pikirannya. Yang ada sekarang cuma bagaimana mendapatkan nikmat dari Dewo. Tanpa berkata lagi, Dewo segera merangkul tubuh kurus Sarah dan melumat habis bibir mungilnya. Sarah sedikit terkejut namun langsung saja meladeni lumatan itu. Mereka berdua saling hisap di kamar sempit yang dekil itu dengan penuh rakus dan ganas. Sarah memang terlihat agak kaku, maklum ini adalah ciuman pertamanya. Namun Dewo dengan senang hati mengajarinya, akan ia buat gadis itu gila seks seperti halnya Wiwik, Rohmah, dan Nyai Siti. “Hhss... Paman... aah... hhh...“ desis Sarah ketika Dewo meremas payudaranya yang membulat dengan gemas. “Aku pengen tubuhmu, Nduk... semua lubang di tubuhmu!“ kata Dewo yang disambut senyum oleh Sarah, sama sekali tidak menyadari bahaya yang mengancam dirinya. Mereka kembali saling melumat dan menghisap bibir. Tangan Sarah dengan nakal mulai meremas kontol Dewo yang sudah ngaceng tegak di balik celana. Demikian pula dengan Dewo, tangannya naik dan kembali meremas-remas buah dada Sarah yang menggantung indah di depan dada, hanya tertutup jilbab lebar karena kancing baju seragamnya sudah terbuka sedari tadi. Terasa sangat empuk dan lembut sekali, Dewo menyukainya. Sambil meremas semakin kuat, ia merangkul dan melumat bibir Sarah dengan penuh nafsu. Lidah mereka saling bertaut dan bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Sarah sampai menggelinjang dibuatnya, tidak ia pedulikan bibir tebal Dewo yang bau rokok dan tembakau. Yang ia inginkan cuma kepuasan, biarpun tahu kalau itu akan sangat menyakitkan nanti. ”Paman...” Sarah melenguh, ditahannya kepala Dewo agar tidak melakukan lumatan lagi. Ia memandangi Dewo dengan sikap memburu, sambil tangannya masih mengusap-usap kontol laki-laki tua itu penuh nafsu. Birahi Sarah terlihat menggelegak, terbuai oleh kengacengan kontol Dewo, yang merupakan kontol pertama dan satu-satunya yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Menyeringai senang, Dewo segera menerkam tubuh molek Sarah hingga gadis itu terjengkang ke belakang, tapi Dewo lekas menahan kepalanya agar tidak sampai terbentur ke pinggiran tempat tidur. Kini Sarah berbaring telentang di bawah, dengan Dewo menindih penuh hasrat dari atas. Di ranjang milik Dewo yang dekil, mereka mulai saling memeluk dan merangkul. Dewo dengan nakal menyingkap rok panjang Sarah hingga terbuka lebar, ia seperti tak sabar ingin menelanjangi gadis itu yang disambut Sarah dengan menarik celana Dewo dengan tak kalah ganasnya. “Breeet!!“ celana Dewo robek di bagian depan. Kontolnya yang sudah mengacung tegak langsung terlontar keluar. “Ahh...” Sarah sedikit memekik saat menerimanya, namun segera menggenggam dan mengelus-elusnya dengan penuh nafsu karena benda inilah yang memang ia cari dari tadi. Dewo juga sudah selesai menelanjangi Sarah, diperhatikannya tubuh gadis itu yang mungil dan kurus namun sangat mulus sekali. Kulitnya begitu halus dan licin, juga sangat putih. Yang membuat Dewo geleng-geleng kepala adalah ukuran payudara Sarah yang begitu besar, terlihat tidak cocok dengan posturnya yang kecil. Putingnya yang masih perawan terlihat mencuat indah, menghiasi puncaknya yang memerah. Sambil kembali saling melumat penuh nafsu, Dewo menyingkirkan untaian jilbab yang dikenakan Sarah ke belakang agar tidak mengganggu remasan tangan di buah dadanya. Ia sengaja tidak melepasnya, Dewo lebih suka mengentoti wanita yang masih berjilbab. “Ooh… Paman… aah…“ erang Sarah ketika Dewo dengan nakal menangkupkan tangan ke gundukan payudaranya dan meremasnya pelan. Ia juga tidak menolak ketika tangan Dewo yang lain meluncur ke bawah, ke arah lubang memeknya. “Pamaann…“ lenguh Sarah dengan mata terpejam. Terlihat jembutnya yang baru tumbuh meremang sangat menawan, lubangnya begitu rapat namun sudah basah. Dewo segera membelai dan mengusap-usapnya pelan, membuat Sarah makin merintih dan menggelinjang-gelinjang kegelian karenanya. Tangan Dewo tak habis-habisnya bergerak kesana-kemari, mengelus dan meremasi tubuh mulus Sarah yang sangat membangkitkan gairahnya. Setelah Rohmah dan Wiwik, inilah saat bagi Dewo untuk mendapatkan seorang perawan kembali. Sarah sendiri tanpa mempedulikan apa-apa lagi, meladeni lumatan Dewo pada bibirnya sambil tangannya menyelinap memegang batang kontol Dewo yang sudah ngaceng berat dan mengelus-elusnya perlahan. “Luar biasa punya Paman... besar sekali!“ puji Sarah ketika Dewo melepas ciumannya. “Itu namanya kontol, nduk… bilang, aku suka kontol! Gitu...“ kata Dewo sambil meremas buah dada Sarah keras-keras, membuat si cantik teman Wiwik itu mengaduh kesakitan. “Auw! I-iya, Paman…” Sarah mengangguk. “A-aku suka kontol paman. Aku suka kontol Paman yang gede ini...” pekiknya sambil balas meremas batang kontol Dewo dengan kuat, membuat Dewo sampai menengadah ke atas merasakan sakitnya betotan tangan lentik dan jahil gadis manis itu. Mereka berdua berpandangan sambil tersenyum, namun tak lama kemudian Sarah berbisik dengan senyum menggoda dan penuh gairah, “Ayo, Paman, cepat entoti aku!" pintanya dengan penuh harap. “Nanti keburu bu Nyai dan pak Kyai pulang.” tambahnya. Dewo mengangguk, “Itu bisa diatur… sekarang emut kontolku dulu, nduk! Aku pengin dihisap sama kamu!“ kata Dewo sambil mengelus-elus memek Sarah yang sudah basah kuyup oleh gairah, membuat Sarah menggelinjang kegelian untuk sebentar. Gadis itu segera turun dari pangkuan Dewo dan kemudian berjongkok sambil membuka paha Dewo sedikit melebar. Ia lalu bersimpuh dengan menggunakan siku lututnya, dan langsung memasukkan batang Dewo ke dalam mulutnya. Sarah berusaha menelannya sambil menghisapnya kuat-kuat. “Aauh...” erang Dewo mendongak ke atas. Meski emutan Sarah terasa kaku, tapi tetap saja membuatnya melenguh nikmat. Apalagi saat Sarah kemudian menggerakkan batang kontolnya keluar-masuk dengan cepat, Dewo semakin merasakan horny yang luar biasa. Ia pun juga tak tinggal diam, dengan posisi Sarah berlutut seperti itu, tangan Dewo nemplok di payudaranya yang bulat dan mulai meremas-remas dengan nikmat, terasa sangat hangat dan empuk sekali. “Terus, nduk... aah... telan air maniku... sebentar lagi aku muncrat!“ kata Dewo dengan tetap bermain pada buah dada Sarah. Sarah menghentikan jilatannya sejenak, namun tangannya tetap mengocok batang kontol Dewo. Ia memandangi Dewo dengan senyum nakalnya, “Keluarin semua, Paman! Siram aku dengan pejuhmu!“ sahutnya dan kembali menjilati batang kontol Dewo berulang-ulang, lidahnya menjulur-julur membasahi mulai dari batang hingga sampai ke biji telur Dewo. Sarah menyapunya dengan lembut beberapa kali, sebelum naik kembali ke atas. Ia kini berhenti menjilati batang kontol Dewo dan hanya mengocoknya dengan mantap. Dewo yang menerimanya jadi menggelinjang tak karuan, membuat Sarah tertawa kecil saat melihatnya. “Enak ya, Paman?“ tanyanya lugu dengan tangan terus mengocok batang kontol Dewo berulang-ulang. “Iyaa... aah...“ dengan nakal Dewo membalas dengan memegang kedua buah dada Sarah dan meremas-remasnya sesuka hati sambil memain-mainkan putingnya. ”Emut lagi, jangan cuma dikocok!” perintahnya. Sarah segera membuka kembali mulutnya, kemudian memasukan batang kontol Dewo ke dalam tenggorokannya. “Hhs... hhm... mmf...“ desis Sarah di antara kulumannya saat dengan dengan keras dan kuat, Dewo memilin-milin biji putingnya. “Yah... begitu, nduk...” lenguh Dewo ketika merasakan Sarah menyepong kontolnya kuat-kuat, membuat Dewo sampai mengangkat kedua kakinya. Ia semakin tidak tahan, dadanya terasa panas sekali, menjalar sangat cepat ke perut dan kemudian menuju ke selangkangannya, membuat batangnya jadi berasa ingin muncrat. “Nduk, aah... aku mau keluar!“ teriak Dewo dengan keras. Sarah langsung berhenti dan memasukkan batang Dewo dalam-dalam ke rongga mulutnya, bahkan sampai mentok hingga ke tenggorokan. Tak sampai 1 detik, Dewo pun menyemburkan air maninya, ia menembak mulut Sarah dengan cairannya yang begitu pekat dan kental, sangat banyak dan penuh sekali. “Crooot... crooot… crooot…“ Dewo menegang kaku sambil mendongak, ia sampai kelojotan mendapatkan orgasme pertamanya bersama Sarah. Baru di mulut saja ia sudah tidak tahan, apalagi kalau sudah pake memek dan anus. Mungkin kecantikan Sarah lah yang membuat Dewo jadi mudah menyerah seperti ini. Ia bertekad, untuk ronde kedua dan selanjutnya, ia harus lebih kuat. Ia harus bisa menundukkan gadis cantik ini. Diperhatikannya lelehan sperma yang menetes dari sela bibir milik Sarah saat gadis itu memuntahkan kontol Dewo dan mulai menjilati dengan pelan sisa-sisa sperma yang masih menempel di ujungnya. Disapunya cairan putih itu dan ditelannya masuk ke dalam kerongkongannya. Tak lama kemudian batang Dewo menjadi bersih kembali, sedangkan Sarah senyam-senyum melihat Dewo terkapar di sandaran ranjang. “Luar biasa... kontol Paman benar-benar hebat, sudah muncrat begini tapi tetap saja nggak lemas... masih bisa ngaceng setengah!“ puji Sarah dengan tertawa nakal. Ia lalu duduk di tempat tidur, menunggu Dewo yang masih terpejam merasakan nikmatnya orgasme dengan dioral olehnya. Sarah kembali mempermainkan batang kontol Dewo dengan meremas-remasnya pelan, ia mengelus-elus sebentar sebelum kembali menciumi dengan menggunakan bibirnya yang sensual itu. Tubuh mulusnya tampak penuh oleh keringat birahi, sementara nafasnya juga ngos-ngosan akibat menahan gairah. Dewo membuka matanya yang berkunang-kunang, diperhatikannya sesosok gadis cantik yang sedang tersenyum kepadanya, memamerkan besaran buah dadanya yang tumbuh sempurna, bahkan kemudian memundurkan badannya lalu membuka pahanya lebar-lebar untuk memamerkan belahan memeknya yang telah basah terbuai oleh nafsu birahi. “Giliranmu sekarang, Nduk...” kata Dewo sambil duduk di hadapan Sarah yang sudah membuka selangkangannya, memamerkan bagian paling rahasia dari tubuhnya. “Paman mau apa?“ tanya Sarah tak mengerti saat Dewo mulai menindih tubuh mulusnya. Ia mengira Dewo akan menjilati lubang memeknya seperti yang ia lakukan pada kontol laki-laki itu, namun ternyata tidak. “Aku mau menjilati seluruh tubuhmu, Nduk!“ Dewo tersenyum gemas. Sarah ikut tersenyum, suka dengan rencana itu. ”Segera jilati aku, Paman... berikan kenikmatan jilatanmu kepadaku!“ pancingnya dengan menarik tangan Dewo kemudian tertawa senang. Dewo langsung membungkuk di atas tubuh gadis itu, buah dada Sarah yang besar tampak mengkilat oleh keringat, semakin menambah semangatnya. Dewo segera menjulurkan lidah dan mulai menjilatinya, sambil menggarap buah dada besar milik gadis itu, satu tangannya menyelinap ke bawah di antara selangkangan Sarah. Dewo mempermainkan jarinya menggelitik lubang surgawi yang ada disana. ”Ahh... Paman!” Sarah melenguh. Bak cacing kepanasan, tubuhnya melengkung ke depan yang segera ditangkap oleh Dewo dengan mencucupi kedua putingnya semakin keras. Sarah menekuk kaki kirinya untuk menjepit tangan Dewo yang sangat nakal mengorek liang vaginanya, sedang lidah laki-laki itu terus menyusuri bulatan daging montok di dadanya yang bulat besar, menghisap dan menjilatinya berulang kali hingga membuat benda itu jadi semakin basah dan mengkilat. “Ohh... Paman... geli!” rintih Sarah, tapi tidak ingin berhenti. Justru ia meminta Dewo agar meneruskan aksinya. ”Aah... terus jilat, Paman... arghh!!“ serunya dengan mata terpejam merasakan lidah Dewo yang bergerak kesana-kemari di atas gundukan payudaranya. Laki-laki itu terus menyusurinya hingga seluruh permukaannya yang putih mulus jadi basah semua. Dewo beberapa kali berhenti di bagian puting Sarah yang mungil kemerahan, ia langsung menelan dalam mulutnya dan mempermainkannya dengan lidah. Dewo mencucup dan menyedotinya dengan rakus dan penuh nafsu, sampai membuat Sarah menggapai-gapai mencari pegangan merasakan sensasi yang sangat luar biasa tersebut. Di bagian dada ia merasa geli karena dijilati oleh Dewo, sementara di bagian vagina, ia sungguh tak tahan saat tangan nakal Dewo terus mengorek-ngorek liang senggamanya. Memeknya yang basah kini menjadi semakin tak karuan akibat rangsangan Dewo. “Aduh... geli, paman... aah...“ rintih Sarah dengan kepala menggeleng-geleng, ia seperti melonjak hendak bangun saat Dewo menusukkan jari ke dalam liang vaginanya, sedikit mencongkel disana, namun tertahan oleh tubuh Dewo yang sedang menikmati kemengkalan dan kemontokan susunya yang gede itu. Dewo sedikit terkesiap saat mendengar deru langkah kaki mendekati pintu kamarnya. Namun setelah memastikan kalau itu bukan milik Kyai Kholil, ia pun meneruskan kegiatannya. Sementara Sarah yang sudah diselimuti nafsu, sama sekali tidak tahu akan hal itu. “Uuh... terus, Paman... nikmat sekali!“ serunya sambil mendorong kepala Dewo turun ke bawah. Saat menjilati perut Sarah, Dewo melirik sebentar. Dilihatnya seseorang yang baru masuk itu mulai mencopoti pakaiannya. Kalau dilihat dari posturnya yang ramping, sepertinya itu adalah Wiwik ataupun Rohmah, salah satu dari mereka. Tidak mungkin kalau Nyai Siti karena kurang montok dan berisi. Dewo membiarkannya saja, ia masih ingin menikmati tubuh molek Sarah, gadis muda cantik yang ada di depannya ini. Siapapun yang baru masuk tadi, harus sabar menunggu. Dewo menggeser tubuhnya agar tepat berada di antara paha ramping Sarah. Gadis itu langsung menjepit kepalanya sambil merengek lirih, “Yah... di situ, Paman... ooh... jilat disitu... di memekku... ahh...“ suaranya menghiba. Sarah mendesis tak karuan saat Dewo mulai menjilati belahan vaginanya yang sudah terkuak memerah, saking nikmatnya ia sampai menggelinjang ke kanan dan ke kiri. Sarah terus menggeleng-geleng, kepalanya menoleh ke samping. Saat itulah, sepasang kaki jenjang tertangkap matanya. Langsung Sarah memekik kaget dan bangkit terduduk sambil mendorong tubuh Dewo dengan paksa. “Aah... m-maaf, Wik... a-aku bisa menjelaskan... ini nggak seperti yang kamu kira...“ ujar Sarah dengan terbata-bata, namun ia terkejut ketika melihat Wiwik tersenyum. “Kalian berdua main nggak aja-ajak... aku mau gabung!“ kata gadis yang ternyata adalah Wiwik. Dewo tersenyum menyeringai, puas dengan keberuntungannya hari ini. Wiwik maju ke depan dan langsung duduk di sampingnya, sifat nakal gadis itu langsung muncul dengan merogoh kontol Dewo dan meremasnya pelan. “Aku kangen ini, Paman!“ bisik Wiwik pada Dewo. “Ntar ya, aku pengin ngegenjot temanmu dulu... sudah gatal kontolku pengen ngerasain lubang tempeknya.“ Dewo menepis tangan Wiwik. Sementara Sarah yang mulai mengerti akan situasi yang sebenarnya, ikut mendorong tubuh Wiwik menjauh. “Minggir dulu sana... dia milikku! Ntar nanti gantian...” katanya pada Wiwik, lalu berpaling pada Dewo, ”Ayo, Paman... cepat masukin kontolmu! Aku juga sudah nggak tahan...“ ajak Sarah sambil menarik kepala Dewo sehingga laki-laki itu segera mengarahkan batang penisnya ke dalam celah lubang vaginanya. Di samping mereka, Wiwik hanya tersenyum sambil memamerkan tubuhnya yang lebih ramping dan tidak semontok Sarah itu. Pelan pelan Dewo melakukan penetrasi ke dalam vagina Sarah yang sudah basah melebar. Rasanya sedikit sulit, persis seperti saat dia memperawani Rohmah maupun Wiwik. Namun palan-pelan, setelah didesak terus, batang itupun bisa menembus liang senggama Sarah. Gadis cantik itu menjerit sambil merem saat keperawanannya terenggut. Ia menggigit bibir untuk meredam rasa sakitnya saat Dewo terus menerobos masuk dengan kontol besarnya. ”Aah... sakit, Paman... tarik dulu... auuh!“ lenguh Sarah dengan kepala menggeleng-geleng ke kanan dan ke kiri, membuat jilbab lebarnya beterbangan kesana-kemari. Di bawah, noda darah membasahi memeknya yang terluka. “Hghh...” Dewo merasa kontolnya bagai disedot dari dalam, batangnya yang tenggelam di memek Sarah bagai dipilin dan diperas-peras dengan gemas oleh dinding kemaluan gadis itu. Setelah terdiam sejenak, sambil menciumi dan meremas-remas payudara bulat Sarah, Dewo mendengar gadis itu berbisik. ”Genjot, Paman... ayo bergerak... sudah nggak sakit lagi!“ Atas perintah itu, Dewo pun langsung melakukan gerakan naik turun di atas tubuh molek Sarah. Ia tindih tubuh montok itu di kasur serta memeluk dan menghujaninya dengan lumatan demi ciuman di bibir, sementara pinggulnya terus bergerak untuk menyetubuhinya. ”Ahh... Paman!” Sarah melingkarkan kedua kakinya di pinggang Dewo, memberi ruang agar laki-laki tua itu tetap bisa mengeluar-masukkan batangnya dengan lancar. “Haah... aah... hhss...“ di lain pihak, ia kewalahan menahan serbuan Dewo di mulutnya. Sarah montang-manting menerima kuluman bibir Dewo dan remasan tangan laki-laki itu di buah dadanya. Di sebelah mereka, Wiwik hanya bisa mendesis sendirian sambil mengobok-ngobok liang memeknya saat menonton persetubuhan itu. Liang memeknya tampak basah memerah akibat terangsang. Dewo terus menyetubuhi Sarah dengan bergerak pelan-pelan, namun walau begitu sudah membuat Sarah kelabakan. Itu karena saking besar kontol Dewo yang terasa sekali menyesaki liang memeknya yang kini sudah tak perawan lagi. “Aduh, Paman... aku nggak tahan... aaah… “ seru Sarah dengan suara semakin mengeras. Dewo terus saja menyodokinya naik turun, mereka saling memeluk dan memilin mesra, sesekali meremas dan memagut satu sama lain. Tubuh mereka terlihat begitu kontras; Sarah putih dan mulus, sementara Dewo sudah tua dan keriput. Namun meski begitu Sarah terlihat begitu menikmatinya, ia tidak pernah menyesal memberikan perawannya pada Dewo. Dewo sendiri tersenyum puas, ia senang bisa mendapatkan mangsa seperti Sarah yang masih sangat muda dan perawan. Bertambah lagi satu koleksi budak nafsunya. Diliriknya Wiwik yang kini memejamkan mata menikmati jari-jemarinya yang telah masuk ke dalam liang vaginanya. Gadis itu bermasturbasi sendiri. “Terus, Paman... aku nggak kuat... aah... goyang lebih cepat... aah...“ rintihan Sarah menyadarkan Dewo. Ia langsung bergerak cepat dengan memeluk gadis itu lebih erat, sementara pantatnya maju mundur menghajar memek Sarah yang menjepit kuat batang penisnya. Berulang-ulang pantat Dewo menghujam dengan keras, bahkan cenderung kasar, namun malah membuat Sarah menjerit suka. “Aah yah... begitu, Paman... genjot lebih kuat...” lenguh Sarah dengan menahan kepala Dewo yang kembali melumat bibirnya. Tusukan laki-laki tua itu membuat buah dadanya yang besar bergerak naik turun dengan begitu indahnya. Bahkan goyangan itu sampai membuat Wiwik terkesima. “Paman, aku pengen... memekku gatal ini...“ pinta Wiwik dengan memelas. Dewo tersenyum kepadanya, ”Sabar ya, Nduk... sebentar lagi temanmu ini selesai.” katanya sambil terus menggenjot dengan keras dan mantap sampai tumbukan alat kelamin mereka berbunyi nyaring. Vagina Sarah terasa menyempit, membetot batang Dewo dengan begitu kuat. “Aaaahh...” Sarah melenguh panjang dengan tubuh menegang kaku. Sementara di atas, Dewo terus menhujamkan batang kontolnya dalam-dalam ke lorong vagina gadis itu, membuat Sarah sampai kelojotan tak karuan. Dari liang memeknya mengucur cairan panas membasahi batang kontol Dewo. Mata Sarah membuka sedikit, namun hanya terlihat warna putihnya saja. Dia orgasme. Dewo berhenti menggenjot batang penisnya, diperhatikannya dada Sarah yang bergerak naik turun seiring tarikan nafasnya yang masih ngos-ngosan. Ia segera menindih dan merangkul erat tubuh gadis itu, bisa dirasakannya tubuh Sarah yang basah oleh keringat birahi. Setelah mereda, Dewo lalu bangun dan menarik keluar batang penisnya. Menghela nafas penuh kemenangan, ia pandangi tubuh montok Sarah yang masih terkapar di atas ranjang. ”Paman...” panggil Wiwik, meminta untuk diperhatikan. Dewo memalingkan mukanya ke samping di mana Wiwik berada, gadis itu menunggunya dengan masih mengoral vaginanya menggunakan tangan. Dewo langsung berdiri dan menariknya ke dalam pelukan. Gemas ia remas-remas buah dada bulat milik Wiwik hingga membuat adik Nyai Siti ini menggelinjang kegelian. “Remas terus, Paman...“ pinta Wiwik. Dengan senang hati Dewo melakukannya. Meski buah dada itu tidak sebesar milik Sarah, namun terasa kenyal dan hangat sekali. Belum lagi wangi tubuh Wiwik makin menambah semangat Dewo untuk segera menembus ke dalam liangnya yang sempit. Tak tahan, Dewo pun melepaskan remasan tangannya dan berbaring telentang sambil memegangi batang penisnya. “Segera naik, Lonte mudaku... segera naiki aku… masukkan kontolku ini ke dalam tempekmu!“ ajak Dewo pada Wiwik dengan menarik tangan gadis itu. Wiwik langsung mengangkang di antara kedua kaki Dewo, kemudian menurunkan tubuhnya sampai belahan mungil di selangkangannya menyentuh kepala kontol Dewo. Pelan-pelan Wiwik menekan, bleess... matanya sampai melotot saat batang kontol Dewo mulai memenuhi dan mendesak penuh di lorong vaginanya. Dewo memperhatikan bagaimana batangnya yang besar itu masuk ke dalam liang vagina Wiwik yang sempit. Rasanya sungguh sangat nikmat sekali. Mendapat dua gadis dalam waktu hampir bersamaan, benar-benar ia sangat beruntung. Sarah yang kelelahan, terlelap lemah di sampingnya, menonton persetubuhan mereka. Batang Dewo yang telah menusuk masuk seluruhnya membuat Wiwik sampai menggigit bibirnya untuk menahan rasa nikmat. “Hegh... auw! Ah, galak bener kontol paman... sukanya menusuk-nusuk memekku!” lenguh Wiwik dengan kepala menggeleng-geleng. Ia mulai menggerakkan pinggulnya, menggoyangnya naik turun, menjepit dan menggesek kontol Dewo di liang senggamanya. Dewo hanya bisa mengelus-elus paha Wiwik yang putih mulus saat gadis itu mulai beraksi, sambil sesekali mengarah ke belakang untuk meremas dan membelai pantat Wiwik yang terasa sedikit lebih tebal dari milik Sarah. ”Ahh...” pelan-pelan Dewo merasakan kontolnya seperti dijepit-jepit, memang tidak sekuat memek perawan Sarah, tapi tetap membuat penisnya seperti mau dilempengin. Kontol Dewo lenyap ditelan vagina milik Wiwik, adik Nyai Siti itu terus menarik dan menekannya, lagi dan lagi, dengan hentakan keras dan kuat yang membuat kontol Dewo amblas mentok sampai ke bagiannya yang terdalam, namun masih menyisakan beberapa centi karena kontol Dewo memang terlalu panjang bagi memek muda seperti milik Wiwik. Hanya memek Nyai Siti yang bisa menampung semuanya. “Paman... panjang sekali kontolmu!“ kata Wiwik dengan tersenyum dan terus bergerak naik turun. Dewo langsung memeluknya dan menghujaninya dengan lumatan dan ciuman, membuat Wiwik sampai kewalahan. Dewo juga meremas buah dada gadis itu kuat-kuat, memilin-milin putingnya berulang kali hingga membuat Wiwik menggelinjang tak karuan ketika naik turun di atas tubuhnya. “Biarkan aku menggenjotmu dengan bebas, Paman... lepasin ini,“ teriak Wiwik dengan gemas. Dewo langsung melepaskan pelukannya, dan Wiwik tanpa membuang waktu kembali bergerak dengan sangat erotis di atas tubuhnya. Buah dada gadis itu terlihat ikut bergerak naik turun, sangat indah sekali. “Hhhs... aah... auh...“ lenguh Wiwik yang jepitan vaginanya terasa sangat erat sekali, namun kontol Dewo dengan lancar terus keluar masuk, laki-laki itu meladeninya dengan mengerakkan pantatnya naik turun. “Ouh... uuh... Paman...“ keluh Wiwik yang mempercepat genjotannya karena sudah tidak tahan lagi. Sebenarnya saat masturbasi tadi, ia sudah akan mencapai puncak, namun dilihatnya Dewo telah selesai menggenjot tubuh Sarah, jadi dia meminta, orgasmenya jadi tertunda. Dan sekaranglah dia akan mendapatkannya. Detik demi detik berlalu, gerakan naik turun tubuh Wiwik semakin cepat dan membabi buta, memeknya menyempit dengan cepat. Dewo yang menyadari kalau gadis itu hendak mencapai puncak, dengan hujaman keras terakhir menusukkan penisnya dalam-dalam. Wiwik langsung langsung menegang dengan kaku, tubuh rampingnya melengkung ke depan. Dewo meremas buah dadanya dengan keras, membuat adik Nyai Siti itu kelojotan dan kemudian... “Hhh... aaahh...“ teriak Wiwik saat mengucurkan cairan beningnya membasahi batang kontol Dewo. Dewo segera menahan dengan tangan kiri agar Wiwik tidak sampai terjengkang ke belakang. Ia menarik dan memeluk gadis itu serta menghujaninya dengan ciuman di leher. Tubuh Wiwik penuh keringat, tapi sangat lemas bak tanpa tulang. Itu semua akibat orgasmenya yang masih melanda. Pelan-pelan tangan Wiwik bergerak dan memeluk Dewo erat. “Terima kasih, Paman... nikmat sekali... nanti lagi ya... semprotkan pejuhmu ke mulutku!“ bisiknya pelan di telinga Dewo. “Itu pasti “ jawab Dewo singkat. ”tapi sebelum itu, aku pengen nyoba anus temanmu dulu.” “Segera hajar dia, Paman... setelah itu puaskan aku! Anusku juga kangen sama kontol paman.“ kata Wiwik sambil memegang batang Dewo yang masih ngaceng penuh, kemudian mundur teratur dan mengedipkan mata pada Sarah yang sudah kembali tersadar. Dewo segera berbalik, dilihatnya Sarah sudah mengangkang memamerkan liang anusnya yang keriput memerah. “Ini kan yang Paman inginkan?” tanyanya menggoda. ”Segera naiki aku, Paman... ayo tindih aku!“ rengek Sarah yang sudah kembali diselimuti nafsu. ”Hahaha...” Dewo tertawa senang melihat Sarah memohon agar disetubuhi lagi, dia segera meringsut mendekatinya. Sarah membuka pahanya lebar-lebar, “Mari, Paman... masukin kontolmu segera.“ ia merengek lagi tak tahan. Dewo langsung memajukan penisnya dan menempelkannya ke lubang anus Sarah yang merah merekah, pelan ia menekan dengan tenaga besar hingga membuat gadis itu mendelik dan menggelinjang merasakan batang kontol Dewo yang menembus liang anusnya mili demi mili. “Ooh... sakit, Paman... tapi gak apa... aku tahan...“ lenguh Sarah dengan suara keras dan kepala menggeleng kesana-kemari. Dewo pun terus melakukan penetrasi sampai batangnya mentok di liang anus gadis itu. Di bawah, Sarah meringis merem melek saat menerimanya. “Tahan, Paman... jangan keburu digoyang, biar rasa sakitku hilang dulu...” pintanya dengan nafas ngos-ngosan menahan nyeri. Dewo segera merangkul dan memberikan pagutan mesra di bibir, yang langsung dibalas oleh Sarah dengan sepenuh hati. ”Aah, Paman... luar biasa sekali kontolmu, bikin aku jadi ketagihan.” kata Sarah. Namun belum lama mereka saling memagut, Dewo sudah keburu melakukan tarikan pada batang penisnya dan mendorong pelan, menembus anus perawan milik gadis itu, membuat Sarah jadi kaget dan spontan menjerit-jerit tak karuan. “Aah... Paman... stop... hentikan... sakit... aah... auh... hhs... argh!!“ erangnya berulang-ulang. Sama sekali tidak peduli, Dewo terus melakukan genjotan demi genjotan, sampai membuat Sarah hanya bisa menunjukan warna putih pada matanya yang bulat. Gadis itu benar-benar takluk merasakan batang kontol Dewo yang terus menghajar memeknya berulang-ulang, walau sodokannya tidak keras namun sangat terasa. Dewo mengejar bibir gadis itu dan disambut dengan lumatan mesra oleh Sarah. Tangan Dewo juga tak mau ketinggalan, sambil terus menggoyang, ia meremas-remas buah dada Sarah yang besar, yang menggantung indah di dada gadis itu. Perbuatan itu membuat Sarah menggelinjang kesana-kemari, ia tidak mampu membalas, hanya bisa berteriak keras merasakan penetrasi Dewo yang semakin cepat pada lubang anusnya, sementara tubuhnya terus dibelai dan diremas sedemikian rupa oleh laki-laki tua itu. “P-paman, a-aku nggak t-tahan...” kata Sarah dengan terbata-bata, ia rasakan tubuh Dewo terus bergerak maju-mundur menerobos lubang belakangnya sambil tangan laki-laki itu meremas-remas tonjolan buah dadanya yang bulat besar tanpa henti. “Iya, aku juga sudah nggak tahan, nduk...“ sahut Dewo cepat. “Aduh, Paman... rasanya aku mau keluar...” pekik Sarah tak tahan. ”Keluarin aja, jangan ditahan!” balas Dewo dengan menggenjot lagi semakin kuat dan cepat. Betapa indah sekali pantat gadis muda ini, benar-benar membulat dan sangat padat. Dewo segera meremas-remasnya gemas dengan dua tangan. “Iya, Paman... sebentar lagi.” sahut Sarah dengan keras. ”Ahh...” Dewo ikut melenguh saat dirasakannya anus Sarah menyempit dengan cepat, dinding-dindingnya terasa menegang kuat saat gadis itu mendapatkan orgasmenya. Dari liang vaginanya mengucur cairan cinta yang amat banyak, membasahi kasur dan sprei. Tak peduli dengan hal itu, Dewo terus menyodokkan penisnya kuat-kuat. Ia juga merasakan hawa panas di perutnya dan menjalar dengan sangat cepat menuju ke arah selangkangannya. Sarah yang tadi kelojotan, kini sudah diam tak bergerak. Hanya desah nafasnya yang masih terdengar memburu cepat. Dewo menjulurkan tangan, kembali diremasnya buah dada Sarah yang menggelantung indah dan sangat eksotis, luar biasa besarnya buah dada itu, membuat Dewo jadi tak bosan-bosan untuk memegang dan menangkupnya dengan telapak tangan. “Sudah, Paman... aah... s-sudah... sakit…“ keluh Sarah yang sudah sangat lemas. “Sebentar, Nduk... aku juga mau sampai“ balas Dewo sambil menghujamkan batang penisnya beberapa kali lagi sebelum akhirnya tubuhnya menegang dengan kepala mendongak ke atas saat ia mendapatkan orgasmenya. Tanpa sungkan Dewo menyemburkan air maninya ke dalam liang anus Sarah yang sempit dan memerah akibat lelehan darah. “Crooot... crooot… crooot...“ Dewo menyeringai, tubuhnya jadi terasa sangat enteng dan ringan, sementara matanya menggelap dengan jiwa terasa terbang ke langit tinggi. Penuh kepuasan, ia pun ambruk menindih tubuh molek Sarah. Dewo merasakan spermanya seperti ada yang meleleh keluar dari sela-sela liang anus gadis itu saat perlahan batang penisnya layu dan melembek meski tidak seratus persen. Mereka berdua terdiam, Dewo memperhatikan bibir Sarah yang tersenyum merasakan kepuasan disetubuhi olehnya. “Trims, Paman... aku puas sekali... aku harap ini bukan yang terakhir.” bisik gadis itu dengan gemas. “Aku juga suka dengan tubuhmu, nduk...” Dewo menarik diri hingga kontolnya yang setengah melembek copot dari jepitan liang anus Sarah. Dari dalam lubang itu menetes cairan kental berwarna putih, Sarah sedikit memekik saat melihat ceceran air mani Dewo yang begitu banyak. “Gila! Pantas anusku jadi terasa begitu penuh.“ ujarnya dengan takjub. Dewo menyeringai, ”Kalau kamu ingin terus merasakan kontolku, ada syaratnya...” Sarah menoleh, ”Katakan, Paman, pasti akan kulakukan.” kata gadis itu penuh keyakinan. Sama seperti budak-budak Dewo yang lain, ia juga rela melakukan apa saja asal bisa kembali merasakan sodokan kontol panjang laki-laki tua itu. ”Carikan aku memek yang lain.” kata Dewo. ”untuk setiap memek yang kamu dapat, kuhadiahi dengan entotan di mulut, memek dan anus. Bagaimana, kamu sanggup?” tanyanya. Sarah mengangguk dengan cepat. ”Pasti, Paman... akan kuusahakan.” yakinnya. Dewo menyeringai dan berpaling pada Wiwik yang masih setia menunggu. ”Sekarang giliranmu, Nduk... masih mau dientoti di anus?” tanyanya mesum. Wiwik lekas mengiyakan dan mempersiapkan diri. “Jika pengin merasakan kontolku... jilati dulu sperma yang menempel di memek temanmu ini, sambil nunggu kontolku bangun lagi.” Dewo menunjuk belahan pantat Sarah. Tanpa membantah dan membuang-buang waktu, Wiwik segera beringsut mendekati Sarah, Tanpa rasa jijik dijilatinya lubang anus Sarah yang penuh oleh pejuh Dewo, ia melakukannya hingga bersih. Sarah hanya tersenyum saja menerimanya, ternyata adik Nyai Siti yang kelihatan alim ini juga doyan sperma seperti dirinya. Sarah sama sekali tak menduga. “Hmm... gurih sekali sperma Paman... aku suka!“ ucap Wiwik dengan mata berbinar. “Beri aku kepuasan seperti Sarah... bikin anusku jadi penuh oleh pejuh paman.“ rengeknya saat melihat batang kontol Dewo yang kini kembali ngaceng. Dewo segera mendorong tubuh gadis itu sehingga Wiwik berada dalam posisi menungging. Terdengar jeritan kecil dari adik Nyai Siti itu saat Dewo mulai menusukkan batang penisnya. ”Aah... auh...“ lenguh Wiwik penuh kenikmatan. “Dasar sundal... nih, terima kontolku!“ ucap Dewo sambil mulai bergerak maju mundur menyetubuhi gadis itu, begitu kerasnya ia menusuk hingga membuat Wiwik sampai tergoncang-goncang tak karuan. “Paman... aah... enak... teruskan!“ lenguh Wiwik dengan kepala menggeleng kesana kemari, bahkan badannya ikut bergerak-gerak menggelinjang untuk mengimbangi genjotan brutal Dewo. Namun Dewo segera menguncinya dengan melakukan remasan ke buah dadanya yang pas segenggaman tangan. “Ehs... Paman... aduh...“ erang Wiwik dengan suara sangat mengundang birahi. Ia bisa merasakan kontol Dewo bergerak keluar masuk dengan sangat lancar pada lubang anusnya, gesekan demi gesekan di lubang sempit itu membuat kontol Dewo seperti diperas dan dipilin-pilin ringan. Terdengar bunyi kecipak berulang-ulang setiap kali alat kelamin mereka saling bertumbukan. Genjotan demi genjotan, erangan demi erangan, desisan demi desisan, silih berganti bersahutan di siang yang beranjak senja itu. Kontol Dewo terus mengoyak liang anus Wiwik, sementara Wiwik cuma bisa mengelus-elus bagian atas vaginanya sebagai pelampiasan rasa nikmatnya. “Terus, Paman... aah... enak!” rintih Wiwik dengan mata terpejam. “Aku nggak kuat...” tambahnya dengan muka memerah. Dewo segera mempercepat genjotannya. Jeritan keras membahana dari mulut manis Wiwik, membuat suasana kamar itu jadi semakin berisik. Bunyi kecipak semakin ramai seiring batang kontol Dewo yang terus menyodok-nyodok dengan kuat dan keras. Wiwik yang sudah tidak tahan digenjot seperti itu, tangannya meremas sprei. Sementara matanya terpejam erat, jika terbuka, hanya warna putihnya saja yang tampak. ”Ahh... anusmu enak, nduk!“ bisik Dewo dengan tetap menggenjot maju mundur. Tidak ada sahutan dari Wiwik, hanya desisan dan lenguhannya saja yang terdengar. Kepala gadis itu masih terbenam ke ranjang, sambil tangannya memukul-mukul bantal pertanda sudah sangat kelelahan melawan keperkasaan Dewo. Di saat yang sama, vagina Wiwik menjepit kuat, sementara tubuhnya mendongak dan menegang kaku. Dewo tahu kalau gadis itu sudah mencapai orgasmenya, namun ia tetap menyodokinya dengan sepuas hati, malah cenderung lebih cepat. “Aah… aah… uuh...“ hanya itu suara yang keluar dari mulut Wiwik. Dewo terus menghujamkan penisnya, ia juga ingin cepat menuntaskan birahinya. Sudah waktunya Kyai Kholil dan Nyai Siti kembali, Dewo tidak mau dipergoki. Maka jadilah ia menggenjot dengan lebih kuat dan brutal. Pada tusukan terakhir, saat dirasanya kenikmatan benar-benar terkumpul di ujung selangkangannya, Dewo membenamkan kontolnya dalam-dalam di liang anus Wiwik dan menyemburkan spermanya yang kental dan hangat disana. “Crooot… crooot… crooot...“ Dewo merasa tubuhnya menjadi ringan, ia berkelojotan sejenak saat terus menyemburkan air maninya, mengurasnya hingga tetes terakhir. Laki-laki itu menjadi lemas dan seketika ambruk ke depan menindih tubuh molek Wiwik. Wiwik yang juga kelelahan, ikut luruh dan berdebam ke samping ranjang hingga membuat hujaman kontol Dewo terlepas. Batang coklat panjang itu tampak penuh oleh lendir, begitu juga dengan anus Wiwik yang terus meneteskan cairan putih kental secara perlahan-lahan.

No comments:

Post a Comment